BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional dan metode
penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat pada masa globalisasi ini mengalami perubahan yang sangat cepat. Keadaan tersebut mengakibatkan ada manusia yang mampu
menyesuaikan diri dan mengimbanginya bahkan ada pula yang gagal dalam melakukan penyesuaian diri. Proses globalisasi terus berlangsung,
berbagai informasi mengalir tanpa batas ruang maupun waktu. Bagi individu yang tidak mampu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan
tersebut akan mengalami hambatan. Dalam hal ini sekolah harus mengantisipasinya supaya tidak berpengaruh terhadap siswa. Perubahan yang
terjadi di luar lingkungan sekolah tetap akan berpengaruh terhadap perilaku siswa. Perilaku yang muncul sebagai akibat tidak dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan adalah perilaku menyimpang maladjustment. Pada saat manusia memasuki lingkungan baru, individu dituntut
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut, sehingga ia mampu hidup, tumbuh, dan berkembang serta dapat melangsungkan hidupnya.
Demikian pula dengan siswa yang memasuki lingkungan sekolah yang baru, ia akan dihadapkan pada berbagai keadaan yang berbeda dengan sekolah
sebelumnya.
Siswa dihadapkan pada berbagai tuntutan dan harapan yang sangat kompleks. Siswa dituntut supaya mampu melakukan penyesuaian dengan baik.
Siswa berhadapan dengan mata pelajaran baru, guru-guru yang baru, teman baru, lingkungan sekolah yang baru dan sebagainya. Kondisi tersebut menuntut
siswa berhasil dalam hal penyesuaian dirinya. Dalam melakukan penyesuaian dengan lingkungan, siswa terkadang
dihadapkan pada kondisi sulit, pola perilaku yang dikembangkan di rumah, menimbulkan kesulitan hubungan sosial di luar di luar rumah; rumah kurang
memberikan teladan yang baik pada perilaku anak; kurangnya motivasi untuk belajar menyesuaikan diri. Hal ini banyak terjadi karena pengalaman
sosial awal yang tidak menyenangkan; anak tidak mendapat bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajarnya. Elizabeth B. Hurlock 1992:
213 mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan
diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuiakan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga
dan sekolah. Dikatakan tersulit dalam penyesuaian diri, menurut Elizabeth B.
Hurlock kerena meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokkan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam
seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru dalam memilih pemimpin. Di samping itu, untuk mencapai
tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru.
Siswa menempuh berbagai macam cara di dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Cara yang dilakukan, yaitu memilih teman interaksi
dengan siswa lain, interaksi dengan guru, dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Siswa melakukan interaksi sosial yang baik dengan lingkungan
sekitarnya, karena ia telah memiliki teman. Melalui interaksi sosial, diharapkan dapat memperlancar proses belajar siswa, karena interaksi sosial yang baik
akan memberikan informasi tentang banyak hal dari lingkungannya. Melalui interaksi sosial, siswa belajar mengenai bagaimana sikap yang dapat
diterima dengan baik oleh teman-temannya, diterima hanya sekedarnya saja atau ditolak oleh teman-temannya. Siswa juga dapat belajar tentang
penilaian orang lain terhadap dirinya. Bimbingan sebagai upaya membantu siswa untuk meningkatkan
penyesuaian dirinya dapat dilakukan dengan strategi bimbingan dan konseling, yaitu: kegiatan konseling individual, konsultasi, bimbingan kelompok, konseling
kelompok, atau pengajaran remedial, Juntika, 2007: 9. Bimbingan kelompok merupakan salah satu cara yang dilakukan dalam kegiatan bimbingan dan
konseling untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa di lingkungan sekolah. Dengan layanan bimbingan kelompok beberapa siswa dan beberapa fungsi
bimbingan dicapai dalam layanan tersebut. Fungsi bimbingan dan konseling, yaitu: fungsi pemahaman, fungsi fasilitasi, fungsi penyesuaian, fungsi
penyaluran, fungsi adaptasi, fungsi pencegahan,fungsi perbaikan, fungsi
penyembuhan, fungsi pemeliharaan, dan fungsi pengembangan. Direktorat Jenderal Manajemen Pendididkan Dasar Dan Menengah, 2007:16.
Bimbingan kelompok sangat bermanfaat bagi siswa karena melalui interaksi dengan anggota-anggota kelompok mereka dapat memenuhi beberapa
kebutuhan psikologis seperti kebutuhan menyesuaikan diri dengan teman sebaya dan diterima oleh mereka, kebutuhan untuk saling berbagi
pengalaman, kebutuhan untuk menemukan nilai-nilai yang ada di sekitar sebagai pedoman, serta kebutuhan lebih demokratis dan mandiri.
Dari pengamatan yang dilakukan di SMPN 1 Majasari Kabupaten Pandeglang banyak sekali ditemukan siswa bermasalah. Adapun masalah
tersebut, yaitu pelanggaran tata tertib, kecenderungan masuk ke kelas terlambat, membolos, perkelahian, rendahnya prestasi yang dicapai siswa,
menurunnya semangat belajar yang disebabkan dari masalah-masalah pribadi, bahkan ada beberapa siswa yang acuh tak acuh dalam menerima pelajaran.
Perilaku tersebut dapat dijadikan indikator bahwa mereka tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Apabila hal ini dibiarkan, akan
menghambat proses perkembangan diri dan perwujudan diri yang bermakna sesuai dengan tujuan pendidikan
Keadaan seperti tersebut merupakan tugas pokok layanan bimbingan yaitu membantu siswa mengatasi hambatan-hambatan yang mengganggu dalam
melaksanakan tugas-tugas belajarnya. Sebab tujuan pelayanan bimbingan ialah agar siswa dapat: 1 merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan
karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; 2 mengembangkan seluruh
potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; 3 menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya;
4 mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Beberapa indikasi masalah yang dialami siswa, yaitu tidak mampu melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah. Hal ini dapat dilihat
dari perilaku anak yang tidak mematuhi peraturan yang dibuat bagi para siswa, seperti membolos, tidak masuk sekolah tanpa alasannya, mengikuti upacara tidak
tertib, memalak,
berkelahi, kurang
konsentrasi dalam
belajar,enggan melaksanakan piket kelas, malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
tidak memahami kemampuan dirinya, tidak berpakaian seragam secara lengkap sesuai aturan yang telah ditetapkan, malas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler,
malas berkunjung ke perpustakaan, dan sebagainya. Dengan mempertimbangkan keadaan diatas, peneliti mencoba melakukan
penelitian yang berhubungan dengan mengembangkan penyesuaian diri siswa melalui bimbingan kelompok di SMPN 1 Majasari Kabupaten Pandeglang.
B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah