METODOLOGI PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2013 ANALISIS ATAS PENCAPAIAN KINERJA SASARAN

LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 49 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013

A. METODOLOGI PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2013

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan capaian kinerja sasaran yaitu dengan cara membandingkan antara rencana kinerja performance plan yang diinginkan dengan realisasi kinerja performance result yang telah dicapai organisasi dan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja performance gap yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan di masa mendatang. Metode ini bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang sejauhmana pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai. Berdasarkan pengukuran capaian kinerja dikelompokkan 4 kategori penilaian yaitu : sangat baik dengan tingkat capaian 91, baik dengan tingkat capaian 81 - 90 , cukup dengan tingkat capaian 71 - 80 dan kurang dengan tingkat capaian 70 .

B. ANALISIS ATAS PENCAPAIAN KINERJA SASARAN

2013 Secara garis besar Pemerintah Kabupaten Muara Enim pada Tahun 2012 telah berhasil melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi, dari 4 sasaran dengan 46 indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD kesemuanya telah dilaksanakan, namun tingkat keberhasilannya masih belum terwujud secara optimal. Pengukuran capaian sasaran, telah diupayakan dengan indikator LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 50 setingkat outcome. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER09MPAN52007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Key Performance indicator adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Pemerintah Kabupaten Muara Enim telah menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dengan Peraturan Bupati Muara Enim Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama dii Lingkungan Pemerintah Kabupaten Muara Enim. Berdasarkan pengukuran kinerja diperoleh sasaran yang tingkat capaiannya dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu : sangat baik dengan tingkat capaian 91 sebanyak 3 sasaran 75 dari total sasaran, baik dengan tingkat capaian 81 - 90 sebanyak 1 sasaran 25 dari total sasaran, cukup dengan tingkat capaian 71 - 80 sebanyak 0 sasaran 0 dari total sasaran dan kurang dengan tingkat capaian 70 sebanyak 0 sasaran 0 dari total sasaran. Tabel 1.Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi 1. Meningkatnya IPM dari 69,42 pada tahun 2007 menjadi 70 pada tahun 2012 a. Penurunan Angka Kematian Bayi 28 per 1000 kel hidup 5,83 per 1000 kel hidup 100 a. Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat : b. Penurunan Angka Kematian Ibu 15 per 10000 kel hidup 11,43 per 10.000 kel hidup 100 c. Rasio jumlah penduduk dengan jumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya 1,2 per 500000 penduduk 2,09 per 500000 penduduk 100 d. Umur harapan hidup 68.23 68.23 100 e. Prevelensi gizi buruk - Gizi Lebih 19,9 2.4 100 - Gizi Normal 80 90.86 100 - Gizi Kurang 15 6.05 100 - Gizi Sangat Kurang 1 0.69 100 b. Meningkatnya Kualitas Pendidikan Rasio jumlah murid per jumlah sekolah 1 : 200 1:200 100 Rasio jumlah murid per jumlah guru 1 : 15 1:10 100 LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 51 Angka partisipasi sekolah 82 90.65 100 Persentase penurunan angka putus sekolah 10 0,38 100 Nilai rata-rata UAN 7.75 7,75 100 Angka buta aksara penduduk usia 15 tahun keatas 850 orang 1.749 orang 100 Angka melanjutkan sekolah 93 93,08 100 c. Peningkatan daya beli masyarakat 1. PDRB Per kapita - Migas 7 5.24 74,85 - Tanpa Migas 7 8.39 100 2. Jumlah Penduduk Miskin 14 13 100 Rata-Rata Tingkat Capaian Sasaran 98,60 2 Meningkatnya kerukunan intra dan antar umat beragama : Jumlah Konflik antar umat beragama 100 Rata-Rata Tingkat Capaian Sasaran 100 3 Meningkatnya kinerja Pemerintah Daerah a. Peningkatan kualitas pelayanan publik - Jumlah penggunaan IT untuk pelayanan publik 8 SKPD 8 SKPD 100 b. Mendorong terciptanya sistem dankelembagaan Pemerintahan yang baik 1. Jumlah SKPD yang sudah menggunakan IT 8 SKPD 9 SKPD 100 2. Jumlah SKPD yang memiliki dan Menerapkan SOP 62 SKPD 62 SKPD 100 3. Jumlah SKPD yang melaksanakan IKM 4 SKPD 6 SKPD 100 4 Jumlah Perda yang mengatur tentang pelayanan publik 1 Perda 1 Perda 100 Rata-Rata Tingkat Capaian Sasaran 100 4 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi khususnya sektor ekonomi unggulan Persentase peningkatan produksi pertanian a. Peningkatan produktivitas pertanian - Padi 3,0 3,02 100 - Jagung 6.50 0,24 3,69 - Kedelai 4,0 74,85 0,053 - Karet 1.09 1.09 100 - Kelapa Sawit 1.09 1.09 100 - Kopi 1.09 1.09 100 b. Penyediaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendukung aktivitas ekonomi Jumlah sarana dan prasarana pendukung yang tepat sasaran: - Pasar Perdesaan 4 unit 4 unit 100 LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 52 - Pembangunan Pasar Karet - Persentase peningkatan pendapatan masyarakat - Persentase penurunan ekonomi biaya tinggi - Persentase penyerapan tenaga kerja 10 20 10 10 20 10 100 100 100 - Rehab Pasar Perdesaan - Persentase penurunan biaya ekonomi tinggi 10 10 100 - Pengadaan Mesin Kemasan bagi IKM - Pengadaan mesin pencacah - Pengadaan mesin molen - Pengadaan mesin pembuatan es krim - Persentase peningkatan jumlah industri 20 20 100 - Pembangunan Jalan dan Jembatan 100 100 100 c. Pemberdayaan masyarakat keterampilan, manajemen, permodalan 1. Jumlah industri kecil dan menengah IKM yang memiliki keterampilan, manajemen dan permodalan 170 unit usaha 210 Unit Usaha 100 2. Kelompok Tani yang memiliki keterampilan manajemen dan permodalan 5 13,9 100 d. Mendorong tumbuh kembangnya kegiatan ekonomi produktif Persentase kelompok usaha masyarakat yang memiliki kegiatan ekonomi produktif 85 85 100 Rata-Rata Tingkat Capaian Sasaran 87.73 Rincian analisis capaian masing-masing sasaran selama Tahun 2013 dapat diuraikan sebagai berikut : I. Sasaran 1: Meningkatnya IPM dari 69,42 pada tahun 2007 menjadi 70 pada tahun 2013 Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya selama tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut : LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 53 Dalam upaya pencapaian sasaran meningkatnya nilai IPM dari 69,42 pada tahun 2007 menjadi 70 pada tahun 2013 yaitu meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat, meningkatnya kualitas pendidikan dan peningkatan daya beli masyarakat. Pencapaian sasaran indikator meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat mempunyai beberapa indikator yaitu penurunan angka kematian bayi, penurunan angka kematian ibu, rasio jumlah penduduk dengan jumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, umur harapan hidup, prevelensi gizi buruk yang terdiri dari gizi lebih, gizi normal, gizi kurang dan gizi sangat kurang. Untuk meningkatkan kualitas kesehatan Bupati memberikan tanggung jawab pencapaian target indikator kinerja kepada Dinas kesehatan. Indikator kinerja utama bidang kesehatan sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi seluruh masyarakat sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Indikator Kinerja meningkatnya kulaitas kesehatan masyarakat sebagai berikut: I.1. Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari 5 lima indikator yaitu Penurunan Angka Kematian Bayi AKB, Penurunan Angka Kematian Ibu AKI, Rasio jumlah penduduk dengan jumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, Umur Harapan Hidup, Prevelensi Gizi Buruk. - Angka Kematian Bayi AKB Usia bayi merupakan bagian dari periode emas yang harus memperoleh pemantauan status kesehatannya. Hal ini dilakukan mengingat bayi masih sangat rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi yang bisa jadi dapat mengancam keselamatan jiwanya. Kematian bayi merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk melihat gambaran pembangunan manusia di suatu negara dari sisi kesehatannya. Penurunan kematian bayi menjadi ecto dalam LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 54 program pemerintah terkait dengan target Millennium Development Goals MDG s bidang kesehatan. Mortalitas bayi tahun 2013 terlapor 102 kasus kematian. Jumlah ini meliputi 86 kasus kematian neonatal 0-28 hari dan kasus 16 kasus kematian post neonatal 29 hari 1 tahun. Jumlah kematian bayi tahun 2013 lebih dari 80 terjadi pada usia neonatal. Penyebab kematian bayi pada usia tersebut mayoritas karena asfiksia 40,67. Penyebab lainnya adalah BBLR 27,90, Prematur 5,8 dan kelainan darah ikterus, Apnome serta kelainan saluran cerna 23,25. Faktor eksternal yang menjadi penyebab kematian neonatal adalah keterlambatan keluarga mengambil keputusan untuk merujuk ke Rumah Sakit. Sedangkan kematian bayi pada usia post-neonatal sebagian besar disebabkan karena riwayat berat badan lahir rendah BBLR sebesar 31,25. Selebihnya disebabkan oleh kelainan bawaan seperti anomaly dan hernia sokrotalis, paru dengan jantung bocor dan kelainan jantung. Selain itu keterlambatan keluarga mengambil keputusan untuk merujuk dan perawatan bayi resiko tinggi yang kurang adekuat menjadi factor eksternal yang mendukung terjadinya kematian. Gambaran tentang kondisi kematian bayi di kabupaten Muara Enim sejak tahun 2008-2013 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2013 No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah Kematian Bayi jiwa 5 23 87 100 69 102 2. Jumlah Kelahiran Hidup jiwa 16.671 15.299 15.375 15.750 16.727 17.496 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim tahun 2013 Jumlah kematian bayi pada periode lima tahun terakhir berdasarkan Tabel 1 berfluktuasi setiap tahunnya. Banyak faktor yang dapat dikaitkan menjadi penyebab kematian. Faktor penyebab kematian pada bayi dari faktor ibu maternal adalah Anemia Gizi LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 55 kronis pada ibu pada saat hamil yang bermula dari asupan gizi pada masa anak dan remaja yang kurang maksimal. Keadaan ini mengakibatkan janin yang dikandung tidak mendapat gizi yang baik sehingga lahir dalam kondisi yang kurang sehat. Faktor lain penyebab terjadinya kematian adalah keterlambatan keluarga mengambil keputusan untuk merujuk ke Rumah Sakit sehingga nyawa ibu dan atau anak terancam. Data jumlah bayi yang tercantum pada Tabel 1, merupakan konstribusi lebih dari 70 kematian bayi terjadi pada usia neonatal 0- 28 hari. Kematian bayi pada usia tersebut adalah karena prematuritas murni berat bayi lahir rendah = BBLR. Kondisi ini mengakibatkan bayi menjadi sangat rentan terhadap penyakit dan infeksi. Sedangkan kematian bayi pada usia post-neonatal 29 hari-1tahun sebagian besar disebabkan penyakit karena faktor dari lingkungan luar yang tidak sehat seperti diare. Angka Kematian bayi AKB adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Target MDG s untuk Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup. Namun, Angka Kematian Bayi untuk tingkat Kabupaten tidak dapat dihitung secara pasti mengingat tidak semua kematian bayi terlaporkan dengan baik dari fasilitas pelayanan kesehatan yang ada maupun dari masyarakat. Hal ini mengakibatkan informasi yang dapat disajikan adalah kematian bayi dilaporkan. Target penurunan AKB kabupaten Muara Enim merujuk pada target MDG s Nasional. Tren perbandingan AKB kabupaten Muara Enim dilaporkan dengan Target penurunan AKB kabupaten periode 2008-2013 dapat dilihat pada Gambar 1 LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 56 Gambar 1. AKB Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2013 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim, 2013 Tren penurunan Angka Kematian Bayi AKB berdasarkan Gambar 1 menunjukkan fluktuasi dalam periode lima tahun terakhir. Kondisi yang tampak meningkat disebabkan adanya perbaikan persepsi pada sistem pencatatan dan pelaporan serta penelusuran kasus audit kematian bayi menyebabkan data kematian bayi yang dilaporkan semakin akurat. - Angka Kematian Ibu AKI Kematian ibu berdasarkan International Classification of Diseases ICD-10 adalah kematian seorang perempuan pada saat hamil atau dalam waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa mempertimbangkan lama atau letak kehamilan dari semua penyebab yang berhubungan atau diperberat oleh kehamilan tetapi bukan karena kecelakaan atau insiden. Kasus kematian ibu tidak berbeda halnya dengan kematian bayi, informasi yang disajikan adalah jumlah kematian ibu yang dilaporkan. Kematian ibu maternal di kabupaten Muara Enim pada tahun 2013 berjumlah 19 orang dari 17.496 kelahiran hidup. Kematian ibu LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 57 maternal tersebut disebabkan oleh pendarahan 50, hypertensi 30, lain-lain asma jantung 20. Faktor eksternal yang menjadi penyebab kematian ibu pada umumnya diakibatkan keterlambatan keluarga mengambil keputusan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Gambaran tentang tren kematian Ibu dalam periode 2008-2013 dipaparkan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2013 No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah Kematian Ibu jiwa 10 13 19 11 19 19 2. Jumlah Kelahiran Hidup jiwa 16.671 15.299 15.375 15.750 16.727 17.496 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim, 2013 Secara nasional jumlah kematian ibu dikonversi dalam bentuk indeks yang dikenal dengan Angka Kematian Ibu AKI. AKI menggambarkan jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat digunakan dalam pemantau kematian terkait dengan kehamilan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya ector in keberhasilan pembangunan kesehatan. Penurunan AKI menjadi salah satu target capaian dalam MDG s bidang kesehatan. Penurunan AKI pada Kabupaten Muara Enim merujuk pada target MDG s secara nasional. Target MDG s pada tahun 2015 adalah menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Seperti halnya AKB, informasi AKI kabupaten disajikan dari konversi jumlah kematian ibu yang dilaporkan. Tren perbandingan AKI kabupaten Muara Enim dilaporkan dengan Target penurunan AKI kabupaten periode 2008-2013 dapat dilihat pada Gambar 2. LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 58 Gambar 2. AKI Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2013 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim, 2013 Tren pencapaian AKI Kabupaten Muara Enim berdasarkan data pada Gambar 2 menunjukkan fluktuasi. Adanya perbaikan dalam ector pencatatan dan pelaporan, ector migrasi penduduk serta fluktuasi kelahiran hidup menjadi ector penyebab perubahan pencapaian AKI. Namun peningkatan dan penurunan kasus kematian ibu tersebut tidak melebihi target penurunan AKI kabupaten. - Rasio jumlah penduduk dengan fasilitas Kesehatan Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kondisi ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu dari komponen sumber daya kesehatan adalah tersedianya fasilitas kesehatan di masyarakat. Fasilitas kesehatan yang secara langsung menjadi unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan di masyarakat adalah puskesmas, puskesmas pembantu dan jaringannya. LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 59

