Pengaruh Struktur Aset, Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan Yang Telah GO Publik Dan Terdaftar DI BEI Tahun 2010-2013
SKRIPSI
PENGARUH STRUKTUR ASSET, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2013
OLEH
BAYU MARDANA PUTRA 110503003
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
Lembar Pernyataan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Struktur Aset, Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan Yang Telah Go Public
Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013“ adalah benar karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau
saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, April 2015 Yang Membuat Pernyataan,
Bayu Mardana Putra NIM: 110503003
(3)
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR ASSET, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2013
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh struktur aset, struktur modal, dan profitabilitas terhadap return saham perusahaan perbankan go public yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan jumlah sampel sebanyak 20 perusahaan dan pengumpulan data dilakukan secara studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur aset, struktur modal, dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham secara simultan. Secara parsial, equity to asset ratio berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan struktur aset, debt to equity ratio, long debt to asset ratio, return on equity berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Debt to Asset Ratio, Long Debt to Equity Ratio, dan
Return on Asset berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan.
Kata Kunci: struktur aset, debt to equity ratio, debt to asset ratio, long debt to equity ratio, long debt to asset ratio, equity on asset ratio, return on asset, return on equity, return saham
(4)
ABSTRACT
EFFECT OF ASSET STRUCTURE, CAPITAL STRUCTURE, AND PROFITABILITY ON STOK RETURN OF GO PUBLIC BANKING
COMPANIES LISTED ON IDX 2010-2013
This research aim is to analyse the effect of asset structure, capital structure, and profitability on stock return of go public banking companies listed on IDX 2010-2013. This research used multiple regression analysis with number of samples of 20 companies and data collection are taken using documentary studies. Research shows that asset structure, capital structure, and profitability are affecting positively and significantly simultaneously. Partially, equity on asset ratio has positive and significant impact on stock return, while debt to equity ratio, long debt to asset ratio, and return on equity have positive but insignificant impacts, then debt to asset ratio, long debt to equity ratio have negative but insignificant impacts.
Keywords: asset structure, debt to equity ratio, debt to asset ratio, long debt to equity ratio, long debt to asset ratio, equity on asset ratio,
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Aset, Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan Yang Telah GO Publik Dan Terdaftar DI BEI Tahun 2010-2013.”
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta
Bapak Mardanus dan Ibu Kusumayati yang telah menjadi sumber inspirasi dan
motivasi bagi penulis untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik selama ini,
selama perkuliahan dan terlebih dalam pada penulisan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku ketua dan sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Binis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku
ketua dan sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM Ak selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah
berbaik hati memberikan bimbingan, koreksi, dan masukan dalam
(6)
5. Bapak Drs. Irwan Janahar, MAFIS, Akdan Ibu Mutia Ismail, MSi, Ak selaku
Dosen Pembanding dan Dosen Penguji penulis yang banyak membantu dan
memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Adik-adikku tercinta Krisna Pandu Kusuma dan Aurensia Ananti.
Teman-temanku terbaik ku Sofra, Yogi, Sadid,Alfi, Edi, Rahmadan, Fachrial, Rizal,
Putti, Isrok dan Randy dan teman-teman S1 Akuntansi stambuk2011 yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang tidak berhenti mendoakan,
memberi semangat dan menghibur. Terimakasih atas doa dan dukungan
kalian selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun
untuk menyempurnakan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian terutama penulis.
Medan, 2015 Penulis,
Bayu Mardana Putra NIM: 110503003
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... ii
ASBTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Tinjauan Teoritis ... 5
2.1.1 Return Saham ... 5
2.1.2 Struktur Asset ... 10
2.1.3 Struktur Modal ... 11
2.1.3.1 Kerangka Konsep Analisis Struktur Modal ... 11
2.1.3.2 Asumsi yang Mendasari Teori Struktur Modal ... 12
2.1.3.3 Debt to Equity Ratio ... 19
2.1.3.4 Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) ... 20
2.1.3.5 Long Term Debt to Equity Ratio ... 21
2.1.3.6 Ratio of Fixed Assets to Long Term Liabilities ... 22
2.1.3.7 Equity to Total Assets Ratio ... 22
2.1.4 Pengertian Rasio Profitabilitas ... 23
2.1.4.1 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas ... 25
2.2 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 26
2.3 Kerangka Pemikiran ... 28
2.4 Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
3.3 Batasan Operasional ... 31
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 31
3.4.1 Variabel Dependen (Terikat) ... 31
3.4.2 Variabel Independen (Bebas) ... 31
3.5 Populasi dan Sampel ... 33
(8)
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 35
3.8 Teknik Analisis Data ... 35
3.8.1 Statistik Deskriptif ... 36
3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 36
3.8.2.1 Uji Normalitas ... 36
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ... 36
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 37
3.8.2.4 Uji Autokolerasi ... 38
3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 38
3.8.4 Uji Hipotesis ... 39
3.8.4.1 Uji Parsial (Uji-t) ... 39
3.8.4.2 Uji Simultan (Uji F) ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1 Hasil Penelitian ... 40
4.1.1 Gambaran Singkat Objek Penelitian ... 40
4.1.2 Statistik Deskriptif ... 40
4.1.3 Uji Asumsi Klasik ... 42
4.1.3.1 Uji Normalitas ... 43
4.1.3.2 Uji Multikolinearitas ... 45
4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 48
4.1.3.4 Uji Autokorelasi ... 49
4.1.4 Model Regresi Berganda ... 50
4.1.5 Uji Hipotesis ... 53
4.1.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 53
4.1.5.2 Uji Signifikansi Parameter Individual(Uji t) ... 54
4.1.5.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 57
4.2 Pembahasan ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1. Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 62
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Biaya Modal (COC) : Pendekatan Laba Bersih (NI) ... 16
Gambar 2.2 Variabel Terukur (Indikator Variabel Struktur Modal) ... 17
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ... 29
Gambar 4.1 Gambar Grafik Histogram ... 43
Gambar 4.2 Normal Probability Plot ... 44
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ilustrasi Hitungan Biaya Modal dengan Pendekatan NI (Rp) ... 14
Tabel 2.2 Ilustrasi hitungan biaya modal dengan pendekatan NI (Rp) ... 15
Tabel 2.3 Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 26
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 30
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan ... 34
Tabel 4.1 Output SPSS Statistik Deskriptif ... 41
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ... 45
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 46
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson ... 50
Tabel 4.5 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ... 51
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 53
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Parsial ... 55
(11)
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR ASSET, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2013
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh struktur aset, struktur modal, dan profitabilitas terhadap return saham perusahaan perbankan go public yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan jumlah sampel sebanyak 20 perusahaan dan pengumpulan data dilakukan secara studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur aset, struktur modal, dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham secara simultan. Secara parsial, equity to asset ratio berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan struktur aset, debt to equity ratio, long debt to asset ratio, return on equity berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Debt to Asset Ratio, Long Debt to Equity Ratio, dan
Return on Asset berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan.
Kata Kunci: struktur aset, debt to equity ratio, debt to asset ratio, long debt to equity ratio, long debt to asset ratio, equity on asset ratio, return on asset, return on equity, return saham
(12)
ABSTRACT
EFFECT OF ASSET STRUCTURE, CAPITAL STRUCTURE, AND PROFITABILITY ON STOK RETURN OF GO PUBLIC BANKING
COMPANIES LISTED ON IDX 2010-2013
This research aim is to analyse the effect of asset structure, capital structure, and profitability on stock return of go public banking companies listed on IDX 2010-2013. This research used multiple regression analysis with number of samples of 20 companies and data collection are taken using documentary studies. Research shows that asset structure, capital structure, and profitability are affecting positively and significantly simultaneously. Partially, equity on asset ratio has positive and significant impact on stock return, while debt to equity ratio, long debt to asset ratio, and return on equity have positive but insignificant impacts, then debt to asset ratio, long debt to equity ratio have negative but insignificant impacts.
