Unsur hara di dalam perairan tawar dan perairan laut yang cukup lengkap dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi mikroalga. Unsur hara tersebut dibagi
menjadi unsur makro dan unsur mikro. Unsur makro meliputi nitrat dan posfat Taw, 1990, kalium, sulfur, natrium, silikat, dan calsium sedangkan
unsur mikro meliputi boron, besi, mangan, tembaga, seng, molibdenum, dan klorin Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995. Menurut Reynolds 2006
keterbatasan unsur hara pada media kultur mikroalga dapat menurunkan laju pertumbuhan dan biomassa mikroalga.
D. Pola Pertumbuhan Plankton
Sumber nutrisi yang mencukupi dapat mempercepat penggandaan sel fitoplankton Barsanti and Gualtieri, 2006. Adanya pertumbuhan dalam kultur
fitoplankton ditandai dengan bertambahnya ukuran dan jumlah sel fitoplankton. Menurt Isnansetyo dan Kurniastuty 1995 terdapat lima fase
pertumbuhan fitoplankton yang secara berurutan adalah terdiri dari fase istirahat lag, fase logaritmik, fase deklinasi, fase stasioner, dan fase kematian.
Secara skematis pola perkembangbiakan fitoplankton dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kurva Perkembangbiakan fitoplankton
Sumber : Creswell, 2010
Fase pertumbuhan lag merupakan fase adaptasi metabolisme sel Porphyridium terhadap lingkungan media tumbuhnya. Diantaranya
metabolisme untuk peningkatan kandungan enzim dan metabolit yang diperlukan untuk proses fiksasi karbon dan pembelahan sel. Pada fase lag,
kultur fitoplankton mengalami sedikit peningkatan densitas sel Madigan et al., 2010.
Pada fase logaritmik terjadi pembelahan sel dengan laju pembelahan yang tinggi sekali dan laju pertumbuhan mikroalga plankton meningkat secara
drastis. Bila kondisi kultur optimum maka laju pertumbuhan fitoplankton pada fase ini dapat mencapai nilai maksimal Isnansetyo dan Kurniastuty,
1995.
Fogg 1975 mengatakan bahwa pada fase deklinasi pembelahan sel fitoplankton tetap terjadi, namun tidak secepat pada fase logaritmik,
sehingga laju pertumbuhan juga mengalami pelambatan dibandingkan dengan fase logaritmik. Pelambatan laju pertumbuhan disebabkan oleh
adanya penambahan populasi sel yang tidak diikuti dengan penambahan nutrisi, sementara pemanfaatan nutrisi oleh mikroalga terus berlanjut
akibatnya terjadi persaingan sel untuk mendapatkan nutrisi yang semakin berkurang.
Pada fase stasioner, kurva pertumbuhan mulai berubah dari kurva eksponensial menjadi linier. Pada fase ini tidak terjadi peningkatan ukuran
populasi. Laju pertumbuhan seimbang dengan laju kematian sehingga jumlah sel cenderung konstan Fogg, 1975.
Fase kematian merupakan fase akhir pertumbuhan alga dalam media kultur yang ditandai dengan penurunan produksi biomassa karena terjadinya
kematian sel. Menurut Fogg 1975 pada fase ini laju kematian lebih cepat dibanding laju pertumbuhan.
E. Pupuk Urea
Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen N berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan
fitoplankton. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH
2
CONH
2
,merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air higroskopis. Unsur hara N yang berasal
dari Urea dan ZA merupakan hara makro utama bagi sumber N pengatur tumbuh tanaman selain sumber P dan K dan seringkali menjadi faktor
pembatas dalam produksi tanaman. Kandungan nitrogen pada pupuk urea lebih tinggi dari pupuk ZA. Pupuk ZA Zwavelzuur Amonia memiliki
kandungan nitrogen sekitar 20 dan sulfur sekitar 24 George dan Sussot 1971, sedangkan pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46
Buckman and Brady, 1982.
Sebagai sumber hara penyusun asam amino dan protein, nitrogen merupakan salah satu unsur yang terpenting pada pertumbuhan fitoplankton Suminto,