a. Puskesmas

Puskesmas pusat kesehatan masyarakat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas adalah unit pelaksana teknis UPT Dinas Kesehatan KabupatenKota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki fungsi sebagai berikut : 1 pusat pembangunan berwawasan kesehatan 2 pusat pemberdayaan masyarakat; 3 pusat pelayanan masyarakat primer strata satu; 4 pusat pelayanan perorangan primer. Wilayah kerja puskesmas meliputi wilayah kerja administratif, yaitu satu kecamatan atau beberapa desakelurahan dalam satu kecamatan. Sasaran penduduk yang dapat dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 25.000 - 30.000 penduduk. Namun, faktor luas wilayah, kondisi geografis, kepadatan penduduk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Jumlah puskesmas dalam kabupaten Muara Enim sampai dengan pertengahan tahun 2013 tercatat 25 puskesmas. Hal ini disebabkan 6 puskesmas berada di wilayah Kabupaten PALI. Gambaran perkembangan jumlah tersebut dijelaskan pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Perkembangan Jumlah Puskesmas Di Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2013 LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 60 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim, 2013 P : Perawatan; NP : Non Perawatan ⃰⃰ Puskesmas Kabupaten PALI Jumlah puskesmas di kabupaten Muara Enim berdasarkan data pada Tabel 3 menunjukkan peningkatan mulai tahun 2010. Operasional seluruh puskesmas telah berjalan sepenuhnya namun yang teregistrasi di Kementerian Kesehatan RI baru tercatat 24 puskesmas. Puskesmas terakhir yang dibangun tempirai masih dalam proses registrasi. Salah satu ector in yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per 100.000 penduduk. Terkait ector kondisi geografis dan luas wilayah, target rasio puskemas di kabupaten Muara Enim adalah 4 per 100.000 penduduk. Dalam kurun waktu 2008-2013 terjadi peningkatan rasio puskesmas. Rasio puskesmas pada tahun 2008 sebesar 3.33 meningkat menjadi 3.48 pada tahun 2013. Peningkatan ini merupakan upaya pemerataan puskesmas dalam menjangkau penduduk sasaran di wilayah kerjanya, seperti terlihat pada Gambar 3 berikut. NO Kecamatan Puskesmas Status Tahun P NP 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 SEMENDE DARAT ULU PAJAR BULAN 2 SEMENDE DARAT TENGAH TANJUNG RAYA 3 SEMENDE DARAT LAUT PULAU PANGGUNG 4 TANJUNG AGUNG TANJUNG AGUNG 5 LAWANG KIDUL TANJUNG ENIM 6 MUARA ENIM MUARA ENIM 7 UJAN MAS UJAN MAS 8 GUNUNG MEGANG GUNUNG MEGANG TELUK LUBUK SUMAJA MAKMUR 9 BENAKAT - 10 RAMBANG DANGKU TEBAT AGUNG MUARA EMBURUNG 11 TALANG UBI⃰ TALANG UBI SUNGAI BAUNG 12 TANAH ABANG⃰ TANAH ABANG 13 PENUKAL⃰ SIMPANG BABAT 14 ABAB⃰ - 15 PENUKAL UTARA⃰ AIR ITAM TEMPIRAI 16 RAMBANG SUGIH WARAS 17 LUBAI BERINGIN SUMBER MULIA 18 LEMBAK LEMBAK 19 GELUMBANG GELUMBANG 20 KELEKAR KELEKAR 21 SUNGAI ROTAN SUKARAMI 22 MUARA BELIDA - JUMLAH KABKOTA 8 17 22 22 23 24 25 25 LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 61 Gambar 3. Perkembangan Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk Di kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2013 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim, 2013 Data perkembangan rasio berdasarkan Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa sampai tahun 2013 satu unit puskesmas di kabupaten Muara Enim menjangkau 28.654-31.160 sasaran penduduk dalam wilayah kerjanya.