Keywords: asset structure, debt to equity ratio, debt to asset ratio, long debt to equity ratio, long debt to asset ratio, equity on asset ratio,
(13)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau sebuah perusahaan
yangbergerak dibidang keuangan. Dengan kata lain perbankan memberikan berbagai
kegiatan jasa keuangan yang mana kegiatan utama perbankan adalah menerima
simpanan giro,tabungan dan deposito. Disisi lain perbankan juga mempunyai fungsi
mediasi dalam dunia perekonomian yang mana fungsi perbankan adalah
menghimpun dana dari masyarakat maupun pihak lainnya yang kemudian
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat. (Sinungan 1993:3). Dengan
proses intermediasi seperti ini, Bank sebagai lembaga intermediasi berperan penting
dalam mobilisasi dana-dana masyarakat untuk diputar sebagai salah satu sumber
pembiayaan utama bagi dunia usaha baik investasi maupun dalam rangka
pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan tugas perbankan maka
perbankan memerlukan berbagai sumber modal yang bisa membantu menjalankan
kegiatan operasionalnya. Sumber modal bisa diperoleh melalui dua cara yaitu dana
yang berasal dari dalam perusahaan ( internal financing) dan sumber modal yang berasal dari luar perusahaan ( eksternal financing ).
Pada perusahaan yang telah go publik sumber modal yang berasal dari dalam
(14)
yang berasal dari luar perusahaan bersumber dari pinjaman baik pinjaman jangka
pendek maupun pinjaman jangka panjang, bisa juga berasal dari penerbitan saham
baik berupa saham biasa maupun saham perferen. Semua sumber modal yang berasal
dari internal maupun eksternal tergambar pada struktur modal perusahaan.
Maka untuk itu dengan adanya berbagai kebijakan yang bisa diambil oleh
perusahaan dalam pemenuhan sumber modalnya maka perusahaan memberikan
peluang bagi para investor maupun pihak lain untuk ikut serta dalam penyertaan
modalnya kedalam sebuah perusahaan.
Maka untuk itu para investor harus mengetahui bagaimana kondisi keuangan
perusahaan perbankan sebelum mengikutsertakan modalnya kedalam perusahaan
perbankan tersebut.Perusahaan perbankan yang telah go public akan terdaftar di
pasar modal yang mana dipasar modal tersebut merupakan sarana tempat dimana
para investor bisa memperjualbelikan saham mereka.
Tujuan utama para investor untuk membeli saham perusahaan adalah
memperoleh dividen dan gain dari hasil penjualan saham tersebut. Disisi lain tujuan
pembelian saham perusahaan perbankan adalah ntuk memperoleh tingkat
pengembalian (return saham) yang baik. Banyak indicator yang bisa digunakan investor dalam mengukur kinerja perusahaan salah satunya adalah melalui laporan
keuangan perusahaan perbankan tersebut. Karena dengan melihat kondisi keuangan
perusahaan perbankan para investor bisa menganalisis berbagai prospek yang bisa
(15)
salah satunya dengan menggunakan rasio- rasio seperti tingkat profitabilitas, struktur
asset, struktur modal dan lain-lain.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis membuat sebuah judul penelitian berjudul “pengaruh struktur asset,struktur modal dan profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang telah go publik yang telah terdaftar d BEI tahun 2010-2013.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah struktur asset berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
perbankan yang go public yang terdaftar di di BEI tahun 2010-2013?
2. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
perbankan yang go publik yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap retrun saham pada perusahaan
perbankan yang go publik yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013?
1.3 Tujuan Penelitian
Skripsi ini bertujaun untuk:
1. .Menganalisis pengaruh struktur asset terhadap return saham pada perusahaan
perbankan yang go publik yang terdapat di BEI tahun 2010-2013.
2. Menganalisis pengaruh struktur modal terhadap return saham pada
(16)
3. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan
perbankan yang go publik yang terdapat di BEI tahun 2010-2013.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk para menejemen
perusahaan perbankan yang go publik dalam mempertimbankan mengambil
keputusan pendanaan perusahaan perbankan sebagai landasan untuk
meningkatkan return saham yang bisa dberikan kepada investor.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para
akademisi dalam pengembangan ilmu khususnya di bidang akuntansi
keuangan didalam pengetahuan mengenai pengaruh struktur asset, struktur
modal dan profitabilitas terhadap return saham perusahaan perbankan.
3. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan refrensi dan sumber informasi
bagi para investor dalam memprediksi kondisi kinerja perusahaan perbankan
pada masa yang akan datang dan membantu para investor untuk
pertimbanagn dan dalam mengambil keputusan.
4. Hasil penelitian ini diharapkan bagi para peneliti selanjutnya sebagai refrensi
peneliti,khususnya penelitian mengenai pengaruh struktur asset,struktur modal
dan profitabilitas terhadap retrun saham perusahaan dengan ruang lingkup
(17)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Return saham
Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena setiap
investor mengarapkan sebuah return yang sesuai atas setiap resiko yang
dihadapinya. Resiko merupakan suatu kejadian yang bersifat merugikan yang
akan terjadi dimasa yang akan datang. Resiko yang dimaksud disini adalah
resiko investasi yang berhubungan dengan kemungkinan (probability) terjadinya keuntungan yang sebenarnya (actual earning) dikurangi dengan
expected rate of return( keuntungan yang diharapkan). Semangkin besar kesempatan untuk memperoleh return tersebut,maka akan semangkin tinggi resiko dari investasi tersebut (1).
Return saham adalah penghasilan yang diperoleh selama periode
investasi per sejumlah dana yang di investasikan dalam bentuk saham
(Bodie,1998) dalam Heru:2010. Secara praktis, tingkat pengembalian suatu
investasi adalah persentase penghasilan total selama periode investasi
dibandingkan harga beli investasi tersebut. Menurut Brigham et.al. (1999 : 192), pengertian return adalah “ measure the financial performance of an investment”.
(18)
Menurut jones (2000 : 124) “ return is yield dan capital gain (loss)”. a. Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang
saham ( dalam bentuk deviden).
b. Capital gain ( loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian
dengan harga saham pada saat penjualan.
Hal tersebut diperkuat oleh corrado dan Jordan (2000: 5) yang menyatakan “return from investmen security is cash flow and capital gain/loss”. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan
bahwa return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan
saham para investor yang di investasinya yang terdiri dari deviden dan
gain/loss.
Apabila investasi diartikan sebagai kepemilikan ( pembelian ) suatu
aset, maka tingkat pengembalian investasi diartikan sebagai rate of return.
Untuk mengetahui rate of return hal yang harus diketahui adalah (a) nilai
awal investasi modal dan (b) proceeds atau pendapatan dari investasi bersih
dari nilai awal investasi. Proceeds tersebut dapat berupa keuntungan (profit)
atau kerugian (loss) atas investasi dan terdiri dari aliran kas ditambah dengan
setiap perubahan dalam nilai investasi.
( Ross et. Al. 2003 dalam Heru S.A.S) berdasarkan pengertian return,
bahwa return saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara
menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya
dengan mengabaikan deviden, maka dapat di tulis dengan rumus:
(19)
R1 = Return Saham
Pt = Harga Saham pada periode t
Pt-1 = Harga Saham pada periode t-1
Sebagaimana di sebutkan dimuka, tingkat pengembalian atau return
(untuk selanjutnya istilah tingkat pengembalian diganti dengan return) suatu
investasi diukur sebagai total keuntungan atau kerugaian yang diterima
investor (pemilik) selama periode tertentu. Return seringkali dinyatakan
dalam perubahan dalam nilai aset (capital gain atau capital loss) ditambah
sejumlah penerimaan tunai (cash distribution) yang dapat berupa deviden atau
pembayaran bunga yang diekspresikan dalam suatu persentase atas nilai awal
periode suatu investasi.
