commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang perlu melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pendidikan merupakan salah satu bidang dalam
pembangunan yang perlu mendapatkan prioritas tersendiri, karena merupakan investasi yang sangat besar nilainya bagi tumbuh kembang suatu bangsa.
“Pendidikan jasmani yang pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas emosianal, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan
olahraga. Dengan berolahraga akan membantu mencegah terjadinya serangan jantung, mengontrol berat badan, secara berangsur-angsur serta membangkitkan
perasaan sejahtera, dan meningkatkan kreativitas. Secara medis olahraga telah terbukti dapat membantu penderita diabetes, tukak lambung, ketegangan syaraf,
tekanan darah tinggi, nyeri punggung, penyakit jantung, depresi, pelebaran pembuluh balik varices, sakit kepala berulang, dan rasa sakit pada waktu haid.
Dapat pula menghilangkan rasa kurang enak badan waktu bangun tidur, sukar buang air besar, dan sukar tidur“. Gabe Mirkin dan Marshall Hoffman, 1984:15.
“Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak
terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha
yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromaskuler, intelektual, dan sosial“. H. Abdul Kadir Ateng, 1992:4.
Menurut Toho Cholik dan Rusli Lutan 2001, bahwa “Pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran yang memberikan kontribusi nyata dalam
kehidupan sehari-hari
dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan jasmani rohani peserta didik”.
“Dalam Pendidikan jasmani sangat erat kaitannya dengan belajar gerak, dimana melakukan gerak yang seefektif mungkin. Dasar gerak yang baik akan
commit to user
2
meningkatkan fungsi organ tubuh menjadi baik, berarti anak mengalami perkembangan dalam melakukan tugas-tugas gerak. Kalau fungsi organ tubuh
baik berarti arah penahapan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Peristiwa ini dapat dikatakan bahwa anak mengalami proses perkembangan motorik,
melalui kematangnya. Perkembangan kemampuan gerak ini berarti juga harus dikembangkan ketrampilan geraknya atau meningkatkan kemampuan tekniknya“.
Sukintaka, 1992:16. Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah dasar selama ini
berorientasi pada pengajaran cabang-cabang olahraga yang sifatnya mengarah pada penguasaan teknik secara mendetail dari cabang olahraga yang diajarkan.
Tuntutan yang demikian selalu mempengaruhi persepsi dan pola pikir guru pendidikan jasmani. Kenyataan ini dapat dilihat dilapangan, dari hasil pengamatan
dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah dasar belum dikelola dengan sebagaimana mestinya sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik, baik dari segi kognitif, motorik, maupun afektif. “Program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan disekolah
hendaknya dapat menciptakan berbagai bentuk keterampilan gerak dasar bagi gerak anak-anak dikelas permulaan Sekolah Dasar, melalui berbagai bentuk
keterampilan gerak dasar, maka akan dapat meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak“. Aip Syarifudin dan Muhadi,
1992:20.
Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan anak tentang prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak
mampu memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatannya yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakkannya bisa lebih bermakna.
Sebagai contoh, anak harus mengerti mengapa kaki harus dibuka dan bahu harus direndahkan ketika anak sedang berusaha menjaga keseimbangannya.
Menurut Sri Haryono 2007:3, ciri-ciri penjas yang baik adalah sebagai berikut :
commit to user
3
1. Kalau anak merasa gembira 40, 2. Kalau anak berkeringat dan kecapaian 30,
3. Kalau anak tertib dan disiplin dalam pelajaran 10 4. Kalau anak mempelajari gerakOlahraga 20
Menurut Sri Haryono 2007:13, dalam asas dan falsafah penjas dijelaskan bahwa ciri-ciri penjas yang berkualitas adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan sikap positif terhadap gerakaktivitas jasmani, dansa, permainan dan olahraga affective learning,
2. Mengembangkan kompetensi untuk memecahkan sedemikian banyak problema technomotor technomotor learning,
3. Mengembangkan kompetensi untuk memecahkan persoalan pribadi dan antar pribadi yang terkait dengan situasi gerakOlahraga sociomotor learning,
4. Menumbuhkan pengetahuan dan wawasan yang diperlukan untuk memahami peraturan dan ketentuan dalam budaya gerak serta mampu mengubahnya
secara bermakna cognitive-reflegtive-learning, 5. Meningkatkan kualitas kehidupan sekolah.
Pola dasar gerakan sangat penting sebagai pola dasar untuk melakukan gerakan olahraga, usia anak sangat penting untuk mempelajari sebanyak mungkin
gerak dasar dalam kehidupan sebelum dewasa. Lari, lompat, loncat, dan jalan adalah pola gerak dasar dari setiap gerakan yang akan dilaksanakan oleh setiap
individu. Individu memiliki keterampilan gerak yang banyak dalam usia muda yang dapat melakukan pola-pola gerakan yang rumit dalam tahun-tahun
berikutnya. Gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien di dalam pelaksanaannya. Gerakan yang dilakukan merupakan kegiatan yang bersifat
psikomotor, aktivitas psikomotor terutama berorentasi pada gerakan yang dilakukan dan menekankan pada respon-respon fisik yang dilihat atau gerakan
yang dilakukan oleh badan. Menurut Anita J. Harrow dalam Sugiyanto dan Sujarwo 1993:219,
“Domain psikomotor diklasifikasikan menjadi 6 bagian level yang terpenting yaitu : 1 gerak refleks, 2 gerak dasar fundamental, 3 kemampuan perceptual,
4 kemampuan fisik, 5 gerak ketrampilan, 6 komunikasi non diskursif”.
commit to user
4
Pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dasar hendaknya dapat membentuk keterampilan gerak dasar bagi gerak anak-anak sekolah dasar.