b. Puskesmas Pembantu pustu

Dalam rangka perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu pustu. Pustu merupakan unit penunjang dengan ruang lingkup wilayah kerja yang lebih kecil. Wilayah kerja pustu diperkirakan 2 sampai 3 desa dengan sasaran penduduk antara 2.500 jiwa luar Jawa Bali sampai 10.000 jiwa diperkotaan Jawa Bali. Seperti halnya puskesmas, faktor luas wilayah, kondisi geografis, kepadatan penduduk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja pustu. Sampai dengan tahun 2013, pustu yang ada di kabupaten Muara Enim setelah terbentuknya Kabupaten PALI tercatat 91 pustu. Gambaran Pustu yang ada di kabupaten Muara Enim menurut kondisi tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 62 Tabel 4. Kondisi Pustu di Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 No Puskesmas Pustu Menurut Kondisi Baik Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 1 PULAU PANGGUNG 1 2 2 5 2 PAJAR BULAN 3 1 4 3 TANJUNG RAYA 1 1 1 3 4 TANJUNG AGUNG 4 2 3 9 5 SUGIH WARAS 2 1 2 5 6 BERINGIN 1 1 7 SUMBER MULYA 2 6 1 9 8 TANJUNG ENIM 3 3 9 MUARA ENIM 6 1 2 9 10 UJAN MAS 3 1 4 11 GUNUNG MEGANG 3 1 4 12 TELUK LUBUK 2 1 3 13 SUMAJA MAKMUR 2 1 2 5 14 TEBAT AGUNG 2 1 1 4 15 MUARA EMBURUNG 1 3 2 6 16 GELUMBANG 6 3 9 17 LEMBAK 1 2 3 18 SUKARAMI 1 1 2 4 19 KELEKAR 1 1 Jumlah 38 20 26 9 91 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim, 2013 Tabel 5 Pustu Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 NO KECAMATANPUSKESMAS Nama Petugas KONDISI PUSTU Ket Baik Rusak Ringan Ru sak Ber at Rusak Total Listrik Air Bersih Pagar Tahun di Bangun AdaTdk Ada AdaTdk Ada AdaTdk Ada 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 KECAMATAN SDU. PKM PAJAR BULAN 1. Segamit Desi Susanti, Am.Kep V ada ada tdk ada 2006 2. Tanjung Agung Risliana, Am.Kep V ada tdk ada tdk ada 1983 3. Cahaya Alam John Pirzal, Am.Kep V ada tdk ada tdk ada 2009 4. Tanjung Tiga Linda Lipianti.Am.Kep V ada ada tdk ada 2009 2 KECAMATAN SDT PKM TANJUNG RAYA LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 63 1. Kota Padang Misa Haini, AM.Kep V ada ada tdk ada 1997 2. Gunung Agung Amril, Am.Kep V tdk ada tdk ada tdk ada 2010 3. Muara Tenang Amrullah, SKM V tdk ada tdk ada tdk ada 3 KECAMATAN SDL PKM PULAU PANGGUNG 1. Penyandingan V tdk ada tdk ada tdk ada 2. Perapau Fitri, Am.Keb V tdk ada tdk ada tdk ada 3. Karya Nyata V ada ada tdk ada 1996 4. Babatan V ada tdk ada tdk ada 2010 5. Tenang Waras Widia, Am.Kep V ada ada tdk ada 2010 4 TANJUNG AGUNG PKM TANJUNG AGUNG 1. Lubuk Nipis Lastini Asmar, Am.Kep V ada tdk ada tdk ada 1980 2. Sugih Waras Tera Winda Yunita, Am.Keb V ada ada ada 2012 3. Lebak Budi Hety Herlina, Am.Kep Devi Fiana,Am.Kep V ada tdk ada ada 2013 4. Pandan Enim Fahruzi, Am.Kep V ada tdk ada tdk ada 1980 rehab 2000 5. Embawang Nesti Yunita, Am.Kep V ada ada tdk ada 1980 6. Pagar Dewa Firdaus, Am.Kep Nurasiah,Am.Kep V ada tdk ada tdk ada 1980 7. Seleman Desty Shita Aryani, Am.Kep V ada ada ada 2012 8. Pulau Panggung Tri Endriana N, Am.Kep V ada tdk ada tdk ada 1980 Rehab CSR 2008 9. Tebat Semen Sabki, Am.Kep. V tdk ada tdk ada tdk ada 1990 5 LAWANG KIDUL PKM TANJUNG ENIM 1. Kel. Tj. Enim Selatan Hendri Dunan V ada ada ada 1994 Rehab 2010 2. Tegal Rejo Atika Mulya, Am.Keb. V ada ada ada 1991 3. Darmo Ahmad Sabrian V ada ada ada 1992 CSR 2010 Yopi Puspasari, Am.Keb. 6 MUARA ENIM PKM. MUARA ENIM 1. Kel. Muara Enim Khairani Agustini V 2. Kel. Air Lintang Norma Julianti,Am.Kep V ada ada ada 3. Karang Raja P. Any Calsum V ada ada tdk ada 4. Tanjung Raja Wiwin Ramlan V ada tdk ada ada 5. Tanjung Jati Nermah Julianti V ada ada ada 2013 6. Harapan Jaya Mariansyah V tdk ada tdk ada tdk ada 1990 ex. Trans 7. Saka Jaya Suryadi V ada ada tdk ada 1989 8. Muara Harapan Sutrisno V tdk ada tdk ada tdk ada 1989 9. Rumah Tumbuh Yulianti, Am.Keb V ada ada ada 7 UJAN MAS PKM UJAN MAS 1. Ujan Mas Lama Anisa Saufika, Am.Keb. Hilda, Am.Kep V ada ada ada 2. Ujan Mas Baru Nasmiela V 3. Pinang Belarik Hayani, Am.Kep V ada ada ada 2009 4. Ulak Bandung Siti Khodijah, Am.Kep V ada ada ada 1987 Banjir 8 GUNUNG MEGANG PKM GUNUNG MEGANG 1. Lubuk Mumpo Septaliana V 2. Penanggiran Ida Aryani, Am.Keb. V 9 BENAKAT 1. Pagar Dewa dr.Aspebri CahyadiEvi Wardah V ada ada tdk ada 2. Padang Bindu Hamdani, SKM V PKM. TELUK LUBUK 1. Belimbing Subiyanto, Am.Kep, V tdk ada ada tdk ada 1990 2. Desa Dalam Berli Novianti V ada ada tdk ada 2011 3. Cinta Kasih Sri Mardalena, Am.Keb.SKM V ada ada tdk ada 2005 PKM SUMAJA MAKMUR LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 64 1. Bangun Sari Syamsul, Am.Kep V tdk ada ada tdk ada 2. Fajar Indah Muhaden, Am.Kep V tdk ada ada tdk ada 3. Sidomulyo Linda, Am.Keb. V tdk ada ada tdk ada 4. Suka Menanti Yusman, Am.Kep V tdk ada ada ada 5. Kayu Ara Sakti Yesi Hastuti V 10 RAMBANG DANGKU PKM TEBAT AGUNG 1. Gunung Raja Yeni Yurmeli, Am.Keb V ada ada tdk ada 1994 2. Kuripan Febriandi, Am.Kep V ada ada ada 1986 3. Dangku Jumirah, Am.Keb V ada ada tdk ada 1980 4. Air Limau Helesy Widia, Am.Keb V ada tdk ada tdk ada 1983 MUARA EMBURUNG 1. Air Enau Indah Sari V tdk ada tdk ada tdk ada 2002 2. Manunggal Makmur I Giman, SKM V ada tdk ada tdk ada 1998 Ex.Trans 3. Air Talas Dwi Apriyanti V tdk ada tdk ada ada 4. Gemawang Mulyadi Vera Marthilova V tdk ada tdk ada tdk ada 1993 5. Suban Jeriji Helpana V tdk ada tdk ada tdk ada 1989 6. Air Cekdam Librina Dwi Putri, Am.Kep V tdk ada tdk ada tdk ada 1991 11 L U B A I PKM BERINGIN 1. Jiwa Baru Tanto Purnawan,S.Kep V ada ada tdk ada 1982 12 LUBAI ULU PKM SUMBER MULYA 1. Sumber Mulia Endah Lina H V 2. Karang Agung Sugianto, SKM V 3. Prabu Menang Dilla Afriani S, Am.Keb V 4. Karang Mulia Yunia Rita, Am Keb V 5. Mekar Jaya Kusmanto V 6. Lubai Persada Defiani V 7. Lubai Makmur V 8. Karang Sari Juli Iskandar V 9. Sumber Asri Karsidy V 13 RAMBANG PKM SUGIH WARAS 1. Tanjung Raya Resi Minarti V 2. Sumber Rahayu Lasino V 3. Marga Mulia Robiah V 4. Kecana Mulia. I Rona Canserita Anggraini V 14 LEMBAK PKM LEMBAK 1. Gaung Asam Ratih Yansah, Am.Kep V 2. Sialingan Suriana, Am.Keb V 3. A l a i Indra Sari, Am.Kep V 15 GELUMBANG PKM GELUMBANG 1. Putak Irma Siskawati, S.ST V 2. Gumai Sumiati, S.St. V 3. Tambang Kelekar Harumi Patriani, S.ST V 4. Segayam Hj. Karmila Handayani V 5. Karta Mulia Puji Sulasmi, S.ST V 6. Jambu Lupianti, S.ST V 7. Karang Endah. Wardanela, S,ST V 8. Airsan Musi Yusmi Hastuti V 9. Gedung Buruk Familiati V 16 KELEKAR PKM GELUMBANG 1. Menanti Tika Hariyanti V ada tdk ada tdk ada 17 SUNGAI ROTAN PKM SUKARAMI 1. Sungai Rotan Novi Aryanti V 2. Suka Merindu V 3. Muara Lematang Reni Widianti V 4. Modong Nova Srihastuti V J U M L A H LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 65 Kondisi pustu sampai dengan akhir tahun 2013 berdasarkan data pada Tabel 4 memperlihatkan bahwa 41.75 dalam kondisi baik, 21,97 rusak ringan, 28,57 rusak berat dan rusak total 9,89. Pustu yang mengalami rusak total sehingga menghambat operasional adalah pustu Pulau Panggung kecamatan Semendo Darat Laut, pustu Tanjung Raya Kecamatan Semendo Darat Tengah, pustu Muara Emburung Kecamatan Rambang Dangku, pustu Ujan Mas Baru kecamatan Ujan Mas dan pustu Sukarami Kecamatan Sungai Rotan. Penyebab rusaknya bangunan pustu adalah faktor alam, umur bangunan atau karena keperluan desain untuk mengoptimalkan fungsi jaringan, baik saluran maupun bangunan. Kerusakan ini menyebabkan penurunan fungsi saluran dan bangunan serta menyebabkan sistem hampir tidak berfungsi. Keterjangkauan pustu dengan sasaran penduduk dapat diketahui dengan indikator rasio pustu terhadap 100.000 penduduk. Dengan faktor pengaruh yang sama pada puskesmas, target rasio pustu di kabupaten Muara Enim adalah 20 unit per 100.000 penduduk. Rasio pustu pada tahun 2008 adalah 16.64 per 100.000 penduduk menjadi 15.75 per 100.000 penduduk pada Tahun 2013. Perkembangan rasio keterjangkauan pustu di kabupaten Muara Enim sampai dengan tahun 2013 dipaparkan pada Gambar 4. Gambar 6 Perkembangan Rasio Pustu di Kabupaten Muara EnimTahun 2008-2013 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim, 2013 LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 66 Perkembangan keterjangkauan pustu terhadap sasaran penduduk sampai dengan tahun 2013 berdasarkan Gambar 4 belum menunjukkan kemajuan sesuai dengan target yang hendak dicapai. Kondisi pustu yang lebih dari 50 dalam keadaan rusak menyebabkan pembangunan pustu difokuskan pada rehabilitasi dan revitalisasi pustu yang ada. Keterjangkauan sasaran pelayanan kesehatan penduduk yang berada di luar jangkauan pustu dilakukan usaha kesehatan bersama di setiap desakelurahan dengan poskesdes sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan. - Prevalensi Status Gizi Balita Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Generasi penerus yang saat ini masih balita dengan masalah gizi pada usia dini akan mengalami gangguan tumbuh kembang dan meningkatkan kesakitan, penurunan produktivitas serta kematian. Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari ector i pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badanpanjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai Gibson dalam Anwar, 2009. Status gizi balita diawali dari janin, bayi dan periode dua tahun pertama kehidupan. Hal ini terjadi karena periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Masalah gizi pada balita bermula pada saat bayi lahir dengan berat timbangan rendah. Status gizi masyarakat juga dapat dilihat dari persentase anak Balita dengan gizi buruk dan persentase kecamatan rawan gizi. Balita dengan gizi buruk adalah anak Balita yang mempunyai berat badan di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat KMS. Selama kurun waktu tahun 2013 berdasarkan survei Pemantauan Status Gizi PSG dengan pengukuran berat badan terhadap usia BBU, terdapat 4 Balita tergolong gizi buruk yang LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 67 harus mendapat perawatan. Prevalensi balita berdasarkan BBU selama 2007-2013 disajikan pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 7 Prevalensi Status Gizi Balita berdasarkan BBU di Kabupaten Muara Enim Tahun 2007-2013 Tahun Gizi Lebih Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk 2007 0,93 91,25 7,33 0,48 2008 1,80 90,13 7,50 0,57 2009 1,66 89,07 8,12 1,14 2010 2,4 87,7 8,7 1,17 2011 1,59 90,64 7,03 0,6 2012 2,69 90,96 5,69 0,65 2013 2,4 90,86 6,05 0,69 Target RPJMN 2014