Ekspresi untuk menghitung rate of return yang diterima selama
periode tertentu t atas aset i sebagai berikut:
. . . . rumus 3.3
dimana:
Pit = harga ( nilai) aset I pada akhir periode t,
Pit-1 = harga (nilai) aset I pada akhir periode t-1,
Cit = kas ( aliran) yang diterima aset i selama periode t,
Sebagaimana tampak dalam rumus 3.3 diatas, return mencerminkan
efek kombinasi dari perubahan –perubahan dalam nilai, Pt – Pt-1 dan aliran kas C1yang diterima selama periode pengamatan.
(20)
Return atas investasi aset , apakah saham, obligasi, atau aset keuanagn
dan non-keuangan yang lain, juga dapat diukur dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
. . . . rumus 3.4
Rumus ini digunakan jika ada aliran kas yang diterima selama
kepemilikan sekuritas (saham) atau aset investasi. Rumus ini seringkali
digunakan pada saat kita mengukur return saham dalam konteks jangka
menengah atau panjang, misalkan satu tahun atau lebih, diamana dalam
rentang waktu yang panjang sering diasumsikan bahwa pemegang saham
akan menerima dividen dan karenanya dividen yang diterima harus
dimasukan dalam model perhitungan return. Rumus return yang lain adalah:
. . . . rumus 3.5
Rumus 3.5 digunakan jika ada aliran kas yang diterima selama
kepemilikan sekuritas ( saham) atau aset investasi. Rumus ini seringkali
digunakan pada saat kita mengukur return saham dala konteks jangka pendek,
misalkan harian atau mingguan, dimana dalam rentang waktu yang pendek
sering diasumsikan bahwa dividen tidak diterima,
. . . . rumus 3.6
Penggunaan rumus 3.6 sama dengan alas an yang dikemukakan dalam
menjelaskan rumus 3.4 dimana cash flow disini dapat berupa dividen jika
berinvestasi pada saham, atau kupon atau bunga jika kita berinvestasi pada
(21)
. . . . rumus 3.7
Penggunaan rumus 3.7 sama dengan alas an yang dikemukakan dalam
menjelaskan rumus 3.4, cashflow dapat berupa dividen jika berinvestasi pada
saham atau kupon jika berinvestasi pada obligasi dan digunakan jika rentang
waktu kepemilikan saham atau obligasinya adalah jangka pendek. Artinya ,
jika investor melakukan aktivitas investasinya dalam horizon waktu yang
pendek kitan, perlu mempertimbangkan adanya dividen tetapi jika horizon
waktunya panjang, maka mau tidak mau aliran kas yang diterima selama
periode kepemilikan harus dimasukan dan menjadi bagian dari perhitungan
return.
. . . . rumus 3.8
Dalam hal ini Pt adalah harga sekuritas pada periode t, Pt-1 adalah
harga sekuritas pada periode t-1. Cash flow yang dimaksud di sini adalah
aliran kas atau penerimaan yang diterima selama memiliki saham atau aset
investasi. Rumus return saham pada 3.4 dan 3.6 diatas mengabaikan besaran
dividen ( dalam kasus saham) atau penerimaan tambahan yang diterima
investor selama memiliki sekuritas atau melakukan investasi.
2.1.2 Struktur Asset
Struktur asset merupakan sisi sebelah kiri dari sebuah neraca
perusahaan (asset perusahaan yang harus dibelanjai). Menurut Riyanto
(1993:12) dalam jortan :2007 “ perbandingan atau perimbangan antara aktiva lancer dan aktiva tetap akan menentukan struktur kekayaan (struktur aktiva)”.
(22)
Dalam penelitian ini, struktur asset diukur denagn membandingkan antara
asset tetap terhadap total asset.
Struktur asset mempengaruhi sumber - sumber pembiayaan dalam
beberapa cara. Perusahaan yang memiliki asset tetap jangka panjang (
perusahaan umum), akan banyak mengunakan hutang hipotik jangka panjang.
Perusahaan yang sebahagian besar memiliki piutang dan persediaan barang
yang nilainya tergantung pada tingkat profitabilitas perusahaan ( misalnya
perusahaan dagang) tidak tergantung pada pembiayaan jangka panjang
melainkan tergantung pada pembiayaan jangka pendek.
2.1.3 Struktur modal
2.1.3.1 Kerangka Konsep Analisis Struktur Modal
Teori struktur modal berkenaan dengan bagaimana modal
dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, dengan
cara menentukan struktur modal antara modal hutang dan modal
sendiri. Biasanya berkaitan dengan proyek proposal atau investasi
perusahaan dan tugas manajemen keuangan adalah menentukan
struktur modal optimal untuk menunjang kegiatan investasi
perusahaan. Keputusan pendanaan oleh manajemen akan berpengaruh
pada penilaian perusahaan yang terefleksi di harga saham. Oleh
karena itu, salah satu tugas manajer keuangan adalah menentukan
kebijakan pendanaan yang dapat memaksimalkan harga saham yang
(23)
Pertanyaan kunci dalam memahami kunci dalam memahami
teori struktur modal adalah variasi perubahan komposisi struktur
modal yang dapat mengubah besarnya rata-rata tertimbang biaya
modal yang dapat mengubah besarnya rata- rata tertimbang biaya
modal yang berpengaruhh terhadap penilaian perusahaan. Mengarah
pada pertanyaan kunci tersebut, yaitu menjelaskan tentang pengaruh
perubahan komposisi struktur modal, utang dibagi modal, atau tingkat
leverage terhadap nilai perusahaan dan besarnya biaya modal.
2.1.3.2 Asumsi yang Mendasari Teori Struktur Modal
Menurut Van Horne (1980), asumsi yang dibutuhkan untuk
menganalisis teori struktur modal adalah sebagai berikut.
1. Tidak ada pajak pendapatan, dan asumsi ini pada akhirnya dalam aplikasi dapat diabaikan.
2. Perubahan rasio utang terhadap modal disebabkan oleh penerbitan surat utang yang digunakan untuk membeli saham, dann sebaliknya menerbitkan saham untuk membayar utang, dan tidak ada biaya transaksi.
3. Perusahaan menetapkan kebijakan deviden sebesar 100% dari laba dibagikan sebagai deviden.
4. Tingkat subjektivitas probabilitas prediksi para investor di pasar terhadap tingkat laba operasi perusahaan yang akan datang adalah sama.
5. Tingkat laba operasi perusahaan diprediksi konstan. Nilai prediksi distribusi probabilitas laba operasi prediksi selama periode yang akan datang sama dengan nilai laba operasi sekarang.
Berdasarkan asumsi tersebut dapat ditentukan persamaan
berikut ini ( Van Hore, 1980).
(24)
Dalam hal ini, Ki = biaya hutang, dengan asumsi
utang dicatat dengan metode perpetual.
=
. . . ( 9.2)
Tingkat rate of return yang dikehendaki para investor adalah laba diprediksi konstan dan laba 100% dibagikan sebagai
dividen, bisa dihitung melalui rumus dividen pay out ratio, yaitu laba/ harga saham, kemudian rasio laba/ harga saham dapat merefleksikan
tarif keuntungan pasar yang menyamakan nilai sekarang prediksi
dividen yang akan datang dengan nilai sekarang harga pasaaar saham.
Namun, tarif keuntungan pasar ( discount rate of market) pasar ini tidak serta merta dapat digeneralisir sebagai besarnya biaya modal.
Kondisi ini lebih ditekankan hanya sebagai ilustrasi sederhana tentang
teori struktur modal. Dasar pertimbangan yang terakhir adalah:
. . . . (9.3)
Dalam hal ini, V = B + S, dan Ko adalah kapitalisasi biaya modal
perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian, dapat diperoleh
rata-rata tertimbang biaya modal ( Weighted Average Cost of Capital/ WACC) yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
(25)
Menurut Damodaran (1997), Hitungan WACC ini dapat juga
dikembangkan menjadi,
. . . . ( 9.5)
Dalam hal ini, WACC adalah rata- rata tertimbang biaya modal antara
Ke,Kd,Kps, biaya modal sendiri saham biasa, saham preferen, serta
E,D, dan PS yang mewakili nilai pasar.
