Faktor-Faktor Terjadinya Tindak Pidana Pelacuran Di Kota Denpasar

xvi ABSTRAK Di Bali, masalah pelacuran diatur dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 2 tahun 2000 tentang Pemberantasan Pelacuran di Kota Denpasar. Perda tersebut merupakan suatu peraturan yang dijadikan landasan untuk memberi sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana pelacuran, namun minimnya sanksi pidana yang diberikan membuat para pelaku tidak memiliki efek jera sehingga mengulangi perbuatannya kembali. Berdasarkan hal tersebut maka dibuatlah skripsi berjudul “Penerapan Sanksi Pidana Pada Pelaku Tindak Pidana Pelacuran Berdasarkan Perda Kota Denpasar No. 2 Tahun 2000 Di Pengadilan Negeri Denpasar ”. Adapun permasalahan yang diangkat adalah bagaimana penerapan sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana pelacuran berdasarkan Perda Kota Denpasar No. 2 Tahun 2000 dalam praktek di Pengadilan Negeri Denpasar, dan bagaimana hambatan dalam penerapan sanksi pidana bagi pelaku tindak pidana pelacuran dan bagaimana upaya penanggulangannya. Metode hukum yang dipergunakan adalah metode hukum empiris, dengan menggunakan data primer dan data sekunder yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan, pendekatan fakta, dan pendekatan analisis konsep hukum. Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Bagi pelaku tindak pidana pelacuran yang terjaring razia diancam hukuman dengan ketentuan Perda Kota Denpasar No. 2 Tahun 2000 yakni dengan pidana kurungan paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp. 5000.000,-. namun dengan melihat beberapa kasus yang telah diputus, penerapan sanksi pidana hanya dikenakan sanksi denda sebesar Rp.200.000,00- Rp. 250.000,00 sehingga membuat pelaku mengulangi lagi perbuatannya dan tidak memiliki efek jera. Serta hambatan dalam penerapan sanksi pidana bagi pelaku tindak pidana pelacuran terdapat dua faktor penghambat yakni faktor internal aparat penegak hukum dan faktor eksternal kurang efektifnya Perda Kota Denpasar No. 2 Tahun 2000 dari hal tersebut dilakukan upaya penanggulangannya baik tindakan preventif maupun tindakan represif. Kata Kunci : Penerapan, Sanksi Pidana, Tindak Pidana Pelacuran

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 64 103

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK YANG MASIH DI BAWAH UMUR Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak Yang Masih Di Bawah Umur (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

0 5 19

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK YANG MASIH DI BAWAH UMUR Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak Yang Masih Di Bawah Umur (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

0 6 12

SKRIPSI PENERAPAN SANKSI PIDANA MINIMUM KHUSUS PADA PELAKU Penerapan sanksi Pidana Minimum Khusus Pada Pelaku Tindak Pidana Korupsi.

0 6 13

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DI PENGADILAN NEGERI SURABAYA.

0 3 77

PENERAPAN SANKSI PIDANA BAGI ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN DI PENGADILAN NEGERI SURABAYA.

0 0 57

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU GRATIFIKASI (STUDI KASUS PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI PADA PENGADILAN NEGERI DENPASAR).

1 4 13

PENERAPAN SANKSI PIDANA BAGI ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN DI PENGADILAN NEGERI SURABAYA

0 1 34

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DI PENGADILAN NEGERI SURABAYA

0 0 34

TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DI PENGADILAN NEGERI MAKASSAR

0 0 135