19.9 80

15 1 Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Muara Enim, 2013 Prevalensi gizi buruk berdasarkan Tabel 5 menunjukkan adanya peningkatan yang fluktuatif terhadap target capaian pembinaan gizi masyarakat secara nasional sampai tahun 2014. Hasil PSG tahun 2013 menemukan bahwa balita dengan klasifikasi gizi buruk sebagian besar tidak menunjukkan kekurangan energi protein tingkat berat danatau menderita sakit dalam waktu lama. Faktor lain yang menjadi indikator status gizi masyarakat adalah persentase kecamatan bebas rawan gizi. Pengkategorian kecamatan rawan gizi didasarkan atas prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk 15. Sejak tahun 2011, tidak tercatat satu pun kecamatan di kabupaten Muara Enim yang menjadi kecamatan rawan gizi. Faktor yang menyebabkan kondisi gizi rawan bukan karena kondisi ekonomi yang kurang. Hal ini lebih disebabkan oleh perilaku yang kurang benar di kalangan masyarakat dalam memilih dan memberikan makanan kepada anggota keluarganya terutama anak-anak. Indikator Kinerja Utama IKU Kabupaten Muara Enim bidang kesehatan merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan untuk menjadi tolok ukur keberhasilan tujuan dan sasaran strategis pemerintah kabupaten Muara Enim. Pada pelaksanaannya, Dinas Kesehatan LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 68 menjalankan tugas dan fungsinya untuk mencapai target pada 4 indikator dari 24 indikator IKU kabupaten Muara Enim. Adapun pencapaian indikator tersebut sampai dengan tahun 2013 antara lain: 1. Indikator Angka Kematian Bayi AKB mengalami fluktuasi capaian dari 0.3 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2008 menjadi 5.83 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2013. Kondisi yang tampak meningkat disebabkan adanya perbaikan persepsi definisi operasional dalam ector pencatatan dan pelaporan. Namun demikian, capaian tersebut masih berada di bawah perkiraan angka kematian bayi tiap tahunnya. 2. Indikator Angka Kematian Ibu AKI tidak berbeda dengan indikator AKB. Pencapaian AKI pada tahun 2008 adalah 59.98 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 108,60 pada tahun 2013. Adanya perbaikan dalam sistem pencatatan dan pelaporan, faktor migrasi penduduk serta fluktuasi kelahiran hidup menjadi faktor penyebab perubahan pencapaian AKI. Namun demikian, perubahan yang terjadi masih berada dalam kendali target penurunan AKI. 3. Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan memiliki peran penting dalam usaha pembangunan kesehatan mulai dari tingkat kecamatan. Rasio puskesmas terhadap sasaran penduduk meningkat dari 3.33 per 100.000 penduduk pada tahun 2008 menjadi 3.49 per 100.000 penduduk pada tahun 2013. Semakin bertambahnya penduduk dan faktor kepadatan wilayah menyebabkan pentingnya keberadaan puskesmas. Sejak tahun 2012, puskesmas dalam kabupaten Muara Enim berjumlah 25 unit dengan 8 unit di antaranya adalah puskesmas perawatan. Sehubungan dengan terbentuknya Kabupaten PALI, puskesmas yang tersisa di Kabupaten Muara Enim menjadi 19 unit. 4. Sementara itu, pustu sebagai unit pendukung puskesmas di wilayah yang lebih kecil berubah dari 16.64 per 100.000 penduduk pada tahun 2008 menjadi 15.75 per 100.000 penduduk LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 69 pada tahun 2013. Perubahan ini disebabkan karena pertambahan penduduk tidak seiring dengan pertambahan jumlah sarana pustu. 5. Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Prevalensi status gizi balita secara umum pada periode 2007-2013 menunjukkan pencapaian yang telah mendekati target yang ditetapkan mengikuti target RPJMN Kementerian Kesehatan RI tahun 2014.

I.2. Meningkatnya kualitas pendidikan

Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari 7 tujuh indikator yaitu Rasio jumlah murid per jumlah sekolah, Rasio jumlah murid per jumlah guru, Angka Partisipasi Sekolah, Persentase penurunan angka putus sekolah, Nilai rata rata UAN, Angka buta aksara penduduk usia 15 tahun keatas, dan Angka Melanjutkan Sekolah. - Rasio jumlah murid per jumlah sekolah Tahun 2013 jumlah siswa untuk jenjang TK 7.750, jumlah murid untuk jenjang SD Negeri Swasta 99.741 orang, SMP Negeri Swasta 31.847 orang dan SMA Negeri Swasta SMK Negeri Swasta 21.464 orang dan jumlah sekolah untuk TK Negeri Swasta 147 sekolah SD Negeri Swasta 516 sekolah untuk SMP NegeriSwasta 165 sekolah dan untuk SMA Negeri Swasta SMK Negeri Swasta 77 sekolah, dengan rumus : Jumlah Murid : Jumlah siswa jenjang pendidikan tertentu Jumlah sekolah jenjang pendidikan tertentu X 100 Tabel 8 Rasio Jumlah Murid per Jumlah Sekolah Tahun 2013 NO Jenis Rasio TK SD SMP SMASMK 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 1 Jumlah : murid - Jumlah Sekolah 1:213 1:53 1:178 1:193 1:194 1:193 1:252 1:279 LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 70 - Rasio Jumlah Murid Per jumlah Guru Tahun 2013 ini jumlah siswa untuk jenjang TK 7.750, jumlah murid untuk jenjang SD Negeri Swasta 99.741 orang, SMP Negeri Swasta 31.847 orang dan SMA Negeri Swasta SMK Negeri Swasta 21.464 orang dan jumlah guru untuk TK Negeri Swasta 495 Guru SD Negeri Swasta 6.663 Guru untuk SMP Negeri Swasta 2.794 Guru dan untuk SMA Negeri Swasta SMK Negeri Swasta 1.869 Guru, dengan rumus : Jumlah Siswa : Jumlah siswa jenjang pendidikan tertentu Jumlah guru jenjang pendidikan tertentu X 100 Tabel 9 Rasio Jumlah Murid per Jumlah Guru Tahun 2013 NO Jenis Rasio TK SD SMP SMASMK 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 1 Jumlah murid - jumlah guru 1:11 1:16 1:13 1:12 1:09 1:09 1:11 1:10 - Angka Partisipasi Sekolah APS Angka partisipasi sekolah SD dengan usia antara 7 tahun 12 tahun jumlah siswa 90.910 dibagi jumlah penduduk 92.061 dikali 100 dari target 82 pencapaian menjadi 98,74. Untuk angka partisipasi sekolah SMP antara 13 tahun 15 tahun jumlah siswa 26.560 dibagi jumlah penduduk 97.693 dikali 100 dari target 82 mengalami pencapaian menjadi 271. Untuk angka partisipasi sekolah SMA SMK usia antara 15 tahun 17 tahun jumlah siswa 18.590 dibagi jumlah pendudduk 50.696 dikali 100 dari target 82 pencapaian menjadi 36,66. LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 71 Tabel 10 Angka Partisipasi Sekolah APS Tahun 2013 NO URAIAN JMLH SISWA JMLH PENDUDUK APS KET 1 APS SD 7-12 90.910 92.061 98,74 2 APS SMP 13-15 26.560 97.693 100 3 APS SMA SMK 15-17 18.590 50.696 36.66 - Persentase Penurunan Angka Putus Sekolah Angka penurunan putus sekolah 0,38 tercapai ini disebabkan karena efektifitas bantuan operasional sekolah dan wali murid tidak dibebani lagi biaya sekolah, sehingga anak usia sekolah dapat mengenyam pendidikan. Tabel 11 Persentase Penurunan Angka Putus Sekolah Tahun 2013 No Uraian Jumlah siswa putus sekolah Jumlah siswa Angka putus sekolah Ket 1 Angka putus sekolah SDMI 555 106.395 0,05 2 Angka putus sekolah SMPMTs 143 37.335 0,38 3 Angka putus sekolah SMAMASMK 116 16.113 0,72 - Nilai Rata-Rata UAN Tahun 2013 Nilai rata-rata UAN target 7,75 pencapaian 7.75. Pencapain target dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata rata kelulusan, Nilai rata rata ujian nasional tingkat SMA jurusan IPS 7.61, IPA 7.78 menduduki peringkat 3 dari 16 KabupatenKota di Provinsi Sumatera Selatan. Nilai rata rata Ujian Nasional Tingkat SMK 8.81 menduduki peringkat 1 dari 16 KabupatenKota di Provinsi Sumatera selatan. Nilai rata rata Ujian Nasional SMP 7.55 menduduki peringkat 4 dari 16 KabupatenKota di Provinsi Sumatera selatan. Nilai LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 72 rata rata Ujian Nasional SD 7.56 menduduki peringkat 4 dari 16 KabupatenKota di Provinsi Sumatera selatan. Pencapaian target UAN Kabupaten Muara Enim menurun dari tahun 2012 Nilai rata rata UN SMA jurusan IPS 7.74, IPA 8.15 menduduki peringkat 4 dari 16 KabupatenKota di Provinsi Sumatera Selatan, Nilai rata rata UN SMK 7.91 menduduki peringkat 5 dari 16 KabupatenKota di Provinsi Sumatera Selatan, Nilai rata rata UN SMP 7.76 menduduki peringkat 9 dari 16 KabupatenKota di Provinsi Sumatera Selatan, Nilai rata rata UN SD 7.53 menduduki peringkat 4 dari 16 KabupatenKota di Provinsi Sumatera Selatan. Tabel 11 Nilai Rata-Rata UAN Tahun 2013 No Bidang Jenjang Tahun 2012 Tahun 2013 Ket 2012 2013 1 Pendidikan Dasar - SD 7.53 7.56 SD+SMP 7.53 + 7.76 2 = 7.65 SD+SMP 7.53 + 7.76 2 = 7.65 - SMP 7.76 7.55 2 Pendidikan Menengah - SMA - IPA - IPS 7.95 8.15 7.74 7.70 7.78 7.61 SMA+SMK 7.95 + 7.91 2 = 7.93 SMA+SMK 7.70 + 8.18 2 = 7.94 - SMK 7.91 8.18 Total Rata Rata UN 765 + 7.93 2 = 7.79 765 + 7.94 2 = 7.75

