manajemen melakukan kecurangan dan untuk mengurangi kecurangan tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya pengawasan yang disebut biaya agensi. Ini
berarti bahwa semakin perusahaan mengimplementasikan standar IFRS maka semakin rendah nilai leverage perusahaan dan menyebabkan nilai indeks gray
leverage juga semakin rendah sehingga pengungkapan laporan keuangan menjadi semakin rendah.
Implementasi IFRS menyebabkan Luasnya tingkat pengungkapan laporan keuangan memaksa manajemen melaporkan informasi yang sebenar-
benarnya, sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan yang dilakukan manajemen dan meminimalisir biaya agensi. Pada kenyataannya
perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi tidak selalu mengungkapkan banyak informasi karena berbagai pertimbangan ekonomi. Penerapan standar
IFRS mengakibatkan perubahan pada rasio leverage namun para kreditur lebih memilih untuk mencari informasi secara langsung untuk memastikan kinerja
manajemen dalam mengelola dana yang dipercayakan pada perusahaan.
4.2.2. Pengaruh Implementasi IFRS dalam Indeks Gray Likuiditas
terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan
Hasil penelitian menerima H
2
dan menunjukkan bahwa ada pengaruh implementasi IFRS dalam indeks gray likuiditas terhadap pengungkapan laporan
keuangan. Hasil tersebut diperkuat melalui tabel indeks gray likuiditas yang menunjukkan bahwa dari 30 perusahaan perbankan yang diteliti terdapat 8
perbankan dengan nilai CR dan nilai indeks gray likuiditas diatas 1 sedangkan
sisanya sebanyak 22 perbankan memiliki rasio likuiditas dan indeks gray likuiditas yang rendah. Implementasi IFRS menyebabkan kinerja manajemen
menjadi semakin transparan sehingga nilai likuiditas menjadi semakin rendah. Dengan likuiditas yang rendah maka indeks gray likuiditas juga menjadi semakin
rendah dan menyebabkan perusahaan melakukan pengungkapan yang lebih luas sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa perusahaan semakin kredibel.
Indeks gray likuditas yang rendah menunjukkan bahwa likuiditas yang dihitung berdasarkan cash ratio CR memiliki nilai yang rendah. Nilai tersebut
mengandung arti bahwa rata-rata kas yang dimiliki perusahaan lebih rendah dari dana pihak ketiga. Agar perusahaan tidak kehilangan nasabah, maka perusahaan
berusaha untuk melakukan lebih banyak pengungkapan sebagai bukti perusahaan mampu mengembalikan dana pihak ketiga dengan saldo kas yang ada pada
perusahaan. Pengaruh
tersebut membuktikan
bahwa semakin
perusahaan menerapkan standar IFRS maka semakin rendah kemampuan perusahaan dalam
melunasi segala hutang-hutangnya sehingga semakin besar pula keinginan perusahaan untuk melakukan mengungkapkan yang lebih luas lagi pada laporan
keuangannya agar tingkat kepercayaan pemilik dana pihak ketiga tidak berkurang. Penelitian yang dilakukan oleh Latridis dan Dalla 2011 tentang
pengaruh implementasi IFRS pada perusahaan yang listing di Yunani mendukung hasil penelitian ini dan membuktikan bahwa penerapan standar IFRS berpengaruh
terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi IFRS berpengaruh terhadap rasio likuiditas. Pada kebanyakan
perusahaan, rasio likuditas menurun karena penerapan IFRS menyebabkan
manajemen memberikan gambaran tentang cara yang diambil dan digunakan untuk mengelola aset yang dimiliki perusahaan. Rasio likuditas menurun karena
manajemen mencatat nilai aset yang sebenarnya dimiliki oleh perusahaan. Dengan nilai likuditas yang rendah perusahaan justru berusaha untuk
melakukan pengungkapan lebih banyak agar tidak menurunkan kepercayaan pemilik dana. Fakta yang diperoleh dari hasil penelitian membuktikan bahwa
implementasi IFRS memberikan pengaruh positif terhadap rasio likuiditas. Ini berarti bahwa semakin perusahaan menerapkan standar IFRS maka semakin
rendah tingkat likuiditas karena liabilitas meningkat sebagai kepercayaan investor pada perusahaan, namun pengungkapan laporan keuangan atas saldo kas terhadap
dana pihak ketiga justru menjadi semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan Blanchette, et.all 2011 juga mendukung hasil
penelitian ini. Hasil penelitian yang dilakukan Blanchette, et.all menunjukkan bahwa tidak ada hasil yang signifikan dari analisis regresi yang dilakukan
terhadap rasio likuiditas dengan Current Ratio dan Quick Ratio sebagai alat ukur. Hal tersebut dikarenakan dasar pencatatan untuk rasio likuiditas tidak mengalami
perubahan yang terlalu signifikan antara standar IFRS dan standar lokal yang sebelumnya diterapkan oleh perusahaan. Akibat pencatatan dasar akuntansi yang
tidak terlalu berbeda maka rasio likuiditas pada perusahaan menjdai kurang volatile.
Hasil penelitian ini kurang mendukung teori agensi dengan kepercayaan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi memicu manajemen untuk menghasilkan
keuntungan pribadi dengan melaporkan nilai yang lebih tinggi daripada nilai yang
sebenarnya. Teori agensi menyatakan likuiditas yang tinggi membutuhkan lebih banyak pengungkapan sehingga dapat mengurangi kemungkinan pengeluaran
biaya pengawasan cost agency yang besar Situmorang 2011. Dengan pengungkapan yang lebih tinggi upaya manajemen untuk menghasilkan
keuntungan pribadi dapat diminimalisir. Semakin perusahaan menerapkan IFRS semakin rendah nilai likuiditas maka comparability index indeks Gray likuiditas
semakin rendah karena penurunan nilai aset. Nilai indeks gray likuiditas yang rendah mengakibatkan perusahaan harus melakukan pengungkapan lebih luas
sebagai pertanggungjawaban nilai aset yang lebih rendah dibanding nilai liabilitas yang lebih tinggi.
4.2.3. Pengaruh Implementasi IFRS dalam Indeks Gray Profitabilitas