Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan

(1)

ANALISA POSTUR KERJA DENGAN METODE RULA

PADA PEGAWAI BAGIAN PELAYANAN

PERPUSTAKAAN USU MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

DINA MELIANA PANGARIBUAN

080423050

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

ANALISA POSTUR KERJA DENGAN METODE RULA

PADA PEGAWAI BAGIAN PELAYANAN

PERPUSTAKAAN USU MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

DINA MELIANA PANGARIBUAN

080423050

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. A. Jabbar M. Rambe, M. Eng ) (Ir. Dini Wahyuni, MT)

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu persyaratan dalam penyelesaian studi pada Program Ekstensi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dalam hal ini penulis mengangkat judul yaitu “Analisa Postur

Kerja dengan Metode RULA pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan” diharapkan mampu memberikan perbaikan metode kerja dan

meningkatkan produktivitas Perpustakaan USU.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari tugas sarjana ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun dari para dosen dan teman-teman mahasiswa. Saya berharap tulisan ini dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan umumnya dan bagi perpustakaan USU khususnya.

Medan, Juni 2009

Penulis,

Dina Meliana .P. 080423050


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan Tugas sarjana ini, penulis berusaha sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan, waktu dan fasilitas yang ada. Penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ayahanda G. Pangaribuan dan Ibunda M. Pane yang tercinta serta abangku

Ardian Tamara Putra Pangaribuan yang telah memberikan motivasi dan dorongan dengan penuh cinta, karena berkat doa restu serta dukungan material yang diberikan kepada penulis mulai menuntut ilmu sampai terselenggaranya penyusunan tugas sarjana ini.

2. Bapak Ir. H. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng, sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

3. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT, sebagai dosen pembimbing II atas bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri yang telah memberikan izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.

5. Bapak Ir. Parsaoran Parapat, M.Si, selaku dosen Pembanding I atas bimbingan, pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini. 6. Ibu Ir. Anizar, M. Kes, selaku dosen Pembanding II atas bimbingan,

pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini. 7. Ibu Ir. Nazlina, MT, selaku dosen Pembanding III atas bimbingan, pengarahan

dan masukan yang diberikan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini.

8. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara Medan yang selalu sabar memberikan ilmu-ilmunya kepada saya selama menjadi mahasiswa.

9. Bang Bowo, Bang Mijo, Kak Dina dan Ibu Ani selaku staf dijurusan yang dengan sabar membantu dalam proses birokrasi penyelenggaraan Tugas


(5)

10. Bang Kumis Margono dan Kak Rahma selaku staf di bagian perpustakaan yang selalu membantu penulis dalam mengumpulkan referensi untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini.

11. Uda Syakirin Pangaribuan, Kak Hetty dan Kak Lisna serta seluruh pegawai perpustakaan USU yang telah membantu penulis dalam pengambilan data di lapangan.

12. Teman-teman terbaikku eda Dewi Angraini Gultom, Meliana Hutahaean, Nurhayati Munthe, Srihartati Rajagukguk, Siti Khadijah Parinduri, Dwi Lestari, Rusdi Lubis, M. Tazly Pramana, Benny, Rudi Kencana, Kesuma Hadibroto, Fauzi Hardiansyah, Ahmad Afandi, David, Wanjun, Hendri Joy, Sarihati Rahma, Kak Ayu, Wiwid dan seluruh teman-teman yang selalu memberikan semangat, canda dan tawa, serta berbagi dalam keadaan susah maupun senang.

Kepada semua pihak yang ikut membantu yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2009 Penulis

Dina Meliana .P.


(6)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-4 1.4. Manfaat Penelitian ... I-4 1.5. Ruang Lingkup dan Asumsi Penelitian ... I-5 1.5.1. Ruang Lingkup Penelitian ... I-5 1.5.2. Asumsi Penelitian ... I-5 1.6. Sistematika Penulisan ... I-6

II. GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI


(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.2. Organisasi dan Manajemen Perpustakaan Universitas

Sumatera Utara ... II-5 2.2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas

Sumatera Utara ... II-5 2.2.2. Koleksi Perpustakaan ... II-9 2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perpustakaan ... II-11 2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan ... II-13 2.3. Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... II-15 2.3.1. Keanggotaan ... II-15 2.3.2. Jenis Pelayanan ... II-15

III. LANDASAN TEORI

3.1. Definisi Ergonomi ... III-1 3.2. Tujuan dan Pentingnya Ergonomi ... III-2 3.3. Postur Kerja ... III-3 3.4. Kerja Otot Statis Dan Dinamis ... III-5 3.5. Kelelahan ... III-10 3.6. Metode Penilaian Postur Kerja ... III-10 3.6.1. Ovako Working Postures Analysis System (OWAS) ... III-12 3.6.2. Rapid Upper Limb Assessment (RULA) ... III-12


(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.6.3. Rapid Entire Body Assessment (REBA) ... III-25 3.6.4. Quick Exposure Check (QEC) ... III-26 3.7. Nordic Body Map ... III-26

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Metode Penelitian ... IV-1 4.3. Instrumen Penelitian ... IV-3 4.4. Metode Pengumpulan Data ... IV-3 4.5. Pengolahan Data ... IV-4 4.6. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-6 4.7. Kesimpulan dan Saran ... IV-6

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Postur Kerja ... V-3 5.1.2. Data Waktu Postur Kerja ... V-6 5.1.3. Data Ukuran Fasilitas ... V-8 5.1.4. Data Jumlah Pegawai ... V-10 5.1.5. Data Standard Nordic Questionnaire ... V-11 5.2. Pengolahan Data ... V-14


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.1. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionnaire ... V-14 5.2.2. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh

Jongkok ... V-15 5.2.3. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh

Bungkuk ... V-19 5.2.4. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh

Berdiri ... V-22 5.2.5. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh

Berdiri dan Tangan Terentang ke Atas ... V-26 5.2.6. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh

Berdiri dan Tangan Terentang ke Atas serta Posisi

Kaki Berjinjit ... V-30

VI. ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa Masalah ... VI-1 6.1.1. Analisa Postur Kerja Berdasarkan Metode

Rapid Upper Limb Assessment (RULA) ... VI-1 6.1.2. Analisa Data Waktu Postur Kerja ... VI-6 6.1.3. Analisa Berdasarkan Hasil Standard Nordic Questionnaire VI-6


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.1.4. Hubungan Analisa Postur Kerja dengan Hasil Standard

Nordic Questionnaire ... VI-10 6.2. Pemecahan Masalah ... VI-11

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis (Januari s/d Desember 2007) ... II-9 2.2. Data Jumlah Pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

(Januari – Desember 2007) ... II-12 2.3. Jumlah Anggota Perpustakaan (Januari – Desember 2007) ... II-15 2.4. Jumlah Koleksi Digital (USU Repository) yang Dipublikasikan

di Situs Web Perpustakaan (Januari – Desember 2007) ... II-19 3.1. Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm) ... III-16 3.2. Skor Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) ... III-17 3.3. Skor Pergelangan Tangan (wrist) ... III-17 3.4. Skor Grup A ... III-18 3.5. Skor Aktivitas ... III-19 3.6. Skor Beban... III-20 3.7. Skor Bagian Leher (Neck) ... III-21 3.8. Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk) ... III-21 3.9. Skor Bagian Kaki (Legs) ... III-22 3.10. Skor Grup B (Trunk Posture Score)... III-22 3.11. Skor Aktivitas ... III-23 3.12. Skor Beban... III-23 3.13. Grand Total Score Table ... III-24 3.14. Kategori Tindakan RULA ... III-24


(12)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.1. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Koleksi Pinjam Singkat ... V-1 5.2. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Lantai Tiga ... V-2 5.3. Data Waktu Postur Kerja ... V-7 5.4. Data Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU... V-11 5.5. Hasil Standard Nordic Questionnaire ... V-12 5.6. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionnaire ... V-14 5.7. Skor Grup A untuk Postur Jongkok ... V-16 5.8. Skor Grup B untuk Postur Jongkok ... V-17 5.9. Skor Grup C untuk Postur Jongkok ... V-18 5.10. Skor Grup A untuk Postur Bungkuk ... V-20 5.11. Skor Grup B untuk Postur Bungkuk ... V-21 5.12. Skor Grup C untuk Postur Bungkuk ... V-22 5.13. Skor Grup A untuk Postur Berdiri ... V-23 5.14. Skor Grup B untuk Postur Berdiri... V-25 5.15. Skor Grup C untuk Postur Berdiri... V-25 5.16. Skor Grup A untuk Postur Berdiri dengan Tangan

Terentang ke Atas ... V-27 5.17. Skor Grup B untuk Postur Berdiri dan Tangan

Terentang ke Atas ... V-29 5.18. Skor Grup C untuk Postur Berdiri dan Tangan


(13)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.19. Skor Grup A untuk Postur Tubuh Berdiri dengan Tangan

Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ... V-31 5.20. Skor Grup B untuk Postur Tubuh Berdiri dengan Tangan

Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ... V-33 5.21. Skor Grup C untuk Postur Tubuh Berdiri dengan Tangan

Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ... V-33 5.22. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Pegawai Bagian


(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara... II-7 3.1. Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm) ... III-15 3.2. Postur Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) ... III-16 3.3. Postur Tubuh Pergelangan Tangan (wrist) ... III-17 3.4. Putaran Pergelangan Tangan (Wrist Twist) ... III-18 3.5. Postur Tubuh Bagian Leher (Neck) ... III-20 3.6. Postur Bagian Batang Tubuh (Trunk) ... III-21 3.7. Posisi Kaki (Legs) ... III-22 3.8. Nordic Body Map ... III-27 4.1. Blok Diagram Pengolahan Data... IV-5 4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-7 5.1. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan

Postur Jongkok ... V-4 5.2. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan

Postur Bungkuk ... V-4 5.3. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan

Postur Berdiri ... V-5 5.4. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan


(15)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.5. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta

Kaki Berjinjit ... V-6 5.6. Rak Buku Besi Dua Sisi ... V-9 5.7. Troli Pembawa Buku ... V-10 5.8. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan

Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan Postur Jongkok ... V-15 5.9. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan

Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan Postur Bungkuk ... V-19 5.10. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan

Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan Postur Berdiri ... V-22 5.11. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan

Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan Postur Berdiri

Dengan Tangan Terentang ke Atas ... V-26 5.11. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan

Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan Postur Berdiri

dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ... V-30 6.1. Perbandingan Postur Kerja Aktual dengan Postur Kerja Usulan ... V-12


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Studi tentang muscolosketal disorder pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa keluhan otot skeletal yang paling banyak dialami pekerja adalah otot bagian pinggang (low back pain) dan bahu. Muscolosketol disorder adalah masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja, khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melakukan pekerjaannya. Masalah tersebut lazim dialami para pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus-menerus.

Pekerjaan dengan beban yang berat dan perancangan alat yang tidak ergonomis mengakibatkan pengerahan tenaga yang berlebihan dan postur yang salah seperti memutar dengan membungkuk dan membawa beban adalah merupakan resiko terjadinya keluhan musculoskletal dan kelelahan dini.

Postur kerja yang salah sering diakibatkan oleh letak fasilitas yang kurang sesuai dengan anthropometri operator sehingga mempengaruhi kinerja operator. Postur kerja yang tidak alami misalnya postur kerja yang selalu berdiri, jongkok, membungkuk, mengangkat dan mengangkut dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada salah satu anggota tubuh. Kelelahan dini pada pada pekerja juga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat bahkan kematian.


(17)

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut maka setiap perusahaan wajib memperhatikan tentang kesehatan dan keselamatan bagi pekerjaannya dengan cara penyesuaian antara pekerja dengan metode kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi.

Kondisi sikap kerja di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara pada bagian pelayanan khususnya pegawai yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi, masih banyak yang tidak alami. Postur kerja pegawai tersebut adalah jongkok, bungkuk, berdiri, berdiri dengan tangan terentang ke atas dan berdiri dengan tangan terentang keatas serta kaki berjinjit. Keluhan rasa sakit pada bagian tubuh sudah dirasakan oleh para pegawai akibat postur kerja yang tidak alami, berupa rasa sakit pada leher, bahu, punggung, pinggang, tangan, lutut, betis dan kaki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah memperbaiki metode kerja yaitu postur kerja yang tidak ergonomis.

Sejauh ini banyak penelitian yang mencoba menganalisa postur kerja misalnya menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment). Gutierrez (1998) telah menganalisa para pekerja bagian perakitan pada sebuah pabrik elektonik dan membandingkan antara postur kerja aktual dan postur kerja usulan. Hedge (1995) juga telah menganalisa perbedaan penggunaan peralatan komputer. Selain itu, Cook dan Kothiyal menganalisa pengaruh posisi mouse untuk aktivitas otot dengan menggunakan metode RULA dan EMG (elektromiografi).

Dalam jurnal berjudul A Proposed RULA for Computer Users oleh Rani Lueder (1996) djelaskan cara pengaplikasian metode RULA, khususnya untuk


(18)

para pengguna komputer. Penelitian menggunakan metode RULA lainnya juga telah dilakukan oleh Mohammad Pourmahabadian, Mehdi Akhavan dan Kamal Azam dalam sebuah jurnal berjudul Investigation of Risk Factors of Work-Related

Upper-Limb Musculoskeletal Disorders in a Pharmaceutical Industry. Penelitian

tersebut dilakukan pada pekerja bagian pengepakan industri farmasi di Iran, dimana para pekerja banyak melakukan postur kerja duduk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total skor RULA adalah 3 dan 4 yang mengindikasikan bahwa pekerjaan pengepakan pada industri farmasi di Iran memiliki level resiko kecil dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja beberapa waktu ke depan.

Pada penelitian ini analisis postur kerja akan menggunakan metode RULA. RULA merupakan suatu metode penilaian postur untuk menginvestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas. Metode ini menggunakan diagram dari postur tubuh dan 3 tabel skor dalam menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah diinvestigasi oleh Mc Phee sebagai faktor beban eksternal yaitu jumlah pergerakan, kerja otot statik, tenaga/kekuatan, penentuan postur kerja oleh kondisi lingkungan kerja yang sehat yaitu kondisi dimana pekerja dapat bekerja dengan rasa nyaman, aman dan mampu berinteraksi dengan fasilitas kerjanya.

1.2. Rumusan Permasalahan

Rumusan permasalahan yang akan dibahas adalah penilaian postur kerja para pegawai di bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara, khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi. Para pegawai tersebut bekerja dengan cara jongkok, bungkuk, berdiri, berdiri dengan tangan


(19)

terentang ke atas, dan berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Pekerjaan dilakukan dengan frekuensi pengulangan yang cukup tinggi, sehingga dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeri pada beberapa bagian tubuh.

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ialah :

1. Menganalisa postur kerja yang ada sekarang dan mempelajari kemungkinan hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan pegawai dalam melakukan pekerjaanya.

2. Memberi suatu usulan perbaikan metode kerja yakni postur kerja yang ergonomis kepada para pekerja untuk mendapatkan postur kerja yang lebih baik dalam mengatasi ketidaknyamanan pekerja.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Melatih kemampuan dan memberikan pengalaman pada peneliti untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan, khususnya penilaian postur kerja.

2. Bahan masukan bagi perusahaan untuk dipertimbangkan sebagai solusi perbaikan metode kerja, sehingga membantu pegawai pada bagian pelayanan khususnya untuk aktivitas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi agar bekerja dengan postur kerja yang ergonomis.


(20)

1.5. Ruang Lingkup Dan Asumsi Penelitian 1.5.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah

1. Pegawai yang diamati adalah pegawai yang telah bekerja minimal selama satu tahun di bagian pelayanan Koleksi Pinjam Singkat (KPS), lantai tiga dan lantai empat perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan. .

2. Pengamatan postur kerja dilakukan terhadap pegawai yang bekerja di bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi.

3. Data penelitian diperoleh langsung dari daerah penyusunan buku pada bagian pelayanan yang memiliki postur kerja yang tidak ergonomis.

1.5.2. Asumsi Penelitian

Asumsi yang digunakan dalam membahas permasalahan tersebut, antara lain :

1. Pegawai yang diamati adalah pekerja normal, yaitu pekerja yang bekerja secara wajar, sudah terlatih dan tidak lagi memerlukan penyesuaian dalam bekerja.

2. Kondisi lingkungan dianggap baik dan memenuhi persyaratan 3. Peralatan dalam kondisi yang baik


(21)

1.6. Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan penulisan tugas sarjana ini terdiri dari beberapa bab yang berisi uraian sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi yang digunakan.

BAB II. GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

Bab ini berisi tentang sejarah, organisasi, manajemen dan sistem pelayanan objek studi.

BAB III. LANDASAN TEORI

Bab ini menyajikan dan menampilkan tinjauan kepustakaan yang berisi teori dan pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan dan pemecahan masalah.

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang kerangka dalam pemecahan masalah, penjelasan secara garis besar bagaimana langkah pemecahan masalah dengan menggunakan metode yang digunakan.

BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi tentang data-data yang dikumpulkan dalam penelitian dan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah.


(22)

BAB VI. ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Bab ini mengemukakan analisa hasil pengolahan data dan pemecahan dari masalah yang ada.

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi pihak perusahaan.


(23)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

Penyelenggaraan perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan suatu keharusan dan sangat penting dalam pendidikan. Pendidikan tinggi tidak mungkin terselenggara dengan baik jika para dosen dan mahasiswa tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah salah satu unsur penunjang yang baik bagi kegiatan akademik di lingkungan Universitas Sumatera Utara.

Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan Universitas Sumatera Utara sebagai pusat pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, pusat pendidikan yang mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja, penelitian yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta sebagai pusat konsultasi dan rujukan bagi dunia usaha atau industri. Berkaitan dengan itu, perpustakaan terus berupaya untuk menyelaraskan peranannya dalam mengikuti dinamika perkembangan Universitas Sumatera Utara.

