Analisis Data Hasil Penelitian

59 Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan tabel 4.11, dapat diketahui bahwa nilai probabilitas atau signifikansi untuk masing-masing variabel, yaitu 0,366, 0,181, 0,168, dan 0,354 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

4.1.5 Analisis Data

4.1.5.1 Analisis Jalur Setelah melalui tahap uji instrument dan asumsi kelayakan model regresi, maka selanjutnya dilakukan analisis jalur. Analisis jalur berkaitan dengan studi ketergantungan suatu variabel dependen pada satu atau lebih variabel independen atau intervening dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen atau intervening terhadap variabel dependen. Hasil analisis jalur antara variabel independen yaitu pelatihan pengembangan karyawan dan lingkungan kerja dan variabel intervening yaitu motivasi kerja, serta variabel dependen yaitu kinerja. Berikut pada Tabel 4.12 disajikan hasil analisis jalur ; Tabel 4.12 Hasil Analisis Jalur Standerdized t hitung t tabel Sig. a Keterangan Jalur Beta β X 1  Z 0,404 3,921 2,004 0,000 0,05 Signifikan X 2  Z 0,463 4,491 2,004 0,000 0,05 Signifikan X 1  Y 0,546 5,956 2,004 0,000 0,05 Signifikan X 2  Y 0,384 4,191 2,004 0,000 0,05 Signifikan Z  Y 0,768 8,969 2,004 0,000 0,05 Signifikan ε1 0,496 - - - - - ε2 0,434 - - - - - Sumber : Lampiran 6 - 9 Berdasarkan koefisien jalur pada Tabel 4.12, maka persamaan yang dapat dibentuk adalah ; Z = -1,011 + 0,404 X 1 + 0,463 X 2 + 0,496 ε1 Y = -2,431 + 0,546 X 1 + 0,384 X 2 + 0,768 Z + 0,434 ε2 60 4.1.5.2 Uji Asumsi Klasik Setelah memperoleh model, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menguji apakah model yang dikembangkan bersifat BLUE Best Linier Unbised Estimator. Uji Asumsi BLUE yang harus dipenuhi adalah model berdisitribusi normal, tidak adanya multikolinieritas dan tidak adanya heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Model Uji normalitas model bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah mutlak regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik Latan, 2013:42. Dasar pengambilan keputusan antara lain : 1 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi rnemenuhi asumsi normalitas; 2 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Adapun hasil pengujian atau persamaan disajikan pada Gambar 4.3 dan 4.4, sebagai berikut ; Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Model Persamaan 1 61 Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Model Persamaan 2 Gambar 4.3 dan 4.4, menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, karena data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi rnemenuhi asumsi normalitas b. Uji Multikolinieritas Asumsi multikolinieritas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model. Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear dalam variabel independen dalam model. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF. Latan 2013:61, menyatakan bahwa indikasi multikolinearitas pada umumnya terjadi jika VIF lebih dari 10, maka variabel tersebut mempunyai pesoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya. Berikut ini disajikan hasil uji multikolinearitas ; 62 Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas Test of Multikolinierity VIF Cutt off Keterangan Pelatihan pengembangan karyawan X 1 1,346 10 Tidak terjadi mulitikolinieritas Lingkungan kerja X 2 1,346 10 Tidak terjadi mulitikolinieritas Sumber : Lampiran 6 – 7 Tabel 4.13, menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen karena menunjukkan nilai VIF kurang dari 10. c. Uji Hesteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut Latan, 2013:39. Dasar pengambilan keputusan antara lain : 1 Jika ada pola tertentu. seperti titik-titik point-point yang ada membentuk suatu pola tcrlentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas; 2 Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian dan persamaan disajikan pada Gambar 4.5 dan 4.6, sebagai berikut : 63 Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Persamaan 1 Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Persamaan 2 Gambar 4.5 dan 4.6, menunjukkan bahwa tidak adanya heteroskedastisitas, karena tebaran data tidak membentuk