Analisis kelayakan penggunaan buku petunjuk praktikum

4.1.3 Analisis kelayakan penggunaan buku petunjuk praktikum

Uji kelayakan dilakukan dengan metode angket. Angket diberikan pada siswa dan guru IPA di MTs Miftahul Ulum. Angket yang dianalisis adalah angket tanggapan siswa pada uji skala kecil, angket yang diberikan kepada siswa pada uji pemakaian dan angket tanggapan guru. 4.1.3.1 Hasil skor pada uji skala kecil Uji skala kecil dilakukan sebelum uji pemakaian. Pada uji skala kecil ini, draf buku petunjuk praktikum diberikan kepada 10 responden yang merupakan siswa kelas VII MTs Miftahul Ulum secara acak. Hasil rata-rata persentase skor yang didapat pada uji skala kecil terhadap buku petunjuk praktikum hasil pengembangan adalah 91 dengan kriteria sangat layak. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8. 4.1.3.2 Hasil skor angket siswa setelah uji pemakaian Hasil tanggapan siswa diambil menggunakan angket tanggapan siswa yang diambil pada akhir pembelajaran di pertemuan 5. Data diambil terhadap 36 siswa di kelas 7 A sebagai kelas eksperimen. Hasil dari angket uji pemakaian menunjukkan bahwa secara umum siswa kelas eksperimen memberikan tanggapan yang positif terhadap media buku petunjuk praktikum. Secara klasikal skor yang diperoleh mencapai 1002 dari skor maksimal 1152, yang berarti siswa menunjukkan tanggapan yang positif dengan persentase 86,98. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 10. 4.1.3.3 Hasil skor tanggapan guru Angket tanggapan guru diberikan kepada guru IPA MTs Miftahul Ulum setelah semua pelaksanaan praktikum terselesaikan. Angket tanggapan guru berisi 10 item pernyataan dan diberi 4 pilihan skor jawaban yang disertai dengan kisi- kisi pengisian angket tanggapan. Hasil tanggapan guru dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Rekapitulasi angket tanggapan guru terhadap buku petunjuk praktikum No Item Skor 1. Buku petunjuk praktikum dapat membantu guru dalam menyampaikan materi. 4 2. Buku petunjuk praktikum mempermudah siswa memahami materi. 4 3. Gambar dan keterangan dalam petunjuk praktikum mudah dipahami. 4 4. Pertanyaan-pertanyaan dalam petunjuk praktikum mudah dipahami. 4 5. Langkah kerja dalam petunjuk praktikum membimbing siswa memahami konsep materi. 4 6. Petunjuk praktikum dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam praktikum. 4 7. Petunjuk praktikum menanamkan karakter yang bagi pada siswa. 3 8. Buku petunjuk praktikum dapat melatih siswa untuk berpikir kritis, saling menghargai, dan bertanggung jawab. 3 9. Soalevaluasi yang digunakan sesuai untuk tingkat SMP. 3 10. Saya tertarik menggunakan buku petunjuk praktikum dalam kegiatan pembelajaran. 4 Jumlah 37 Skor maksimal 40 Persentase 92,5 Kriteria Sangat layak Sumber: Lampiran 12 Dari tanggapan guru didapatkan hasil persentase skor sebesar 92,5 dengan kriteria sangat layak. 4.1.4 Analisis keefektifan buku petunjuk praktikum untuk meningkatkan pemahaman siswa, mengaktifkan siswa dan menampakkan karakter siswa. Keefektifan buku petunjuk praktikum IPA terpadu hasil pengembangan ini diukur dengan 3 aspek, yaitu peningkatan pemahaman siswa, ketercapaian skor keaktifan siswa dan ketercapaian skor karakter siswa. 4.1.4.1 Peningkatan pemahaman siswa Peningkatan pemahaman siswa terhadap materi dalam tema mikroskop dapat dilihat berdasarkan nilai hasil pre test dan post test. Pre test dan post test terdiri dari 30 soal yang sama. Soal tersebut diberikan pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dan dapat dilihat dalam penyajian Tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen Sumber: Lampiran 24 Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen mengalami peningkatan yang sebesar 37,3 sedangkan pada kelompok kontrol hanya mengalami peningkatan 26,7. Grafik hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.9. Gambar 4.9 Grafik hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pre-test dan post-test kelompok kontrol maupun eksperimen juga dianalisis