Kecerdasan Spiritual dalam Perspektif Islam

lv

BAB III KONSEP KECERDASAN SPIRITUAL DAN PENDIDIKAN PRANATAL

DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Kecerdasan Spiritual dalam Perspektif Islam

Pada era modernisasi dewasa ini banyak manusia yang mengalami kekeringan jiwa, berbagai pemberitaan di media menunjukkan betapa rapuhnya jiwa manusia pada saat ini seperti banyak kasus pembunuhan, pencurian, perampokan, penganiyayaan dan sebagainya.Padahal manusia mempunyai hati nurani, akan tetapi demi kepentingan pribadinya manusia acap kali melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nurani atau suara hati mereka. Pola hidup materialistic dan hedonisme semkin bersatu pada kehidupan manusia, meminjam istilah Tony Buzan manusia sekarang ini tengah “kehilangan jiwa” mereka. Kehidupan duniawi yang mereka dewakan pada kenyataannya tidak dapat memberikan ketentraman pada batin mereka. Mereka kadang merasa hampa dan tidak bahagia karena mereka melupakan suatu hal yang bersifat transendental. Banyak orang pintar otaknya akan tetapi perbuatan mereka menyimpang dari moralitas kehidupan, orang yang cerdas secara otak di atas tidak mempuyai kecerdasan jiwa sehingga mereka melakukan sesuatu yang buruk dengan kepintarannya, contohnya adalah orang yang membuat bom kemudian meledakkan bom terebut untuk mencelakai orang lain. Memang dia cerdas secara IQ akan tetapi dia tidak mempunyai kecerdaan jiwa. 28 lvi Seperti yang diungkapkan oleh Taufiq Pasiak 2009:23 yaitu sebagai berikut Akhir-akhir ini banyak terjadi bunuh diri dan pembunuhan. Di Jepang muncul fenomena bunuh diri bersama melalui internet, di Indonesia terjadi mutilasi membunuh dan memotong-motong tubuh korban mnjadi beberpa bagian….. Semua ini berakar dari krisismakna tentang siapa diri kita sesungguhnya. Dan inilah yang disebut dengan “krisis makna kehidupan”. Mengapa semua hal ini bisa terjadi? Karena paradigma keliru yang tertanam di masyarakat dan lembaga pendidikan. Telah diajarkan bahwa kunci kesuksesan dapat diperoleh melalui kecerdasan otak semata. Padahal, kebehagiaan tidak hanya cukup dengan kecerdasan tersebut. Seperti yang dipaparkan oleh Taufiq Pasiak di atas bahwa kecerdasan otak saja tidak akan mampu menjadikan manusia menjadi bahagia, dan manusia belum mendapatkan makna hidupnya. Bahkan kecerdasan emosipun kurang mampu menjadikan manusia menemukan nilai dari kehidupannya. Taufiq juga menuturkan bagaimana kita dapat merasa bahagia dan tentunya mengerti apa makna dan tujuan hidup kita serta memaknai setiap peristiwa yang terjadi, dia menuliskan dalam buku yang sama sebagai berikut Jika demikian halmya, kita tidaklah cukup hanya mengandalkan dua kecerdaan itu otak dan emosi. Dibutuhkan kiat tertentu agar kita bisa menjadi bahagia dan damai di tengah kesegsaraan, derita, dan musibah yang datang silih berganti. Kita harus cerdas mengelola penderitaan menjadi pelajaran yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Kita mengakui bahwa apa yang kita alami hari ini adalah sebuah ujian dan keputusan Allah. Inilah sebuh kesadaran yang dituju dari Spiritual Quotient SQ. Manusia memerlukan SQ atau kecerdasan spiritual agar dalam kehidupannya manusia dapat memperoleh kebahagiaan dan ketentraman. Karena SQ adalah kecerdasan tertinggi dari dua kecerdasan yang ada yaitu IQ dan EQ. lvii Kecerdasan spiritual itu ialah kecerdasan untuk memberikan pemaknaan dalam kehidupan, nilai, serta memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam kehidupannya, serta dapat memberikan makna spiritual dalam setiap apa yang dia perbuat dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang cerdas secara spiritual membentuk suatu kesadaran bahwa eksistensinya tidak terjadi begitu saja dan bukan merupakan suatu kebetulan akan tetapi dia sadar sepenuhnya bahwa eksistensinya di dunia merupakan maha karya dari sang pencipta Taufik, 2009:37. 1. Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Spiritual dan kecerdasan spiritual merupakan dua hal yang sangat berkaitan, akan tetapi secara makna ada perbedaan diantara dua hal tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia spiritual berarti sesutau yang berhubungan dengan jiwa. Menurut Taufik 2009:10 spiritual merupakan hal- hal yang berhubungan dengan sesuatu yang ada di dalam diri manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa spiritual merupakan sesuatu yang berhubungan dengan jiwa manusia yang berasal dari dalam diri manusia tersebut, spiritual juga berarti suatu hal yang berhubungan antara manusia dengan Tuhannya. Sedangkan maksud dari kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang untuk menemukan dan memaknai hidup serta dapat memberikan makna spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sebenarnya antara spiritual dan kecerdasan spiritual merupakan dua hal yang erat hubungannya. Nilai-nilai dalam spiritual merupakan hal yang dapat memberikan makna hidup yang merupakan bagian dari kecerdasan spiritual. lviii 2. Suara Hati self conscience Sebagai Dasar SQ Menurut Ary Ginanjar, Dalam konsep kecerdasan spiritual dikenal suatu istilah “self conscience , yaitu suara hati yang merupakan landasan terwujudkannya SQ. manusia memiliki suara hati yang membisikkan kebaikan pada hati seseorang, orang yang akan melakukan perbuatan buruk di dalam hatinya pasti ada larangan untuk melakukannya, suara hati memberikan nasehat bagi orang yang ingin melakukan perbuatan yang tidak baik, dan suara hati akan memberikan efek penyesalan bagi orang yang melakukan perbuatan buruk. Dalam makna sufistik SQ berhubungan dengan fitrah pada diri mausia. Dengan fitrah tersebut manusia dapat mengenal suara buruk fujur maupun suara baik Taqwa, suara-suara tersebut adalah suara hati yang dimiliki oleh manusia. Suara hati self conscience itulah yang merupakan basic fitrah manusia yang suci.Dengan suara hati manusia terdorong untuk berjalan ke arah perubahan yang lebih bermakna dan bernilai Taufik, 2009:4. Dalam buku Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual ESQ Ary Ginanjar memperkenalkan kepada kita “anggukan universal” yang dimiliki oleh setiap manuia di dunia ini. Seperti contoh ketika seseorang diberikan pertanyaan atau bahkan melihat sendiri suatu peristiwa dimana ada anak kecil yang menangis kelaparan, maka kita akan merasakan suara hati yang sama pada masing-masing individu ketika dalam kondisi fitrah Agustina, 2007:71, di dalam hati kita tanpa disuruhpun akan mendorong kita untuk memberi anak tersebut. lix Dalam perspektif Islam suara hati manusia bertumpu pada sifat-sifat Allah yang tercermin dalam 99 Asmaul Husna dan dapat dikatakan bahwa 99 Amaul Husna merupakan sumber dari segala suara hati yang baik pada manusia Agustina, 2007: 107. Dengan tanpa melihat status sosial, suku atau agama. Suara hati dapat berupa suatu larangan, peringatan, pnyesalan, pada dasarnya manusia juga memiliki suara hati yang sama, suara hati yang universal itulah yang terdapat dalam God Spot dan inilah yang disebut “Kesadaran Spiritual” Agustina, 2007: 73, God Spot sendiri yaitu bagian dari otak yang membri respon terhadap hal-hal yang bersifat agama, God Spot juga disebut sebagai “titik Tuhan”. Suara hati pada diri mausia bisa tertutup, jika hati manusia terpengaruhi oleh hal-hal yang tidak benar, manusia seringkali mengabaikan pengakuan yang timbul dari suara hati, jika hal tersebut terjadi maka manusia dapat terjerumus dalam perilaku-perilaku yang tidak baik. Ary Ginanjar menjelaskan tujuh faktor yang dapat membelenggu suara hati manusia yaitu: a. Prasangka Prasangka dapat menjebak kita pada pemikiran negatif negative thinking kepada orang lain. Prasangka akan mengalir dan berubah menjadi sikap tertutup. Prasangka ada dua macam prasangka baik dan prasangka buruk positive thinking dan negative thinking. Prasangka