Teknik Analisis Data Metode Penelitian
Tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana, dan pelaku ini dapat dikatakan merupakan “subject” tindak
pidana. Menurut Moeljatno, pengertian tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman sanksi yang
berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.
22
Dalam pandangan KUHP yang dapat menjadi subject tindak pidana adalah seorang manusia sebagai oknum. Ini mudah terlihat pada perumusan-perumusan
dari tindak pidana dalam KUHP, yang menampakkan daya berpikir sebagai syarat bagi subuject tindak pidana itu, juga terlihat pada wujud hukuman pidana yang
termuat dalam pasal-pasal KUHP yaitu hukuman penjara, kurungan dan denda.
23
Berbicara mengenai subject tindak pdana, selanjutnya diarahkan pada wujud perbuatan sebagai unsur dari tindak pidana. Wujud perbuatan ini pertama-tama
harus dilihat pada perumusan tindak pidana dalam pasal-pasal tertentu dari peraturan pidana. Perumusan ini dalam bahasa Belanda disebut “delicts om
schrijving ”.
Menurut doktrin, unsur-unsur delik terdiri atas unsur subjektif dan unsur objektif, terhadap unsur-unsur tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Unsur Subjektif, adalah unsur yang berasal dari dalam diri pelaku. Asas
hukum pidana menyatakan “tidak ada hukuman kalau tidak ada kesalahan”
An act does not make a person guilty unless the mind is guilty or actus non facit reum nisi sit rea. Kesalahan yang dimaksud disini adalah kesalahan
yang diakibatkan oleh kesengajaan intention opzet dolus dan kealpaan
22
Moeljatno, Op.cit, hlm. 55.
23
Wirjono Prodjodikoro, Loc.cit.
negligence or schuld. Pada umumnya para pakar telah menyetujui bahwa “kesengajaan” terdiri atas 3 bentuk yakni :
a Kesengajaan sebagai maksud oogmerk;
b Kesengajaan dengan keinsyafan pasti opzet als zekerheidsbewustzijn;
c Kesengajaan dengan keinsyafan akan kemungkinan dolus evantualis.
Kealpaan adalah bentuk kesalahan yang lebih ringan dari kesengajaan. Kealpaan terdiri atas dua bentuk, yakni :
a Tak berhati-hati;
b Dapat menduga akibat perbuatan itu.
24
2. Unsur Objektif merupakan unsur dari luar diri pelaku yang teridir atas :
a Perbuatan Manusia
1 Act, yakni perbuatan aktif atau perbuatan positif;
2 Omission, yakni perbuatan pasif atau perbuatan negatif, yaitu
perbuatan yang mendiamkan atau membiarkan. b
Akibat result Perbuatan Manusia, akibat tersebut membahayakan atau merusak, bahkan menghilangkan kepentingan-kepentingan yang
dipertahankan oleh hukum, misalnya nyawa, badan, kemerdekaan, hak miliki, kehormatan, dll.
c Keadaan-keadaan circumstances, pada umumnya keadaan tersebut
dibedakan antara lain : 1
Keadaan pada saat perbuatan dilakukan; 2
Keadaan setelah perbuatan dilakukan. d
Sifat dapat di hukum dan sifat melawan hukum. Sifat
dapat dihukum
berkenaan dengan
alasan-alasan yang
membebaskan si pelaku dari hukuman. Adapun sifat melawan hukum adalah apabila perbuatan itu bertentangan dengan hukum, yakni
berkenaan dengan larangan atau perintah.
25
Semua unsur delik tersebut merupakan satu kesatuan. Salah satu unsur saja tidak terbukti, bisa menyebabkan terdakwa dibebaskan dari Pengadilan.
Dalam ilmu hukum pidana dikenal delik formil dan delik materil. Yang dimaksud dengan delik formil adalah delik yang perumusannya menitikberatkan
pada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana oleh Undang-Undang, disini rumusan dari perbuatan jelas. adapun delik materiil adalah delik yang
perumusannya menitikberatkan pada akibat yang dilarang dan diancam dengan
24
Leden Marpaung, 2009, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 9.
25
Ibid, hlm.10