Maksim Pujian Prinsip Sopan Santun

menunjukkan penerapan maksim kesepakatan. Sementara itu, contoh 3 me- rupakan percakapan yang memperlihatkan adanya ketidaksepakatan sebagian.

2.2.3.6 Maksim Simpati

Maksim simpati berbunyi “kurangilah rasa antipasti antara diri sendiri dan orang lain sekecil mungkin, tingkatkan rasa simpati antara diri sendiri dan orang lain sebanyak mungkin”. Hal ini berarti, bahwa semua tindak tutur yang meng- ungkapkan rasa simpati kepada orang lain merupakan sesuatu yang berarti untuk mengembangkan percakapan yang memenuhi prinsip sopan santun. Tindak tutur yang mengungkapkan rasa simpati tersebut misalnya ucapan selamat, ucapan bela sungkawa, dan ucapan lain yang menunjukkan penghargaan terhadap orang lain. Berikut contoh untuk memperjelaskan pernyaataan tersebut. Contoh Penaatan Ani : “Tut, nenekku meninggal.” Tuti : “Innalillahiwainnailaihi rojiun. Aku turut berduka cita.” Contoh Pelanggaran Dwi : kemarin motorku hilang. Ari : Oh, kasian deh lu.

2.3 Wacana

2.3.1 Definisi Wacana

Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi di atas satuan kalimat Chaer, 2007: 62. Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk ka- rangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 1265. Pengertian lain wacana merupakan satuan bahasa yang terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar Kridalaksana, 2008: 259. Wacana ini direali- sasikan dalam bentuk karangan yang utuh novel, buku, seri ensiklopedi, dan sebagainya. HallidayHasan mengemukakan bahwa wacana merupakan tuturan dalam bentuk lisan atau tulisan yang membentuk suatu kesatuan makna yang utuh Pangaribuan, 2008: 54. Kesatuan makna yang dimaksud yaitu harus terdiri dari kesatuan ben- tuk atau kohesi, dan kesatuan isi atau koherensi. Hal itu berarti, suatu wacana adalah seperangkat kalimat atau tuturan yang kohesif dan koheren. Pendapat-pendapat para ahli linguistik di atas memandang wacana dari sudut pandang penggunaan bahasa tulis, sehingga wacana berada pada tataran tertinggi setelah kedudukan kalimat yang menuntut adanya kohesif dan koheren. Selain kohesif dan koheren, wacana tulis biasanya lebih gramatikal. Wacana tulis lebih gramatikal, penuh penjelas, dan menggunakan bahasa yang baku dan formal dibandingkan dengan wacana lisan supaya tidak disalahtafsirkan oleh pembaca. Brown Yule menyatakan wacana merupakan proses komunikasi secara lisan yang berupa rangkaian ujaran Rani, 2006: 4. Pendapat tersebut memandang wacana dari penggunaan bahasa lisan, sehingga wacana berada di atas ujaran, yaitu rangkaian dari beberapa ujaran. Penjelasan bahwa wacana adalah sebuah penggunaan bahasa baik tulis maupun lisan, ada pula ahli yang memandang wacana melalui dua sudut pandang, yaitu penggunaan bahasa tulis maupun lisan dapat disebut sebagai wacana. Bahwa- sanya, wacana merupakan suatu penggunaan bahasa dalam komunikasi, baik se- cara lisan maupun tulisan Rani, 2006: 5. Selain itu, wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan, seperti: pidato, ceramah, khotbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti cerpen, novel, buku, surat, dan dokumen ter- tulis, yang dilihat dari struktur lahirnya dari segi bentuk bersifat kohesif, saling terkait dan dari struktur batin dari segi makna bersifat koheren Sumarlan, 2003: 15.

2.3.2 Unsur-unsur Internal Wacana

2.3.2.1 Kata dan Kalimat

Kata merupakan bagian dari kalimat, sedangkan kalimat merupakan susunan yang terdiri dari beberapa kata Mulyana, 2005: 7. Dengan melihat definisi tersebut, syarat terbentuknya kalimat adalah adanya susunan beberapa kata. Kemudian, apabila kata atau kalimat bergabung, akan terbentuk sebuah wacana. Pada kenyatannya, tidak semua kalimat merupakan gabungan dari kata-kata. Akan tetapi, ada kalimat yang hanya terdiri dari satu kata saja. Jika terdapat kalimat yang terdiri dari satu kata, biasanya hanya muncul dalam komunikasi lisan, yang antarpeserta komunikasi sudah saling paham mengenai maksud pertuturan. Kalimat yang hanya terdiri dari satu kata akan disebut sebagai kalimat jika dilihat dari konteks analisis wacana lisan. Hal itu disebabkan bahwa kata yang dianggap sebagai kalimat itu telah memiliki kelengkapan makna, informasi, dan konteks tuturan yang jelas. Wacana lisan yang memunculkan kata-kata yang pendek

Dokumen yang terkait

Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Implikatur dalam Acara Debat TV One serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

2 9 186

POLA SINTAKSIS PADA POSTER DI KABUPATEN PRINGSEWU DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

3 30 69

PEMANFAATAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KOMUNIKASI DISKUSI SEBAGAI ASPEK KETERAMPILAN BERBICARA Pemanfaatan Prinsip Kerja Sama Dalam Komunikasi Diskusi Sebagai Aspek Keterampilan Berbicara Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 8 Di SMP Muhammadiyah 4 Surak

0 4 15

BAHASA GAUL PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU DALAM JEJARING SOSIAL FACEBOOK Bahasa Gaul Pada Siswa Smk Muhammadiyah Delanggu Dalam Jejaring Sosial Facebook.

0 2 12

BAHASA GAUL PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU DALAM JEJARING SOSIAL FACEBOOK Bahasa Gaul Pada Siswa Smk Muhammadiyah Delanggu Dalam Jejaring Sosial Facebook.

0 2 24

PENGARUH JEJARING SOSIAL FACEBOOK TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA Pengaruh Jejaring Sosial Facebook Terhadap Akhlak Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun 2013 / 2014.

0 1 16

PENGARUH JEJARING SOSIAL FACEBOOK TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA Pengaruh Jejaring Sosial Facebook Terhadap Akhlak Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun 2013 / 2014.

0 2 12

Jenis Tindak Tutur, Pelanggaran Prinsip Kerja Sama, dan Implikatur dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Kepenuhan Riau.

0 0 17

PELANGGARAN PRINSIP SOPAN SANTUN PADA DI

0 0 8

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK PADA SISWA DAN SISWI KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH IMOGIRI BANTUL

0 0 18