Skrining fitokimia golongan alkaloida Skrining fitokimia golongan glikosida

larut dalam asam, disaring melalui kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas, dipijarkan dalam krus hingga bobot tetap. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap berat bahan uji, dinyatakan dalam bb Ditjen POM, 2008.

3.7 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia mengkudu dilakukan terutama pemeriksaan senyawa saponin dengan mengocok ekstrak alkohol-air dari tumbuhan dengan air dalam tabung reaksi dan diperhatikan pembentukan busa tahan lama pada permukaan cairan Harborne, 1987.

3.7.1 Skrining fitokimia golongan alkaloida

Ditimbang 500 mg serbuk simplisia, ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air, dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit, didinginkan, dan disaring. Filtrat dipindahkan masing-masing 3 tetes ke dalam 3 spot plate atau tabung reaksi dan ditambahkan 2 tetes larutan pereaksi Meyer, Bouchardat dan Dragendorf. Jika terdapat alkaloid maka akan terbentuk endapan menggumpal putih atau kuning dengan LP Meyer, endapan coklat sampai hitam dengan LP Bouchardat, dan endapan kuning jingga dengan LP Dragendorf. Simplisia dikatakan mengandung alkaloid apabila 2 dari 3 reaksi memberikan reaksi positif. Dilanjutkan percobaan dengan mengocok sisa filtrat dengan 3 ml amonia pekat dan 10 ml campuran eter-kloroform 3:1, diambil fase organik dan ditambahakn natrium sulfat anhidrat, disaring. Diuapkan filtrat di atas penangas air, dilarutkan sisa dalam sedikit asam klorida 2 N. Dilakukan Universitas Sumatera Utara percobaan dengan menambah ketiga larutan pereaksi. Simplisia dikatakan mengandung alkaloid apabila 2 dari 3 reaksi memberikan reaksi positif Ditjen POM b , 1995.

3.7.2 Skrining fitokimia golongan glikosida

Ditimbang 3 g serbuk simplisia dan dimasukkan ke dalam labu, ditambahkan 30 ml campuran etanol 95 - air 7:3, ditambahkan asam sulfat hingga diperoleh pH larutan 2, kemudian direfluks dengan menggunkan pendingin bola selama 10 menit, dinginkan dan disaring. Diambil 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml air dan 25 ml larutan timbal II asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan selama 5 menit, disaring. Diekstrasi filtrat sebanyak 3 kali, tiap kali dengan 20 ml campuran pelarut kloroform – isopropanol 3:2 kemudian diperoleh dua lapisan cairan. Dikumpulkan masing-masing sari yang terdiri dari sari air dan sari pelarut organik. Pada kumpulan sari pelarut organik ditambahkan natrium sulfat anhidrat, disaring, diupkan pada suhu tidak lebih dari 50 o C. Dilarutkan sisa dengan 2 ml etanol. Uji terhadap senyawa gula: Dimasukkan sari air ke dalam tabung reaksi, diuapkan di atas penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes LP Molisch. Ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat, terbentuk seperti cincin berwarna ungu pada batas cairan menunjukkan adanya ikatan gula. Uji terhadap senyawa non gula: Universitas Sumatera Utara Diuapkan sari pelarut organik di atas penangas air, dilarutkan sisa dalam 5 tetes asam cuka anhidrat. Ditambahkan 10 tetes asam sulfat pekat, terbentuk larutan berwarna biru, hijau, merah ungu atau ungu Ditjen POM b , 1995.

3.7.3 Skrining fitokimia golongan glikosida sianogenik