56 Universitas Sumatera Utara
BAB VI INDERA
Layaknya jiwa pada tubuh manusia, perencanaan mekanisme sistem yang dibutuhkan merupakan hal yang sangat penting baik berupa mekanikal elektikal,
sirkulasi, zona, pemipaan, dsb. Disamping sistem-sistem tersebut, struktur merupakan faktor yang jelas harus diperhatikan dalam merancang. Vitruvius
bahkan mengatakan bahwa bangunan yang baik ialah bangunan yang memenuhi tiga aspek, estetika, fungsi, dan struktur. Dalam kaitannya dengan rancangan
penulis, penulis menggunakan sistem struktur rangka kaku rigid frame pada bangunan ketiga bangunan yang ada. Sistem tersebut dipilih karena penggunaanya
jamak digunakan di Indonesia dan sudah dimengerti oleh pekerja-pekerja bangunan sehingga tidak membutuhkan keterampilan khusus dalam proses
pengerjaannnya. Pada bangunan mix use struktur diperkuat dengan adanya core lift dan tangga kebakaran yang secara otomatis memperkuat struktur.
Gambar 6.1 Sistem Struktur Mix Use Building
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Selanjutnya kita beranjak menuju sistem mekanikal elektrikal pada tiap
bangunan. pada ilustrasi sistem mekanikal elektikal akan dijelaskan bagaimana jalur yang dilalui oleh listrik dari PLN hingga dapat diakses dari tiap-tiap ruang
pada bangunan. dalam penggambaran sistem ini pada umumnya akan diawali dari arus listrik dari PLN kemudian diterima di Trafo lalu ke MCB bangunan. Pada
MCB arus ini arus akan dibagi menjadi dua yakni aliran listrik langsung dan generator. Guna dari MCB adalah untuk pemindahan sumber arus dari PLN ke
Generator bila terjadinya pemadaman listrik. Untuk ilustrasi gambar dapat dilihat pada Gambar 6.2, 6.3, dan 6.4.
Gambar 6.2 Sistem Distribusi Listrik Pada Wisma Atlet
Gambar 6.3 Sistem Distribusi Listrik Pada Mess Atlet
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Gambar 6.4 Sistem Distribusi Listrik Pada Mix Use Building
Selanjutnya yang tak kalah penting ialah sistem pemimpaan sistem ini menjadi penting karena merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat
memperoleh air. Pemasangan sistem ini hendaknya direncakan dan dikerjakan dengan baik karena bila terjadi kesalahan dapat menyebabkan kebocoran.
Kebocoran yang ada akan berdampak pada membengkaknya biaya pengerjaan bangunan karena diperlukannya proses perbaikan. Untuk ilustrasi sistem sanitasi
penulis membaginya menjadi dua yakni sanitasi air bersih dan sanitasi air kotor. Adapun sistem sanitasi air bersih diawali dengan sumber air yang berasal dari
PDAM ditampung ke dalam tangki air untuk selanjutnya dipompa menuju tangki air yang ada diatas dan dialirkan menuju tiap ruang yang membutuhkan dengan
bantuan gaya gravitasi. Sistem ini digunakan pada bangunan wisma atlet dan mix
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara use building. Sedikit berbeda dengan sistem diatas pada bangunan mess atlet tidak
mempergunakan tangki yang diletakkan pada atap bangunan. sehingga sistem yang digunakan menjadi: air dari PDAM ditampung dalam tangki air utuk
selanjutnya disebarkan dengan menggunakan pompa. Pada perencanaan sistem air bersih warna aliran air dari pdam menuju tangki atas diwakili dengan penggunaan
warna biru tua sedangkan dari tangki atas menuju tiap ruangan diwakili dengan warna biru muda.
Gambar 6.5 Sistem Distibusi Air Bersih Pada Wisma Atlet
Gambar 6.6 Sistem Distribusi Air Bersih Pada Mess Atlet
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Gambar 6.7 Sistem Distribusi Air Bersih Pada Mix Use Building
Untuk sistem aliran air kotor ringan diwakili dengan warna oranye sedangkan air kotor berat diwakili dengan warna coklat. Untuk air kotor ringan
dari tiap unit akan menuju ke shaft yang selanjutkan akan dialirkan ke sistem pembuangan kota yakni roil kota. Sedangkan pada pembuangan air kotor berat
dari tiap lantai akan menuju ke shaft dan selanjutnya menuju ke sumur STP.
Gambar 6.8 Sistem Pembuangan Air Kotor Berat Pada Wisma Atlet
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Gambar 6.9 Pembuangan Air Kotor Berat Pada Mess Atlet
Gambar 6.10 Sitem Pembuangan Air Kotor Berat Pada Mix Use Building
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Dari tiga bangunan yang penulis rancang, mix use building merupakan
satu-satunya fungsi yang membutuhkan tangga kebakaran. Hal ini dikarenakan pada fungsi wisma dan mess atlet memiliki tinggi bangunan yang relatif rendah
yakni tiga lantai oleh karenanya keberadaan tangga sirkulasi biasa dirasa sudah cukup untuk memfasilitasi kebutuhan akan tangga kebakaran bila suatu saat
terjadi kebakaran. Untuk ilustrasi tangga kebakaran pada mix use building akan diwakili dengan penggunaan warna merah pada Gambar 6.11.
Gambar 6.11 Core Tangga Kebakaran Pembahasan selanjutnya ialah mengenai zonasi, zonasi ruang sangat
penting dalam proses perancangan karena pengelompokan ruang yang salah akan berakibat pada ketidaknyamanan pada area tertentu. Zonasi menjadi penting
karena masing-masing ruang memiliki tingkat privasi yang berbeda-beda. Dalam
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara ilustrasi zonasi warna merah akan mewakili ruang-ruang yang tergolong private,
warna hijau untuk semi publik dan biru mewakili area publik.
Gambar 6.12 Pembagian Zona Pada Wisma Atlet
Gambar 6.13 Pembagian Zona Pada Mix Use Building
Gambar 6.14 Pembagian Zona Pada Mess Atlet
Universitas Sumatera Utara
64 Universitas Sumatera Utara
BAB VII TALK THE TALK