Gel Stabilitas Sediaan Kulit

minyak dan air merupakan bahan yang baik untuk difusi melalui stratum korneum seperti juga melalui epidermis dan lapisan-lapisan kulit Ansel, 1989.

2.4 Gel

Gel adalah sistem padat atau setengah padat dari paling sedikit dua konstituen yang terdiri dari massa seperti pagar yang rapat dan diselusupi oleh cairan. Jika matriks yang saling melekat kaya akan cairan, maka produk ini sering kali disebut dengan jelly. Jika cairannya hilang maka gel ini dikenal dengan xerogel Martin, 1993. Gel bisa digolongkan baik dalam sistem dua fase atau dalam sistem satu fase. Gel juga bisa mengandung air, disebut hidrogel dan bisa juga mengandung cairan organik, disebut organogel Martin, 1993.

2.5 Stabilitas Sediaan

Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam membuat sediaan farmasi. Obat yang disimpan dalam waktu yang lama dapat mengalami penguraian dan berkurangnya dosis yang diterima oleh pasien. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan suatu zat sehingga dapat dipilih suatu kondisi dimana kestabilan obat tersebut optimum Prasetyo, 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan antara lain temperatur, cahaya, kelembaban, oksigen, pH, mikroorganisme, dan bahan-bahan yang ditambahkan dalam formula sediaan obat tersebut. Untuk mengevaluasi Universitas Sumatera Utara kestabilan suatu sediaan obat biasanya dilakukan dengan cara mengamati pada kondisi obat tersebut disimpan, misalnya pada temperatur kamar. Metode ini ternyata memerlukan waktu yang lama dan tidak ekonomis. Pada saat ini untuk mempercepat analisis, dilakukan uji stabilitas dipercepat yaitu dengan mengamati perubahan konsentrasi pada suhu yang tinggi Prasetyo, 2008.

2.6 Kulit

Kulit merupakan suatu organ besar yang berlapis-lapis, pada orang dewasa beratnya kira-kira 8 pon, tidak termasuk lemak. Kulit menutupi permukaan lebih dari 20.000 cm 2 dan memiliki bermacam-macam fungsi dan kegunaan. Kulit berfungsi sebagai pembatas terhadap serangan fisika dan kimia Lachman, dkk, 1994. Kulit terdiri dari bermacam-macam jaringan termasuk pembuluh darah, kelenjar lemak, kelenjar keringat, organ pembuluh perasa dan urat syaraf, jaringan pengikat otot polos dan lemak. Kulit manusia teridiri dari 3 lapisan yang berbeda, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutan yang berlemak. Permukaan kulit terdiri dari lapisan tanduk stratum corneum yang dapat terkelupas. Di bawah lapisan tanduk secara teratur ada lapisan rintangan stratum lucidum, lapisan berbutir stratum granulosum, lapisan sel duri stratum spinosum, dan lapisan sel basal stratum germanitivum. Fungsi epidermis adalah sebagai pelindung terhadap bakteri, iritasi kimia, alergi, dan lain sebagainya Anief, 2007. Pembuluh darah kapiler dan serabut-serabut saraf timbul dari jaringan lemak subkutan masuk ke dalam dermis dan sampai Universitas Sumatera Utara epidermis. Kelenjar keringat berada pada jaringan subkutan. Kelenjar minyak dan folikel rambut berpangkal pada dermis dan lapisan subkutan Ansel, 1989. Pembuluh darah kapiler dan serabut-serabut saraf timbul dari jaringan lemak subkutan masuk ke dalam dermis dan sampai pada epidermis. Kelenjar keringat berada pada jaringan subkutan menghasilkan produknya dengan cara pembuluh keringat menemukan jalannya ke permukaan kulit. Kelenjar lemak dan folikel rambut yang berpangkal pada dermis dan lapisan subkutan juga menemukan jalannya ke permukaan dan nampak seperti pembuluh dan rambut berturut-turut Ansel, 1989.

2.7 Luka Bakar