Hal penting yang bisa diambil dari penjabaran rumus di atas adalah
pada saat terjadi tingkat leverage, yang disebabkan oleh peningkatan B/S. penentuan biaya modal dengan menggunakan rata-rata
tertimbang biaya modal ini telah dikembangkan oleh para pakar
manajemen keuangan.
Menurut Durand (1959), ada dua pendekatan dalam menilai tingkat laba perusahaan, yakni pendekatan laba bersih net income( NI) dan pendekatan laba operasi net operating income ( NOI). Kedua pendekatan tersebut merupakan pendekatan ekstrem dalam menilai tingkat leverage perusahaan. Sebagai ilustrasi, diketahui perusahaan mempunyai utang sebesar Rp 3.000, dan kapitalisasi biaya modal, Ke sebesar 10%.
Berdasarkan informasi di atas nilai perusahaan dapat ditentukan pada
(26)
Tabel 2.1
Ilustrasi hitungan biaya modal dengan pendekatan NI (Rp)
sumber:Darmono,2009 “manajemen keuangan” hal :140
Berdasarkan pendekatan laba bersih, laba bagi pemegang saham biasa
dikapitalisasi pada tingkat biaya modal konstan ( k). diperoleh tingkat
kapitalisasi biaya modal sebesar
Jika diasumsikan terjadi kenaikan utang dari Rp 3.000 menjadi Rp
6.000 dan arus kas utang dibelikan saham. Bunga utang sebesar 5%
berdasarkan data ini dapat ditentukan kapitalisasi biaya modal
perusahaan sebesar disajikan dalam tabel 2.2 sebagai berikut,
Tabel 2.2
Ilustrasi hitungan biaya modal dengan pendekatan NI (Rp)
O NOI 1.000
F Bunga utang 300
E Laba untuk pemegang
saham biasa 700
O F E Ke S B V NOI Bunga utang
Laba untuk pemegang saham biasa
Biaya modal sendiri
Nilai pasar saham
Nilai pasar utang
Total nilai perusahaan
1.000 150 850 0,10 8.500 3.000 11.500
(27)
Ke Biaya modal sendiri 0.10
S Nilai pasar saham 7000
B Nilai pasar utang 6000
V Total nilai perusahaan 13.000
Sumber :Buku Darmono, 2009. manajemen keuanganhal: 141
Berdasarkan pendekatan NI, perusahaan dapat meningkatkan total
nilai perusahaan, V, dan dapat menurunkan biaya modal Ko sebagai
indicator peningkatan leverage. Hasil akhirnya menunjukkan nilai pasar saham per lembar meningkat. Sebagai ilustrasi, diasumsikan
masih berkaitan dengan kasus di atas dengan utang perusahaan
sebesar Rp 3.000 dan memiliki jumlah lembar saham biasa yang
beredar sebesar Rp 850, maka diperoleh nilai harga per lembar saham
(PER) sebesar Rp 8.500 : 850, yaitu sebesar Rp 10 per lembar saham.
Kenaikan PER bisa ditunjukkan bahwa dengan perusahaan menambah
utang sebesar RP 3.000, dan pada waktu yang bersamaan membeli
saham Rp3.000 dengan harga per lembar saham sebesar Rp 10, atau
secara total sebanyak 300 lembar saham.Dengan demikian, memiliki
jumlah lembar saham yang beredar sebnayak 550 lembar
saham.Berdasarkan ilustrasi data tersebut dapat ditunjukkan nilai
(28)
nialai perusahaan menjadi sebesar Rp 7.000. Dengan demikian, nilai
PER menjadi Rp 7.000 : 550 = Rp 12,73, yang sebelum terjadi
perubahan struktur modal PER sebesar Rp 10. Secara grafik dapat
dilihat pada gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1
Biaya Modal (COC):Pendekatan Laba Bersih (NI) (Durand, 1959)
Relevan dengan simulasi kasus di atas, beberapa penelitian
menggunakan proksi struktur modal untuk mewakili dimensi leverage
perusahaan yang dikaitkan dengan konsep nilai perusahaan. Secara
empiris untuk kondisi di Singapura dan Amerika menunjukan hasil
yang signifikan, sedangkan kondisi di Indonesia hasilnya tidak
signifikan. Rata –rata struktur modal total utang dibagi total aktiva untuk industri manufaktur di Singapura sebesar 48%, di Amerika
41%, dan di Indonesia 51%. Hasil riset dapat menggambarkan
perilaku para pelaku bisnis pada masing- masing Negara yang 15
10
5 0
ke
ko
k1
(29)
menunjukkan tingkat kecanggihan dalam membaca dan menganalisis
kinerja fundamental perusahaan, khususnya berkaitan dengan konsep
leverage.Di sisi manajemen sendiri dapat mencerminkan kemampuan manajemen dalam melakukan strategi pendanaan perusahaan yang
dipimpinnya.
Indikator yang umum digunakan untuk menentukan komposisi
struktur modal optimal dapat dilihat pada gambar 2.2.
Variable Terukur( IndikatorVariable Struktur Modal )
Gambar 2.2
Variabel Terukur (Indikator Variabel Struktur Modal)
Informasi struktur modal dalam teori keagenan mewakili
hubungan antara pihak manajemen dengan kreditor dan investor.Oleh
karena itu, model penelitian yang memanfaatkan hubungan antarpihak
yang berkepentingan ini dapat dibangun melalui hubungan fungsi
struktur modal pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.Model ini
memberikan implikasi mengenai kinerja manajemen berkenaan
dengan kebijakan pendanaan.Dalam hal ini, mengindikasikan sejahu
mana manajemen menentukan struktur modalnya melalui pemupukan
laba berupa laba yang ditahan atau justru membagikan laba sebagai Debt to assets = total
hutang/
Long term debt to equity = utang jangka panjang/ total modal Debt to equity = total hutang/ modal sendiri
Struktur modal perusahaan Variable laten ( unobserve variable)
(30)
dividen dengan harapan para investor mau membeli saham
perusahaan. Di sisi lain,besarnya komposisi struktur modal juga
mengindikasikan sejauh mana manajemen mampu mengelola struktur
modal optimal dengan mempertimbangkan rata-rata biaya modal yang
efisisen.
Berbagai kinerja fundamental perusahaan tersebut secara teori
akan direspons oleh pasar dan membawa dampak terhadap nilai
perusahaan. Bagi kondisi di Indonesia hal ini telah didukung oleh
fakta empiris berupa hasil penelitian, meski tidak semua variable
kinerja fundamental perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan ( Harmono, 2005). Dalam hal ini,informasi fundamental
perusahaan di Indonesia yang di respons oleh investor adalah
earnings, dan ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan total aktiva, sedangkan struktur modal yang merefleksikan leverageperusahaan dan likuiditas tidak direspons oleh investor. Temuan penelitian Ini
memberikan implikasi bahwa untuk kondisi di Indonesia pasar modal
hanya memanfaatkan informasi yang mudah dianalisis dan hanya
melihat pada pelaporan keuangan. Sementara itu, informasi keuangan
yang membutuhkan analisis yang lebih rumit, harus mencari optimasi
pendanaan dan optimasi likuiditas tidak direspons oleh publik, kondisi
ini dapat disimpulkan bahwa perilaku para pelaku bisnis di Indonesia
masih mencari mudahnya saja. Sebenernya informasi leverage dan likuiditas merupakan bagian penting dalam menentukan kinerja
(31)
keuangan, dan analisisnya pun tidak bisa dipisahkan antara rasio
keuangan yang satu dengan lainnya.
2.1.3.3 Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan ratio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Ratio ini dicar dengan
caramembandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar
dengan seluruh ekuitas. Ratio ini berguna untuk mengetahui jumlah
dana yang disediakan peminjam ( kreditor ) dengan pemilik
perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Bagi bank ( kreditor), semangkin besar rasio ini, akan
semangkin tidak menguntungkan karena akan semangkin besar risiko
yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.
Namun, bagi perusahaan justru semangkin besar rasio akan semangkin
baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat
pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas
pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan
terhadap nilai aktiva.Rasio ini juga memberikan petunjuk umum
tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan.