7.72 7.74

7.76 7.78

7.8 Pencapaian 7.79

7.75 2012

2013 LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 73 - Angka Buta Aksara Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Pendidikan kesetaraan adalah pendidikan non formal yang ditujukan untuk warga yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal di sekolah dengan berbagai alasan. Ada anak usia sekolah yang putus sekolah karena kendala biaya, ada juga orang dewasa yang sudah bekerja dan berbagai latar belakang yang lain. Sasaran pendidikan kesetaraan adalah kelompok masyarakat usia 15 40 tahun yang belum tuntas wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan non formal dapat diselenggarakan melalui Sanggar Kegiatan Belajar SKB, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM, Kelompok Belajar, atau satuan sejenis lainnya. Tahun 2013 target 850 orang dengan realisasi tahun 2013 sebasar 1.749 orang disebabkan karena penduduk diusia 15 tahun keatas banyak yang mengikuti program pendidikan kesetaraan fungsional Paket A setara SD, paket B setara SMP dan Paket C. Tabel 12 Angka Buta Aksara Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Tahun 2013 NO Program Jumlah Ket 1 Paket A 195 Setara SD 2 Paket B 674 Setara SMP 3 Paket C 880 Setara SMA TOTAL 1.749 - Angka Melanjutkan Sekolah Jumlah siswa tingkat I pada jenjang SMPMTs 12.225 dibagi lulusan pada jenjang SDMI tahun ajaran sebelumnya 15.083 siswa dikali 100 dari target 93 pencapaian sebesar 0.08 sehingga menjadi 93,08. Untuk jumlah siswa tingkat I pada jenjang SMAMASMK 8.965 dibagi lulusan pada jenjang SMP Tahun ajaran sebelumnya 9.611 dikali 100 dari target 93 pencapaian sebesar 0.09 sehingga menjadi 93,09. LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 74 Tabel 12 Angka Buta Aksara Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Tahun 2013 No Jenjang Jumlah Lulusan 2013 Jumlah Siswa Baru 2013 SD SMPMTs SMPMTs SMA SMK 1 Negeri Swasta 15.083 9.611 12.225 8.965 Jumlah 15.083 9.611 12.225 8.965 I.3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari 2 dua indikator yaitu Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan Jumlah penduduk miskin. - PDRB perkapita untuk migas dan tanpa migas Indikator umum yang dipakai untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah dengan melihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB daerah yang bersangkutan, baik dengan minyak dan gas migas maupun tanpa migas. Selama lima tahun terakhir 2008-2013 total nilai tambah yang dihasilkan oleh aktivitas sektor-sektor ekonomi yang berada di wilayah Kabupaten Muara Enim secara konsisten mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, nilai PDRB Kabupaten Muara Enim atas harga berlaku adalah 17.927.942 juta rupiah dengan migas. Nilai ini terus bertambah hingga tahun 2011 mencapai 23.284.116 juta rupiah dengan migas atau mengalami peningkatan sebesar 29,85 persen, di tahun 2012 mencapai 26.000.400 juta rupiah dengan migas dan pada tahun 2013 mencapai Rp. 20.371.132. Dibanding tahun sebelumnya, nilai PDRB atas harga berlaku tahun 2013 tumbuh sebesar 78,35 persen dengan migas dan 1,00 persen tanpa migas. LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 75 Tabel T-II.4 PDRB Kabupaten Muara Enim Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2008-2012 Juta Rupiah Tahun Harga Berlaku Harga Konstan Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas 2008 17.927.942 9.696.596 7.714.277 4.804.098 2009 17.923.618 10.932.952 8.079.324 5.105.150 2010 20.397.088 12.648.092 8.499.163 5.480.977 2011 23.284.116 14.656.357 8.950.149 5.920.488 2012 26.000.400 17.044.161 9.149.532 6.417.138 2013 20.371.132 17.255.594 7.098.579 6.088.378 Kenaikan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2010 lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan pada tahun 2009. Hal ini menggambarkan bahwa perekonomian Kabupaten Muara Enim semakin membaik dengan laju pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat. Nilai PDRB Kabupaten Muara Enim atas dasar harga konstan pada tahun 2013 adalah sebesar 7,09 triliun rupiah dengan migas dan 6,08 triliun rupiah tanpa migas atau turun masing-masing sebesar 1,28 persen dan 1,05 persen. Penurunan PDRB Kabupaten Muara Enim atas dasar harga konstan tahun 2013 dikarenakan adanya pembentukan daerah otonomi baru yaitu Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir PALI sebagai daerah pemekaran Kabupaten Muara Enim. Pertumbuhan Ekonomi Produktifitas ekonomi suatu daerah terlihat dari pertumbuhan ekonominya yang diperoleh dari PDRB atas dasar harga konstan. Selama lima tahun terakhir, kegiatan perekonomian di wilayah Kabupaten Muara Enim mengalami trend pertumbuhan yang terus LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 76 meningkat, seperti terlihat pada Gambar G-II.5. Pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi dengan migas sebesar 5,87 persen sedangkan pertumbuhan ekonomi tanpa migas sebesar 6,94 persen. Grafik I Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2013 persen Pertumbuhan ekonomi yang positif menggambarkan perkembangan sekaligus percepatan dalam proses pembangunan. Setelah mengalami perlambatan laju pertumbuhan pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka pada tahun 2011, 2012 dan 2013 perekonomian Muara Enim kembali menunjukan pertumbuhan yang cukup baik. Struktur Ekonomi Struktur perekonomian suatu wilayah sangat tergantung dari sumbanganperanan semua sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB. Pengetahuan akan persentase sumbangan masing-masing sektor akan memberikan deskripsi tentang ragam dan struktur perekonomian suatu wilayah. LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 77 Dengan melihat perkembangan perekonomian Kabupaten Muara Enim dari tahun ke tahun selama periode 2008-2013, tampak bahwa kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap total PDRB Kabupaten Muara Enim terus mengalami penurunan sementara sektor lainnya terus mengalami peningkatan kecuali sektor listrik dan air bersih. Hal demikian menunjukan bahwa pada beberapa tahun mendatang peranan sektor pertambangan dan penggalian bukan lagi merupakan sektor utama dalam pembentukan PDRB Kabupaten Muara Enim. Pada tahun 2008 kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten Muara Enim adalah sebesar 61,26 persen, tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 56,89 persen. Kondisi demikian terus terjadi sehingga pada tahun 2012 mengalami penurunan hanya memberikan kontribusi sebesar 43,85 persen. Hal ini kerena komoditi yang tercakup dalam sub sektor pertambangan tidak selamanya dapat diandalkan, sebab migas dan batubara sebagai produk dari sub sektor pertambangan merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dan suatu saat akan habis. Selain itu, sektor pertanian juga memberikan kontribusi terbesar nomor dua dalam pembentukan PDRB Kabupaten Muara Enim. Pada tahun 2008 kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Muara Enim adalah sebesar 15,72 persen, tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 16,83 persen dan tahun 2010 menjadi 17,10 persen. Kondisi demikian terus terjadi sehingga pada tahun 2011 mengalami penurunan hanya memberikan kontribusi sebesar 16,91 persen, di tahun 2012 juga mengalami penurunan menjadi 16,50 persen dan pada 2013 terjadi peningkatan menjadi 19,64 persen. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kontribusi sektor pertanian terus mengalami peningkatan diantaranya adalah LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 78 berkembangnya teknologi pertanian yang mendorong meningkatnya produksi sektor tersebut, meningkatnya sumberdaya manusia petani dalam mengelola lahan pertanian serta beberapa faktor lainnya yang berpengaruh terhadap proses produksi pertanian. Sektor ekonomi yang kontribusinya mengalami peningkatan tertinggi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Muara Enim selama periode 2008-2013 adalah sektor jasa-jasa dimana pada tahun 2008, kontribusinya hanya mencapai 3,73 persen menjadi 7,70 persen pada tahun 2013. Demikian juga sektor bangunan dimana pada tahun 2008 kontribusinya hanya 3,58 persen mengalami peningkatan menjadi 5,32 persen pada tahun 2013. Sektor ekonomi lain yang juga mengalami peningkatan yang cukup baik terhadap total PDRB Kabupaten Muara Enim adalah sektor perdagangan, hotel dan restaurant dari 5,78 persen pada tahun 2008 menjadi 8,52 persen pada tahun 2013. Begitupun dengan sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan memperlihatkan peningkatan yang cukup baik dalam memberikan kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Muara Enim dimana pada tahun 2008 hanya mampu berkontribusi sebesar 1,06 persen meningkat menjadi 1,44 persen pada tahun 2013. Hal yang sama juga terjadi pada sektor industri pengolahan, meskipun peningkatan tidak terjadi secara signifikan tetapi tetap memperlihatkan peningkatan secara perlahan dari 6,61 persen pada tahun 2008 menjadi 10,00 persen pada tahun 2013. Tiga sektor yang hingga saat ini belum memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Muara Enim yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bank, LKBB, Persewaan LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 79 bangunan dan jasa perusahaan serta sektor listrik dan air bersih. Kondisi demikian dapat terjadi karena diwilayah perencanaan belum terjangkau oleh aliran air bersih, infrastruktur yang belum memadai dan perbankan yang belum ada dalam wilayah tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur ekonomi wilayah Kabupaten Muara Enim, dapat diuraikan pada tabel berikut ini: Tabel T-II.5 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Muara Enim Atas Dasar Harga Berlaku Dirinci Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2013 No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian 15,72 16,83 17,10 16,91 16,50 19,64 2 Pertambangan dan penggalian 61,26 56,89 56,67 56,62 55,29 43,85 3 Industri pengolahan 6,61 7,28 7,03 6,86 7,14 10,00 4 Listrik dan air bersih 0,36 0,40 0,39 0,38 0,39 0,53 5 Bangunan 3,58 4,04 4,06 4,19 4,48 5,32 6 Perdagangan, Hotel, dan Restaurant 5,78 6,54 6,66 6,80 7,19 8,52 7 Pengangkutan dan komunikasi 1,89 2,06 2,01 1,99 2,09 2,99 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,06 1,19 1,18 1,19 1,23 1,44 9 Jasa-jasa 3,73 4,78 4,90 5,06 5,69 7,70 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Muara Enim Kerjasama Bappeda Kabupaten Muara Enim 2013 Khususnya untuk tahun 2013, kontribusi sektor-sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Muara Enim secara berurutan dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu urutan pertama ditempati oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi sebesar 43,85 persen, urutan kedua adalah sektor pertanian yaitu 19,64 persen, urutan ketiga adalah sektor pengolahan 10,00 persen, urutan keempat adalah sektor perdagangan, hotel dan restaurant 8,52 persen, urutan kelima adalah sektor jasa-jasa dengan kontribusi 7,70 persen, urutan keenam adalah sektor bangunan dengan kontribusi 5,32 persen, urutan ketujuh adalah sektor pengangkutan dan komunikasi dengan kontribusi 2,99 persen, urutan LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 80 kedelapan adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan kontribusi 1,44 persen dan urutan kesembilan adalah sektor listrik dan air bersih dengan kontribusi 0,53 persen. - Jumlah Penduduk Miskin Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama di dunia, termasuk indonesia. Masalah kemiskinan juga menjadi salah satu agenda wajib yang harus ditanggulangi oleh Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan data tahun 2011 dan 2012 Kabupaten Muara Enim memiliki garis kemiskinan masing-masing Rp. 278.764bulan. Angka ini bila dibandingkan dengan nilai Provinsi Sumatera Selatan yang pada tahun 2011 dan 2012 sebesar Rp. 275.006bulan. Indikator kemiskinan lain yang umum digunakan yaitu persentase penduduk miskin. Data penduduk miskin Kabupaten Muara Enim tahun 2011 dan 2012 masing-masing adalah 13,71 persen dan 13,21 persen. Angka ini sudah cukup baik bila dibandingkan dengan nilai Provinsi Sumatera Selatan yang masing-masing nilainya 14,24 persen dan 13,48 persen. Angka persentase penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan sendiri masih sangat besar bila dibandingkan dengan persentase penduduk miskin nasional yang pada tahun 2011 sebesar 12,49 persen dan tahun 2012 sebesar 11,66 persen. LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 81 Tabel T-II.5 Indikator Kemiskinan Kabupaten Muara Enim Tahun 2011-2012 Daerah Garis Kemiskinan Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin Jiwa 2011 2012 2011 2012 2011 2012 Kabupaten Muara Enim 278.764 13,71 13,21 100.394 98.500 Provinsi Sumatera Selatan 221.687 275.006 14,24 13,48 1.078.810 1.061.700 IndonesiaNasional 232.988 236.298 12,49 11,66 31.023.400 30.018.930 Sumber : BPS Kabupaten Muara Enim Kerjasama Bappeda Kabupaten Muara Enim 2013 Dari data kemiskinan diatas, pada tingkat kemiskinan seperti pada persentase penduduk Kabupaten Muara Enim mengalami penurunan dari 13,71 persen pada tahun 2011 menjadi sebesar 13,21 persen pada tahun 2012, begitu juga pada jumlah penduduk miskin terjadi penurunan dari tahun 2011 sebesar 100.394 jiwa menjadi 98.500 jiwa di tahun 2012. Meningkatnya kualitas kesehatan, kualitas pendidikan dan meningkatnya daya beli masyarakat dapat dilihat dengan meningkatnya IPM Kabupaten Muara Enim pada Tahun 2013 sebesar 71,65. Dengan pencapaian IPM sebesar 71,65 maka sasaran akhir RPJMD Tahun 2008 2013 Kabupaten muara Enim dengan nilai IPM ˃ 70 tercapai. Grafik II Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin Tahun 2009-2012 persen LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 82