2.1. Sejarah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) didirikan pada tahun 1970. Perpustakaan ini menjadi perpustakaan sentral yang dimulai dengan


(24)

bergabungnya sejumlah perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang diresmikan pada tanggal 2 November 1987 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bila ditelusur kembali sejarah Universitas Sumatera Utara, perpustakaan pertama didirikan di lingkungan Universitas Sumatera Utara adalah perpustakaan fakultas kedokteran (1952) dan kemudian disusul oleh perpustakaan fakultas hukum (1954). Ketika itu Universitas Sumatera Utara masih merupakan sebuah yayasan yang kemudian diserahkan kepada pemerintah serta diresmikan sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke tujuh di Indonesia pada tanggal 20 November 1957.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menempati sebuah gedung dengan luas sekitar 6.090 meter persegi yang terletak di tengah-tengah kampus. Disamping itu, ada beberapa perpustakaan tingkat fakultas dan departeman yang terdapat di lokasi masing-masing. Gedung perpustakaan dikelilingi areal taman dan parker seluas sekitar 4 hektar. Gedung perpustakaan dapat menampung sekitar 900 orang pembaca dalam waktu yang bersamaan. Pada masa kuliah (Agustus sampai dengan Desember dan Februari sampai dengan Juni), perpustakaan biasanya sangat ramai sehingga ada kalanya dalam memperoleh layanan tertentu mahasiswa harus antri terutama pada jam-jam sibuk.

Perpustakaan USU terdiri atas empat lantai, yaitu : 1. Lantai Satu

Pada lantai satu terdapat fasilitas sebagai berikut. a. Koleksi Pinjam Singka t (Short Loan Collection)


(25)

b. Layanan Digital (Electronic Materials Services)

Layanan Digital dibagi dalam tiga ruangan yaitu Layanan Digital-1 (untuk Dosen, Peneliti, Pascasarjana), Digital-2 (untuk Mahasiswa Reguler), dan Digital-3 (Saiberlib).

c. Layanan Akses Internet (Internet Accsess Service) d. Ruang Konferensi (Conference Room)

e. Koleksi ADB/WB (ADB/WB Collection) f. American Corner

Di lantai satu juga terdapat fasilitas fotokopi, kantin, warung telepon, musalla dan toilet.

2. Lantai Dua

Pada lantai dua terdapat fasilitas sebagai berikut. a. Divisi Sirkulasi (Circulation Department) b. Pemanduan dan Keanggotaan (Guidance) c. Penitipan Tas (Locker)

d. Tata Usaha (Administration)

e. Divisi Pengatalogan (Cataloguing Department) f. Divisi Pengadaan (Acquisition Department) g. Katalog (Catalog)

h. Perolehan Baru (Weekly New Acquisition Display)

i. Koleksi Jurnal Tercetak (Printed, Microfische, and Journal Collection) j. Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT Department)


(26)

3. Lantai Tiga

Pada lantai tiga terdapat fasilitas sebagai berikut. a. Koleksi Referens (Reference Collection) b. Layanan Fotokopi (Photocopying Services)

c. Koleksi DDC 000-559 (Dewey 000-559 Collection) 4. Lantai Empat

Pada lantai empat terdapat fasilitas sebagai berikut. a. Koleksi Dewey 600-999 (Dewey 600-999 Collection) b. Koleksi Deposit Universitas (USU Depository Collection) c. Koleksi Langka (Rare Collection)

d. Divisi Pemeliharaan Koleksi (Book Maintenance Department)

Dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya perpustakaan mengalami perkembangan pesat sejak lima belas tahun terakhir. Sejak tahun 1991, perpustakaan mulai melakukan perubahan mendasar dalam berbagai aspek pelayanannya dengan menerapkan manajemen baru untuk memberdayakan sivitas akademika Universitas Sumatera Utara. Perpustakaan benar-benar berorientasi pada kepentingan mahasiswa sebagai pelanggan utama perpustakaan Universitas Sumater Utara. Prinsip kewirausahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan dijadikan sebagai filosofi penyelenggaraan pelayanan. Upaya tersebut menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan ditandai dengan meningkatnya penggunaan fasilitas perpustakaan oleh mahasiswa dengan pertumbuhan rata-rata antara 15 – 25 % setiap tahun dalam kurun waktu 1991 sampai dengan 2007.


(27)

2.2. Organisasi dan Manajemen Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

2.2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Struktur organisasi menggambarkan pengorganisasian sumber daya manusia untuk memanfaatkan sumber organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi. Sebuah struktur organisasi membuat anggotanya mampu mengembangkan keahlian dan menjadikan lebih spesifik dan produktif. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggungjawab serta hubungannya satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugasnya, dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa dia harus bertanggungjawab.

Dipandang dari fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan pengurutan dari berbagai aktivitas, penunjukan orang-orang untuk mengerjakan aktivitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas yang sesuai dengan penempatan kepada masing-masing orang yang ditugaskan. Organisasi dapat juga diartikan sebagai kelompok orang yang bertanggung jawab bersama-sama mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan yang tertentu. Secara umum dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dasar organisasi adalah dua orang atau lebih, adanya maksud kerja sama, adanya pengaturan hubungan dan adanya tujuan yang hendak dicapai.

Setiap perusahaan mempunyai suatu pola dasar struktur organisasi, yang relatif permanen sifatnya, tetapi kadang kala mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan yang dialami oleh organisasi tersebut, seperti penggantian


(28)

pemimpin, perubahan tujuan organisasi dan lain-lain. Dari sudut pandang ini organisasi dapat dianggap sebagai suatu wadah dimana kegiatan manajeman dilakukan.

Adapun beberapa jenis struktur organisasi yang umum yaitu : 1. Organisasi Garis (Line Organization)

2. Organisasi Garis dan Staff (Line and Staff Organization) 3. Organisasi Fungsional (Functional Organization)

4. Kombinasi Organisasi Garis dan Fungsional 5. Kombinasi Organisasi Garis, Fungsional dan Staf

Sehubungan dengan perubahan status Universitas Sumatera Utara dari perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi perguruan tinggi badan hukum milik negara (PT-BHMN) berdasarkan PP No. 56 tahun 2003, sejak tanggal 11 November 2003 organisasi dan tata kerja perpustakaan mengalami perubahan mengikuti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Universitas Sumatera Utara. Struktur organisasi yang baru telah ditetapkan dengan SK Rektor Universitas Sumatera Utara No.1177/J05/SK/KP/2005 pada tanggal 12 September 2005.

Struktur organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(29)

Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi

Wakil Kepala Perpustakaan Kelompok Pustakawan

Staf Ahli

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Kepala Sub Bidang Pelayanan Pengguna Kepala Sub Bidang

Dukungan Teknis

Kepala Sub Bidang Manajemen Koleksi dan

Cabang

Ketua Tim Perpustakaan Cabang Ketua Tim Sirkulasi

Ketua Tim Pengadaan Ketua Tim Pengatalogan dan Data

Bibliografis

Ketua Tim Rujukan dan Bantuan Pengguna

Ketua Tim Manajemen Koleksi Ketua Tim Dukungan

TIK dan E-Library

Ketua Tim Penataan Bahan Pustaka Cetak

(1)

Ketua Tim Koleksi Khusus Ketua Tim

Pemeliharaan Koleksi

Ketua Tim Penataan Bahan Pustaka Cetak

(2)

Ketua Tim Layanan Digital

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan struktur organisasi dan tata kerja yang baru, perpustakaan dipimpin oleh Kepala Perpustakaan dan dibantu oleh Wakil Kepala, 3 orang Kepala Sub Bidang, 12 orang Ketua Tim dan 1 orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Kepala perpustakaan juga dibantu oleh 3 orang Staf Ahli, masing-masing untuk bidang pengembangan sistem, pelatihan perpustakaan dan pengelola


(30)

Pada prinsipnya bentuk struktur organisasi yang digunakan tergantung pada ukuran, sifat dan kerumitan masalah yang timbul di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Dalam hal ini Perpustakaan Universitas Sumatera Utara mempunyai struktur organisasi yang berbentuk kombinasi organisasi garis, fungsional dan staf.

Hubungan struktur organisasi garis atau lini ditunjukkan dengan adanya Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi sebagai pemegang komando organisasi dan pengambilan keputusan utama. Namun demikian, Kepala Sub Bagian dan Ketua Tim masih diberi kesempatan untuk membuat keputusan bagi departemen atau divisinya, tetapi tetap dalam komando Kepala Perpustakaan.

Hubungan struktur organisasi staf ditunjukkan dengan adanya Kelompok Pustakawan, Staf Ahli dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertugas membantu pimpinan dalam hal ini Kepala dan Wakil Kepala Perpustakaan dalam perencanaan dan pengawasan tetapi tidak berhak memberi perintah.

Hubungan struktur organisasi fungsional ditunjukkan dengan adanya pembagian departemen atau divisi berdasarkan fungsinya. Misalnya Divisi Pengatalogan Buku, Divisi Layanan Deposit, Divisi Pengadaan Jurnal, Divisi Layanan Serial, Divisi Pelayanan Pengguna dimana setiap divisi dapat berhubungan satu dengan yang lain walaupun mempunyai fungsi yang berbeda-beda.


(31)

2.2.2. Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan terdiri atas 13 jenis dan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis (Januari s/d Desember 2007)

No Jenis Koleksi

Jumlah

Judul Eksemplar Kepingan CD, Disket, Kaset

1. Buku 112.944 405.393

2. Jurnal (Tercetak) 2.556 33.187

3. Jurnal (Mikrofis) 515 61.440

4. Jurnal Elektronik (CD-ROM & Online)

8.849 -*) 5.114

5. Kaset audio/video 186 - 394

6. Disket Komput er 316 - 838

7. CD-ROM, database 30 - 1.571

8. CD-ROM, multimedia 152 - 167

9. CD-ROM, fulltext 762 - 1.307

10. Deposit USU 18.504 21.441

11. Deposit ADB 4.324 4.773

12. Deposit WB 1.196 1.331

13. American Corner 1.737 2.559

Jumlah 151.971 530.164 9.391

Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007 Keterangan :

*) = Jumlah eksemplar (edisi) tidak dihitung, karena bervariasi frekwensi penerbitannya

Jenis koleksi perpustakaan pada Tabel 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Referensi

Koleksi referensi biasanya terdiri dari bahan-bahan yang memuat informasi ringkas tentang sesuatu hal seperti kamus, ensiklopedi, buku pegangan, peraturan perundang-undangan dan sebagainya. Bahan-bahan jenis ini hanya untuk dipergunakan di dalam ruang perpustakaan, tidak dipinjam keluar.