Debt to equity ratio untuk setiap perusahaan tentu berbeda –beda, tergantung karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya. Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio yang
(32)
Rumus untuk mencari debt to equity ratiodapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut.
2.1.3.4 Debt to Asset Ratio ( Debt Ratio)
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oelh
utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap
pengolahan aktiva.
Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya
pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi
perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena
dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya
dengan aktiva yang dimilikinya.Demikian pula apabila rasionya
rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang.Standar
pengukuran untuk memilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakan
rasio rata-rata industri yang sejenis.
Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut:
2.1.3.5 Long Term Debt to Equity Ratio
Long term debt to equity ratio merupakan ratio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk
(33)
mengukur berapa bagiann dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan
antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan
oleh perusahaan.
Rumusan untuk mencari long term debt to equity ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang
dengan modal sendiri, yaitu :
2.1.3.6 Ratio of Fixed Assets to Long Term Liabilities
Rasio aktiva tetap dengan utang jangka panjang ( ratio of fixed assets to long term liabilities) bertujuan mengukur tingkat keamanan bagi kreditur jangka panjang dalam hal bila utang jangka panjang,
seperti utang hipotik dan utang obligasi, dijamin dengan aktiva tetap.
Rasio ini juga menunjukkan apakah perusahaan masih mampu
memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetapnya.Rasio ini
dihitung dengan membagi aktiva tetap dengan utang jangka panjang.
Semangkin tinggi rasio ini berarti akan semakin besar margin of safety
bagi kreditur jangka panjang.
Rumus untuk mencari ( ratio of fixed assets to long term liabilities) adalah sebagai berikut:
(34)
2.1.3.7 Equity to Total Assets Ratio
Equity to total assets ratio adalah indicator financial yang
digunakan untuk mengukur keterikatan atau motivasi dari pemilik atas
kelangsungan usaha dari bank yang bersangkutan. Rasio ini
menunjukan besarnya modal sendiri yang digunakan untuk mendanai
seluruh aktiva perusahaan. Semangkin tinggi proporsi modal sendiri
maka akan semakin tinggi pula keterikatan atau motivasi pemilik atas
kelangsungan usaha banknya, sehingga akan semakin tinggi peranan
pemilik dalam mempengaruhi manajemen peningkatan kinerja atau
efisiensi banknya secara lebih profesional. Sebaliknya, proporsi modal
sendiri yang relatif rendah akan menyebabkan pemilik tidak merasa
terlalu dirugikan apabila banknya pailit atau bangkruf (Ambarrini,
2003 dalam kurnia 2012).
EAR : Total Equitas/ Total Aset
2.1.4 Pengertian Rasio Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting
adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah
ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik,
karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru.
(35)
mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besarnya
keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan
berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan,
digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan
nama rasio rentabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungann.Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.Intinya adalah
penggunaan rasio ini menunjukan efisiensi perusahaan.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan
keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba
rugi.Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi.Tujuannya
adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu,
baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perusahaan
tersebut.
Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja
manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak.
Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka dikatakan telah
berhasil mencapai target untuk periode. Namun, sebaliknya jika gagal atau
tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi
(36)
diselidiki di mana letak kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian
tersebut tidak terulang. Kemudian, kegagalan atau keberhasilan dapat
dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba ke depan, sekaligus
kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama setelah
manajemen lama mengalami kegagalan. Oleh karena itu, rasio ini sering
disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.
2.1.4.1 Tujuan Dan Manfaat Rasio Profitbilitas
Seperti rasio- rasio lain yang sudah dibahas sebelumnya, rasio
profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya baagi
pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak
diluar perusahaan.
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan,
maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu;
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang;
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri;
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dan perusahaan yang
(37)
6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan uang
digunakan baik modal sendiri ;
7. Dan tujuan lainnya
Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk:
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang;
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu;
4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri;
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri;
6. Manfaat lainnya.
2.2 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai return saham dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya seperti struktur aset, rasio harga laba, rasio aktivitas,
profitabilitas, dan leverage telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian
sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan masukan
serta kontribusi tambahan bagi auditor untuk menganalisis faktor-faktor yang
(38)
Tabel 2.3
Penelitian-Penelitian Terdahulu NO Penulis
Dan Tahun
Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1. G.K.A ulupui (2005) Analisis pengaruh rasio likuiditas, leverage,aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham perusahaan perbankan Variabel independen: Rasio likuiditas, Leverage, profitabiltas variabel dependen: return saham
Rasio likuiditas dan profitabilitas
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap return saham. Rasio aktivitas tidak memiliki pengaruh
signifikan dan
negative terhadap return saham.
Rasio leverage tidak memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap return saham.
2. Indra kurnia (2012)
Pengaruh BOPO, EAR,LAR, dan firm size terhadap ROA pada bank umum konvensional Variabel Independen: BOPO,EAR, LAR variabel dependen: ROA
Variabel BOPO,firm size,LAR, mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA,adapun variabel
EAR, mempunyai
pengaruh negative
namun tidak
signifikan 3 Heru S.A.S
( 2009)
Pengaruh rasio Laba,rasio pengembalian modal, rasio aktivitas dan rasio leverage Terhadap return saham perusahaan indusri tekstil Variabel independen: Rasio laba, Rasio pengembalian Modal, rasio akrivitas, Rasio leverage Variabel dependen: Return saham
Secara parsial variabel rasio pengembalian modal, rasio hutang modal,dan tingkat perputaran aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada tingkat kepercayaan, sementara itu variabel rasio harga laba berpengaruh signifikan terhadap return saham
(39)
4 Uniariny (2012)
Pengaruh struktur Modal dan
Modal intelektual Terhadap nilai perusahaan perbankan Variabel independen: Struktur modal Modal intelektual Variabel dependen: Nilai perusahaan perbankan
Struktur modal dan modal intelektual berpengaruh positf
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan perbankan
5. Sumiati ( 2007
Pengaruh struktur Modal terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan Variabel independen: Struktur modal Variabel dependen: Perubahan harga saham
Struktur modal debt to equity rasio,longterm debt to equity
ratio,dan
Longterm debt to equity ratio secara bersamaan
berpengaruh signifikan
Terhadap perubahan harga saham
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran menjelaskan tentang alur berfikir dan hubungan yang
menunjukkan kaitan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya yang ada
dalam penelitian ini. Variabel-variabel dalam penelitian ini antara lain:
Return saham, struktur modal, struktur aset, dan profitabilitas. Return saham
adalah tingkat pengembalian terhadap sebuah investasi yang diharapkan oleh
investor terhadap penyertaan modalnya dalam sebuah perusahaan. Dalam
penelitian ini variabel- variabel yang digunakan dalam mengukur sebuah tingkat
pengembalian saham ( return saham) dalam sebuah perusahaan perbankan yaitu
struktur modal, struktur aset, dan profitabilitas. Variabel – variabel independen tersebut akan mengukur sejahu mana pengaruhnya terhadap variabel dependen
(40)
yaitu return saham. Adapaun hubungan - hubungan antar variable akan
diperlihatkan dalam gambar kerangka pemikiran berikut:
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Struktur aset dapat diukur dengan membandingkan aset tetap dengan total
aset yang ada di perusahaan. Struktur aset mempengaruhi sumber- sumber
pembiayaan dalam beberapa cara. Perusahaan yang memiliki asset tetap jangka
panjang ( perusahaan umum), akan banyak mengunakan hutang hipotik jangka
panjang. Perusahaan yang sebahagian besar memiliki piutang dan persediaan
STRUKTUR ASET ( X1)
STRUKTUR MODAL DER
DAR LDER LDAR EAR
(X2)
PROFITABILITAS ROA
ROE (X3)
RETURN SAHAM
(Y)
H1
H2
(41)
barang yang nilainya tergantung pada tingkat profitabilitas perusahaan ( misalnya
perusahaan dagang) tidak tergantung pada pembiayaan jangka panjang melainkan
tergantung pada pembiayaan jangka pendek. Maka untuk itu perusahaan dalam
memilih bentuk pembiayaannya akan mempengaruhi kualitas perusahaan tersebut
dalam meningkatkan kinerja perusahaan yang nantinya akan berdampak pada
return saham perusahaan.
