tipis selama fase pertumbuhan dan paling tebal selama fase stasioner Arad dan Richmond 2004.
Gambar 3. Polisakarida Porphyridium cruentum
Arad dan Richmond 2004
Fungsi biologi dari polisakarida pada Porphyridium cruentum, yaitu melindungi sel, pertukaran atau penampungan ion, membentuk penghalang
yang sulit ditembus oleh gas dan air, serta sebagai tempat vitamin dan hormon. Vonshak, 1988.
III. METODE PENELITIAN A.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada November 2015- Januari 2016 di Laboratorium Akuatik dan Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat- alat yang digunakan dalam penelitian No
Nama Alat Fungsi
1 Botol kultur 1 liter
Untuk wadah kultur 2
Aerator Untuk aerasi pada kultur
3 Batu aerasi dan selang aerasi Perlengkapan aerasi
4 Kertas label
Untuk menandai tiap perlakuan 5
Plankton-net dan corong Alat bantu untuk menyaring air tawar
dan air laut 6
Alumunium foil Untuk penutup pembungkus
7 Ultraviolet water sterillizer
Untuk sterilisasi air 8
Timbangan digital Untuk menimbang bahan
9 Refraktometer
Untuk mengukur salinitas air 10 Pipet tetes
Untuk mengambil sampellarutan untuk dipindahkan
11 Mikroskop Untuk membantu mengidentifikasi
mikroalga
12 Haemocytometer Untuk membantu menghitung
kepadatan sel fitoplankton 13 Gelas ukur
Untuk wadah penampung larutan pupuk
14 Cover glass Untuk penutup haemocytometer
15 Botol kaca gelap Untuk wadah stok larutan pupuk
16 Kertas saring Untuk menyaring supernatan
17 Oven Untuk mengeringkan hasil kultur
Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan- Bahan yang Digunakan dalam Penelitian.
No Nama Bahan
Fungsi 1
Inokulum Porphyridium sp. stok murni di BBPBL
Lampung Mikroalga yang akan dikultur
2 Aquades
Bahan campuran pembuatan media pupuk pelarut pupuk
3 Alkohol 70
Untuk sterilisasi alat 4
Kalsium hipoclorit kaporit Untuk sterilisasi alat 5
Tissu Untuk sterilisasi alat
6 Air laut
Untuk media kultur 7
Air tawar Untuk mencuci peralatan kultur
8 Media pupuk pertanian
Urea, ZA, dan TSP Bahan untuk membuat media pupuk
9 Sabun cuci piring
Untuk mencuci alat kultur 10
Etanol teknis 96 Untuk memisahkan polisakarida
C. Rancangan Percobaan
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental
menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap RAL yang terdiri dari 3 perlakuan, masing- masing diulang sebanyak 6 kali. Perlakuan dilakukan
berdasarkan perbedaan kombinasi pupuk urea, ZA, dan TSP pada media kultur Porphyridium sp. dapat dilihat pada Tabel 3. Kontrol dalam penelitian ini
dikultur terpisah yaitu kultur dengan sumber nutrisi menggunakan pupuk conwy.
Tabel 3. Komposisi Pupuk Pertanian pada Media Kultur Porphyridium sp.
Perlakuan Komposisi Pupuk Pertanian
Pupuk conwy
Urea mgL ZA mgL
TSP mgL Kontrol
- -
-
1mll A
25 30
10 -
B 50
30 10
- C
75 30
10 -
Catatan: kontrol tidak dianalisis dengan Anova.
D. Pelaksanaan
1. Sterilisasi Alat
Peralatan kultur fitoplankton disterilisasi dengan cara direndam air tawar
yang dicampur kaporit 100 ppm selama 1 hari. Setelah itu dicuci menggunakan sabun sampai bersih. Peralatan kultur setelah dicuci
dikeringkan kemudian disemprot dengan alkohol 70 dan dikeringkan kembali.
2. Sterilisasi Bahan
Media kultur fitoplankton skala laboratorium menggunakan air laut yang
sudah disterilkan dengan uv sterilizer. Air kemudian direbus dengan suhu 100- 150
O
C sebanyak 2 kali perebusan masing-masing 15-30 menit.
3. Pembuatan Larutan Pupuk
Bahan- bahan yang digunakan untuk membuat media pupuk Urea, ZA, dan TSP disiapkan, kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik, lalu