menggunakan rumus t-test berikut ini: Suharsimi, 2010 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Ke la s K on tro l K Ke la s E ks pe rim en E Ke la s K on tro l K Ke la s E ks pe rim en E Ke la s K on tro l K Ke la s E ks pe rim en E Pretest Posttest Peningkatan Hasil pretes posttes kelas eksperimen dan kelas kontrol Rata-rata nilai Komponen Pretest Posttest Peningkatan Kontrol K Eksperimen E Kontrol K Eksperimen E Kontrol K Eksperimen E Rata-rata nilai 40,8 44,3 67,5 81,6 26,7 37,3 dengan : M = nilai rata-rata hasil per kelompok N =banyaknya subyek x = deviasi setiap nilai x 2 dan x 1 y = deviasi setiap nilai y2 dan y1 Pada uji t-test tersebut didapatkan harga t hitung = 3,54. Untuk t tabel dengan dk = 69 dan α = 0,05 adalah 1,69, sehingga t hitung dari t tabel . Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman kelompok eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Untuk data lebih lengkap mengenai peningkatan hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 16 sampai dengan Lampiran 24. 4.1.4.2 Keaktifan siswa Untuk mengetahui keaktifan siswa dilakukan observasi yang dilakukan oleh ketua masing-masing kelompok kelas eksperimen. Setiap ketua kelompok diberi angket berisi beberapa instrument yang diisi setiap pertemuan praktikum. Berdasarkan hasil observasi tersebut, kelas eksperimen mengalami perbedaan ketercapaian keaktifan setiap pertemuan. Hasil persentase skor keaktifan siswa disajikan pada Tabel 4.7. Tabel. 4.7. Hasil skor keaktifan siswa setiap pertemuan Pertemuan Rata-rata persentase keaktifan 3 pertemuan Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Persentase keaktifan 71,92 87,60 96,33 85,28 Sumber : Lampiran 32 Hasil skor keaktifan siswa digambarkan dengan grafik pada Gambar 4.10. Gambar 4.10. Grafik persentase rata-rata skor keaktifan siswa 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Rata-rata persentase keaktifan 3 pertemuan Persentase rata-rata skor keaktifan siswa Persentase keaktifan 4.1.4.3 Ketercapaian skor karakter siswa Karakter yang diteliti dalam penelitian ini adalah berpikir kritis, saling menghargai dan bertanggung jawab dalam praktikum. Untuk mengetahui peningkatan karakter ini peneliti dibantu oleh guru pengampu mapel IPA di MTs Miftahul Ulum dan salah satu teman mahasiswa peneliti. Masing-masing observer mengamati 2-3 kelompok. Hasil observasi menunjukkan bahwa masing-masing kelompok mengalami peningkatan karakter pada pertemuan berikutnya. Data skor karakter masing-masing karakter setiap pertemuan disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Pencapaian skor setiap karakter siswa setiap pertemuan No Karakter Pert I Pert II Pert III 1 Berfikir Kritis 57,64 84,72 94,44 2 Saling Menghargai 63,19 84,72 94,44 3 Bertanggung Jawab 67,36 89,58 95,14 Rata-Rata Per Pertemuan 62,73 86,34 94,67 Sumber : Lampiran 40 Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa skor karakter yang dicapai oleh seluruh siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuan pembelajaran. Grafik persentase pencapaian masing-masing karakter seluruh siswa dalam 3 pertemuan pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 4.11. Gambar 4.11. Grafik persentase pencapaian masing-masing karakter setiap pertemuan. Dari hasil observasi masing-masing karakter selama 3 pertemuan dapat diambil rata-rata persentase skor pencapaian seluruh karakter sebagaimana disajikan pada Tabel 4.9. 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 PERT I PERT II PERT III BERFIKIR KRITIS SALING MENGHARGAI BERTANGGUNG JAWAB Tabel 4.9. Rata-rata persentase seluruh karakter siswa dalam 3 pertemuan NO Pertemuan Rata-rata persentase Seluruh karakter 1 Pertemuan I 62,73 2 Pertemuan II 86,34 3 Pertemuan III 94,67 Rata-rata persentase seluruh karakter 3 pertemuan 81,30 Sumber : Lampiran 41 Grafik rata-rata persentase skor seluruh karakter siswa dapat dilihat pada Gambar 4.12. Gambar 4.12. Grafik hasil rata-rata skor observasi karakter

4.2 Pembahasan