D. 3  Uraian Proses
Pembuatan senyawa isoeugenol dan vanilin dari eugenol minyak daun cengkeh  menggunakan  nitrobenzene  sebagai  oksidator.  Secara  garis  besar
proses yang terjadi terdiri dari : 1.
Proses isomerisasi eugenol 2.
Proses oksidasi isoeugenol menjadi vanilin Uraian proses untuk masing-masing tahapan di atas adalah sebagai berikut :
1 Tahap Isomerisasi Eugenol
Eugenol  hasil  dari  isolasi  minyak  daun  cengkeh  dicampur  dengan etanol  murni.  Selanjutnya  terjadi  reaksi  antara  eugenol  dengan  etanol  yang
dikatalisis  rhodium  triklorida  hidrat  dalam  reaktor  tangki  alir  berpengaduk CRV-102 pada 150
o
C dan 1 atm membentuk campuran isoeugenol, etanol sisa dan air. Mekanisme reaksi  ditunjukkan pada Gambar 17.
OH                                                           OH OCH
3
OCH
3
 
 
→ 
O H
RhCl
2 3
3
CH
2
-CH=CH
2
CH=CH-CH
3
Gambar 17  Reaksi isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol
Campuran hasil reaksi kemudian dipanaskan dalam pemanas E-100 hingga  suhu  200
o
C  dan  dialirkan  ke  dalam  vaporizer  V-100    hingga terbentuk  campuran  hasil  dengan  dua  fase  yang  berbeda,  yakni    fase  uap
berupa campuran etanol sisa serta air sebagai hasil samping dan  fase cairan yang terdiri dari larutan isoeugenol dengan kemurnian ± 89,6 sebagai hasil
utama.  Larutan  isoeugenol  didinginkan  pada  30
o
C  dan  digunakan  sebagai bahan  baku  dalam  sintesis  vanilin  Gambar  18.  Neraca  massa  bahan  dan
kondisi proses masing – masing ditunjukkan pada Tabel 9 dan 10.
Tabel 9  Fraksi mol komponen setiap aliran pada proses isomerisasi isoeugenol
Nama Komponen
No. Aliran 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
Eugenol 1
0,9693  0,0030 0,0987
0,0969 0,0969
0,0172 0,0995
0,0995 Etanol
0,2811 0,0083  0,0620
0,0073 0,0083
0,0083 0,1119
0,0050 0,0050
H
2
O 0,7189
0,0212  0,8822 0,0051
0,0212 0,0212
0,6006 0,0027
0,0027 Iso-eugenol
0,0528 0,8877
0,8724 0,8724
0,2703 0,8916
0,8916 RhCl
3
3H
2
O 1
0,0012 0,0012
0,0012 0,0012
0,0012 0,0012
Tabel 10  Kondisi aliran bahan pada proses isomerisasi isoeugenol
Parameter No. Aliran
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 Suhu
o
C 25,87
25 25
24,02 150
150 150
200 200
200 30
Tekanan atm 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
Laju alir molar kmoljam 0,477
0,045 0,002
1,523 0,002
0,495 1,523
1,523 0,047
1,476 1,476
Laju alir massa kgjam 242,5
1,164 0,465
244,1 0,779
243,3 244,1
244,1 2,979
241,1 241,1
50
Gambar  18  Desain  proses  isomerisasi  isoeugenol  berdasarkan  hasil  simulasi Hysys
2 Tahap Oksidasi Isoeugenol menjadi Vanilin
Tahap  oksidasi  isoeugenol  menjadi  vanilin  diawali  dengan pencampuran isoeugenol, nitrobensen, DMSO dan KOH. Mula-mula terjadi
reaksi penggaraman antara iso-eugenol dengan KOH pada 130
o
C dan 1 atm dalam  menghasilkan  campuran  K-isoeugenolat,  air  dan  isoeugenol  sisa.
Selanjutnya  K-isoeugenolat  bereaksi  dengan  nitrobenzena  pada  kondisi proses  yang  sama  menghasilkan  campuran  K-vanilat,  azobenzena,
asetaldehida,  K-isoeugenolat  sisa,  air  dan  isoeugenol  sisa.  Reaksi selengkapnya ditunjukkan pada Gambar 19.