(32)

b. Buku Teks dan Jurnal

Semua buku teks dan jurnal tercetak dikelompokkan kedalam tiga kelompok utama yaitu Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora (ISH), Ilmu-ilmu Dasar Keteknikan dan Pertanian (IDKP) dan Ilmu-ilmu Kedokteran dan Kesehatan (IKK). Bahan-bahan terjilid dapat dipinjam selama dua minggu, sedangkan bahan-bahan lepas hanya dapat digunakan di ruang baca, tidak dipinjamkan keluar.

c. Deposit USU

Koleksi ini terdiri dari karya oleh dan tentang USU termasuk karya para dosen dan hasil-hasil penelitian yang tidak dipublikasikan (unpublished). Karena bahan-bahan ini merupakan deposit universitas, penggunanya ditetapkan hanya dalam ruang baca Deposit.

d. Deposit ADB (Asian Development Bank)

USU merupakan official depository library untuk semua jenis publikasi

Asian Development Bank sejak tahun 1994. Koleksi ini terdiri dari bahan-bahan

berupa buku, laporan studi ekonomi negara-negara Asia, kertas kerja, laporan tahunan, publikasi statistik, informasi umum dan lain-lain.

e. Mikrofis

Perpustakaan memiliki sejumlah bahan-bahan dalam bentuk mikrofis yang sebagian besar merupakan rekaman berbagai judul jurnal yang diterbitkan antara tahun 1977 sampai dengan 1989. Untuk menggunakan bahan-bahan ini disediakan peralatan micro reader dan printer.


(33)

f. Audio Visual

Bahan-bahan audio dan visual yang dimiliki oleh Perpustakaan terdiri dari kaset dan CD suara, video dan VCD. Untuk menggunakan bahan-bahan ini disediakan beberapa set peralatan yang dapat digunakan secara perorangan. Untuk penggunaan secara berkelompok disediakan ruang yang memiliki kapasitas 60 orang.

g. CD-ROM

Koleksi CD-ROM yang dimiliki oleh perpustakaan terdiri dari database indeks artikel jurnal dan dokumen dalam berbagai disiplin ilmu, bahan multimedia dan bahan-bahan referens lainnya. Untuk penggunaannya disediakan beberapa unit computer yang dapat dipergunakan secara perorangan.

2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perpustakaan 2.2.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

Setiap perusahaan memiliki sumber daya manusia (tenaga kerja) yang mendukung segala aktivitas perusahaan. Sumber daya manusia yang baik dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan operasional perusahaan juga untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Dengan demikian faktor tenaga kerja ini perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya guna memperoleh hasil yang optimal. Untuk itu, perusahaan akan memberikan penghargaan dan peningkatan karir bagi karyawan yang mempunyai dedikasi serta loyalitas tinggi kepada perusahaan dan juga dapat mengembangkan potensi dirinya di dalam perusahaan.


(34)

Saat ini seluruh kegiatan perpustakaan dilayani oleh 98 orang staf yang terdiri dari 45 orang dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi dan 53 orang asisten perpustakaan dan staf administrasi, dengan perincian 47 orang adalah pegawai negeri sipil dan 51 orang adalah tenaga honorer. Perincian jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Data Jumlah Pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (Januari – Desember 2007)

No. Bagian Jenis Kelamin Jumlah

(orang) Pria Wanita

1. Kepala Perpustakaan 1 - 1

2. Wakil Kepala Perpustakaan 1 - 1

3. Staf Ahli 1 2 3

4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1 - 1

5. Kepala Sub. Bidang 3 - 3

6. Ketua Tim 4 8 12

7. Divisi Tata Usaha 1 2 3

8. Divisi Pengatalogan Buku - 4 4

9. Divisi Layanan Deposit 2 2 4

10. Divisi Sistem Automasi 2 - 2

10. Divisi Pelayanan Pengguna 8 16 24

11. Divisi Layanan Sirkulasi - 4 4

12. Divisi Layanan Digital 1 4 5

13. Divisi Keanggotaan - 2 2

14. Divisi Pengadaan Jurnal 1 2 3

15. Divisi Perpustakaan Cabang - 2 2

16. Divisi Perawatan Bahan Pustaka 1 1 2

17. Divisi Dukungan Tik dan E-Library 1 1 2

18. Divisi Penitipan Tas 1 2 3

19. Keuangan 1 - 1

20. Publikasi Perpustakaan - 1 1

21. American Corner 2 1 3

22. Divisi Perawatan Gedung/Taman 1 - 1

23. Penjaga Parkir 2 - 2

24. Satpam 9 - 9

Jumlah 43 55 98


(35)

2.2.3.2. Jam Kerja

Jam kerja perpustakaan selama masa kuliah dan hari kerja adalah sebagai berikut :

1. Seluruh Fasilitas

Senin – Jumat 08.00 WIB – 16.00 WIB

Sabtu 08.00 WIB – 13.00 WIB

2. Fasilitas Lantai 1

Fasilitas yang ada dilantai 1 yaitu Koleksi Pinjam Singkat (KPS), ruang baca, American Corner, Layanan Digital-1 (untuk Dosen, Peneliti, Pascasarjana), Digital-2 (untuk Mahasiswa Reguler), dan Digital-3 (Saiberlib).

Senin – Jumat 08.00 WIB – 21.30 WIB

Sabtu 08.00 WIB – 16.00 WIB

Selama libur semester Perpustakaan USU Medan ditutup lebih awal kecuali fasilitas yang terdapat di lantai satu, tetap dibuka seperti biasa.

2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan 2.2.4.1. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

berlaku untuk setiap pegawai perpustakaan baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Honorer. Hanya sistem pengupahannya berbeda. Upah atau gaji pegawai perpustakaan yang telah berstatus PNS ditetapkan oleh Negara dan dapat diambil di Biro Rektor USU. Sedangkan untuk pegawai perpustakaan yang masih


(36)

berstatus honorer, upah atau gajinya ditetapkan oleh pihak perpustakaan dan dapat diambil di Bagian Keuangan Perpustakaan USU.

Selain itu ada beberapa keringanan yang diberikan, yaitu : 1. Cuti tahunan diberikan selama 12 hari kerja

2. Cuti hamil/melahirkan untuk pegawai wanita maksimal selama 3 (tiga) bulan

3. Pegawai diberikan kesempatan mengajukan pinjaman uang melalui Koperasi yang pembayarannya dipotong dari gaji bulanan pegawai yang bersangkutan.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara juga memberikan kesempatan kepada pegawai honorer untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain itu pihak perpustakaan juga memberikan kesempatan untuk para pegawai yang telah berstatus PNS untuk mengajukan kenaikan golongan berdasarkan aturan yang berlaku.

2.2.4.2. Fasilitas yang Digunakan

Dalam meningkatkan kesejahteraan pegawainya, pihak perpustakaan memberikan fasilitas untuk pegawainya, yaitu :

1. Tunjangan Hari Raya (THR) pada waktu Hari Raya Idul Fitri bagi yang beragama Islam dan Hari Natal bagi yang beragama Kristen.

2. Asuransi Kesehatan bagi setiap pegawai

3. Sarana ibadah bagi pegawai yang beragama Islam berupa Mushallah 4. Rekreasi setiap tahun bagi seluruh pegawai


(37)

2.3. Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 2.3.1. Keanggotaan

Semua mahasiswa dan dosen yang terdaftar di USU secara otomatis menjadi anggota perpustakaan. Tetapi untuk dapat menggunakan sejumlah fasilitas dan pelayanan yang telah disediakan diperlukan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) untuk mahasiswa dan Kartu Tanda Anggota (KTA) untuk para dosen. Kategori anggota perpustakaan yaitu mahasiswa diploma, sarjana (S-1), mahasiswa pascasarjana dan dosen serta alumni dan umum.

Jumlah anggota perpustakaan periode Januari - Desember 2007 dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Jumlah Anggota Perpustakaan (Januari-Desember 2007) No Kategori Jumlah (orang)

1. Mahasiswa 25.549

2. Dosen 1.710

3. Alumni dan Umum 3.481

Jumlah 29.740

Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007

2.3.2. Jenis Pelayanan

Jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan yaitu : 1. Pemanduan Keanggotaan

Layanan ini disediakan di lobby lantai dua. Berfungsi untuk membantu pengguna dalam menggunakan perpustakaan secara lebih efisien. Pustakawan yang bertugas membantu, mengatasi masalah dalam mendapatkan informasi atau bahan-bahan pustaka yang diperlukan, memberi petunjuk cara menggunakan katalog dan menjawab pertanyaan


(38)

keanggotaan perpustakaan. Petunjuk penggunaan komputer untuk mencari buku yang diinginkan pengguna juga dapat dilihat pada setiap meja komput er yang tersedia di setiap lantai.

