administratif daerah dan pemerintah daerah induk yang mengalami pemekaran selama Tahun 2012
– 2014, karena diduga sebagai faktor lain yang dapat mempengaruhi variabel dependen.
1. Asset Tetap
Aset Tetap dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 dua
belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan dalam kegiatan pemerintahan. Asset tetap yang digunakan
adalah jumlah asset tetap yang terdapat pada neraca pemerintah daerah setelah audit BPK Tahun 2012 - 2014. Asset tetap digunakan sebagai
variabel untuk mengontrol variabel derajat desentralisasi fiskal, kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah dan tindak lanjut rekomendasi hasil
pemeriksaan BPK terhadap opini LKPD. Sehingga dapat meminimalkan faktor umur administratif daerah yang dapat mempengaruhi ketiga
variabel tersebut terhadap opini LKPD. 2.
Umur Administratif Daerah Umur administratif pemerintah daerah adalah tahun dibentuknya suatu
pemerintahan daerah berdasarkan undang-undang pembentukan daerah tersebut. Umur administratif daerah dalam penelitian ini dihitung dari
tahun dibentuknya pemerintah daerah.dikurangi dengan tahun penelitian yaitu Tahun 2012, 2013 dan 2014. Umur administratif daerah digunakan
sebagai variabel untuk mengontrol variabel derajat desentralisasi fiskal, kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah dan tindak lanjut rekomendasi
hasil pemeriksaan BPK terhadap opini LKPD. Sehingga dapat
meminimalkan faktor umur administratif daerah yang dapat mempengaruhi ketiga variabel tersebut terhadap opini LKPD.
3. Daerah Induk yang Mengalami Pemekaran
Menurut Simamora dan Halim 2013 pembentukan daerah otonom baru dengan harapan mewujudkan sistem pemerintahan yang lebih baik tidak
terlepas dari permasalahan yang muncul akibat adanya pemekaran daerah. Permasalah yang muncul sebagai akibat adanya pemekaran wilayah adalah
pengelolaan asset seperti perebutan asset antara daerah induk dengan daerah otonomi baru. Permasalah asset dapat berdampak pada kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah. Variabel daerah induk yang mengalami pemekaran dalam penelitian ini menggunakan variabel
dummy, yaitu : 1 = untuk daerah induk yang tidak mengalami pemekaran selama Tahun
2012 – 2014
0 = untuk daerah yang mengalami pemekaran selama Tahun 2012 –
2014 Daerah induk yang mengalami pemekaran digunakan sebagai variabel untuk
mengontrol variabel derajat desentralisasi fiskal, kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah dan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2011.
3.4.2 Uji Analisis Data
Uji analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah regresi probit dengan pengolahan data menggunakan eviews 8. Model regresi probit merupakan model
yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dependen dan beberapa variabel independen. Variabel dependen berupa data kualitatif dikotomi
yaitu bernilai 1 untuk menyatakan keberadaan sebuah karakteristik dan bernilai 0 untuk menyatakan ketidakberadaan sebuah karakteristik. Sedangkan variabel
independen dapat berupa variabel yang bersifat diskrit maupun yang bersifat kualitatif yaitu variabel nominal atau ordinal. Menurut Gujarati 2006 Asumsi
heterokedastisitas dan asumsi klasik lainnya tidak dilakukan karena variabel dependen bersifat kategorikal, sehingga tidak ada error antara estimasi variabel
independen dan nilai sebenarnya. 1.
Uji Percent Correctly Predicted Digunakan untuk mengetahui persentase prediksi variabel independen
terhadap variabel dependen dengan mengggunakan cut off tertentu Ariefianto, 2012. Dalam penelitian ini cut off yang digunakan sebesar 0.5.
2. Interpretasi Regresi Probit
Menurut Winarno 2015, untuk menginterpretasikan hasil analisis menggunakan probit agak berbeda dengan interpretasi analisis OLS maupun
logit. Pada regresi probit untuk mengestimasi harus menggunakan tabel statistic z
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Kemungkinan pemerintah daerah mendapat opini WTPWTP-DPP dengan menggunakan variabel derajat desentralisasi fiskal, kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah dan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK dengan variabel kontrol yaitu asset tetap, umur administratif daerah dan
daerah induk yang mengalami pemekaran sebesar 26.39 . Sebaliknya kemungkinan pemerintah daerah mendapat opini selain WTPWTP-DPP
dengan menggunakan variabel derajat desentralisasi fiskal, kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah dan tindak lanjut rekomendasi hasil
pemeriksaan BPK dengan variabel kontrol yaitu asset tetap, umur administratif daerah dan daerah induk yang mengalami pemekaran sebesar
sebesar 92.24 . 2.
Pemerintah daerah dengan derajat desentralisasi fiskal yang sangat baik kemungkinan mendapat opini WTPWTP-DPP semakin besar, sebaliknya
pemerintah daerah dengan derajat desentralisasi fiskal yang sangat kurang cenderung mendapatkan opini selain WTPWTP-DPP. Hal ini sesuai dengan
grand design desentralisasi fiskal bahwa visi desentralisasi fiskal adalah menciptakan alokasi sumber daya nasional yang efisien melalui hubungan
keuangan pusat dan daerah yang transparan, akuntabel dan berkeadilan. Selain itu Moisiu 2013 menyatakan bahwa tingkat otonomi daerah
merupakan indikator paling penting dalam menetukan akuntabilitas. Karena dengan otonomi daerah, maka daerah akan lebih berkompeten dan
bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan daerah. 3.
Pemerintah daerah yang mendapatkan skor EKPPD dengan status kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah yang sangat tinggi, kemungkinan akan
mendapatkan opini WTPWTP-DPP lebih besar. Hal ini sesuai PP No.3 Tahun 2007 bahwa dasar penyusunan LPPD yang menjadi dasar pelaksanaan
EKPPD menganut prinsip transparansi dan akuntabilitas. Sehingga dengan pencapaian skor EKPPD yang sangat tinggi, maka pengelolaan keuangan
pemerintah daerah semakin transparan dan akuntabel. Penelitian Mudofar dan Tahar 2016 menyatakan bahwa kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah
berpengaruh positif terhadap akuntabilitas yang diproksikan dengan opini BPK.
4. Pemerintah daerah dengan persentase yang tinggi dalam menindaklanjuti
rekomendasi hasil pemeriksaan kemungkinan mendapatkan opini WTPWTP- DPP semakin besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan Setyaningrum 2014
yang menyatakan bahwa untuk mempertahankan opini audit yang sudah baik pada tahun lalu, perlu menaikkan persentase tindak lanjut rekomendasi hasil
pemeriksaan pada periode ini. Selain itu dengan menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan tahun lalu, maka kesalahan yang sama tidak akan terulang
kembali pada tahun berikutnya. Sehingga pencapaian opini tahun berikutnya juga diharapkan semakin baik karena kualitas laporan keuangan meningkat.