OH OK
OCH
3
KOH OCH
3
CH
2
=CH-CH
2
CH=CH-CH
3
Isoeugenol K-Isoeugenolat
OK                         NO
2
OK OCH
3
OCH
3
+                                                              +                  N=N +  CH
3
CHO CH=CH-CH
3
CHO
K-Isoeugenolat    Nitrobenzene        K-Vanilat        Azobenzene Asetaldehida
51
OK                                                               OH OCH
3
OCH
3
+  HCl + KCl
CHO CHO
K- Vanilat Vanilin
Vanilin  +  Na
+ -
OSO
2
H Na bisulfit
ONa OH
C C
HO
2
SO H
NaO
2
SO      H Vanilin bisulfit
+ H2SO4
Vanilin + Na
2
SO
4
+ H
2
O + SO
2
Gambar 19  Mekanisme reaksi awal oksidasi isoeugenol menjadi vanilin
Gambar 20   Disain proses oksidasi isoeugenol menjadi vanilin berdasarkan hasil simulasi Hysys
Campuran cairan direaksikan dengan larutan HCl 25 pada 36,43
o
C dan  tekanan  1  atm.  Dengan  konversi  reaksi  90  akan  diperoleh  dua  hasil
utama,  yakni:  hasil  atas  reaksi  berupa  fraksi  ringan  campuran  komponen berfase uap dan  hasil bawah reaksi berupa fraksi berat campuran komponen
berfase  cair  jenuh  dengan  hasil  utamanya  berupa  vanilin  yang  selanjutnya
OCH
3
OCH
3
bersama  dengan  larutan  dietileter  dialirkan  ke  dalam  dekanter  X-100.  Di dalam  dekanter  terjadi  proses  pemisahan  komponen  menjadi  dua  bagian,
yaitu : 1. hasil atas berupa campuran vanilin dan dietil eter yang kemudian mengalami  proses  pemurnian  lebih  lanjut  dan  2.  hasil  bawah  berupa
campuran yang mengendap dan turun ke bawah Gambar 20. Campuran  vanilin  beserta  komponen  lainnya  kemudian  bereaksi
secara  sempurna  dengan  NaHSO
3
pada  30
o
C  dan  1  atm  menghasilkan campuran dalam dua fase, yakni: 1. fase uap berupa fraksi ringan campuran
yang  terdiri  dari  mayoritas  dietileter  yang  sebagai  hasil  atas  reaksi  dan  2. fase  cairan  yang  terdiri  dari  campuran  vanilin  bisulfit  dan  sebagian  kecil
dietil  eter  sisa  sebagai  hasil  bawah  reaksi  Gambar  20.  Campuran  berfase cairan  selanjutnya  dipanaskan  dan  direaksikan  secara  sempurna  dengan
H
2
SO
4
pekat  konsentrasi  =  96  pada  40
o
C  dan  1  atm  menghasilkan campuran  berfase  uap  berupa  H
2
O  dan  SO
2
yang  keluar  sebagai  hasil  atas reaksi  dan  campuran  berfase  cairan  berupa  vanilin,  H
2
O  sisa  dan  sebagian kecil SO
2
sebagai   hasil bawah reaksi. Vanilin  diekstrak  dari  campuran  fase  cairan  dengan  menggunakan
dietileter. Pemisahan campuran vanilin-dietileter dengan komponen berfase cairan  lainnya  dilakukan  dengan  menggunakan  dekanter  G  dan  diperoleh
hasil  atas  berupa  campuran  vanilin-dietileter  dan  hasil  bawah  berupa campuran  larutan  garam  jenuh.  Campuran  vanilin-dietil  eter  selanjutnya
dipanaskan  dan  dipisahkan  dalam  vaporizer  101  pada  150
o
C  dan  1  atm sehingga diperoleh hasil berupa dietil eter berfase uap sebagai hasil atas dan
vanilin  berfase  cair  sebagai  hasil  bawah  Gambar  28.  Vanilin  selanjutnya dikeringkan  sehingga  diperoleh  berupa  vanilin  berbentuk  bubuk  dengan
kemurnian  ±  98.  Neraca  massa  bahan  dan  kondisi  aliran  proses selengkapnya ditunjukkan pada Tabel 11, 12, 13 dan 14.
Proses  Engineering  Flow  Diagram PEFD  produksi  vanilin  dari
eugenol  minyak  daun  cengkeh  MDC  ditunjukkan  pada  Gambar  21.