II. Sasaran: Meningkatnya Kerukunan Intra dan Antar Umat

Beragama Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran meningkatnya kerukunan intra dan antar umat beragama adalah jumlah konflik yang terjadi antar umat beragama yang terjadi di Kabupaten Muara Enim sepanjang tahun 2013, sama seperti tahun 2012 selama kurun waktu tersebut tidak pernah terjadi konflik 0 konflik antar umat beragama artinya tingkat capaian sasaran mencapai 100, seperti terlihat dalam Tabel berikut : Tabel Indikator dan tingkat capaian sasaran meningkatnya kerukunan intra antar umat beragama Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Persentase Realisasi 1 3 4 5 - Konflik yang terjadi antar umat beragama. 100 Sumber data: Badan Kesatuan Bangsa,Politik dan Perlindungan Masyarakat 2013

III. Sasaran: Meningkatnya Kinerja Pemerintah Daerah

Dalam upaya pencapaian sasaran meningkatnya kinerja pemerintah daerah pada tahun 2013 yaitu Peningkatan kualitas pelayanan publik dan mendorong terciptanya system dan kelembagaan pemerintah yang baik. LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 83 III.1. Peningkatan kualitas pelayanan publik Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari 1 satu indikator yaitu Jumlah penggunaan Informasi Teknologi IT untuk pelayanan publik. - Jumlah Penggunaan IT untuk pelayanan publik Penggunaan IT Teknologi Informasi diberbagai bidang peranannya sangat besar untuk meningkatkan pelayanan terutama pelayanan terhadap publik. Pada Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Muara Enim mencapai target untuk indikator jumlah penggunaan IT untuk pelayanan publik yaitu sebanyak 8 delapan SKPD yang menggunakan IT yaitu: a. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil b. Kantor Komunikasi dan Informatika c. Badan Kepegawaian Daerah d. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah e. Sekretariat Daerah f. Dinas PU Bina Marga dan Pengairan g. Dinas Cipta Karya h. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu i. RSUD H.M Rabain j. Kantor Camat Muara Enim k. Kantor Camat Lawang Kidul III.2. Mendorong terciptanya sistem dan kelembagaan pemerintahan yang baik Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari 4 empat indikator yaitu Jumlah SKPD yang sudah menggunakan IT, Jumlah SKPD yang menerapkan SOP, Jumlah SKPD yang melaksanakan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM, dan Jumlah Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pelayanan Publik. LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 84 - Jumlah SKPD yang sudah menggunakan IT Dalam rangka meningkatkan pengembangan sumber daya di bidang komunikasi dan informasi serta meningkatkan pengetahuan di bidang IT. Pemerintah Kabupaten Muara Enim telah menargetkan 4 empat SKPD untuk menggunakan IT sehingga dapat membantu kinerja pegawai dilingkungan SKPD masing-masing. Pada Tahun 2013 telah mencapai target, hampir sebagian SKPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Muara Enim. - Jumlah SKPD yang memiliki dan menerapkan Standar Operating Procedure SOP Penyusunan SOP SKPD berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER 21MPAN11 2008 tentang Pedoman Penyusunan Standard Operating Procedure SOP Administrasi Pemerintahan dan Peraturan Bupati Muara enim Nomor 24 Tahun 2012 tentang Standar Operational Prosedur di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Muara Enim. Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Muara Enim sudah menyusun Standard Operating Procedure SOP untuk seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Muara Enim yaitu:

1. Sekretariat Daerah

2. Inspektorat Kabupaten 3. Sekretariat DPRD 4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5. Badan Kepegawaian Daerah 6. Badan Lingkungan Hidup 7. Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan 8. Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemdes 9. Badan Kesatuan Bangsa, Politik Linmas 10. Badan Penyuluh, Pertanian, Peternakan dan Kehutanan 11. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 12. Satuan Polisi Pamong Praja LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 85 13. Kantor Ketahanan Pangan 14. Kantor Komunikasi dan Informatika 15. Kantor Perpustakaan, Arsip Dokumentasi 16. Kantor Penanaman Modal 17. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu 18. RSUD DR. H. M. Rabain Muara Enim 19. RSUD Talang Ubi 20. Sekretariat KORPRI 21. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 22. Dinas Kesehatan 23. Dinas Pendidikan 24. Dinas Sosial 25. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 26. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 27. Dinas Peternakan dan Perikanan 28. Dinas Perkebunan 29. Dinas Kehutanan 30. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 31. Dinas Pertambangan Energi 32. Dinas PU Bina Marga dan Pengairan 33. Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang 34. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan Pariwisata 35. Dinas Perhubungan 36. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 37. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 38. Kecamatan Semende Darat Ulu 39. Kecamatan Semende Darat Tengah 40. Kecamatan Semende Darat Laut 41. Kecamatan Tanjung Agung 42. Kecamatan Lawang Kidul 43. Kecamatan Muara Enim 44. Kecamatan Ujan Mas LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 86 45. Kecamatan Gunung Megang 46. Kecamatan Rambang Dangku 47. Kecamatan Talang Ubi 48. Kecamatan Penukal 49. Kecamatan Tanah Abang 50. Kecamatan Sungai Rotan 51. Kecamatan Gelumbang 52. Kecamatan Lembak 53. Kecamatan Lubai 54. Kecamatan Rambang 55. Kecamatan Penukal Utara 56. KeKecamatanan Benakat 57. Kecamatan Abab 58. Kecamatan Muara Belida 59. Kecamatan Kelekar 60. Kecamatan Lubai Ulu 61. Kecamatan Belimbing 62. Kecamatan Belida Darat Pada Tahun 2013 SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Muara Enim sudah melaksanakan penyusunan SOP, namun penerapan SOP tersebut belum berjalan secara optimal. - Jumlah SKPD yang melaksanakan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM Pada Tahun 2013 target 4 SKPD yang melaksanakan IKM, tetapi kurun waktu Tahun 2013 ada 6 SKPD yang melaksanakan IKM yaitu: a. Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil b. Rumah Sakit Umum Daerah HM Rabain c. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu d. Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Muara Enim LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 87 e. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Muara Enim f. BUMD PDAM Lematang Enim Tolok ukur yang dipakai untuk menganalis kepuasan masyarakat mengandung beberapa unsur yaitu: 1. Prosedur pelayanan 2. Persyaratan Pelayanan 3. Kejelasan petugas pelayanan 4. Kedisiplinan petugas pelayanan 5. Tanggung jawab petugas pelayanan 6. Kemampuan petugas pelayanan 7. Kecepatan pelayanan 8. Keadilan mendapatkan pelayanan 9. Kesopanan dan keramahan petugas 10. Kewajaran biaya pelayanan 11. Kepastian biaya pelayanan 12. Kepastian jadwal pelayanan 13. Kenyamanan lingkungan 14. Keamanan pelayanan Dengan menggunakan rumusan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat IKM yang berpedoman pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP 25 MPAN 2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat urutan SKPD Nilai IKM I Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 75,59 II Rumah Sakit Umum Daerah HM Rabain 70,61 III Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 75,53 IV Pusat Kesehatan Masyarakat Muara Enim Dinas Kesehatan 71,00 V SMAN 1 Muara Enim Dinas Pendidikan 72,47 VI BUMD PDAM Lematang Enim 66,85 LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 88 Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Nilai IKM SKPS yang tercantum pada tabel berada pada kategori Baik karena berada pada range 62,51- 81,25. - Jumlah Peraturan Daerah yang mengatur tentang pelayanan publik Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, Pemerintah Kabupaten Muara Enim pada tahun 2013 telah menerbitkan 1 satu peraturan terkait pelayanan publik yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 3 Tahun 2013 tentang Standarisasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kabupaten Muara Enim.