baik menjadikan seseorang saling percaya, saling mendukung, koperatif, terbuka. Sedangkan perasaan negatif menimbulkan sifat tertutup, menahan informasi. Tindakan seseorang sangat bergantung lx oleh alam fikirannya, jika alam fikiran seseorang telah terkontaminasi oleh lingkungan yang buruk, maka hal ini dapat menjadikannya merasa curiga dan selalu berprasangka buruk. b. Prinsip-prinsip hidup Prinsip hidup seseorang dapat mempengaruhi paradigma orang tersebut. Prinsip hidup yang baik menjadikan seseorang menjadi personal yang berkualitas, begitu pula sebaliknya. Prinsip hidup yang “salah” akan berakibat manusia terjebak dalam kehancuran, dan orang yang berprinsip baik serta kuat akan membawanya kearah kebahagiaan. c. Pengalaman Pengalaman seseorang tentang kehidupan dan lingkungan akan mempengaruhi cara berfikirnya orang yang memiliki pengalaman dari lingkungan yang baik maka dia juga akan menjadi orang yangbaik begitu pula sebaliknya,. Seseorang yang mendapatkan pengalam dari lingkungan yang tidak baik akan menjadikannya orang yang tidak baik juga. Seperti teori naturalism yang dipelopori oleh J.J. Rosseau, yaitu bahwa setiap manusia sebenarnya lahir dengan membawa pembawaan yang baik, akan tetapi pembawaan baik tersebut akan rusak jika terpengaruh dengan lingkungan yang buruk Lilik dkk, 2008:36. Lingkungan yang buruk itulah yang menimbulkan pengalaman buruk pada seseorang. lxi d. Kepentingan Semua orang mempunyai kepentingan sendiri-sendiri. Dan masing- masing mempunyai prioritas terhadap kepentingannya terebut, apakah kepentingan pribadi menjadi prioritas utama atau kepentingan orang lain yang menjadi main priority. Dalam banyak hal manusia melakukan sesuatu bukan karena dorongan hati nurani melainkan hanya berorientsi pada kepentingan pribadinya sendiri, mereka mengabaikan suara hati yang memberikan informasi yang penting dalam menentukan prioritas. e. Sudut pandang Sudut pandang seseorang mengenai orang lain akan menentukan sikap yang diambil orang tersebut, seseorang akan salah dalam persepsi jika tidak bijaksana menilai seseorang, sehingga yang terjadi adalah perasaan merasa benar sendiri, dan menganggap sudut pandang orang lain salah. Agar tidak terbelenggu pada sudut pandang yang kerdil diajarkan dalam Islam supaya menjadikan al-Qur’an yaitu ajaran sebagai sudut pandang ideal, karena kebenarannya mutlak Taufik,. 2009: 96 f. Pembanding Manusia sering terjebak pada pikirannya ketika dihadapkan pada persoalan atau hal yang berbeda, maka yang menjadi acaun pembanding seringkali adalah diri kita sendiri atau apa yang pernah kita alami, padahal diri kita sebagai manusia adalah makhluk yang lemah dan sering berbuat kesalahan lxii g. Literatur Di zaman yang semakin berkembang ini banyak sekali literatur – literatur yang dengan mudah dapat kita peroleh, dan jika tidak cermat dalam memilih literatur yang ada kita dapat terjebak pada hal-hal yang dapat mempengaruhi diri kita kepada sesuatu yang buruk. Ketujuh komponen di atas adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi cara berfikir seeorang. Menurut Taufik 2009:69 tujuh belenggu tersebut dapat mengesampingkan suara hati. Dan akibat dari mengesampingkan suara hati adalah menjadikan manusia mempunyai sikap-sikap berikut ini: a. Cenderung kepada kemaksiatan b. Mudah marah dan kehilangan kesabaran c. Melukai orang secara fisik d. Mengabaikan perasaan dan kebutuhan orang lain e. Menutup diri atau menghindarkan diri untuk membantu orang lain Untuk mengatasi ketujuh belenggu pengaruh-pengaruh buruk yang dapat mempengaruhi jernihnya suara hati manusia harus menjernihkan lagi hati mereka, mengembalikan manusia pada fitrah hatinya God Spot, sehingga manusia dapat menerima lagi sinyal suara hati pada diri mereka. Ary Ginanjar memunculkan konsep Zero Mind Proses ZMP yaitu pembentukan hati dan pikiran yang jernih dan suci. Proses dari ZMP terhadap ketujuh