garis tertentu atau tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y. 4.1.5.3 Uji Hipotesis Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan. Tabel distribusi t dicari pada α = 5 uji 2 sisi, 0,05 : 2 = 0,025, dengan derajat kebebasan df n-k-1 atau 64 58-2-1 = 55. Hasil analisis jalur adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan pengembangan karyawan dan lingkungan kerja dan variabel intervening yaitu motivasi kerja, serta variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis jalur dalam hal ini untuk menguji pengaruh secara parsial diperoleh hasil yang dapat dinyatakan berikut ; a. Pengaruh pelatihan pengembangan karyawan terhadap kinerja karyawan Variabel pelatihan pengembangan karyawan terhadap kinerja karyawan diperoleh nilai t hitung t tabel 5,956 2,004 dan signifikasi 0,000 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh pelatihan pengembangan karyawan terhadap kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara XII Jember; b. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Variabel lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan diperoleh nilai t hitung t tabel 4,191 2,004 dan signifikasi 0,000 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara XII Jember; c. Pengaruh pelatihan pengembangan karyawan terhadap motivasi kerja karyawan Variabel pelatihan pengembangan karyawan terhadap motivasi kerja karyawan diperoleh nilai t hitung t tabel 3,921 2,004 dan signifikasi 0,000 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh pelatihan pengembangan karyawan terhadap motivasi kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara XII Jember; d. Pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan Variabel lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan diperoleh nilai t hitung t tabel 4,491 2,004 dan signifikasi 0,000 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara XII Jember; e. Pengaruh motivasi kerja karyawan terhadap kinerja karyawan Variabel motivasi kerja karyawan terhadap kinerja karyawan diperoleh nilai t hitung t tabel 8,969 2,004 dan signifikasi 0,000 0,05. Maka Ho ditolak 65 dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh motivasi kerja karyawan terhadap kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara XII Jember; f. Pengaruh є1 variabel lain selain X 1 , dan X 2 terhadap Z = √1 – R = √1 – 0,753 = √0,249 = 0,496 atau 49,6 g. Pengaruh є2 variabel lain selain X 1 , dan X 2 terhadap Y = √1 – R = √1 – 0,811 = √0,189 = 0,434 atau 43,4 4.1.5.4 Perhitungan Koefisien Jalur Setelah dilakukan uji hipotesis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan koefisien jalur. Pengujian koefisien jalur dilakukan secara langsung untuk mengetahui “seberapa besar pengaruh langsung variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen ”. Berdasarkan Tabel 4.10, berikut hasil uji perhitungan koefisien jalurnya ; Gambar 4.7 : Hasil Analisis Jalur Sumber : Tabel 4.9 dan Lampiran 6 – 8 0,546 0,404 0,463 0,384 0,768 H4 H4 0,496 0,434 Pelatihan Pengembangan Karyawan X 1 Lingkungan Kerja X 2 Motivasi Kerja Z Kinerja Karyawan Y 66 a. Pengaruh langsung Direct Effect 1 Pengaruh langsung variabel pelatihan pengembangan karyawan terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 54,6; 2 Pengaruh langsung variabel lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 38,4; 3 Pengaruh langsung variabel pelatihan pengembangan karyawan terhadap motivasi kerja karyawan adalah sebesar 40,4; 4 Pengaruh langsung variabel lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan adalah sebesar 46,3; 5 Pengaruh langsung variabel motivasi kerja karyawan terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 76,8. b. Pengaruh tidak langsung Indirect Effect 1 Pengaruh secara tidak langsung variabel pelatihan pengembangan karyawan melalui motivasi kerja karyawan terhadap kinerja karyawan 0,404.0,768 = 0,310 atau 31 2 Pengaruh secara tidak langsung variabel lingkungan kerja melalui motivasi kerja karyawan terhadap kinerja karyawan 0,463.0,768 = 0,355 atau 35,5 c. Total Effect 1 Total Effect : Y X 1  Z  Y, 0,546 + 0,31 = 0,856 atau 85,6; 2 Total Effect : Y X 2 Z  Y, 0,384 + 0,355 = 0,739 atau 73,9.

4.2 Pembahasan