Struktur modal menunjukan sejahu mana perusahaan mendanai
perusahaannya. Dalam hal ini perusahaan akan mengambil atau membuat sebuah
keputusan dalam hal pendanaan yang mana nantinya akan berpengaruh pada
penilaian perusahaan yang terlefksi pada harga saham. Maka untuk itu seorang
manajer perusahaan harus pandai dalam memilih sumber pendanaan mana yang
akan dijadikan yang nantinya tujuan utamanya adalah memaksimalkan kinerja
perusahaan. Dengan kinerja perusahaan mengalami peningkatan secara fositif
akan mempengaruh tingkat pengembalian saham. Dalam penelitian ini struktur
modal diukur dengan beberapa rasio yaitu debt to equity ratio, debt to asset ratio, long term debt to equity ratio, long term debt to asset ratio dan equity to asset ratio.
Profitabilitas menunjukan tingkat keberhasilan sebuah perusahaan.
Semangkin baik tingkat profitabilitas sebuah perusahaan maka akan semangkin
baik pulak tingkat kinerja sebuah perusahaan. Yang mana akan mendorong tingkat
kepercayaan para investor yang akan menanamkan modal pada perusahaan
tersebut. Yang mana nantinya para investor akan mengharapkan tingkat
(42)
penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah return on equity dan return on asset.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, kajian teori dan hasil penelitian
sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Pengaruh struktur aset,struktur modal, profitabilitas terhadap return saham di
Perusahaan Perbankan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kausal yang berguna untuk menganalisis
hubungan – hubungan antar suatu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (umar, 2003: 63) dalam
heru :2009.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis lamanya waktu
penyelesaian yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal
diterbitkannya laporan audit di perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dalam periode 2010-2013. Jadwal penelitian dapat dilihat dari tabel
dibawah ini:
Tabel 3.1Jadwal Penelitian
Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April Pengajuan judul
Penyetujuan judul
Penulisan proposal Bimbingan
proposal Penyelesaian proposal
Seminar proposal Ujian
komprehensif Bimbingan skripsi Sidang skripsi
(44)
3.3 Batasan Operasional
Penelitianini memiliki beberapa batasan agar tujuan peneliti yang telah
dipaparkan sebelumnya di dalam latar belakang masalah dapat tercapai. Objek
penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Data yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah laporan keuangan tahunan periode 2010-2013 dan laporan keuangan
tahunan yang telah di audit periode 2010-2013.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam rangka menguji hipotesis yang telah dijelaskan dalam landasan
teori sebelumnnya maka variable yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: Variabel dependen dan variabel independen.
3.4.1 Variabel Dependen (Terikat)
Penelitian ini menggunakan variabel dependen return saham yang di
ukur dengan nilai pengembalian. Return saham adalah hasil yang diperoleh
dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan
dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden, maka dapat di
tulis rumus ( Ross et.al.2003:238 dalam Heru S.A.S.):
3.4.2. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel
lain.Dalam penelitian ini menggunakan varibel independen yaitu sebagai berikut:
(45)
Struktur asset merupakan sisi sebelah kiri dari sebuah neraca
perusahaan (asset perusahaan yang harus dibelanjai). Menurut Riyanto
(1993:12) dalam jortan :2007 “ perbandingan atau perimbangan antara aktiva lancar dan aktiva tetap akan menentukan struktur kekayaan (struktur aktiva)”. Dalam penelitian ini, struktur asset diukur denagn membandingkan antara
asset tetap terhadap total asset.
b) Struktur Modal
Dalam penelitian ini pengukuran struktur modal menggunakan rasio
debt to equity rasio, debt to asset ratio,long term debt to equity rasio, ratio of fixed
asset long term liabilities,equity to assets ratio.
c) Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungann.Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi.Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukan efisiensi
perusahaan.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan,
terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.Pengukuran dapat
dilakukan untuk beberapa periode operasi. Dalam penelitian ini rasio yang
(46)
3.5 Populasi dan Sampel
Menurut Nawawi dalam Tukiran (2012 : 33) populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan,
gejala-gejala, atau peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai sumber. Menurut
Arikunto dalam Tukiran (2012: 33) populasi juga merupakan keseluruhan subyek
penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yang ingin diambil oleh
penulis adalah 39 emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2010-2013.
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang
dianggap dapat menggambarkan populasinya. Menurut Ali dalam Tukiran (2012:
34) sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil
menggunakan teknik tertentu.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 20 sampel perusahaan perbankan yang sesuai dengan kreteria peneliti.
Teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive random sampling method dengan kriteria sebagai berikut:
a. perusahaan tergolong perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dan
terdaftar sebagai emiten perbankan yang terdaftar di BEI
b. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan 31
(47)
periode 2010, 2011, 2012 dan 2013 serta mempunyai data laporan
keuangan lengkap sesuai data yang diperlukan dalam variabel penelitian.
c. Perusaahan yang menerbitkan laporan keuangan yang telah di audit untuk periode tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013.
Adapun daftar perusahaan yang menjadi sampel disajikan dalam tabel 3.2 adalah
sebagai berikut.:
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan perbankan
NO NAMA PERUSAHAAN KODE SAHAM
EMITMEN
1 Bank ICB Bumiputera, Tbk BABP
2 Bank Ekonomi Raharja, Tbk BAEK
3 Bank Central Asia, Tbk BBCA
4 Bank Bukopin , Tbk BBKP
5 Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk BBNI
6 Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk BBRI
7 Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk BBTN
8 Bank Danamon, Tbk BDMN
9 Bank Pundi, Tbk BEKS
10 Bank BJB, Tbk BJBR
11 Bank Jatim, Tbk BJTM
12 Bank Mandiri (Persero), Tbk BMRI
13 Bank CIMB Niaga, Tbk BNGA
14 Bank BII, Tbk BNII
15 Bank Tabungan Pensiuanan Negara, Tbk BTPN
16 Bank Artha Graha, Tbk INPC
17 Bank Mega , Tbk MEGA
18 Bank OCBC NISP, Tbk NISP
19 Bank Panin, Tbk PNBN
20 Bank Saudara, Tbk SDRA
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
(48)
objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun tulisan Data sekunder ini
diambil dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan refenrensi dari peneliti
sebelumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan
pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung dari
objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun tulisan Data sekunder ini
diambil dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan refenrensi dari peneliti
sebelumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan
pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang siap diolah akan dilakukan pengujian statistik dengan
menggunakan program SPSS versi 19.0. Untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis data sebagai
berikut:
3.8.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan
menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini menjabarkan
jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.
(49)
Hasil analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik untuk
menghasilkan suatu model yang baik. Uji asusmsi klasik digunakan untuk
mengetahui ada tidak nya multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi
dalam model regresi.
3.8.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam sebuah
model regresi, variabel penggangu atau residual mempunyai distribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini normalitas menggunakan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test, bila nilai signifikan semua variabel lebih dari 0,05
maka variabel tersebut telah terdistribusi normal.
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam
model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna
(koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variable
bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisen korelasi variable
tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.
Ada beberapa metode uji multikolinearitas, yaitu:
1. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan
nilai determinasi secara serentak (R2).
2. Dengan melihat nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF) pada
(50)
Batas tolerance adalah 0,10 atau nilai VIF adalah 10. Jika VIF > 10 dan nilai
tolerance <0,10, maka terjadi multikolinearitas tinggi antar variable bebas dengan
variable bebas lainnya.
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Dalam penelitian pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat
pola titik-titik pada grafik regresi antara nilai prediksi variable terikat (deepnden)
yaitu ZPRED (Standardized Predicted Value) dengan residualnya SRESID
(Studentized Residual). Uji yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisiitas Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah residual (Y prediksi –Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemedian menyempit), maka mengindikasi telah terjadi
heteroskedasitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada
penelitian ini akan di uji dengan melihat pola titik-titik pada grafik regresi.