belenggu hati tersebut adalah sebagai berikut : a. ZMP 1: Hindari selalu berprasangka buruk, upayakan berprasangka baik kepada orang lain lxiii Berprasangka buruk kepada orang lain akan menimbulkan perasaan tidak suka dan tida senang terhadap orang tersebut, dan akhirny selalu memandang salah terhadap apa yang diperbuat orang lain, oleh sebab itu supaya hati kita tidak terbelenggu dan tidak tertutup maka kita sudah seharusnya berprasangka baik kepada orang lain. b. ZMP 2: berprinsiplah selalu kepada Allah Yang Maha Abadi Dengan berprinsip kepada Allah dapat menjadikan diri kita akan menemukan makna hakiki dalam kehidupan, karena prinsip tersebut adalah mutlak kebenarnnya, berbeda dengan prinsip yang dipegang manusia yang belum tentu benar, karena pada dasarnya mausia adalah tempat salah dan lupa c. ZMP 3: bebaskan diri anda dari pengalaman-pengalaman yang membelenggu pikiran, berpikirlah merdeka Pengalaman adalah hasil dari interaksi yang dilakukan dilingkungan sekitar, pengalaman yag buruk kemungkinan besar berasal dari lingkungan yang tidak kondusif, oleh sebab itu manusia hrus berhati-hati terhadap arus lingkungan yang dapat merusak kejernihan hati dan tingkah laku. d. ZMP 4: dengarlah suara hati, peganglah prinsip “karena Allah”. Berpikirlah melingkar, sebelum menentukan kepentingan dan prioritas lxiv Dengan mendegarkan suara hati dapat menjadikan manusia bertindak sesuai dengan lintasannya. Karena apa yang dibisikkan dari hati pada dasarnya adalah mengajak manusia kepada kebaikan e. ZMP 5: lihatlah semua sudut pandang secara bijaksana berdasarkan semua suara hati yang bersumber dari Asmaul Husna Manusia sering salah dalam menilai orang disekitarnya hal tersebut tidak jarang disebabkan karena manusia menilai dari satu sudut pandang, untuk itu mausia seharusnya melihat sesuatu tidak hanya sebatas pada sudut pandang nya sendiri, dalam Islam diajarkan untuk melihat dari sudut pandang al-Qur’an dan Asmaul Khusna karena al- qur’an merupakan kebenaran yang mutlak f. ZMP 6: periksa pikiran anda terlebih dahulusebelum menilai segala sesuatu, jangan melihat sesuatu karena pikiran anda, tetapi lihatlah sesuatu karena apa adanya Taufik, 2009:99 g. ZMP 7: Janganlah terbelenggu oleh literatur-litertur, berpikirlah dengan merdeka Agustina, 2007:79-103. Menurut Ary Ginanjar 2007: 107, suara hati manusia pada dasarnya bersifat universal, dengan catatan manusia telah mencapai titik zero dan terbebas dari paradigma dan belenggu, kemudian ketika jiwa manusia mengakui dan mengangguk kepada Allah. Suara hati manusia adalah kunci dari spiritual. lxv 3. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual Dalam kecerdasan spiritual terdapat ciri-ciri atau indikasi yang dapat dilihat apakah seseorang tersebut memiliki kecerdasan spiritual, ciri-ciri tesebut adalah Nurfaijah, 2010:44: a. Kemampuan bersikap fleksibel b. Mengakui bahwa Tuhan sebagai sumber pembawa rizki c. Tingkat kesadaran diri yang tinggi d. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan e. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit f. Kualitas hidup yang berdasarkan dari visi dan nilai-nilai g. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal h. Menciptakan pola dan aturan baru pada kondisi sangat terjepit i. Mandiri. Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall ciri-ciri kecerdasan spiritual adalah sebagai berikut 2000:14 a. Memiliki kesadaran diri b. Bersifat Spontanitas, sangat responsive, dan rela bertanggung jawab c. Terbimbing oleh visi dan nilai d. Holistic, yaitu suatu kemampuan untuk melihat suatu permasalahan dari setiap sisi dan melihat bahwa setiap persoalan mempunyai dua sisi atau lebih e. Memiliki rasa kepedulian lxvi f. Menghargai keberagaman, menghargai orang lain dan pendapat- pendapat yang bertentangan atas daar perbedaan bukannya meremehkan perbedaan-perbedaan itu g. Independensi terhadap lingkungan, yakni