Analisis leksia Analisis leksia

Universitas Sumatera Utara Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Tabel 3 Identifikasi Kode Scene 1 Signified Penanda Signifier Petanda Pengambilan gambar Medium close up, medium shot, full shot Sudut pandang Eye-level Fokus Soft focus Pencahayaan High key Pewarnaan Warm

a. Analisis leksia

Pada gambar 1 dan 2 digambarkan sepasang kekasih sedang berjalan bersama masuk ke dalam sebuah café. Scene ini diawali dengan iringan musik UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara yaitu suara petikan gitar. Laki-laki dalam gambar tersebut memakai jaket coklat, dan kemeja biru sedangkan si perempuan memakai blouse berwarna biru senada dengan kemeja si laki-laki yang menandakan keserasian dan keharmonisan mereka. Perempuan tersebut juga memakai aksesoris berupa topi fedora berwarna coklat. Mereka berdua terlihat gembira dan tertawa, terlihat dari mimik wajah mereka ketika mereka berdua sedang berjalan. Pada gambar 3 mimik wajah mereka seketika berubah menjadi keheranan begitu mereka melewati pintu masuk café. Sebab pada gambar empat mereka melihat ke dalam cafe, meskipun ramai pengunjung namun suasana di dalam café hening sebab pengunjung yang datang hanya duduk diam dan sibuk dengan kegiatan dan gadget mereka masing-masing. Beberapa pengunjung ada yang duduk sendirian dan fokus dengan laptopnya, ada yang minum kopi bersama temannya, ada yang duduk berdua bersama pasangannya, namun ada kesamaan diantara mereka semua yaitu mereka tidak saling bicara. Sepasang kekasih tadi kemudian saling berpandangan lalu sesaat kemudian mereka menahan tawa melihat keadaan café tersebut seperti yang terdapat pada gambar 5 dan 6. Teknik pengambilan gambar yang digunakan dalam scene pertama iklan ini adalah medium close up yaitu yang terdapat dalam gambar 1, 2, dan 3 yang menandakan hubungan yang mesra antara sepasang kekasih. Pada gambar 4 teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah full shot dimana seluruh isi café dan seluruh pengunjung café dapat dilihat oleh penonton. Sedangkan pada gambar 5 dan 6 teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah close up yaitu yang menandakan keintiman dan kedekatan yang mereka miliki.

b. Analisis kode pembacaan

1 Kode Hermeneutik Dalam scene pertama iklan ini beberapa pertanyaan yang dapat muncul di dalam benak pemirsa yaitu a mengapa laki-laki tersebut memakai jaket coklat dan kemeja biru? b mengapa perempuan tersebut memakai topi fedora? c UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara mengapa mimik wajah mereka berubah? d mengapa suasana café hening? e mengapa mereka berpandangan dan kemudian menahan tawa? 2 Kode Proairetik Laki-laki dalam gambar iklan tersebut memakai jaket dan kemeja. Kemeja merupakan pakaian yang biasa dipakai pria baik dalam acara formal maupun santai. Dalam iklan ini pria tersebut memadukannya dengan jaket sehingga fungsi kemeja disini adalah untuk acara santai. Jaket dan kemeja disini memperlihatkan sisi maskulin dari seorang pria. Dilihat dari pilihan pakaian yang digunakan, laki- laki tersebut tahu bagaimana memadukan berbagai jenis pakaian dan membuatnya lebih menarik untuk dilihat. Kemaja yang diperuntukkan untuk acara formal dijadikan lebih casual dengan cara memadukannya dengan jaket yang notabene merupakan pakaian informal. Laki-laki yang peduli dengan penampilan dan tahu bagaimana agar terlihat menarik adalah laki-laki yang peduli dan tertarik dengan fashion, mereka dikenal dengan pria metroseksual. Perempuan di dalam iklan ini memakai topi fedora. Topi fedora digunakan dengan penampilan yang casual dan simple karena topi ini cocok digunakan pada suasana santai. Topi fedora sangat berguna untuk melindungi kepala dari terik matahari ketika cuaca sedang panas dan juga melindungi kepala dari angin dan cuaca dingin http:www.vemale.comfashion per-nik-tren-topi-fedora-seleb- cantik-banyak-yang-pakai-lho.html. Secara garis besar, topi adalah penutup kepala dari teriknya sinar matahari. Namun, dengan berkembangnya mode, fungsi topi mulai terus berkembang bahkan telah menjadi semacam aksesoris wajib. Topi dipakai bukan hanya sekedar pelindung kepala namun topi juga bisa menunjukkan siapa diri anda, apakah anda yang peduli dengan penampilan atau sebaliknya. Seseorang pria akan terlihat aneh apabila memakai topi kupluk ketika memaki jas dalam acara formal atau seorang wanita memakai topi baseball cap ketika memakai gaun. itu menunjukkan bahwa orang tersebut tidak “berkelas” atau anda memiliki selera fashion yang buruk. Topi tentunya disesuiakan dengan pakaian yang kita pakai dan tempat dan suasana yang akan kita kunjungi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara Perempuan dalam iklan ini memakai topi fedora dan memadukannya dengan blouse dengan gaya yang casual. Pilihan yang tepat karena dipakai untuk acara santai dan jalan-jalan ke cafe. Perempuan tersebut menunjukkan kelasnya sebagai wanita yang modis dan gaya dengan pilihan pakaian dan aksesoris yang tepat. Dalam iklan ini laki-laki dan perempuan tersebut terlihat kompak dan serasi karena mereka memiliki selera fashion yang bagus. Di dalam scene pertama yaitu pada gambar 3 mimik wajah pria dan wanita tersebut berubah ketika memasuki café. Perubahan mimik wajah dari tersenyum dan tertawa menjadi terdiam menunjukan rasa terkejut dan heran. Kesan yang seharusnya timbul di dalam café yang pengunjungnya banyak adalah suasana ramai dan riuh, namun yang terjadi adalah sebaliknya, hening dan kaku. Keadaan yang kontradiktif tersebut tentunya akan membuat orang merasa heran atau aneh, itu sebabnya laki-laki dan perempuan tersebut menahan tawa melihat keadaan tersebut.