2. Sirkulasi

Layanan ini berkaitan dengan peredaran bahan pustaka untuk koleksi umum dan koleksi pinjam singkat (KPS). Layanan sirkulasi meliputi kegiatan peminjaman dan pengembalian buku serta perpanjangan masa peminjaman buku. Masa peminjaman buku adalah 2 minggu dan dapat diperpanjang selama 1 minggu. Jumlah buku yang dapat dipinjam oleh seorang anggota perpustakaan adalah sebanyak 5 buah buku. Denda untuk keterlambatan pengembalian buku adalah Rp. 300/hari.

3. Koleksi Pinjam Singka t

Koleksi ini terdiri dari bahan-bahan yang permintaannya tinggi yang sebagian besar direkomendasikan oleh dosen dan dibaca oleh mahasiswa. Untuk memperluas peluang untuk memperolehnya, masa pinjam bahan-bahan koleksi pinjam singkat hanya untuk dua hari kerja.

4. Bantuan Pengguna

Layanan ini terdapat di setiap lantai yang berfungsi melayani setiap pengguna yang mengalami kesulitan dalam menemukan bahan pustaka atau menggunakan peralatan yang tersedia di lantai yang bersangkutan. 5. Akses Internet

Layanan akses internet terdapat di setiap lantai. Layanan ini dapat digunakan untuk mengakses sumber daya elektronik, baik yang dimiliki


(39)

oleh perpustakaan maupun sumber daya lain yang terdapat di luar perpustakaan. Sumber daya yang dimiliki oleh perpustakaan termasuk koleksi deposit USU versi elektronik (e-journal).

6. American Corner

American Corner Universitas Sumatera Utara merupakan hasil kerja sama

antara Kedutaan Amerika Serikat dengan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. American Corner diresmikan pada tanggal 19 Agustus 2005 dan dikelola oleh satu orang staf ahli yang dibantu oleh 3 orang pegawai. American Corner menyediakan informasi tentang Amerika Serikat yang dapat diakses melalui koleksi buku, internet, dan program local untuk masyarakat umum. Fungsi fundamental dari American Corner adalah untuk memberikan informasi mengenai Amerika Serikat melalui akses internet, produk audio dan video, DVD, CD dan CD-ROM. Jenis-jenis koleksi yang terdapat di American Corner adalah.

a. Koleksi Referens (Refrence Collections)

Koleksi referens berupa kamus, direktori, ensiklopedia, kalender dan buku-buku tentang TOEFL, GRE, SAT yang juga tersedia di sekolah-sekolah atau universitas-universitas di Amerika Serikat. Koleksi referens dapat diperoleh melalui telepon, e-mail dan fax.

b. Video

American Corner juga menyediakan kaset-kaset video yang dapat dilihat melalui monitor American Corner.


(40)

c. CD-ROMs

CD-ROM yang tersedia dan paling banyak digunakan adalah Encarta

Encyclopedia, Encyclopedia Britannica, Flash Back Atlas, Multimedia of U.S. History dan World book Encyclopedia.

d. Akses Internet

Untuk pelayanan yang lebih cepat, American Corner menyediakan pelayanan melalui media elektronik seperti internet dan CD-ROM. Pelayanan diberikan secara gratis untuk setiap pengguna selama 30 menit.

Semua material di American Corner perpustakaan USU hanya dapat dibaca dan digunakan dalam ruangan American Corner saja. Untuk memprint artikel dari internet dikenakan biaya sebesar Rp.500/halaman. Sedangkan untuk fotokopi dikenakan biaya Rp.200/halaman dan untuk

scanning biayanya adalah Rp.3.000/halaman.

7. Layanan Digital

Layanan digital terdapat di lantai dua. Layanan ini memberikan layanan khusus untuk penelusuran bahan-bahan elektronik baik journal online maupun dalam bentuk CD. Di ruangan ini tersedia lebih dari 13.000 judul jurnal elektronik dalam bentuk CD yang dilanggan oleh perpustakaan. Jumlah koleksi digital (USU Repository) yang dipublikasikan di Situs Web Perpustakaan periode Januari sampai Desember 2007 dapat dilihat pada Tabel 2.4.


(41)

Tabel 2.4. Jumlah Koleksi Digital (USU Repository) yang Dipublikasikan di Situs Web Perpustakaan

(Januari – Desember 2007)

Jenis Dokumen Jumlah Format Dokumen

Fulltext Abstract

1. Laporan Penelitian

a. Kedokteran (Medicine) 275 √

b. Hukum (Law) 143 √

c. Pertanian (Agriculture) 118 √

d. Teknik (Engineering) 203 √

e. Ekonomi (Economics) 132 √

f. Kedokteran Gigi (Dentistry) 30 √

g. Sastra (Letters) 153 √

h. MIPA (Mathematics and Natural

Sciences)

88 √

i. ISIPOL (Social Sciences and

Politics)

69 √

j. Kesehatan Masyarakat (Public

Health)

114 √

k. Ilmu Komput er (Computer

Science)

1 √

l. Kehutanan (Forestry) 140 √

m. Keperawatan (Nursing) 23 √

n. Psikologi (Psychology) 26 √

2. Tesis Magister (Masters Theses) 1.071 √

3. Disertasi Doktor (PhD Dissertation) 28 √

4. E-Books 27 √

5. E-Journal 13 √

6. Panduan (Guidelines) 10 √

Jumlah 2.664

Belum dipublikasi 3.000

Total 5.664

Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007

8. Fotokopi

Layanan fotokopi ini terdapat di lantai satu dan tiga. Fotokopi di lantai tiga hanya diperuntukkan untuk memfotokopi koleksi perpustakaan yang tidak


(42)

9. Pendidikan Pengguna

Perpustakaan dapat menyelenggarakan kelas singkat Orientasi Perpustakaan dan Penelusuran Literatur untuk kelompok pengguna tertentu apabila diminta.

10. Usulan Pengadaan Bahan Pustaka Baru

Pengguna dapat setiap saat mengusulkan pembelian suatu judul bahan pustaka dengan mengisi formulir usulan pengadaan bahan pustaka yang dapat diperoleh pada bagian pemanduan dan bantuan pengguna. Pengguna juga dapat mengisi formulir usualan melalui homepage perpustakaan. Sivitas akademik USU juga dapat memesan buku untuk dimiliki atas biaya sendiri.


(43)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Definisi Ergonomi

Perubahan waktu secara perlahan-perlahan telah mengubah manusia dari keadaan primitif atau tradisional menjadi manusia yang berbudaya atau modern. Manusia berusaha beradaptasi menurut situasi lingkungannya. Hal ini telah terlihat pada perubahan rancangan peralatan (teknologi) yang dipergunakan manusia untuk menaklukkan alam sekitarnya. Tujuan pokok manusia untuk selalu mengadakan perubahan rancangan peralatan yang dipakai adalah untuk memudahkan dan memberi kenyamanan dalam operasi penggunaannya.

Penyelidikan dilakukan terhadap manusia, lingkungan, mesin, peralatan dan bahan baku yang saling berinteraksi, sehingga perlu pemahaman tentang manusia. Untuk dapat menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal sifat-sifat, keterbatasan, serta kemampuan yang dimiliki oleh manusia. Sistem kerja menganut perinsip human centered design yaitu manusia merupakan fokus dari rancangan sistem kerja. Ilmu yang mempelajari manusia beserta perilakunya didalam sistem kerja disebut Ergonomi.

Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja, sehingga dapat hidup dan bekerja


(44)

dengan baik yang akhirnya akan mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan tersebut dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien.

Dengan ergonomi diharapkan penggunaan objek fisik dan fasilitas dapat lebih efektif serta dapat memberi kepuasan kerja. Selain untuk memberi kepuasan kerja, ergonomi juga mengamati aspek-aspek manusia dan mesin dalam suatu produksi. Ergonomi juga dapat digunakan untuk menganalisa kapasitas produksi baik dari segi manusia maupun dari segi mesin, sehingga dapat digunakan untuk mengoptimalkan kapasitas produksi dari suatu sistem produksi.

Ergonomi merupakan pertemuan berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika dan lain-lain. Masing-masing disiplin tersebut berfungsi sebagai pemberi informasi yang akan digunakan untuk merancang fasilitas kerja sedemikian rupa sehingga mencapai kegunaan yang optimal.

Ergonomi dapat mengurangi beban kerja. Dengan evaluasi fisiologis, psikologis atau cara-cara tidak langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan modifikasi yang sesuai diantara kapasitas kerja dan beban kerja serta beban tambahan. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja, sehingga produktivitas juga dapat ditingkatkan. Dalam evaluasi kapasitas dan isi kerja, perhatian utama perlu diberikan kepada kegiatan fisik, yaitu postur kerja, intensitas, tempo, jam kerja, waktu istirahat dan pengaruh keadaan lingkungan.


(45)

3.2. Tujuan dan Pentingnya Ergonomi

Tujuan ergonomi adalah untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja pada suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini dapat tercapai apabila terjadi kesesuaian antara pekerja dengan pekerjaannya. Banyak yang menyimpulkan bahwa tenaga kerja harus dimotivasi dan kebutuhannya terpenuhi. Dengan demikian akan menurunkan jumlah tenaga kerja yang tidak masuk kerja. Namun pendekatan ergonomi mencoba mencapai kebaikan antara pekerja dan pimpinan perusahaan. Hal itu dapat dicapai dengan memperhatikan empat tujuan utama, antara lain :

1. Memaksimalkan efisiensi tenaga kerja

2. Memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja

3. Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat 4. Memaksimalkan performansi kerja yang meyakinkan

Konsekuensi situasi kerja yang tidak ergonomis adalah kondisi tubuh menjadi kurang optimal, tidak efisien, kualitas rendah dan seseorang bisa mengalami gangguan kesehatan seperti nyeri (low back pain), gangguan otot rangka dan lain-lain. Oleh karena itu, ergonomi penting karena pendekatan ergonomi adalah membuat keserasian yang baik antara manusia dengan mesin atau lingkungan.