bersikap teguh, focus, tabah, berpikir independen, kritis terhadap diri sendiri, berdedikasi dan berkomitmen h. Keingin tahuan yang aktif i. Pemanfaatan positif atas kemalangan, berarti mengambil hikmah dalam setiap cobaan atau kesusahan j. Rendah hati, tidak mementingkan ego 4. Urgensi kecerdasan spiritual SQ bagi kehidupan manusia Menurut Taufik 2009 SQ memiliki urgensi bagi kehidupan manusia yaitu: a. SQ menjadikan manusia kuat di ujung kegundahan, orang yang cerdas secara spiritual dapat membelokkan pandangan tentang kegagalan sebagai batu loncatan untuk meraih kesuksesan b. SQ menjadikan diri dapat menyatukan perbedaan secara pribadi dengan orang lain, kelompok, bahkan dalam konteks agama, sehingga seseorang lebih respect other atau dapat menghargai orang lain c. SQ membantu manusia keluar dari permasalahan hidup karena dengan kecerdasan ini manusia dapat membaca dan memahami secara intuitif mengapa Allah memberikan dia cobaan, sehingga ketika manusia mendapatkan masalah dia tidak terpuruk karena dia tahu bahwa lxvii permasalahan tersebut merupkan ujian sebagai bentuk kecintaan Tuhan kepadanya. d. SQ mampu membantu manusia keluar dari blenggu “egoisme” yang merupakan suatu kekeliruan yang menyebabkan kita lebih mementingkan diri sendiri dari pada orang lain e. SQ bukanlah suatu agama akan tetapi dengan SQ dapat membantu manusai untuk meyakini lebih dalam terhadap keyakinan agama yang dianutnya f. SQ membuat manusia selalu berfikir positif Banyak sekali yang kita dapatkan jika kita memiliki kecerdasan spiritual, kita tidak akan berfikir sempit dalam menghadapi permasalahan, dengan memiliki kecerdasan spiritual kita dapat selalu mengambil hikmah dari setip peristiwa yang terjadi dan akan bangkit mecari solusi ketika mendapatkan suatu masalah. Dan yang lebih penting lagi adalah orang yang memiliki kecerdasan spiritual akan bersungguh – sungguh dalam menjalankan perintah agamanya tanpa bersifat fanatik yang berlebihan terhadap pemeluk agama lain. Menurut Sukidi urgensi kecerdasan Spiritual SQ dapat ditinjau dari dua sisi sambasalim.com, yaitu: a. Kecerdasan spiritual secara vertical, yaitu bagaimana kecerdasan spiritual bisa mendidik hati kita untuk menjalin hubungan atas kehadirat Tuhan. lxviii b. Kecerdasan spiritual secara horizontal, dimana kecerdasan spiritual mendidik hati kita di dalam budi pekerti yang baik. Diatas arus demoralisasi perilaku manusia akhir-akhir ini. 5. Karakteristik Kecerdasan Spiritual SQ Ada beberapa karakteristik yang menunjukkan seseorang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi atau rendah. Seperti yang dipaparkan oleh Lutfil Kiromaz-Zumaro 2011:98, yaitu sebagai berikut: a. Karakteristik SQ tinggi 1 Kemampuan mentransendensikan yang fisik dan material 2 Memiliki fleksibilitas 3 Mempunyai kesadaran diri yang tinggi 4 Memiliki kapasitas untuk memperdayakan diri, dan bangkit dari keterpurukan 5 Kualitas kehidupan yang bersumber pada visi masa depan dan berpedoman pada nilai kebenaran 6 Kemampuan untuk menggunakan sumber spiritual dalam memecahkan masalah dan kemampuan berbuat sebaik mungkin b. Karakteristik SQ rendah 1 Fanatisme berlebihan terhadap nilai kebenaran 2 Keyakinan yang lemah dan tidak didasari oleh pertimbangan yang memadai 3 Mudah kehilangan kendali diri 4 Mudah terjebak pada penyalah gunaan wewenang lxix 6. Cara-cara menjadi orang yang cerdas secara spiritual Tony Buzan 2003, merumuskan sepuluh cara agar seseorang dapat cerdas secara spiritual. Cara-cara tersebut adalah: a. Mendapatkan gambaran menyeluruh Orang yang memiliki kecerdasan spiritual menyadari sepenuhnya keberdaannya di dunia ini. Melihat gambaran secara menyeluruh eksistensinya di dunia ini, dengan mengamati kebesaran alam di dunia akan menimbulkan rasa kagum, heran, dan terpesona dan pada akhirnya akan melahirkan beberapa pertanyaan spiritual tentang makna eksistensi kita di dunia ini. Cinta dan