penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan narkoba adalah baik . Responden memiliki pengetahuan baik tentang penyalahgunaan narkoba
seperti ciri-ciri , efek , pengaruh dan faktor-faktor penyalahgunaan narkoba. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Nasution 2003 yang menunjukkan bahwa pengetahuan tentang
bahaya napza berada pada kategori sedang. Siswa berpengetahuan baik akan lebih ke arah positif kecenderungan untuk menghindari
penyalahgunaan narkoba, sedangkan pada remaja dengan pengetahuan yang kurang akan mempunyai kecenderungan ke arah yang negatif kecenderungan untuk mendekati
penyalahgunaan narkoba dan ini sesuai dengan pernyataan responden sebanyak 33 orang sebesar 100 bahwa akan menolak jika ada teman orang yang menawarkan narkoba.
Pengetahuan remaja tentang narkoba sangat penting agar remaja memiliki sikap dan perilaku yang bertanggung jawab.
5.2.3.2. Sikap
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 33 responden 100 atau keseluruhan memiliki sikap yang positif tentang perilaku remaja tentang penyalahgunaan narkoba di sekolah
MAN Marenu Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas. Hasil penelitian dapat terlihat 33 responden 100 memiliki sikap yang positif, tingginya
persentase ini dapat diasumsikan bahwa sikap responden baik memahami tentang penyalahgunaan narkoba. Semakin baik pengetahuan tentang narkoba maka semakin positif
pula sikap terhadap penyalahgunaan narkoba. Hasil penelitian dari widodo 2009 mendukung penelitian ini yang mengatakan bahwa remaja di desa Ginolan sukaharjo kecenderungan bersikap
positif tentang penyalahgunaan narkoba. Hasil penelitian yang dilakukan fatchurahman, et, al 2006, menyebutkan bahwa peran guru pembimbing sangat besar pengaruhnya terhadap sikap
dalam upaya penanggulangan narkotika khususnya yang baik terhadap penyalahgunaan narkoba.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain, pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, dan media massa. Sikap positif yang di
tunjukkan responden bahwa memiliki sikap yang menolak akan menggunakan narkoba dan mereka juga ingin agar narkoba dihindari masyarakat, keluarga, teman dan tidak di jual secara
bebas. Responden juga merasa akan pentingnya dilakukan penyuluhan kesehatan tentang penyalahgunaan narkoba dan penting adanya relawan anti narkoba di sekolah.
5.2.4.3 Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar remaja dari 33 responden terdapat 6 orang 18,2 memiliki tindakan yang baik dan 27 orang 81,8 memiliki tindakan
yang cukup hal ini memberikan arti bahwa hasil penelitian di sekolah MAN Marenu kecamatan aek nabara barumun kabupaten padang lawas memiliki tindakan yang cukup tentang
penyalahgunaan narkoba dan ini dilihat dari jawaban penyataan remaja tentang tindakan hanya 19 orang yang pernah mencari informasi tentang narkoba dan yang pernah mengikuti penyuluhan
kesehatan tentang penyalahgunaan narkoba hanya 6 orang jadi hal ini dimungkinkan karena faktor lingkungan sekolah yang tidak pernah mengadakan kegiatan tersebut atau kurang
keikutsertaan atau keterlibatan siswai dalam kegiatan-kegiatan tersebut maka semakin besar keikutsertaan atau keterlibatan remaja maka semakin besar pula tanggung jawabnya. Maka, suatu
sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain Notoatmodjo, 2012.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2012 bahwa pengetahuan yang baik akan menghasilkan suatu tindakan yang baik pula. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena