BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada zaman sekarang, masyarakat menghadapi masalah yang semakin beragam sebagai akibat modernisasi dan perkembangan dunia. Masalah hubungan
sosial dan tuntutan lingkungan seiring harapan untuk meningkatkan pencapaian diri, ketidaksanggupan pribadi untuk memenuhi tuntutan tersebut boleh menimbulkan
stres dalam diri seseorang. Beberapa faktor penyebab umum dari stres antara lain: masalah pekerjaan, ujian, problem rumah tangga, sakit, kurang tidur, dan banyak
lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa stres memberi kontribusi 50 sampai 70 persen
terhadap timbulnya sebagian besar penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, hipertensi, kanker, penyakit kulit, infeksi, penyakit metabolik dan hormon, serta lain
sebagainya. Ketika seseorang mengalami stres yang berat, akan memperlihatkan tanda-tanda mudah lelah, sakit kepala, hilang nafsu, mudah lupa, bingung, gugup,
kehilangan gairah seksual, kelainan pencernaan dan tekanan darah tinggi Mastura, 2007.
Penelitian dengan subyek mahasiswi Fakultas Kedokteran di Pakistan pada tahun 2002 menghasilkan perubahan yang kurang bermakna pada jumlah sel darah
merah, dan peningkatan platelet dan netrofil serta terjadinya penurunan jumlah eosinofil, limfosit dan monosit dan 88 subjek menunjukkan peningkatan tekanan
darah semasa ujian. Banyak stresor melibatkan aktivitas fisik, namun pada manusia sebagian besar penyebabnya adalah aspek psikologis, contohnya; frustasi, kebosanan,
tekanan, trauma, konflik dan perubahan sosial. Salah satu respon individu dalam menghadapi stres adalah perasaan cemas Qureshi.F, 2002.
Satu lagi penelitian yang dilakukan di Nepal terhadap mahasiswa kedokteran yang mempunyai tekanan darah yang normal pada tahun 2005 menunjukkan bahawa
Universitas Sumatera Utara
adanya peningkatan pada tekanan darah diastolic and mean tekanan darah pada laki- laki dan perempuan P0.05. Kesimpulan penelitian itu mengatakan bahawa
peningkatan ini disebabkan oleh reflex vestibule-sympathetic akibat postur mahasiswa semasa membaca T.Pramanik, 2005.
Seterusnya, penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa pada waktu ujian menunjukkan bahawa pemaparan minimal 3-20 minit kepada stresor boleh
menimbulkan perubahan hematologi dan stres ujian bisa menimbulkan perubahan hematologi Maes.M, 1998.
Penelitian yang dilakukan di Norway pada mahasiswa untuk mengkaji efek stres ujian terhadap perubahan fisiologi dan hormon menunjukkan perubahan tekanan
darah sistolik dan diastolik serta tahap anxietas Olav.V, 1986. Suatu penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Indonesia menunjukkan
bahawa tahap stres pelajar adalah sederhana. Faktor kerjaya merupakan penyebab utama stres di kalangan pelajar, diikuti oleh faktor akademik dan faktor lingkungan.
Menurut penelitian ini didapati bahawa pelajar merupakan golongan yang mudah terpapar kepada stres dalam melaksanakan tanggungjawab dan peranan mereka di
universitas Mastura, 2007. Stres yang bersifat konstan dan terus menerus mempengaruhi kerja kelenjar
adrenal dan tiroid dalam memproduksi hormon. Adrenalin, tiroksin, dan kortisol sebagai hormon utama stres akan meningkat jumlahnya dan berpengaruh secara
signifikan pada sistem homeostasis. Adrenalin yang bekerja secara sinergis dengan sistem saraf simpatis berpengaruh terhadap kenaikan denyut jantung, dan tekanan
darah. Tiroksin selain meningkatkan Basal Metabolism Rate BMR, juga menaikkan denyut jantung dan frekuensi nafas Mastura, 2007.
Namun, pemaparan stres yang ringan atau sementara tidak menyebabkan penyakit sistemik. Ia hanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sebagai proses
homeostasis Lawson.R, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan gaya hidup mahasiswa semasa periode ujian disebabkan oleh stres dan perubahan gaya hidup ini juga boleh menyebabkan stres. Antaranya adalah
kekurangan tidur, kurangnya bersenam, pola makan yang berubah, rasa takut menghadapi ujian dan sebagainya. Selain itu, rasa takut dan anxietas semasa ujian
juga bisa menyebabkan stres pada mahasiswa. Stres ini memicu respons fight or flight pada tubuh. Ini akan menyebabkan sistem simpatik bekerja. Aktivasi sistem simpatik
akan menyebabkan vasokonstriksi supaya darah dipam lebih banyak dalam masa sesaat, di mana curah jantungnya meningkat langsung meningkatkan tekanan darah.
Maka, perlu diteliti lebih lanjut hubungan stres ujian dengan perubahan tekanan darah pada mahasiswa kedokteran.
1.2. Rumusan Masalah