3.8.2.4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun
menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
(51)
Model regresi dikatakan tidak terdapat autokorelasi apabila nilai Durbin Watson
berkisar 1,55 sampai 2,46 (untuk n<15).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Kriteria
pengujian dengan hipotesis tidak ada autokorelasi adalah sebagai berikut, Menurut
Santoso kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:
Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi.
Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk
menyatakan hubungan fungsional antara variabel independen dan variabel
dependen. Adapun bentuk model regresi yang digunakan sebagai dasar adalah
bentuk fungsi linear yakni:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e dimana:
a = Konstanta Y = return saham
X1 = Struktur aset X2 = Struktur modal X3 = Profitabilitas
b1.. b2.. b3.. .. = koefisien regresi masing-masing variabel independen
e = faktor penggangu
3.8.4 Uji Hipotesis 3.8.4.1 Uji Parsial (Uji-t)
Uji-t merupakan uji signifikan pengaruh setiap variabel antara variabel
(52)
diketahui bagaimana pengaruh variabel independen secara parsial terhadap return
saham.
1. Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
2. Jika –ttabel > – thitung atau ttabel < thitung maka H0 ditolak yang artinya ada
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
3.8.4.2 Uji Simultan (Uji F)
Uji F adalah menguji variabel independen secara bersama terhadap
variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, yang
ditempuh melalui dua pendekatan, yaitu: membandingkan angka F hitung dengan
F tabel.
1. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho di terima, 2. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak. Atau bisa dilihat dari nilai p-value yang muncul,
1. Jika p < α, maka Ho ditolak, 2. Jika p > α, maka Ho diterima.
(53)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Singkat Objek Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2013.Perusahaan yang bergerak di bidang perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dan
yang listing serta mencantumkan laporan keuangan per periode akuntansi yang menjadi penelitian berjumlah 20 perusahaan. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui apakah ada pengaruh struktur aset, struktur modal, dan
profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia yang dilakukan pengujian secara empiris
terhadap 20 perusahaan.
4.1.2. Statistik Deskriptif
Variabel-variabel dalam penelitian ini dimasukkan ke program
SPSS dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berikut ini ditampilkan data statistik secara umum dari
(54)
Tabel 4.1
Output SPSS Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
S.ASET 80 .00 2.44 1.0129 .47292
DER 80 -4.61 2.75 1.9798 .86720
DAR 80 .00 1.61 1.5105 .17621
LDER 80 .00 2.45 1.4837 .45096
LDAR 80 -4.61 4.79 -2.8828 2.08283
EAR 80 .86 2.60 1.3722 .30214
ROA 80 -2.04 2.19 .6623 .76609
ROE 80 -3.91 11.37 4.0135 2.16388
RETURN 80 .00 2.03 1.4603 .53767
Valid N (listwise) 80
Sumber: Pengolahan Data SPSS, Maret 2015
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa:
1. Rata-rata Struktur Aset adalah sebesar 1.0129 dengan standar deviasi
sebesar 0.47292, dengan nilai maksimum sebesar 2.44, dan nilai
minimum yakni 0.00
2. Rata-rata Struktur Modal yang diproksikan kedalam Debt to Equity Ratio adalah sebesar 1.9798 dengan standar deviasi 0.86720, nilai maksimum 2.75 dan nilai minimum -4.61.
3. Rata-rata struktur modal yang diproksikan kedalam Debt to Asset Ratio adalah sebesar 1.5105 dengan standar deviasi 0.17621, dengan nilai maksimum 1.61 dan nilai minimum 0.00
4. Rata-rata struktur modal yang diproksikan kedalam Long Debt to Equity ratio adalah sebesar 1.4837 dengan standar deviasi sebesar 0.45096, nilai maksimum 2.45, dan nilai minimum 0.00
(55)
5. Rata-rata struktur modal yang diproksikan ke dalam Long Debt to Asset Ratio adalah sebesar -2.8828 dengan standar deviasi sebesar 2.08283, nilai maksimum 4.79 dan nilai minimum sebesar -4.61.
6. Rata-rata struktur modal yang diproksikan kedalam Equtiy to Asset Ratio adalah sebesar 1.3722 dengan standar deviasi 0.30214, dengan nilai maksimum 2.60 dan nilai minimum 0.86.
7. Rata-rata profitabilitas yang diproksikan kedalam Return on Asset
adalah sebesar 0.6623 dengan standar deviasi 0.76609, dengan nilai
maksimum sebesar 2.19 dan nilai minimum -2.04.
8. Rata-rata profitabilitas yang diproksikan kedalam Return on Equity
adalah sebesar 4.0135 dengan standar deviasi sebesar 2.16388, dengan
nilai maksimum sebesar 11.37, dan nilai minimum -3.91.
9. Rata-rata return saham adalah 1.4603, dengan standar deviasi sebesar 0.53767, dan nilai maksimum 2.03, dan nilai minimum 0.0
4.1.3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang
digunakan dalam sebuah penelitian.Hal ini dilakukan agar diperoleh model
analisis yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Adapun uji
asumsi klasik yang dilakukan meliputi; Uji normalitas, uji
(56)
4.1.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan memiliki distribusi normal atau mendekati normal dengan
melihat normal probability plot. Uji normalitas yang pertama dilakukan adalah berdasarkan grafik secara histogram yang terlihat pada gambar 4.1.
Sumber: Pengolahan Data SPSS, Maret 2015 Gambar 4.1
Gambar Grafik Histogram
Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa pola distribusi normal,
akan tetapi jika kesimpulan normal atau tidaknya data hanya dilihat dari
grafik histogram, maka hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah
sampel yang kecil. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik
(57)
distribusi kumulatif dan distribusi normal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat normal probability plot dapat dilihat dalam gambar 4.2 berikut:
Sumber: Pengolahan Data SPSS, Maret 2015 Gambar 4.2
Normal Probability Plot
Berdasarkan grafik profitabilitas pada gambar 4.2 di atas
menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal karena
distribusi data residualnya mengikuti arah garis diagonal (garis normal).
Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan dengan
(58)
ditunjukkan dengan nilai signifikansi diatas 0.05. Sedangkan, data yang
tidak berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi dibawah
0.05 (Ghozali,2007:12).
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 80
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .49559215
Most Extreme Differences
Absolute .213
Positive .102
Negative -.213
Kolmogorov-Smirnov Z 1.905
Asymp. Sig. (2-tailed) .501
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Pengolahan Data SPSS, Maret 2015
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
(Data Asli) diatas, terlihat bahwa data telah terdistribusi dengan normal
yang mana terlihat bahwa nilai signifikansi diatas 0.05 yaitu sebesar 0.501
dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1.905.
4.1.3.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi dimana prasyarat dalam model regresi adalah tidak adanya
(59)
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
S.ASET .505 1.980
DER .141 7.091
DAR .150 6.657
LDER .428 2.336
LDAR .680 1.470
EAR .236 4.236
ROA .181 5.512
ROE .318 3.149
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Pengolahan Data SPSS, Maret 2015
Berdasarkan aturan Variance Inflation Factor (VIF) dan
Tolerance, apabila VIF melebihi angka 10 atau Tolerance kurangdari 0.10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas, sebaliknya apabila VIF
kurang dari 10 atau Tolerance lebih dari 0.10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Dalam penelitian ini data yang digunakan
dalam uji multikolinearitas ini adalah data dari variabel independen.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui masing-masing nilai VIF sebagai
berikut:
a. Nilai VIF untuk variabel S.ASET adalah 1.980< 10 dengan nilai
Tolerance adalah 0.505 > 0.10 maka variabel S.ASET dapat dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
(60)
b. Nilai VIF untuk variabel DER adalah 7.091< 10 dengan nilai Tolerance
adalah 0.141 > 0.10 maka variabel DER dapat dinyatakan tidak terjadi
gejala multikolinearitas.