Sekolah dasar melalui berbagai bentuk keterampilan gerak dasar akan dapat meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak.
Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman 2007:6, “Model pembelajaran adalah suatu rencanapola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain”.
“Ada berbagai jenis permainan yang bisa dilakukan oleh anak-anak, baik di sekolahan maupun di lingkungan masyarakat, baik menggunakan alat atau tanpa
alat. Dalam perkembangan selanjutnya, karena pelaku menggunakan aktivitas fisik pada saat bermain seperti jalan, lari, lompat, lempar, dan sebagainya, yang
secara tidak langsung dapat memberi pengaruh pada kesehatan badan, maka pada akhirnya dikenal istilah olahraga permainan” Tri Nurharsono dan Sri Haryono,
2006:1-2.
“Jenis olahraga permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah lebih diamati oleh para siswa, demikian juga masyarakat, banyak orang
melakukan aktivitas olahraga yang sifatnya permainan. Faktor kesenangan dan kepuasan menjadi alasan mereka memilih olahraga permainan” Tri Nurharsono
dan Sri Haryono, 2006:111. Paradigma yang berkembang bahwa pembelajaran penjas yang baik
bertujuan mengembangkan sikap positif terhadap gerak atau aktivitas jasmani, permainan dan olahraga affective learning, dalam penelitian ini model
pembelajaran yang digunakan merupakan permainan olahraga bola voli yang telah dimodifikasi baik peraturan maupun alat yang digunakan. Ketertarikan penulis
untuk melakukan penelitian ini berawal dari pengamatan di lapangan bahwa pembelajaran bola voli di SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten
Banjarnegara, siswa dalam bermain bola voli banyak yang pasif atau aktivitas gerak yang dilakukan masing-masing individu sangat kurang, anak merasa takut
untuk memukul bola atau mem-voli bola, baik dengan satu tangan maupun dua
commit to user
5
tangan. Anak merasa takut apabila bermain voli dapat mencederai tangan atau tubuh bagian lainnya. Sehingga memberikan ide dasar untuk menciptakan dan
memodifikasi jenis olahraga permainan ini dalam bentuk permainan yang lain. Pengembangan model pembelajaran yang baru dalam penelitian ini bertujuan
meningkatkan siswa untuk lebih aktif bergerak. Urgensinya dilakukan penelitian ini agar siswa mampu mengenal lebih dahulu arti penting olahraga pada umumnya
dan penjas pada khususnya sehingga tujuan dari penjas dan olahraga dapat tercapai.
Permainan bola voli ditinjau dari segi tujuan yang ingin dicapai, merupakan olahraga rekreasi dan olahraga prestasi, yang dimainkan secara beregu atau tim,
tiap regunya terdiri dari enam orang pemain. Permainan bola voli dalam pelaksanaannya permainannya ada dua regu yang bertanding atau bertemu.
Masing-masing regu berusaha untuk dapat memenangkan pertandingan yaitu dengan cara “mem-voli bola di udara hilir-mudik diatas net mempergunakan
beberapa bagian tubuh dengan syarat pantulan bersih dan setiap pemain berusaha secepatnya menjatuhkan bola dilapangan lawan untuk mencari kemenangan
bermain” Tri Harsono dan Agung Wahyudi, 2005:4. Penelitian tindakan kelas ini, akan mencoba memodifikasi media alat bantu
pembelajaran dalam pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran
20102011 dengan materi permainan bola voli mini. Pembelajaran dengan pendekatan alat bantu berupa bola plastik berspon, untuk meningkatkan proses
pembelajaran bola voli. Tujuan modifikasi pembelajaran bola voli dengan menggunakan dua bola
adalah agar siswa merasa senang, suka dan aktif mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan perasaan senang dan suka akan pembelajaran
tersebut membuat siswa menjadi aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran serta lebih mudah menguasai materi yang diajarkan, karena selama ini siswa takut
diajarkan materi permainan bola voli, siswa lebih senang apabila pembelajaran
commit to user
6
pendidikan jasmani bermaian sepak bola, atau kasti. Anak merasa takut memukul bola voli katanya merasa sakit apabila tangannya memukul bola voli.
SD Negeri 1 Bawang merupakan Sekolah Dasar yang terdapat di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara. Kebanyakan siswa-siswinya yang besekolah
disini berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah, sehingga masalah keuangan sedikit menjadi masalah. Namun orang tua siswa mempunyai perhatian
yang cukup besar terhadap pendidikan anaknya, mereka sangat mendukung program-program sekolah dan kegiatan anak-anaknya. Hal ini sangat membantu
sekolah dalam menjalankan program-programnya untuk mencapai tujuan penjas dan olahraga yang baik.
Dari permasalahan yang begitu luas yang dihadapi oleh guru penjas dalam menyampaikan materi khususnya pembelajaran bola voli, maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang, dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pass
Bawah Bola Voli Melalui Permainan Dua Bola Voli Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran
2010 2011“. Permasalahan ini peneliti temukan ketika mengajar permainan bola voli.
B. Rumusan Masalah