Tabel 11  Fraksi mol  komponen  setiap aliran pada proses sintesis vanilin
Nama Komponen
No. Aliran 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
KOH 0,5042
0,0272 0,0234
0,0234 0,0232
0,0232 0,0006
0,2840 H
2
O 0,0042
0,4958 0,0268
0,2965 0,0289
0,2965 0,0289
0,0306 0,0306
0,0182 0,0321
0,0136 0,8586
DMSO 1
0,3958 0,0883
0,3963 0,0883
0,3963 0,3943
0,3943 0,0009
0,4134 0,1873
Nitrobensen 1
0,5457 0,0500
0,5389 0,0500
0,5389 0,5357
0,5357 0,0003
0,5439 0,4584
Isoeugenol 0,8903
0,0039 Eugenol
0,0993 0,0004
0,0004 0,0004
0,0004 0,0004
0,0005 0,0003
RhCl
3
3H
2
O 0,0012
0,0001 Etanol
0,0050 0,0001
0,0001 Asetaldehida
0,0609 0,0035
0,0609 0,0035
0,0039 0,0039
0,0056 0,0039
0,0037 K-Vanilat
0,0005 0,0039
0,0005 0,0039
0,0039 0,0039
0,0001 0,0473
O
2
0,5037 0,0007
0,5037 0,0007
0,0039 0,0039
0,9750 0,0014
0,0025 Azobenzene
0,0039 0,0039
0,0039 0,0039
0,0040 0,0028
HCl 0,1414
54
Tabel 12 Fraksi mol  komponen setiap aliran pada proses sintesis vanilin lanjutan
Nama Komponen
No. Aliran 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 39
40 41
42 43
KOH H
2
O 0,0461
0,0223 0,0641
0,0224 0,0644
0,9811 0,1022
0,8082 0,1849
0,0623 0,7026
0,8434 DMSO
0,0010 0,3793
0,3806 Nitrobenzene
0,0003 0,5154
0,5171 Eugenol
0,0004 0,0004
RhCl
3
3H
2
O Etanol
Asetaldehida 0,0056
0,0038 0,0038
K-Vanilat 0,0004
0,0004 O
2
0,8501 0,0014
0,0014 Azobenzene
0,0038 0,0038
HCl 0,0969
0,0023 0,0023
Vanilin 0,0034
0,5692 0,0936
0,0919 0,4043
0,4043 0,0083
0,9749 KCl
0,0034 0,0034
Dietil eter 1
0,4308 0,8978
0,0826 0,7172
0,0537 1
0,5957 0,5957
0,9917 0,0251
NaHSO
3
0,0189 Na
2
SO
4 3
0,0065 0,0077
Vanilin bisulfit 0,0156
H
2
SO
4
0,8151 0,1191
0,1394 SO
2
0,2205 0,0082
0,0096
Tabel 13 Kondisi aliran bahan pada proses sintesis vanilin
Parameter No. Aliran
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
Suhu
o
C 30
25 25
30 19,19
130 130
130 130
130 30
30 30
25 25
31,80 Tekanan atm
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
Laju alir molar kmoljam 0,38
46,85 33,98
4,64 85,85
0,55 85,64
0,55 85,64
86,19 86,19
0,21 79,09
6,89 3,62
0,003 Laju alir massa kgjam
61,80 5768
2655 172,7
8658 20,67
8637 20,67
8637 8658
8658 6,74
7983 668,3
74,73 0,08
Tabel 14 Kondisi aliran bahan pada proses sintesis vanilin lanjutan
Parameter No. Aliran
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 39
40 41
42 43
Suhu
o
C 31,79
25 30
31,87 25
30 30
25 40
40 25
25 46,79
150 150
150 Tekanan atm
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
Laju alir
molar kmoljam
89,60 0,23
0,53 89,30
2,29 2,78
0,51 0,07
3,30 0,27
0,75 2,82
0,75 0,44
0,31 Laju alir massa kgjam
8726 17,03
63,22 8679
44,99 108,2
42,40 4,99
145,6 20
79,34 86,28
79,34 33,14
46,20
56
Gambar 21 Process Engineering Flow Diagram PEFD produksi vanilin dari eugenol minyak daun cengkeh
Start
Start
Pencampur
Mixer Mixer
Heater Coller
Vaporizer Reactor
Mixer Mixer
Reactor
Reactor
Decanter Decanter
Heater
Reactor
Vaporizer 3-phase separator
87
E  Analisis Finansial
Untuk  melihat  rancangan  proses  produksi  isoeugenol  dan  vanilin  berjalan  sesuai tingkat  kelayakannya  untuk  dikembangkan  maka  dilakukan  dua  pendekatan.  Pendekatan
pertama adalah analisis kelayakan pendirian industri isoeugenol dan vanilin yang terdiri atas analisis IRR Internal Rate of Return,  NPV Net Present Value, Net BC Net Benefit Cost
ratio ,  BEP  Break  Even  Point  dan  PBP  Payback  Period  Gittinger,  1986;  Thuesen  dan
Fabrycky,  1993;  Blank  dan  Tarquin,  2002.  Sedangkan  pendekatan  kedua  adalah  Analisis nilai tambah Hayami dan Kawagoe, 1993; Gumbira-Sa’id dan lntan, 2000.
E. 1  Analisis Kelayakan Investasi