3. Kode Simbolik

Setting iklan Gudang Garam Merah versi The Cafe bertempat di sebuah cafe. Salah satu gaya hidup yang digemari anak muda masa kini adalah gaya hidup yang santai, gemar jalan-jalan dan menghabiskan waktu dan tempat yang sering dikunjungi anak-anak muda adalah café. Bila dilihat dari segi kemampuan ekonominya, café merupakan tempat berkumpulnya anak muda yang mayoritas kemampuan ekonominya tergolong kalangan menengah kebawah. Café menawarkan menu yang harganya relatif murah bila dibandingkan dengan restoran yaitu tempat berkumpulnya orang-orang dengan kemampuan ekonomi menengah ke atas. Itu sebabnya, café sangat cocok untuk kaum anak muda terutama kaum pelajar dan mahasiswa. Mahasiswa sangat lekat dengan image anak kost dimana mereka memiliki keuangan yang terbatas sebab masih bergantung kepada orang tua. Bila dilihat dari situasinya, café merupakan tempat yang suasanya ramai, agak berisik sebab café biasanya selalu memutar musik. Pengunjung café yang mayoritas anak muda banyak menghabiskan waktu di café untuk berbagi cerita. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara Namun yang terlihat pada gambar 4 diatas malah sebaliknya. Pengunjungnya ramai namun suasananya sepi. Hal ini disebabkan oleh pengaruh gadget dan media sosial di dunia maya. Dampak buruk perangkat elektronik atau gadget seperti smartphone, computer tablet, laptop, yang mampu mengakses internet membuat khalayak kecanduan teknologi. Adanya media jejaring sosial populer seperti facebook dan twitter yang dapat diakses melalui perangkat elektronik tersebut juga memengaruhi interaksi sosial manusia di dunia nyata. Sehingga yang kemudian banyak terlihat adalah orang lebih terpaku pada gadged-nya daripada berinteraksi langsung saat bertemu dan berkumpul bersama orang lain. Pada gambar 5 dan 6 pasangan kekasih tersebut saling berpandangan kemudian tertawa. Artinya mereka menertawakan keadaan cafe tersebut, cafe seharusnya menjadi tempat untuk berinteraksi dengan orang lain, namun yang terjadi malah sebaliknya mereka diam dan terpaku pada kegiatan dan gadget mereka masing-masing. Karena pengaruh negatif dari media sosial di internet, interaksi sosial masyarakat di dunia nyata menjadi tereduksi.

