Bentuk Organisasi dan Keanggotaan

NO. NAMA KEPENGURUSAN BIDANG 1. Dr. Asrorun Ni’am Sholeh, MA Ketua Bidang Agama dan Budaya 2. Dr. Budiharjo Wakil Ketua Bidang Trafficking dan Ekspoitasi 3. Maria Advianti, SP Wakil Ketua Bidang Pornografi dan Cyber Crime 4. Erlinda, MPd Sekretaris Bidang Hak Sipil Dan Partisipasi Anak 5. Dra. Maria Ulfah Anshor, Msi Anggota Bidang Sosial dan Bencana 6. Dr. Titik Haryati Anggota Bidang Kesehatan dan NAPZA 7. Putu Elvina Anggota Bidang ABH dan Kekerasan 8. Susanto, MA Anggota Bidang Pendidikan 9. Rita Pranawati, MA Anggota Bidang Keluarga Pengasuhan Alternatif 62

BAB IV PERANAN KPAI DALAM MENYELESAIKAN PENGADUAN

PEREBUTAN HAK ASUH ANAK PASCA PERCERAIAN A. Deskripsi Data Pengaduan Perebutan Hak Asuh Anak Hak asuh anak adalah kekuasaan untuk mengasuh anak baik anak angkat maupun anak kandung, namun biasanya yang jadi permasalahannya adalah perebutan hak asuh anak yang dimana penetapan putusan pasca perceraian belum ditetapkannya putusan hak asuh anak yang mana para pihak mengadukan tentang perebutan hak asuh anak yang diasuh oleh siapa nantinya. Semakin meningkatnya pengaduan di Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI mengenai kasus kuasa hak asuh anak, pengaduan kasus perebutan hak asuh anak di Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI menduduki peringkat yang paling tinggi di Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI. Mulai dari tahun 2011 kasus pengaduan perebutan hak asuh anak sekitar 166 kasus, di tahun 2012 kasus pengaduan perebutan hak asuh anak sekitar 278, di tahun 2013 kasus pengaduan perebutan hak asuh anak sekitar 368 kasus, di tahun 2014 kasus pengaduan perebutan hak asuh anak sekitar 374 kasus, dan di tahun 2015 ini kasus pengaduan perebutan hak asuh anak hanya baru 57 kasus, peningkatan kasus pengaduan perebutan hak asuh anak dari tahun 2011-2012 sekitar 67,4, dari tahun 2012-2013 meningkat sekitar 39,5, dan dari tahun 2013-2014 meningkat sekitar 1,63 . Mengenai pengaduan perebutan hak asuh anak itu sebenarnya tentang hubungan kekeluargaan, maka sebaiknya diselesaikan secara kekeluarga juga, namun pengharapan masyarakat kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI sangat lah besar untuk menyelesaikan pengaduan perebutan hak asuh anak. Oleh karena itu banyak para pihak yang mengadukan perebutan hak asuh anak kepada Komisi Perlindunga Anak Indonesia KPAI. Komisi Perlindungan Anak Indonesia hanya melaksanakan sesuai keputusan Pengadilan Agama yang telah tertera bahwa hak asuh anak ada di asuhan ibu atau ayahnya. Namun yang jadi permasalahannya adalah tentang akses untuk ketemu dengan anaknya. Sebetulnya tidak boleh merubah putusan Pengadilan Agama yang sudah inkra, oleh karena itu pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia hanya sebatas mengarahkan namun tidak merubah keputusan Penetapan Pengadilan Agama.

B. Upaya Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam Menyelesaikan

Pengaduan Perebutan Hak Asuh Anak Melalui mediasi dan laporan dari para pihak maka laporan itu ditindak lanjuti, kasusnya dipelajari terlebih dahulu oleh pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI dan harus sesuai berkas-berkasnya untuk mendukung laporan tersebut, lalu dipanggillah para pihaknya, masing- masing diwawancarai, lalu dipertemukan untuk melakukan mediasi, kalau tidak ada kata sepakat berarti dintunda sampai 2-3 kali, namun jika masih tidak bisa diselesaikan secara mediasi semua diserahkan kepada para pihak. Apabila ingin ada penetapan pengadilan berarti melalui Pengadilan Agama, karena banyak juga pasca perceraian itu tidak menentukan anak ikut kepada siapa. Menurut UU No.35 Tahun 2014 pasal 76 mengenai tugas Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI ini lah salah satunya adalah memberikan mediasi dalam menyelesaikan kasus pengaduan perebutan hak asuh anak, atas dasar ini pula pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI melakukan mediasi dalam kasus-kasus yang masuk. Jadi kasus tidak hanya mengenai perebutan hak asuh anak saja, kasus yang masuk disini semuanya melalui mediasi dahulu begitu pula kasus pengaduan perebutan hak asuh anak.Kasus-kasus yang sudah dimediasi namun tidak menemukan titik terang maka pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI diserahkan kembali kepada para pihak kepada siapa hak asuh anak tersebut. Oleh karenanya pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI hanya lebih pada kepengawasannya saja tidak berwenang untuk mendampingi pihak yang mengadukan kasus perebutan hak asuh anak kepihak Pengadilan Agama. Pada dasarnya untuk kepentingan anak yang diterapkan oleh pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI sudah sesuai dengan UU No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dimana telah berhasil dilakukan untuk menyelesaikan kasus-kasus yang berkaitan dengan hak asuh anak itu sendiri, akan tetapi yang menjadi kendala ketika para pihak itu sendiri tidak dapat diarahkan oleh pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI kepada siapa anak tersebut diasuh karena keegoisan masing-masing para pihak itu sendiri. Maka kasus yang diadukan kepada pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI tidak dapat terselesaikan. Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI hanya memberikan kepentingan terbaik untuk anak-anak itu sendiri dan pemenuhan hak anaknya, jadi dimana kepentingan yang terbaik untuk anak itu semua akan diputuskan oleh pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI.

C. Analisis penulis

Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah lembaga independen Negara yang dibentuk berdasarkan UU No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan Keppres No.77 Tahun 2003 tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI. Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang salah satunya adalah mengumpulkan informasi dan menerima pengaduan dari masyarakat perihal tentang perebutan hak asuh anak untuk mengetahui efektifitas dalam penyelanggaraan Perlindungan Anak ketika terjadinya perceraian. Berdasarkan dari hasil wawancara Penulis dengan Narasumber yaitu KPAI Komisi Perlindungan Anak Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwasanya kasus penyelesaian Komisi Perlindungan Anak