ANALISA SIRKULASI ANALISA KEBISINGAN ANALISA IKLIM

Universitas Sumatera Utara Penulis menempuh perjalanan udara dari Bandara Internasional Kuala Namu dengan lama waktu tempuh selama ± 45 menit. Karena Pulau Nias hanya memiliki sebuah Bandara yang berada di Gunung Sitoli perjalanan dilanjutkan melalui jalur darat dengan waktu tempuh selama ± 90 menit penulis dan tim berhasil menuju lokasi lahan tugas kali ini. Berdasarkan penuturan pemandu, lahan yang menjadi lokasi tugas ini awalnya merupakan area rawa-rawa yang saat ini sedang mengalami proses penimbunan. Hal tersebut terbukti karena sepanjang jalan yang penulis dan tim susuri terhampar berbagai jenis tanaman bakau. Gambar 2.2 Kondisi Lahan Kawasan Sumber: Dokumentasi Pribadi

2.1 ANALISA SIRKULASI

Untuk saat ini sirkulasi di sekitar lahan tidak dilalui kendaraan umum maupun pribadi hal tersebut dikarenakan kondisi eksisting lahan merupakan lahan kosong. Hal tersebut secara otomatis menyebabkan tidak adanya kegiatan lalu lintas di kawasan terkait. Kondisi jalan yang masih dalam proses penimbunan dan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dilalui kendaraan-kendaraan besar menyebabkan kondisi jalan yang buruk karena belum diaspal dan saat hujan tiba jalanan akan becek bergelombang bahkan dibanjiri air. Karena merupakan lahan kosong dengan infrastruktur yang belum memadai penulis dan tim memiliki keleluasaan yang besar dalam merencanakan alur sirkulasi kawasan. Gambar 2.1.1 Jalur Sirkulasi Eksisting

2.2 ANALISA KEBISINGAN

Sama seperti analisa sirkulasi, karena tidak adanya aktivitas masyarakat kawasan ini tidak memiliki kebisingan yang berarti. Bahkan karena tidak adanya bising kita masih dapat mendengar deburan ombak dan kicauan burung. Karena Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara lahan yang penulis rancang ditanami banyak pepohonan, beberapa diantaranya akan dipertahankan sebagai buffer untuk memecah bising untuk menanggulangi masalah kebisingan yang mungkin timbul seiring dengan pertumbuhan kawasan.

2.3 ANALISA IKLIM

Menurut data yang dilansir Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Nias Selatan memiliki curah hujan yang tinggi dengan intensitas 250 haritahun dan rata-rata curah hujan sebesar 298.60 mm. Daerah ini juga memiliki kelembaban yang tinggi dengan karakteristik lembab basah dengan intensitas sebesar 88. Kawasan ini memiliki angin yang berhembus dari arah barat laut dengan kecepatan angin rata-rata sebesar 6 knot. Dengan musim badai sepanjang September hingga November di setiap tahunnya. Dapat dilihat pada gambar 2.4.1 bahwa penulis mendapatkan lahan yang memanjang dari arah barat laut menuju tenggara. Hal ini secara otomatis menyebabkan adanya area cukup besar yang terpapar sinar matahri. Oleh karenanya, dibagian barat dan timur lahan diupayakan untuk semaksimal mungkin ditanami vegetasi untuk mengurangi suhu, sekaligus menjadi resapan mengingat curah hujan Kabupaten Nias Selatan yang cukup tinggi. Alternatif lainnya penulis menempatkan kolam-kolam hias di area tertentu untuk menurunkan suhu daerah sekitarnya. Pemilihan warna bangunan juga mampu menjadi salah satu jalan keluar untuk menurunkan suhu, oleh karenanya warna putih dipilih karena mampu mereflektifkan panas yang datang ke arah bangunan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3.1 Pergerakan Matahari Gambar 2.3.2 Perletakan Kolam Dan Elemen Vegetasi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.4 ANALISA VIEW KE LUAR TAPAK