3.3. Postur kerja

Pertimbangan-pertimbangan ergonomi yang berkaitan dengan postur kerja dapat membantu mendapatkan postur kerja yang nyaman bagi pekerja, baik itu


(46)

postur kerja berdiri, duduk, angkat maupun angkut. Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan postur kerja tertentu yang terkadang tidak menyenangkan. Kondisi kerja seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada postur kerja yang tidak alami dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, adanya keluhan sakit pada bagian tubuh, cacat produk bahkan cacat tubuh. Untuk menghindari postur kerja yang demikian, pertimbangan-pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal-hal sebagai berikut:*

a. Mengurangi keharusan pekerja untuk bekerja dengan postur kerja membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengatasi hal ini maka stasiun kerja harus dirancang terutama sekali dengan memperhatikan fasilitas kerja seperti meja, kursi dan lain-lain yang sesuai dengan data anthropometri agar pekerja dapat menjaga postur kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan ini terutama sekali ditekankan bilamana pekerjaan harus dilaksanakan dengan postur berdiri.

b. Pekerja tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum. Pengaturan postur kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal (konsep/prinsip ekonomi gerakan). Disamping itu pengaturan ini bisa memberikan postur kerja yang nyaman. Untuk hal-hal tertentu pekerja harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh postur kerja yang lebih leluasa dalam bergerak.

c. Pekerja tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama, dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam postur kerja miring.


(47)

d. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekwensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal.

Postur duduk memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri, karena hal ini dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Seorang operator yang bekerja dalam postur duduk memerlukan sedikit istirahat dan secara potensial lebih produktif. Sedangkan postur berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktifitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Berdiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan lebih banyak 10-15% dibandingkan duduk.

Beberapa masalah berkenaan dengan postur kerja yang sering terjadi sebagai berikut :

1. Hindari kepala dan leher yang mendongak 2. Hindari tungkai yang menaik

3. Hindari tungkai kaki pada posisi terangkat 4. Hindari postur memutar atau asimetris

5. Sediakan sandaran bangku yang cukup di setiap bangku

Kerja seseorang dihasilkan dari tugas pekerjaan, rancangan tempat kerja dan karakteristik individu seperti ukuran dan bentuk tubuh. Pertimbangan untuk semua komponen dibutuhkan analisis postur dan perancangan tempat kerja.


(48)

3.4. Kerja otot statis dan Dinamis.

Otot adalah organ yang terpenting dalam sistem gerak tubuh. Otot dapat bekerja secara statis (postural) dan dinamis (rythmic). Pada kerja otot dinamis, kontraksi dan relaksasi terjadi silih berganti sedangkan pada kerja otot statis otot menetap dan berkontraksi untuk suatu periode tertentu.

Pada kerja otot statis, pembuluh darah tertekan oleh pertambahan tekanan dalam otot akibat kontraksi sehingga mengakibatkan peredaran darah dalam otot terganggu. Otot yang bekerja statis tidak memperoleh oksigen dan glukosa dari darah dan harus menggunakan cadangan yang ada. Selain itu sisa metabolisme tidak dapat diangkut keluar akibat peredaran darah yang terganggu sehingga sisa metabolisme tersebut menumpuk dan menimbulkan rasa nyeri. Pekerjaan statis menyebabkan kehilangan energi yang tidak perlu.

Keluhan muskulosletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament dan tendon. Keluhan dan kerusakan inilah yang dinamakan dengan keluhan

muskulosletal disorders (MDSS) atau keluhan pada sistem muskulosletal. Secara

garis besar keluhan otot dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: 1. Keluhan sementara (reversible)

Yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan


(49)

2. Keluhan menetap (persistent)

Yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut.

Keluhan otot skeletal pada ummnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang.

Salah satu faktor yang menyebabkan keluhan moskuloskeletal adalah sikap kerja yang tidak alamiah. Di Indonesia, postur kerja yang tidak alami ini lebih banyak disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara dimensi alat dan stasiun kerja denga ukuran tubuh pekerja maupun tingkah laku pekerja itu sendiri. Postur kerja yang tidak alami tersebut juga dapat disebabkan oleh hal-hal berikut.

1. Peregangan Otot Yang Berlebihan

Peregangan otot yang berlebihan (over exertion) pada umumnya sering dikeluhkan oleh para pekerja di mana aktivitas kerjanya menuntut pengarahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, dan menahan beban yang berat. Peragangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengarahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal.

2. Aktivitas Berulang


(50)

sebagainya. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secar terus-menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.

3. Sikap Kerja Tidak Alamiah

Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan satasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja.

Di Indonesia, sikap kerja tidak alamiah ini lebih banyak disebabkan oleh tidak adanya kesesuaian antara dimensi alat dan stasiun kerja dengan ukuran tubuh pekerja. Sebagai negara berkembang, sampai saat ini Indonesia masih tergantung pada perkembangan teknologi negara-negara maju, khususnya dalam pengadaan peralatan industri. Mengingat bahwa dimensi peralatan tersebut didesain tidak berdasarkan ukuran tubuh orang Indonesia, maka pada saat pekerja orang Indonesia harus mengoperasikan peralatan tersebut, terjadilah sikap kerja tidak alamiah.

Hal tersebut disebabkan karena negara produsen didalam mendesain mesin-mesin tersebut hanya didasarkan antropometri dari populasi pekerja negara yang bersangkutan, yang pada kenyataannya ukuran tubuhnya lebih besar dari


(51)

menyebabkan sikap paksa pada waktu pekerja mengoperasikan mesin. Apabila hal ini terjadi dalam kurun waktu yang lama, maka akan terjadi akumulasi keluhan yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya cedera otot.

4. Faktor Penyebab Sekunder

a. Tekanan

Terjadinya tekanan langung pada jaringan otot yang lunak, Sebagai contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan yang lunak akan menerima tekan langsung dari pegangan alat, dan apabila hal ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap.

b. Getaran

Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri pada otot.

c. Mikroklimat

Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot. Demikian juga dengan paparan udara yang panas. Beda suhu lingkungan dengan suhu tubuh yang terlampau besar menyebabkan sebagian energi yang ada


(52)

dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Apabila hal ini tidak diimbangi pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi kekurangan suplai energi ke otot. Sebagai akibatnya, peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot.

3.5. Kelelahan

Pada dasarnya kelelahan menggambarkan tiga fenomena yaitu perasaan lelah, perubahn fisiologis tubuh dan pengurangan kemampuan melakukan kerja (Barnes, 1980). Kelelahan merupakan suatu pertanda yng bersifat sebagai pengaman yang memberitahukan tubuh bahwa kerja yang dilakukan telah melewati batas maksimal kemampuannya. Kelelahan pada dasarnya merupakan suatu keadaan yang mudah dipulihkan dengan beristirahat. Tetapi jika dibiarkan terus-menerus akan berakibat buruk dan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Ada 2 (dua) jenis kelelahan yakni kelelahan otot dan kelelahan umum.

Kelelahan otot merupakan suatu penurunan kapasitas otot dalam bekerja akibat konstraksi tulang. Otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan, bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot menjadi gemetar (Suma’mur, 1990).


(53)

3.6. Metode Penilaian Postur Kerja

Penilaian postur kerja diperlukan ketika didapati bahwa postur kerja pekerja memiliki resiko menimbulkan cedera muskuleskeletal yang diketahui secara visual atau melalui keluhan dari pekerja itu sendiri. Dengan adanya penilaian dan analisis perbaikan postur kerja, diharapkan dapat diterapkan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko cedera muskuluskeletal yang dialami pekerja.

Untuk penilaian kembali postur kerja, diperlukan ketika terjadi perubahan spesifikasi produk atau penambahan jenis produk baru. Kedua hal tersebut akan memungkinkan terjadinya perubahan metode kerja yang dilakukan pekerja dalam menghasilkan produk, dan metode baru tersebut kemungkinan juga dapat menimbulkan cedera muskuluskeletal, sehingga perlu dilakukan penilaian postur kerja kembali.

Selain saat terjadi perubahan spesifikasi atau penambahan jenis produk baru, penilaian kembali postur kerja juga diperlukan saat dilakukan rotasi kerja. Rotasi kerja dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi rasa kebosanan pekerja karena melakukan pekerjaan yang sama dan terus-menerus (monoton). Maka saat terjadi rotasi kerja, perlu dilakukan penilaian postur kerja kembali. Hal ini dikarenakan pekerja tersebut akan beradaptasi terlebih dahulu terhadap pekerjaannya, dan postur kerjanya dalam melakukan pekerjaan tersebut akan berbeda dengan pekerjaan yang sebelumnya, sehingga perlu dilakukan penilaian kembali postur kerja dari pekerja. Namun jika tidak terjadi perubahan spesifikasi


(54)

produk, atau penambahan jenis produk baru, atau rotasi kerja, tidak perlu dilakukan penilaian kembali postur kerja dari pekerja yang ada.