hormat kepada alam merupakan ciri sangat khas pada orang yang memiliki kecerdasan spiritual. Orang yang memiliki kecerdasan spiritual aktif dalam menimbulkan kesadaranatas eksistensi semua makhluk di dunia ini, serta betapa luasnya jagat raya hasil karya Sang Pencipta. Dengan memahami secara menyeluruh gambaran tentang eksistensi makhluk- makhluk di dunia ini maka akan menimbukan kecerdasan spiritual b. Menggali nilai-nilai Nilai atau value adalah panduan-panduan untuk bersikap yang berasal dari dalam diri kita sendiri, nilai-nilai tersebut menimbulkan prinsip-prinsip yang akan menentukan perilaku dan hidup kita. c. Visi dan panggilan hidup Visi, rencana atau panggilan hidup adalah tujuan yang sangat didambakan untuk menjadi “Cahaya Pembimbing” hidup.Dengan visi lxx yang kita rumuskan maka kita mempunyai harapan dalam kehidupan ini. d. Belas kasih: Memahami diri sendiri dan orang lain Orang yang memiliki kecerdasan spiritual dan rasa belas kasihan kepada sesama akan memiliki komitmen kepada orang lain dan ikut bertanggung jawab terhadap orang lain. Dengan memiliki rasa belas kasih akan memunculkan kecerdasan pada diri kita e. Memberi dan menerima: Kemurahan hati dan rasa sukur Kemurahan hati dan rasa syukur merupakan rahmat spiritual. Kemurahan hati dan rasa sukur lahir dari belas kasih. Ketika kita mempraktekkan kemurahan hati dan rasa syukur maka kita sedang meningkatkan kecerdasan spiritual kita f. Kekuatan tawa Sense of humor atau selera humor adalah salah satu kualitas utama dari kecerdasan spiritual. Tawa akan mengurangi stress dalam diri, dan meningkatkan kesehatan secara umum. Dengan tertawa maka hati kita terasa ringan dan tidak terbebani. Maka ada sebuah senam yang berjudul senam tertawa, karena tertawa baik untuk kesehatan asal tidak berlebihan g. Menjadi kanak-kanak kembali Anak-anak merupakan gambaran kecerdasan spiritual sejati, jika ingin menggugah spiritulitas dalam diri kita, kita harus mengamati dan belajar dari ketulusan anak-anak. lxxi Kembali menjadi kanak-kanak bukan lantas kita bersikap kekanak- kanakan, kembali menjadi anak-anak maksudnya adalah kita berfikir secara polos dan tulus dalam melaksanakan sesuatu h. Kekuatan ritual Ritual adalah suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan cara-cara tertentu. Dalam konteks agama ritual merupakan kegiatan keagamaan dari masing-masing agama. Melalui ritual yang kita lakukan dapat meningkatkan stabilitas spiritual dan emosional, mengurangi stress, menjadi lebih tekun, lebih yakin, dan lebih percaya diri i. Ketentraman Ketentraman adalah keadaan hening atau tenang dimana kita terbebas dari kecemasan atau kesedihan. Dengan ketenangan kita dapat menetralisir stress, karena agar dapat bertahan hidup secara spiritual maka kita perlu meredakan stress. j. Yang anda butuhkan hanyalah cinta Cinta terhadap diri sendiri, sesama, dan jagad raya, serta Tuhan dianggap sebagi tujuan hidup dan spiritualitas yang tinggi. Dengan cinta kita dapat memperoleh kecerdasan spiritual yang tinggi. Kecerdasan Spiritual SQ memang tidak terikat pada agama tertentu. Dan tidak juga berarti bahwa seorang yang religius taat beragama mempunyai kecerdasan yang tinggi. Terbukti pada kehidupan sehari-hari seseorang yang notabene rajin beribadah tetapi tidak dapat menghargai lxxii keberagaman pendapat. Padahal salah satu ciri dari orang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi adalah orang yang dapat menghargai pendapatnya. Jika apa yang disampaikan oleh Tony Buzan seperti di atas membuktikan bahwa kecerdasan spiritual itu dapat dilatih. Kecerdasan spiritual bukan hanya milik orang yang memiliki pondasi agama tinggi. Seperti halnya yang disampaikan oleh Danah Zohar dan Ian Marshal 2000:12 “seorang yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi dapat memiliki kualitas spiritual tanpa beragama sama sekali”.

B. Pendidikan Pranatal dalam Perspektif Islam