Kegiatan pelatihan yang ideal adalah yang memiliki ciri-ciri aktif dan berkesinambungan, memiliki sarana prasarana pendukung yang memadai, terdapat
kurikulum atau silabus baku yang tertulis untuk setiap kegiatan, serta jumlah instruktur teknis berkompeten yang memadai. Sedangkan ciri-ciri kegiatan
produksi yang ideal adalah kegiatan produksi yang berorientasi profit dan pasar, menghasilkan produk yang bermutu dan sesuai selera pasar, sarana prasarana yang
memadai, banyak narapidana yang berperan aktif dalam kegiatan produksi, kegiatan produksi yang dikelola secara transparan dan oleh personil yang
berkompeten, serta adanya kerjasama dengan pihak ketiga dalam pengembangan dan penguatan produksi.
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang telah memberikan kegiatan pelatihan dan kegiatan produksi kepada narapidanya. Kegiatan pelatihan
dilaksanakan setiap satu bulan sekali dan kegiatan produksi di dalam Lapas dilakukan setiap hari. Selain melakukan kegiatan produksi, narapidana juga terus
belajar untuk membuat macam-macam produk kerajinan tangan dengan berbagai macam model.
2.2.2 Asas-Asas Pembinaan Narapidana
Pembinaan narapidana dalam sistem pemasyarakatan merupakan upaya untuk mewujudkan reintegrasi sosial yaitu pulihnya kesatuan hubungan
narapidana sebagai individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan. Sistem pembinaan pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas, menurut Undang-
undang No.12 Tahun 1995 pasal 5 tentang Pembinaan, yaitu : 1.
Pengayoman 2.
Persamaan perlakuan dan pelayanan
3. Pendidikan
4. Pembimbingan
5. Penghormatan harkat dan martabat manusia
6. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan
7. Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang-
orang tertentu
2.2.3 Tujuan Pembinaan Narapidana
Perkembangan pembinaan bagi narapidana berkaitan erat dengan tujuan pemidanaan. Tujuan pemidanaan sebaiknya sesuai dengan perkembangan nilai
dan hakekat hidup yang tumbuh di masyarakat. Bagaimanapun juga narapidana adalah manusia yang masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan ke arah
perkembangan yang positif, yang mampu merubah untuk menjadi lebih produktif dan menjadi lebih baik dari sebelum menjalani pidana.
Tujuan pemidanaan adalah pemasyarakatan, jadi mereka yang menjadi narapidana bukan lagi dibuat jera tetapi diberikan pembinaan untuk kemudian di
masyarakatkan. Tujuan pembinaan narapidana dibagi menjadi tiga hal, yaitu : 1.
Setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan tidak lagi melakukan tindak pidana,
2. Menjadi manusia yang berguna, berperan aktif dan kreatif dalam
membangun bangsa dan negaranya, dan 3.
Mampu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun diakhirat.
Dengan segala program pembinaan yang telah diberikan selama di Lembaga Pemasyarakatan, bertujuan untuk lebih menyadarkan dan membina
narapidana agar senantiasa merubah segala perilaku yang buruk yang dilakukan sebelum menjalani masa hukuman. Sehingga dengan adanya hasil dari pembinaan
tersebut dijadikan bekal dan modal para narapidana berinteraksi kembali dengan masyarakat, baik sosial maupun ekonomi.
2.2.4 Tahapan