c. Nilai VIF untuk variabel DAR adalah 6.657< 10 dengan nilai Tolerance
adalah 0.150> 0.10 maka variabel DAR dapat dinyatakan tidak terjadi
gejala multikolinearitas.
d. Nilai VIF untuk variabel LDER adalah 2.336< 10 dengan nilai Tolerance
adalah 0.428> 0.10 maka variabel LDER dapat dinyatakan tidak terjadi
gejala multikolinearitas.
e. Nilai VIF untuk variabel LDAR adalah 1.470< 10 dengan nilai Tolerance
adalah 0.680 > 0.10 maka variabel LDAR dapat dinyatakan tidak terjadi
gejala multikolinearitas.
f. Nilai VIF untuk variabel EAR adalah 4.236< 10 dengan nilai Tolerance
adalah 0.236> 0.10 maka variabel EAR dapat dinyatakan tidak terjadi
gejala multikolinearitas.
g. Nilai VIF untuk variabel ROA adalah 5.512< 10 dengan nilai Tolerance
adalah 0.181> 0.10 maka variabel ROA dapat dinyatakan tidak terjadi
gejala multikolinearitas.
h. Nilai VIF untuk variabel ROE adalah 3.149< 10 dengan nilai Tolerance
variabel ROE adalah 0.318> 0.10 maka variabel ROE dapat dinyatakan
(61)
4.1.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar analisis (Ghozali, 2005:139).
1. Jika pola tertentu, seperti titik - titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik
(62)
Sumber: Pengolahan Data SPSS, Maret 2015 Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Pada grafik scatterplot diatas, terlihat titik –titik menyebar secara acak, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.
4.1.3.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah sebuah model
regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu padaperiode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya (Ghozali,
(63)
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan Durbin -
Watson (DW test). Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .388a .150 .055 .52277 2.258
Predictors: (Constant), ROE, DAR, LDAR, EAR, S.ASET, LDER, ROA, DER
b. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Pengolahan Data SPSS, Maret 2015
Berdasarkan hasil pengujian Durbin-Watson dengan menggunakan SPSS
20.0 maka diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2.258, yang berarti berdasarkan
kriteria Durbin-Watson hasil tersebut 1.65 < 2.258 < 2.35 yang berarti tidak
terjadi autokorelasi.
4.1.4. Model Regresi Berganda
Hasil regresi linear berganda pengaruh Struktur Aset, Struktur Modal yang
diproksikan ke dalam Debt to Equity ratio, Debt to Asset Ratio, Long Debt to Equity Ratio, Long Debt to Asset Ratio, dan Equity to Asset Ratio, serta profitabilitas yang diproksikan ke dalam Return on Asset dan Return on Equity
terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut:
(1)
STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
S.ASET 80 .00 2.44 1.0129 .47292
DER 80 -4.61 2.75 1.9798 .86720
DAR 80 .00 1.61 1.5105 .17621
LDER 80 .00 2.45 1.4837 .45096
LDAR 80 -4.61 4.79 -2.8828 2.08283
EAR 80 .86 2.60 1.3722 .30214
ROA 80 -2.04 2.19 .6623 .76609
ROE 80 -3.91 11.37 4.0135 2.16388
RETURN 80 .00 2.03 1.4603 .53767
Valid N (listwise) 80
REGRESI
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered Variables Removed Method 1 ROE, DAR, LDAR, EAR, S.ASET, LDER, ROA, DERb
. Enter
a. Dependent Variable: RETURN b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .388a .150 .055 .52277 2.258
a. Predictors: (Constant), ROE, DAR, LDAR, EAR, S.ASET, LDER, ROA, DER b. Dependent Variable: RETURN
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 3.434 8 .429 2.071 .049b
Residual 19.403 71 .273
Total 22.838 79
a. Dependent Variable: RETURN
(2)
Coefficientsa
Model Collinearity
Statistics Tolerance VIF
1
(Constant)
S.ASET .505 1.980
DER .141 7.091
DAR .150 6.657
LDER .428 2.336
LDAR .680 1.470
EAR .236 4.236
ROA .181 5.512
ROE .318 3.149
a. Dependent Variable: RETURN
Coefficient Correlationsa
Model ROE DAR LDAR EAR S.ASET LDER
1
Correlations
ROE 1.000 .258 .145 .488 -.148 -.098
DAR .258 1.000 -.112 -.259 -.304 .449
LDAR .145 -.112 1.000 .017 -.372 -.050
EAR .488 -.259 .017 1.000 .028 -.432
S.ASET -.148 -.304 -.372 .028 1.000 -.480
LDER -.098 .449 -.050 -.432 -.480 1.000
ROA -.724 .092 -.115 -.791 .026 .185
DER -.265 -.920 .123 .286 .306 -.441
Covariances
ROE .002 .011 .000 .009 -.001 -.001
DAR .011 .742 -.003 -.089 -.046 .077
LDAR .000 -.003 .001 .000 -.002 .000
EAR .009 -.089 .000 .161 .002 -.034
S.ASET -.001 -.046 -.002 .002 .031 -.017
LDER -.001 .077 .000 -.034 -.017 .040
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.320 1.123 1.175 .244
S.ASET .067 .175 .059 .382 .704
DER .275 .181 .444 1.524 .132
DAR -1.093 .861 -.358 -1.269 .209
LDER -.210 .199 -.176 -1.055 .295
LDAR .014 .034 .055 .412 .681
EAR 1.198 .401 .673 2.989 .004
ROA -.293 .180 -.417 -1.625 .109
(3)
Coefficient Correlationsa
Model ROA DER
1
Correlations
ROE -.724 -.265
DAR .092 -.920
LDAR -.115 .123
EAR -.791 .286
S.ASET .026 .306
LDER .185 -.441
ROA 1.000 -.114
DER -.114 1.000
Covariances
ROE -.006 -.002
DAR .014 -.143
LDAR -.001 .001
EAR -.057 .021
S.ASET .001 .010
LDER .007 -.016
ROA .032 -.004
DER -.004 .033
a. Dependent Variable: RETURN
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) S.ASET DER DAR
1
1 7.647 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .617 3.519 .00 .00 .00 .00
3 .369 4.553 .00 .06 .00 .00
4 .153 7.069 .00 .04 .10 .00
5 .109 8.392 .00 .06 .00 .00
6 .057 11.550 .01 .64 .04 .00
7 .041 13.729 .01 .10 .01 .00
8 .007 34.150 .09 .01 .06 .03
9 .001 81.121 .90 .08 .79 .96
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Variance Proportions
LDER LDAR EAR ROA ROE
1
1 .00 .00 .00 .00 .00
2 .00 .11 .00 .09 .00
3 .01 .23 .00 .05 .02
4 .01 .22 .00 .00 .01
5 .00 .00 .01 .11 .41
6 .02 .38 .02 .06 .09
7 .64 .01 .01 .00 .01
8 .13 .01 .95 .68 .33
9 .20 .03 .01 .00 .13
(4)
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 1.0109 2.2522 1.4603 .20851 80
Std. Predicted Value -2.155 3.798 .000 1.000 80
Standard Error of Predicted
Value .080 .521 .158 .077 80
Adjusted Predicted Value .8050 5.3270 1.5193 .49290 80
Residual -1.51197 .85702 .00000 .49559 80
Std. Residual -2.892 1.639 .000 .948 80
Stud. Residual -2.934 1.728 -.011 .997 80
Deleted Residual -4.33750 1.04659 -.05907 .73305 80
Stud. Deleted Residual -3.108 1.753 -.021 1.026 80
Mahal. Distance .865 77.624 7.900 11.217 80
Cook's Distance .000 7.612 .108 .850 80
Centered Leverage Value .011 .983 .100 .142 80
a. Dependent Variable: RETURN
(5)
(6)
NPar Tests
[DataSet1]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 80
Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation .49559215 0E-7 Most Extreme Differences
Absolute .213
Positive .102
Negative -.213
Kolmogorov-Smirnov Z 1.905
Asymp. Sig. (2-tailed) .501
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.