dapat diklasifikasikan dalam tiga Klas, yaitu Lapas Klas I, Lapas Klas IIA, dan Lapas Klas IIB. Klasifikasi tersebut didasarkan atas kapasitas daya tampung
narapidana, tempat kedudukan, dan kegiatan kerjanya. Kapasitas daya tampung narapidana disesuaikan dengan luas dari lingkungan Lapas tersebut. Berdasarkan
tempat kedudukannya Lapas Klas I dipimpin oleh Kepala Lapas dengan jabatan eselon IIb, Lapas Klas IIA dipimpin oleh Kepala Lapas dengan jabatan eselon
IIIa, sedangkan pada Klas IIB dipimpin oleh Kepala Lapas dengan jabatan eselon IIIb. Sedangkan berdasarkan kegiatan kerjanya dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu Lapas rintisan, Lapas berkembang, dan Lapas unggulan.
2.1.2 Sistem Pemasyarakatan
Didalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 ketentuan pasal-pasal yang berkaitan dengan sistem pemasyarakatan telah diatur pada pasal 1 ayat 2 dan
pasal 2. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa sistem pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara
pembinaan warga binaan pemasyarakatan WBP berdasarkan pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina dan masyarakat untuk
meningkatkan kualitas warga binaan pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima
kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.
Menurut peneliti, yang dimaksud dengan sistem pemasyarakatan adalah sistem yang tidak sekedar rehabilitasi dan resosialisasi, akan tetapi juga dilengkapi
dengan unsur-unsur edukatif dan beraspek individu maupun sosial yang berdasarkan filsafat pancasila. Dengan demikian sistem pemasyarakatan juga
dapat diartikan sebagai suatu cara perlakuan terhadap narapidana dengan mendidik, membimbing, dan mengarahkan, sehingga setelah selesai menjalani
masa pidananya dapat kembali menjadi masyarakat yang baik dan berguna bagi bangsa dan negara.
2.1.3Tujuan dan Fungsi Pemasyarakatan
Tujuan dari pemasyarakatan menurut Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang adalah membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi
manusia seutuhnya menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan
masyarakat dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggungjawab.
Sedangkan fungsi dari pemasyarakatan tercantum pada Pasal 3 Undang- undang No.12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
Sistem pemasyarakatan berfungsi menyiapkan warga binaan agar dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali
sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggungjawab. 2.1.4 Sasaran Pemasyarakatan
Sasaran sistem pemasyarakatan pada dasarnya dimana terwujudnya tujuan pemasyarakatan yang merupakan bagian dan upaya meningkatkan ketahanan
sosial dan ketahanan nasional, serta merupakan indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan sistem
pemasyarakatan. Sasaran sistem pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang yaitu :
1. Isi lembaga pemasyarakatan lebih rendah daripada kapasitas
2. Menurunnya secara bertahap dari tahun ke tahun angka pelarian dan
gangguan kamib
3. Meningkatnya secara bertahap jumlah narapidana yang bebas sebelum
waktunya melalui proses asimilasi dan integrasi 4.
Semakin menurunnya dari tahun ke tahun angka residivis 5.
Semakin banyaknya jenis-jenis institusi sesuai dengan kebutuhan berbagai jenis atau golongan narapidana
6. Secara bertahap perbandingan banyaknya narapidana yang bekerja
dibidang industri dan pemeliharaan adalah 70:30 7.
Prosentase kematian dan sakit warga binaan pemasyarakatan sama dengan prosentase di masyarakat
8. Biaya perawatan sama dengan kebutuhan minimal manusia Indonesia pada
umumnya 9.
Lembaga pemasyarakatan dalam kondisi bersih dan terpelihara, dan 10.
Semakin terwujudnya lingkungan pembinaan yang menggambarkan proyeksi nilai-nilai masyarakat ke dalam lembaga pemasyarakatan dan
semakin berkurangnya nilai-nilai sub kultur penjara dalam lembaga pemasyarakatan.
2.1.5 Warga Binaan Pemasyarakatan