Pendidikan Karakter KAJIAN PUSTAKA

b. Inkuiri bebas Metode ini digunakan bagi peserta didik yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan peserta didik seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Peserta didik diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah- langkah yang diperlukan. c. Inkuiri bebas modifikasi Metode ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua strategi inkuiri sebelumnya, yaitu pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan. Artinya, dalam metode ini peserta didik tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun peserta didik yang belajar dengan metode ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari inkuiri terbimbing.

2.3 Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter sangat penting untuk diberikan kepada generasi muda saat ini untuk menghadapi kehidupan di masa depan. Mereka dibombardir dengan pengaruh negatif dari media yang ada sekarang. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan sekolah yang bersama-sama mendorong pengembangan karakter dan menyampaikannya dalam pembelajaran Pala, 2011. Pendidikan karakter merupakan bagian integral yang sangat penting dari pendidikan di Indonesia, yang dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati, sehingga terbentuk manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, rasa serta karsa Abidinsyah, 2011. Pendidikan karakter mulai mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan ahli pendidikan. Hal ini berlandaskan pada Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang berbunyi “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Menurut Kemendiknas 2010 nilai-nilai untuk IPA SMPMTs yang dapat dikembangkan antara lain: rasa ingin tahu, kerja keras, jujur, disiplin, demokratis, mandiri, senang membaca, berani, kreatif dan peduli lingkungan. Pembelajaran yang menerapkan prinsip inkuiri dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis, logis, kreatif, dan inovatif, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain, santun, jujur, dan tanggung jawab Kemdiknas, 2010. Menurut Sugiyarto 2008 sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang pengamat antara lain sebagai berikut: a. Mencintai kebenaran Sikap ini mendorong seseorang berlaku jujur dan objektif. b. Tidak purba sangka Tidak berpikir secara prasangka tidak baik dan tidak masuk akal. c. Bersifat toleran terhadap orang lain Pengetahuan tidak mutlak sempurna, maka menghargai pendapat orang lain dapat digunakan untuk memperbaiki, melengkapi, menyempurnakan pengetahuan dan tidak memaksa orang lain. d. Ulet Tidak putus asa dan selalu berusaha untuk mencari kebenaran walaupun sering tidak memperoleh apa-apa. e. Teliti dan hati-hati Teliti dalam melakukan sesuatu dan hati-hati dalam mengambil kesimpulan dan mengeluarkan pendapat. f. Ingin tahu Rasa ingin tahu merupakan titik awal dari pengetahuan dengan didorong untuk ingin tahu lebih banyak dalam melakukan sesuatu. g. Optimis Selalu optimis karena terbiasa dengan percobaan atau eksperimen. Sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA merupakan bagian dari sikap pada umumnya, dan sikap adalah sebuah nilai, yaitu nilai kehidupan. Apabila penanaman nilai karakter terjadi berulang-ulang dan akhirnya dikuasai oleh peserta didik maka akan terjadi internalisasi nilai-nilai IPA yang dapat menjadi nilai kehidupan para peserta didik. Proses pembelajaran IPA di dalamnya terdapat ruang untuk pembelajaran karakter, yaitu dimensi sikap ilmiah dan metode ilmiah yang di dalamnya terdapat kerja ilimah. Aspek-aspek pendidikan karakter dapat dipadukan dalam media pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi maupun instrumen penilaian.

2.4 Materi dalam Tema Mikroskop