3.6.1. Ovako Working Postures Analysis System (OWAS)

OWAS adalah suatu metode untuk mengevaluasi beban postur (postural

load) selama bekerja. Metode OWAS didasarkan pada sebuah klasifikasi yang

sederhana dan sistematis dari postur kerja yang dikombinasikan dengan pengamatan dari tugas selama bekerja. Metode OWAS pertama kali dilakukan untuk menganalisis postur kerja pada industri baja. Metode ini telah digunakan dalam penelitian dan pembangunan di Finlandia, Swedia, Jerman, Belanda, India, dan Australia.

Prosedur OWAS dilakukan dengan melakukan observasi untuk mengambil data postur, beban/tenaga, dan fase kerja untuk kemudian dibuat kode berdasarkan data tersebut. Evaluasi penilaian didasarkan pada skor dari tingkat bahaya postur kerja yang ada dan selanjutnya dihubungkan dengan kategori tindakan yang harus diambil.

Klasifikasi postur kerja dari metode OWAS adalah pada pergerakan tubuh bagian belakang (punggung), lengan (arms), dan kaki (legs). Setiap postur tubuh tersebut terdiri atas 4 postur bagian belakang, 3 postur lengan, dan 7 postur kaki. Berat beban yang dikerjakan juga dilakukan penilaian mengandung 3 skala point.


(55)

3.6.2. Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

Rapid Upper Limb Assessment (RULA) merupakan suatu metode

penelitian untuk menginvestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas. Metode ini dirancang oleh Lynn Mc Atamney dan Nigel Corlett (1993) yang menyediakan sebuah perhitungan tingkatan beban muskuluskeletal di dalam sebuah pekerjaan yang memiliki resiko pada bagian tubuh dari perut hingga leher atau anggota badan bagian atas.

Metode ini tidak membutuhkan peralatan spesial dalam penetapan penilaian postur leher, punggung, dan lengan atas. Setiap pergerakan di beri skor yang telah ditetapkan. RULA dikembangkan sebagai suatu metode untuk mendeteksi postur kerja yang merupakan faktor resiko. Metode didesain untuk menilai para pekerja dan mengetahui beban musculoskletal yang kemungkinan menimbulkan gangguan pada anggota badan atas.

Metode ini menggunakan diagram dari postur tubuh dan tiga tabel skor dalam menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah diinvestigasi dijelaskan oleh McPhee sebagai faktor beban eksternal yaitu :

1. Jumlah pergerakan 2. Kerja otot statik 3. Tenaga/kekuatan

4. Penentuan postur kerja oleh peralatan 5. Waktu kerja tanpa istirahat.


(56)

Dalam usaha untuk penilaian 4 faktor beban eksternal (jumlah gerakan, kerja otot statis, tenaga kekuatan dan postur), RULA dikembangkan untuk (Mc Atamney dan Corlett, 1993):

1. Memberikan sebuah metode penyaringan suatu populasi ketja dengan cepat, yang berhubungan dengan kerja yang beresiko yang menyebabkan gangguan pada anggota badan bagian atas.

2. Mengidentifikasi usaha otot yang berhubungan dengan postur kerja, penggunaan tenaga dan kerja yang berulang-ulang yang dapat menimbulkan kelelahan otot.

3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dengan sebuah metode penilaian ergonomi yaitu epidomiologi, fisik, mental, lingkungan dan faktor organisasi.

Pengembangan dari RULA terdiri atas tiga tahapan yaitu : 1. Mengidentifikasi postur kerja

2. Sistem pemberian skor

3. Skala level tindakan yang menyediakan sebuah pedoman pada tingkat resiko yang ada dan dibutuhkan untuk mendorong penilaian yang melebihi detail berkaitan dengan analisis yang yang didapat.

Ada empat hal yang menjadi aplikasi utama dari RULA, yaitu untuk : 1. Mengukur resiko muskuluskeletal, biasanya sebagai bagian dari

perbaikan yang lebih luas dari ergonomi.

2. Membandingkan beban muskuluskeletal antara rancangan stasiun kerja yang sekarang dengan yang telah dimodifikasi.


(57)

3. Mengevaluasi keluaran misalnya produktivitas atau kesesuaian penggunaan peralatan.

4. Melatih pekerja tentang beban muskuluskeletal yang diakibatkan perbedaan postur kerja.

Dalam mempermudah penilaian postur tubuh, maka tubuh dibagi atas 2 segmen grup yaitu grup A dan grup B.

3.6.2.1.Penilaian postur tubuh group A

Postur tubuh grup A terdiri atas lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), pergelangan tangan (wrist) dan putaran pergelangan tangan (wrist

twist).

a. Lengan atas (upper arm)

Penilaian terhadap lengan atas (upper arm) adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan atas pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan atas diukur menurut posisi batang tubuh. Adapun postur lengan atas (upper arm) dapat dilihat pada Gambar 3.1.


(58)

Gambar 3.1. Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm)

Skor penilaian untuk postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm)

Pergerakan Article I. Skor

Skor Perubahan

200 (ke depan maupun ke

belakang dari tubuh) 1

+ 1 jika bahu naik + 1 jika lengan berputar/bengkok

>200 (ke belakang) atau

20-450 2

45-900 3

>900 4

b. Lengan Bawah (lower arm)

Penilaian terhadap lengan bawah (lower arm) adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan bawah pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentu oleh lengan bawah diukur menurut posisi batang tubuh. Adapun postur lengan bawah (lower arm) dapat dilihat pada Gambar 3.2.


(59)

Gambar 3.2. Postur Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm)

Skor penilaian untuk bagian lengan bawah (lower arm) dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Skor Lengan Bawah (lower arm)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

60-1000 1 Jika lengan bawah bekerja

melewati garis tengah atau keluar dari sisi tubuh <600 atau 1000 2

c. Pergelangan Tangan (wrist)

Penilaian terhadap pergelangan tangan (wrist) adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan diukur menurut posisi lengan bawah. Adapun postur pergelangan tangan (wrist) dapat dilihat pada Gambar 3.3.


(60)

Gambar 3.3. Postur Tubuh Pergelangan Tangan (wrist)

Skor penilaian untuk bagian lengan atas (upper arm) dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Skor Pergelangan Tangan (wrist)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi netral 1

+ 1 jika pergelangan tangan putaran menjauhi sisi tengah 0- 150 (ke atas maupun ke bawah) 2

>150 (ke atas maupun kebawah) 3

d. Putaran Pergelangan Tangan (Wrist Twist)

Adapun postur putaran pergelangan tangan (wrist twist) dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Postur Tubuh Putaran Pergelangan Tangan (wrist twist)

Untuk putaran pergelangan tangan (wrist twist) postur netral diberi skor : 1 = Posisi tengah dari putaran


(61)

Nilai dari postur tubuh lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan dimasukkan ke dalam tabel postur tubuh grup A untuk memperoleh skor seperti terlihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Skor Group A

Upper Arm

Lower Arm

Wrist

1 2 3 4

Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist

1 2 1 2 1 2 1 2

1

1 1 2 2 2 2 3 3 3

2 2 2 2 2 3 3 3 3

3 2 3 2 3 3 3 4 4

2

1 2 2 2 3 3 3 4 4

2 2 2 2 3 3 3 4 4

3 2 3 3 3 3 4 4 5

3

1 2 3 3 3 4 4 5 5

2 2 3 3 3 4 4 5 5

3 2 3 3 4 4 4 5 5

4

1 3 4 4 4 4 4 5 5

2 3 4 4 4 4 4 5 5

3 3 4 4 5 5 5 6 6

5

1 5 5 5 5 5 6 6 7

2 5 6 6 6 6 7 7 7

3 6 6 6 7 7 7 7 8

6

1 7 7 7 7 7 8 8 9

2 7 8 8 8 8 9 9 9

3 9 9 9 9 9 9 9 9

e. Penambahan Skor Aktivitas

Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup A pada Tabel 3.4, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas. Penambahan skor aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.


(62)

Tabel 3.5. Skor Aktivitas

Aktivitas Skor Keterangan

Postur Statik + 1 Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam Pengulangan + 1 Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih

dari 4 kali per menit

f. Penambahan Skor Beban

Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur tubuh grup A pada Tabel 3.5, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Skor Beban

Beban Skor Keterangan

< 2 kg 0 -

2 kg – 10 kg 1 + 1 jika postur statis dan dilakukan berulang-ulang

> 10 kg 3 -

3.6.2.2.Penilaian postur tubuh group B

Postur tubuh grup B terdiri atas leher (neck), batang tubuh (trunk), dan kaki (legs).

a. Leher (neck)

Penilaian terhadap leher (neck) adalah penilaian yang dilakukan terhadap posisi leher pada saat melakukan aktivitas kerja apakah operator harus melakukan kegiatan ekstensi atau fleksi dengan sudut tertentu. Adapun postur leher dapat dilihat pada Gambar 3.5.


(63)

Gambar 3.5. Postur tubuh bagian leher (neck)

Skor penilaian untuk leher (neck) dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Skor Bagian Leher (neck)

Article II. Pergerakan Article III. Skor Section 3.01 Skor Perubahan

0-100 1

+ 1 jika leher berputar/bengkok + 1 batang tubuh bengkok

10-200 2

>200 3

Ekstensi 4

b. Batang Tubuh (Trunk)

Penilaian terhadap batang tubuh (trunk), merupakan penilaian terhadap sudut yang dibentuk tulang belakang tubuh saat melakukan aktivitas kerja dengan kemiringan yang sudah diklasifikasikan. Adapun klasifikasi kemiringan batang tubuh saat melakukan aktivitas kerja dapat dilihat pada Gambar 3.6.