4. Kode Kultural atau Kode Referensial

Berkumpul dan menghabiskan waktu di salah satu tempat sudah menjadi kebiasaan dan budaya yang sudah ada sejak dulu. Orang tua atau kaum pria misalnya gemar menghabiskan waktu di kedai kopi untuk sekedar bersantai atau membicarakan suatu topik yang sedang hangat seperti peristiwa, berita, ataupun masalah politik. Bagi kaum ibu-ibu biasanya mereka berkumpul di rumah salah satu teman untuk arisan sekaligus tempat untuk bergosip. Namun seiring perkembangan jaman tempat untuk berkumpul tidak lagi sebatas kedai kopi ataupun di rumah. Untuk masyarakat perkotaan dimana terdapat begitu banyak tempat rekreasi dan bersantai untuk meluangkan waktu, tempat seperti mall ataupun restoran menjadi tempat yang biasa dikunjungi di waktu luang. Gaya hidup perkotaan seperti ini adalah gaya hidup budaya urban. Tidak hanya para orang tua, kaum muda di perkotaan juga mengikuti gaya hidup urban. Gaya hidup anak-anak muda saat ini yaitu gemar berkumpul dan menghabiskan waktu di cafe merupakan penanda yang amat mencolok dalam UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara budaya urban. Gaya hidup menjadi penentu berada di tingkatan mana seseorang atau bisa jadi disebut sebagai identitas pengenal dalam strata sosial. Dalam gaya hidup, wujud budaya urban tampil dalam beragam bentuk. Mulai dari cara berpakaian, produk belanjaan, gadget yang dipakai, hobi yang dijalani, tempat favorit yang dipilih, komunitas yang diikuti, dan sebagainya. 5. Kode Semik Gaya hidup anak muda masa kini digambarkan dengan kegiatan mengisi waktu luang di cafe untuk menunjukkan statusnya sebagai anak muda yang mengikuti tren up to date. Berbagai kegiatan dilakukan selama berada di cafe. Selain menikmati waktu luang dengan mengobrol dan menikmati minuman ringan seperti kopi atau teh, memainkan gadget seperti komputer tablet, laptop, dan smartphone juga menjadi lambang status sosial bagi anak muda. Jadi anak muda yang dikatakan gaul atau up to date adalah anak muda yang sering menghabiskan waktu di cafe.

4.2.2 Analisis Scene 2

Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara Gambar 11 Gambar 12 Tabel 4 Identifikasi Kode Scene 2 Signified Penanda Signifier Petanda Pengambilan gambar Medium close up, close up, long shot Sudut pandang Eye-level, low angle Fokus Selective focus Pencahayaan High key, Low key Pewarnaan Warm, cool

a. Analisis leksia

Pada gambar 7, 8, dan 9 memperlihatkan sepasang kekasih sedang berjalan bersama. Si perempuan menggandeng tangan si laki-laki. Ini menunjukkan kemesraan dan rasa kasih sayang antara mereka berdua. Mereka berdua berjalan sambil tertawa, mereka terlihat bahagia. Kemudian tiba-tiba angin bertiup dan menerbangkan topi si perempuan. Topi tersebut terbang ke jalan dan jatuh tepat di sebelah pengendara motor yang sedang parkir. Topi tersebut berguling dan berhenti setelah terinjak oleh pengendara motor tersebut seperti yang terlihat pada gambar 10. Pada gambar 11 dan 12 memperlihatkan si laki-laki melihat kemana arah jatuhnya topi tersebut. Dia melihat topi itu jatuh di tempat parkir dimana terdapat beberapa pemuda atau yang sekarang lazim disebut geng motor. Melihat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara hal tersebut si laki-laki terlihat takut dan tidak berani mengambil topi tersebut. Hal itu membuat si perempuan menjadi kecewa dan si laki-laki juga bersedih karena membuat kekasihnya kecewa. Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada scene kedua ini adalah medium close up yaitu yang terdapat pada gambar 7,8, dan gambar 9. Sisi keintiman dan hubungan yang personal antara pasangan tersebut ditonjolkan. Ekspresi wajah bahagia terlihat dari raut wajah pasangan tersebut. Sudut pandang yang digunakan adalah eye-level sehingga ekspresi wajah yang ingin ditonjolkan dapat tertangkap kamera dengan cukup baik. Topi yang terinjak pengendara motor yang sedang parkir pada gambar 10 menggunakan teknik pengambilan gambar big close up dan sudut pengambilan gambarnya adalah low angle. Teknik ini digunakan untuk menonjolkan sisi dramatik dimana topi tersebut jatuh ditempat yang salah. Gambar 11 menggunakan teknik pengambilan gambar long shot karena gambar yang ingin ditangkap oleh kamera adalah pengendara motor yang letaknya jauh dari kamera. Kemudian pada gambar 12 menggunakan teknik pengambilan gambar close up untuk memperlihatkan ekspresi sedih dari perempuan dalam gambar tersebut. Fokus yang digunakan dalam scene kedua ini adalah selective focus dimana tidak semua elemen dalam gambar ditonjolkan, hanya bagian-bagian tertentu seperti wajah dan topi yang terinjak. Pencahayaan yang digunakan yaitu high key dengan tipe pewarnaan warm pada gambar 7 untuk menampilkan suasana ceria dan low key dengan tipe pewarnaan cool pada gambar 12 untuk menampilkan suasana muram.

b. Kode pembacaan