(64)

Gambar 3.6. Postur Bagian Batang Tubuh (Trunk)

Skor penilaian bagian batang tubuh (trunk) dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi normal (900) 1

+ 1 jika leher berputar/bengkok + 1 jika batang tubuh bungkuk

0-200 2

20-600 3

>600 4

c. Kaki (Legs)

Penilaian terhadap kaki (legs) adalah penilaian yang dilakukan terhadap posisi kaki pada saat melakukan aktivitas kerja apakah operator bekerja dengan posisi normal/seimbang atau bertumpu pada satu kaki lurus. Adapun posisi kaki dapat dilihat pada Gambar 3.7.


(65)

Gambar 3.7. Posisi Kaki (Legs)

Skor penilaian untuk kaki (legs) dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Skor Bagian kaki (legs) Section 3.02 Pergerakan Skor

Posisi normal/seimbang 1

Tidak seimbang 2

Nilai dari skor postur tubuh leher, batang tubuh, dan kaki dimasukkan ke Tabel 3.10. untuk mengetahui skornya.

Tabel 3.10. Skor Group B Trunk Postur Score

Neck

Trunk Postur Score

1 2 3 4 5 6

Legs Legs Legs Legs Legs Legs

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7

2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7

3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7

4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8

5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8


(66)

d. Penambahan Skor Aktivitas

Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup B pada Tabel 3.10, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas. Penambahan skor aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Skor Aktivitas

Aktivitas Skor Keterangan

Postur Statik + 1 Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam Pengulangan + 1 Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih

dari 4 kali per menit

e. Penambahan Skor Beban

Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur tubuh grup B pada Tabel 3.11, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12. Skor Beban

Beban Skor Keterangan

< 2 kg 0 -

2 kg – 10 kg 1 + 1 jika postur statis dan dilakukan berulang-ulang

> 10 kg 3 -

Untuk memperoleh skor akhir (grand score), skor yang diperoleh untuk postur tubuh grup A dan grup B dikombinasikan ke Tabel 3.13.


(67)

Tabel 3.13. Grand Total Score Table Score

Group A

Score Group B

1 2 3 4 5 6 7

1 1 2 3 3 4 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6

4 3 3 3 4 5 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7

+8 5 5 6 7 7 7 7

Hasil skor dari Tabel 3.13 tersebut diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori level resiko pada Tabel 3.14

Tabel 3.14. Kategori Tindakan RULA Kategori

Tindakan Level Resiko Tindakan

1 – 2 Minimum Aman

3 – 4 Kecil Diperlukan beberapa

waktu ke depan

5 – 6 Sedang Tindakan dalam

waktu dekat

7 Tinggi Tindakan sekarang

juga

3.6.3. Rapid Entire Body Assesment (REBA)

REBA dirancang oleh Lynn Mc Atamney dan Sue Hignett (2000) sebagai sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai postur tubuh,


(68)

Skor akhir REBA dihasilkan untuk memberikan sebuah indikasi tingkat resiko dan tingkat keutamaan dari sebuah tindakan yang harus diambil.

Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok utama atau grup yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari batang tubuh (trunk), leher (neck) dan kaki (legs). Sedangkan grup B terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist). Pada masing-masing grup, diberikan suatu skala postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga faktor beban/kekuatan dan pegangan (coupling).

REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dan dalam sebuah pekerjaan :

1. Keseluruhan bagian badan digunakan

2. Postur tubuh statis, dinamis, cepat berubah, atau tidak stabil

3. Melakukan sebuah pembebanan seperti mengangkat benda baik secara rutin ataupun sesekali.

4. Perubahan dari tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sedang dilakukan dan diawasi sebelum atau sesudah perubahan.

3.6.4. Quick Exposure Check (QEC)

Quick Exposure Check (QEC) merupakan salah satu metode penilaian

postur kerja yang digunakan untuk menilai postur kerja pekerja yang berhubungan dengan gangguan otot (work related musculoskeletal disorders). Metode ini diciptakan oleh Guangyan Li dan Peter Buckle pada tahun 1999. QEC didasarkan


(1)

4. Dengan penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil, maka terjadi perubahan postur kerja, khususnya untuk elemen kegiatan menyusun buku pada rak kelima. Postur kerja usulan memiliki skor akhir = 3, yang berarti bahwa postur kerja usulan memiliki level resiko kecil dan tindakan perbaikan diperlukan beberapa waktu ke depan. Perubahan postur kerja tersebut juga mengakibatkan perubahan metode kerja.

5. Metode kerja yang kurang baik juga sangat mempengaruhi tingkat kelelahan dan produktivitas para pegawai bagian pelayanan. Para pegawai sering menumpuk buku-buku diatas troli pembawa buku melebihi kapasitas troli, dimana kapasitas maksimal troli adalah 170 buku.

6. Kurang disiplinnya para pegawai juga mempengaruhi produktivitas kerjanya. Hal ini terjadi apabila ada pegawai yang absen atau tidak masuk kerja. Buku-buku yang seharusnya disusun oleh pegawai tersebut menjadi terbengkalai.

7. Waktu yang dibutuhkan untuk menyusun satu buah buku akan lebih lama apabila para pegawai harus mencari kode katalog buku yang akan disusun terlebih dahulu, ataupun para pegawai menyusun sambil merapikan buku yang ada didalam rak.

7.2. Saran

Saran yang dapat diberikan kepada pihak Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah :


(2)

dan kelima, khususnya untuk para pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm.

2. Perbaikan metode kerja untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan produktivitas. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

a. Para pegawai terlebih dahulu menyusun buku-buku ditroli pembawa buku sesuai dengan kode katalog buku.

b. Para pegawai sebaiknya tidak menumpuk buku-buku diatas troli sampai melebihi kapasitas troli, dan bila buku-buku yang akan disusun telah memenuhi kapasitas satu troli sebaiknya langsung disusun ke dalam rak buku besi dua sisi.

c. Untuk mengurangi rasa sakit pada leher, batang tubuh dan kaki, sebaiknya para pegawai tidak melakukan postur kerja yang menyebabkan rasa sakit pada bagian tubuh tersebut dalam waktu yang lama.

d. Bila ada pegawai yang tidak masuk kerja atau absen, para pegawai sebaiknya membantu menyusun buku-buku yang menjadi tugas pegawai yang absen tersebut.

e. Para pegawai lebih meningkatkan kedisiplinan sehingga akan mempermudah dan tidak mengganggu tugas masing-masing pegawai. 3. Pihak perpustakaan USU sebaiknya mempertimbangkan tinggi tubuh

pegawai yang akan ditempatkan pada bagian pelayanan, khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 2007, Perpustakaan Universitas, 2007.

Lueder, R., A Proposed RULA for Computer Users, Proccedings of the Ergonomics Summer Workshop, UC Berkeley Center for Occupational & Environmental Health Continuing Program, San Fransisco, August 8-9, 1996.

Nurmianto, Eko, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama, ITS, Surabaya, 1998.

Pourmahabadian, Mohammad, Mehdi Akhavan dan Kamal Azam., Investigation

of Risk Factors of Work-Related Upper-Limb Musculoskeletal Disorders in a Pharmaceutical Industry, Journal of Applied Sciences 8 (7):

1262-1267, 2008.

Santoso G., Dr., Drs., M.Kes., Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan, Cetakan I, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2004.

Suma’mur, Dr., P.K., M.Sc., Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Cetakan Kelima, Jakarta : Gunung Agung, 1986.

Sutalaksana, I. Z., dkk., Teknik Tata Cara Kerja, Bandung : Penerbit ITB, 1982. Tarwaka, Solichul, Sudiajeng, L., Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja

dan Produktivitas, Uniba Press, Surakarta, 2004.

Wignosoebroto, S., Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Edisi Pertama, Penerbit : PT. Guna Widya, Surabaya, 1995.


(4)

(5)

Standard Nordic Questionaire

Berilah tanda Check List (√) pada tabel Standard Nordic Questionaire

berikut bila anda memilih sakit (A) atau tidak sakit (B).

Nama :

Jenis kelamin/Tinggi tubuh :

Umur :

Lama bekerja :

Tabel Standard Nordic Questionaire

No Jenis Keluhan A B

1 Sakit kaku di leher bagian atas 2 Sakit di bahu kiri

3 Sakit di bahu kanan 4 Sakit pada lengan atas kiri 5 Sakit di punggung

6 Sakit pada lengan atas kanan 7 Sakit pada pinggang

8 Sakit pada bokong 9 Sakit pada pantat 10 Sakit pada siku kiri 11 Sakit pada siku kanan

12 Sakit pada lengan bawah kiri 13 Sakit pada lengan bawah kanan 14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 15 Sakit pada pergelangan tangan kanan 16 Sakit pada tangan kiri

17 Sakit pada tangan kanan 18 Sakit pada paha kiri 19 Sakit pada paha kanan 20 Sakit pada lutut kiri 21 Sakit pada lutut kanan 22 Sakit pada betis kiri 23 Sakit pada betis kanan

24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 25 Sakit pada pergelangan kaki kanan


(6)