IV. Sasaran : Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi, khususnya sektor ekonomi Unggulan

IV. 1. Peningkatan produktivitas pertanian

Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari indikator yaitu Persentase peningkatan produksi pertanian Persentase peningkatan produksi pertanian 1.1 Padi, Jagung, Kedelai Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas tanaman Padi, Jagung dan Kedelai di Kabupaten Muara Enim Tahun 2012 dan 2013 No. Komoditas Luas Panen Ha Produksi Ton Produktivitas KwHa 2012 2013 2012 2013 2012 2013

1. Padi

49.357 50.928 237.723,50 244.912,75 48,16 48,09 2. Jagung 656 585 2.399,59 2.405,26 36,54 41,12 3. Kedelai 599 146 756 194,42 12,89 13,32 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Muara Enim, Tahun 2013

a. Padi

Pada table 1 diatas dapat dijelaskan bahwa produksi padi pada tahun 2012 sebanyak 237.725,50 ton sedangkan untuk tahun 2013 sebanyak 244.912,75 ton terjadinya peningkatan LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 89 produksi sebanyak 7.189,25 ton atau setara dengan 3,02, dari target produksi padi tahun 2013 sebesar 3 . Peningkatan produksi padi ini karena adanya dukungan program dan kegiatan dalam pencapaian target swasembada beras berkelanjutan tahun 2012 yang terdiri dari :

a. Dana APBN Tugas Pembantuan 1. Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura

Tugas Pembantuan yang diterima melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura dengan 1 satu Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA, terdiri dari sub bidang yaitu sub bidang tanaman pangan dengan alokasi pagu anggaran sebesar Rp. 8.453.412.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 6.997.595.280,- atau 82,78 yang diarahkan untuk membiayai Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian untuk mencapai Swasembada dan Swasembada berkelanjutan.

2. Bidang Tanaman Pangan

Dasar penyelenggaraan tugas pembantuan bidang Tanaman Pangan sesuai dengan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA Menteri Keuangan dengan Nomor DIPA ; 018.03.4.1190872013 Tanggal 5 Desember 2012 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp. 8.453.412.000,- yang diarahkan untuk melaksanakan 1 satu Program yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian untuk mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan, dengan 5 lima kegiatan sebagai berikut :

1. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Pada kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi dengan Pagu Anggaran sebesar Rp.486.750.000,- yang terdiri dari kegiatan SLPTT komoditas aneka kacang dan umbi sebesar Rp. 460.850.000,- Bantuan sosial kepada masyarakat sebesar Rp. 485.150.000,- dengan luas 500 Ha dan kegiatan laporan pelaksanaan SLPTT sebesar Rp. 25.900.000,- tidak dapat terealisasi, hal ini disebabkan belanja bantuan sosial kepada masyarakat berupa LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 90 bantuan benih kedelai bersubsidi tidak dapat di berikan karena benih kedelai bersubsidi tidak tersedia dari PSO Public Service Obligation yang ditunjuk oleh Pemerintah Pusat. 2. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Pada kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia dengan pagu anggaran sebesar Rp. 7.551.200.000,- Bantuan sosial kepada masyarakat sebesar Rp. 7.180.800.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 6.616.940.000,- atau sebesar 87,62 yang terdiri dari: a. SL-PTT Komoditas Serealia dengan pagu anggaran sebesar Rp. 7.551.200.000,- Bantuan Sosial kepada masyarakat sebesar Rp. 7.180.800.000,- terealisasi sebesar Rp. 6.616.940,- atau sebesar 87,62 yang terdiri dari : a.1. SL-PTT Komoditas Padi a.1.1. SL-PTT Kawasan Pertumbuhan SL-PTT Kawasan Pertumbuhan untuk padi inbrida rawa lebak seluas 5.000 Ha yang dialokasikan di 3 tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Muara Belida seluas 3.150 Ha Desa Patra Tani, Desa Gedung Buruk, Desa Arisan Musi Timur, Desa Arisan Musi, Desa Tanjung Baru, Desa Harapan Mulya, Desa Mulya Abadi, Desa Kayu Ara Batu, Kecamatan Sungai Rotan seluas 1.350 Ha Desa Muara Lematang, Desa Suka Merindu, Desa Tanding Marga, Desa Sungai Rotan, Desa Kasai, Desa Paya Angus, Desa Petar Dalam, Desa Petar Luar, Desa Sukarami, Desa Danau Rata, Desa Sukacinta, Desa Tanjung Miring dan Desa Modong, Kecamatan Tanah Abang seluas 500 Ha Desa Pandan a.1.2. SL-PTT Kawasan Pengembangan SL-PTT kawasan pengembangan untuk padi inbrida sawah seluas 2.000 Ha yang dialokasikan di Kecamatan Tanjung Agung yaitu di desa Lubuk Nipis, Padang Bindu, Bedegung, Indramayu, Sugih Waras, Muara Meo, Pandan Dulang, Sukaraja, Tanjung Baru, Pagar Jati, Lambur, Lebak Budi, Pandan Enim, Embawang, Lesung Batu, Tanjung Bulan, Paduraksa, Matas, Tanjung Agung, Muara Emil dan LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 91 Karangan. a.1.3. SL-PTT Kawasan Pemantapan - SL-PTT kawasan pemantapan untuk padi inbrida sawah seluas 13.000 Ha yang dialokasikan di 17 Kecamatan yaitu Kecamatan Muara Belida seluas 1.925 Ha Desa Patra Tani, Gedung Buruk Arisan Musi Timur, Arisan Musi, Tanjung Baru, Harapan Mulia, Mulia Abadi, Kayuara Batu, Kecamatan Sungai Rotan seluas 1.500 Ha Desa Muara Lematang, Sungai Rotan, Kasai, Suka Merindu, Paya Angus, Petar Dalam, Tanding Marga, Petar Luar, Danau Rata, Tanjung mIring, Penandingan, Danau Baru, Danau Tampang, Modong, Sukarami, Kecamatan Tanah Abang seluas 2.600 Ha Desa Sedupi,Modong, Tanjung Dalam, Sukaraja, Muara Sungai, Curup, Lunas Jaya, Harapan Jaya, Bumi Ayu, Raja, Raja Barat, Tanah Abang Selatan, Kecamatan Rambang Dangku seluas 875 Ha Desa Pangkalan Babat, Gunung Raja, Kuripan, Kuripan Selatan, Banuayu, Baturaja, Dangku, Siku, Muara Niru, Kahuripan Baru, Kecamatan Gelumbang seluas 100 Ha yaitu di desa Segayam, Kecamatan Lembak seluas 250 Ha yaitu di Desa Talang Nangka, Kecamatan Penukal seluas 325 Ha yaitu di Desa Air itam Barat dan Air Itam Timur, Kecamatan Penuka Utara seluas 500 Ha desa Tempirai Induk, Tempirai Selatan, Tempirai Utara, Tempirai Timur, Kecamatan Abab seluas 1.500 Ha Desa Prambatan, Karang Agung, Tanjung Kurung Pengabuan, Pengabuan Timur, Kecamatan Talang Ubi seluas 325 Ha Talang Ubi utara, Benakat Minyak, Talang Akar, Kecamatan Gunung Megang seluas 400 Ha desa Penanggiran, Tanjung, Dalam, Tanjung Muning, Darmo Kasih, Kecamatan Muara Enim seluas 825 Ha desa Tanjung Jati, Lubuk Empelas, Muara Enim, Tanjung raja, Kepur, Muara Lawai, Tanjug Serian, Kecamatan Ujan Mas seluas 675 HaDesa Ulak Bandung, Muara Gula Baru, Muara Gula Lama, Tanjung Raman, Pinang Belarik, Guci, Ujan Mas Lama, Kecamatan Tanjung Agung seluas 200 Ha desa Pagar Dewa, Seleman, Penyandingan, Kecamatan SDL seluas 850 Hadesa Muara Dua, Penyandingan, Muara Danau, Pagar Agung, Tanah Abang, Perapau,Pulau Panggung, Babatan, LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 92 Penindaian, Kecamatan SDU seluas 75 Ha yaitu di desa Pajar Bulan dan Tanjung Agung, Kecamatan SDT seluas 75 Ha yaitu di desa Palak Tanah dan Tanjung Agung. - SL-PTT padi inbrida lahan kering seluas 2.000 Ha yang dilaksanakan di 8 Kecamatan yaitu Kecamatan Kelekar seluas 275 Ha yaitu Desa Menanti Selatan dan Menanti, Kecamatan Lembak seluas 350 Ha yaitu di Desa Talang Nangka dan Petanang, Kecamatan Gelumbang seluas 250 Ha desa Pedataran, Mililian, Sibau dan Pinang Banjar, Kecamatan Gunung Megang seluas 100 Ha desa Tanjung Muning, Darmo Kasih, Bangun Sari, Tanjung Terang, Kecamatan Benakat seluas 75 Ha yaitu di Desa Padang Bindu, Kecamatan seluas 400 HaPenukal desa Babatan, Gunung Raja, Gunung Megang, Gunung Menang, Air Itam, Kecamatan Penuka Utara seluas 550 Ha di desa Sukarami, Tanjung Baru, Lubuk Tampui, Tanding Marga. a. 2. SL-PTT Komoditas Jagung SL-PTT ini tidak dapat terlaksana dikarenakan benih bersubsidi tidak tersedia dari PSO Public Servic Obligation yang ditunjuk. b. Laporan pengelolaan produksi serealia dengan pagu anggaran sebesar Rp. 145.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.108.415.000,- atau sebesar 74,77, untuk membiayai : a. laporan CPCL, koordinasi, pengawalan dan monev padi dan jagung b. koordinasi, pengawalan dan monev SL-PTT padi dan jagung c. laporan ubinan d. posko P2BN Realisasi yang kurang dari 85 dikarenakan untuk kegiatan laporan SL-PTT komoditas jagung tidak dapat dilaksanakan karena benih bersubsidi tidak tersedia dari PSO Public Servic Obligation yang ditunjuk. 3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Pada kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 93 Pangan dengan Pagu Anggaran sebesar Rp.84.955.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 81.420.000,- atau sebesar 95,84 untuk membiayai laporan pelaksanaan bantuan benih.

4. Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan

Pada kegiatan Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan dengan Pagu Anggaran sebesar Rp.225.000.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 212.000.000,- atau sebesar 94,22. Kegiatan ini dialokasikan anggaran sebesar Rp. 190.000.000 untuk membiayai Bansos berupa mesin penggiling padi 1 unit, moisture meter 1 unit, power threser 3 unit, terpal jemur 6 lembar, sabit bergerigi 32 buah yang dialokasikan di Kecamatan Semende Darat Ulu di Desa Fajar Bulan.

5. Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan

Pada kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan dengan Pagu Anggaran sebesar Rp.105.507.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. .76.235.280,- atau sebesar 72,25. Kegiatan ini untuk membiayai rancangan program, kegiatan dan rencana kerja tanaman pangan, administrasi pelaksanaan kegiatan manajemen tanaman pangan.

3. Bidang Prasarana dan Sarana PSP

Dasar penyelenggaraan kegiatan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian dana APBN Tugas pembantuan bidang Prasarana dan Sarana Pertanian PSP Tahun Anggaran 2013, dengan surat pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA Menteri Keuangan dengan Nomor DIPA : 018.08.4.1190042013 tanggal 5 Desember 2012 dengan pagu anggaran sebesar Rp. 3.241.660.000,- yang diarahkan untuk LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 94 melaksanakan 5 lima Kegiatan dengan realisasi per 31 Desember 2013 mencapai Rp.2.830.000.000,- atau 87,30 dengan rincian program sebagai berikut : 1. Pengelolaan Air Irigasi Pertanian Pada Program Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian sub kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi seluas 1.000 Ha, dengan Pagu Anggaran sebesar Rp.1.000.000.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,- atau 100, yang di alokasikan di 4 empat kecamatan antara lain sebagai berikut : a. Kecamatan Semende Darat Laut seluas 150 Ha yang dilaksanakan di Desa Pulau Panggung 25 Ha, Desa Muara Dua 25 Ha, Desa Tanah Abang 100 Ha. b. Kecamatan Semende Darat Ulu seluas 150 Ha yang dilaksanakan di Desa Cahaya Alam 35 Ha, Desa Aremantai 45 Ha, Desa Danu Gerak 35 Ha, dan Desa Tanjung Tiga 35 Ha. c. Kecamatan Semende Darat Tengah seluas 150 Ha yang dilaksanakan di Desa Tanjung Raya 34 Ha, Desa Tenam Bungkuk 73 Ha, dan Gunung Agung 43 Ha. d. Kecamatan Tanjung Agung seluas 550 Ha yang dilaksanakan di Desa Bedegung 25 Ha, Pagar Jati 17 Ha, Lambur 18 Ha, Lebak Budi 40 Ha, Paduraksa 80 Ha, Desa Embawang 61 Ha, Desa Lesung Batu 50 Ha, Desa Tanjung Bulan 63 Ha, Desa Tanjung Agung 43 Ha, Desa Muara Emil 20 Ha, Desa Seleman 35 Ha, dan Desa Tanjung Karangan 48 Ha. 2. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian Pada Program Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian dengan Pagu Anggaran sebesar Rp.1.950.000.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.847.500.000,- atau 93,85. a. Pelaksanaan Optimasi Lahan dengan pagu anggaran sebesar Rp. 840.00.000 terealisasi Rp. 830.000.000,- atau sebesar 98,81. Kegiatan optimasi lahan seluas 400 Ha yang LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 95 dilaksanakan di 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Muara Belida seluas 350 Ha Desa Patra Tani seluas 75 Ha, Tanjung Baru 75 Ha, Gedung Buruk 75 Ha, Mulia Abadi 25 Ha, Kayu Ara Batu 25 Ha, Arisan Musi 25 Ha, Arisan Musi Timur 25 Ha dan Harapan Mulia 25 Ha dan Kecamatan Lembak seluas 50 Ha di Desa Petanang b. Pengembangan Metode SRI Mendukung Tanaman Pangan dengan Pagu Anggaran Rp. 1.050.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 1.017.500.000,- atau sebesar 96,90. Pengembangan SRI seluas 500 Ha dilaksanakan di 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Agung seluas 400 Ha Desa Bedegung seluas 20 Ha, Indramayu seluas 20 Ha, Sugih waras seluas 20 Ha, Lebak Budi 40 Ha, Pandan Enim 40 Ha, Embawang 40 Ha, Lesung Batu 20 Ha, Tanjung Bulan 60 Ha, Paduraksa 40 Ha, Tanjung Agung 40 Ha, Muara emil 20 Ha dan Tanjung Karangan 40 Ha dan Kecamatan Semende Darat Laut di Desa Babatan 40 Ha, Desa Penyandingan 40 Ha, dan Desa Muara Danau 20 Ha. 3. Dukungan ManajemenLayanan Perkantoran dengan pagu anggaran sebesar Rp. 75.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 50.730.000,- atau sebesar Rp.67,64 hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan kegiatan ini dibantu dari anggaran pendampingan APBD II Muara Enim. 4. Fasilitas Pupuk dan Pestisida Pada Program Fasilitas Pupuk dan Pestisida dengan Pagu Anggaran sebesar Rp.191.660.000,- terealisasi sebesar Rp. 115.040.000,- atau sebesar 60 hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan kegiatan ini dibantu dari anggaran pendampingan APBD II Muara Enim dan pada kegiatan ini untuk pengambilan sampel pupuk dan pestisida tidak dapat dilaksanakan karena tidak adanya tenaga untuk pengambilan sampel. 5. Fasilitas Pembiayaan Pertanian LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 96 Pada Program Fasilitas Pembiayaan Pertanian dengan Pagu Anggaran sebesar Rp.25.000.000,- untuk operasional PUAP tidak terealisasi dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan ini dibantu dari anggaran pendampingan APBD II Muara Enim sehingga dalam pelaksanaan pembinaan ke Gapoktan sebagian digunakan dari dana APBD tersebut.

b. Dana APBD

Untuk tahun 2013 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Muara Enim mengalokasikan kegiatan untuk peningkatan produksi padi, adapun kegiatannya adalah sebagai berikut : - Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi dan Palawija. Dialokasikan dana sebesar Rp.1.413.677.000,- untuk membiayai belanja : a. Bibit tanaman padi gogo sebanyak 60.000 kg yang dialokasikan di 6 Kecamatan yaitu : 1. Kecamatan Talang Ubi sebanyak 17.100 kg yang dialokasikan di Desa Panta Dewa, Desa Benuang, Desa Simpang Tais, Desa Talang Bulan, Desa Beruge Darat, Desa Talang Akar, Desa Sungai Ibul, Desa Talang Ujan, Desa Sumberejo, Desa Talang Ubi Barat dan Desa Sungai Baung, 2. Kecamatan Kelekar sebanyak 16.500 kg yang dialokasikan diDesa Menanti selatan dan Desa Menanti, 3. Kecamatan Gelumbang sebanyak 2.500 kg yang dialokasikan di Desa Melilian dan Desa Teluk Limau, 4. Kecamatan Penukal sebanyak 6.250 kg yang dialokasikan di Desa Mangku Negara Timur, mangku Negara Induk dan Mangku Negara Timur, 5. Kecamatan Penukal Utara sebanyak 6.250 kg yang dialokasikan di Desa Prabu Menang dan Desa Tanding Marga, LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 97 6.Kecamatan Tanah Abang sebanyak 11.400 kg yang dialokasikan di Desa Pandan dan Sedupi. b. Padi Non Hibrida Padi sawah sebanyak 75.000 kg yang dialokasikan di 9 Kecamatan yaitu : 1. Kecamatan Sungai Rotan sebanyak 37.500 kg yang dialokasikan di Desa Tanding Marga, Muara Lematang, Paya Angus, Petar Dalam, Petar Luar, Suka Meridu, Danau Tampang, Kasai,Sungai Rotan, Suka Rami, Modong, Danau Baru, Tanjung Miring, Penandingan dan Danau Rata, 2. Kecamatan Tanah Abang sebanyak 3.750 kg yang dialokasikan di Desa Raja, Raja Barat dan Tanah Abang Selatan, 3. Kecamatan Gunung Megang sebanyak 2.625 kg yang dialokasikan di Desa Sido Mulyo, Tanjung Muning dan Penanggiran, 4. Kecamatan Muara Enim sebanyak 5.750 kg yang dialokasikan di Desa karang Raja, Muara Lawai, Muara Enim, Lubuk Empelas, Muara Harapan, Pasar I dan Suka Jaya, 5. Kecamatan Ujan Mas sebanyak 9.500 kg yang dialokasikan di Desa Tanjung Raman, Muara Gula Lama, Pinang Belarik, Ujan Mas Lama, Ujan Mas Baru, Guci dan Ulak Bandung, 6. Kecamatan Semende Darat Laut sebanyak 5.000 kg yang dialokasikan di Desa Tanah Abang, Perapau dan Pagar Agung, 7. Kecamatan Talang Ubi sebanyak 1.825 kg yang dialokasikan di Desa Talang Akar, 8. Kecamatan Abab sebanyak 2.500 kg yang dialokasikan di Desa Perambatan dan Pengabuan, 9. Kecamatan Tanjung Agung sebanyak 6.525 kg yang dialokasikan di Desa Lebak Budi, Tanjung Bulan, Lesung Batu, Embawang, Seleman dan Tanjung Karangan LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 98 - Pengembangan infrastruktur dan kelembagaan pengelolaan lahan dan air. Dialokasikan anggaran sebesar Rp.3.409.168.650,- untuk membiayai : a. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan air berupa pengembangan irigasi permukaan di 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Muara Belida di Desa Patra Tani, Desa Tanjung Baru, Desa Arisan Musi Timur dan Desa Gedung Buruk serta Kecamatan Muara Enim di Kelurahan Muara Enim, Pengembangan Embung di Desa Gunung Agung Kecamatan Semende Darat Tengah dan di Desa Karang Raja Kecamatan Muara Enim, b. Penyediaan sarana jalan pertanian berupa pengembangan jalan usaha tani di Desa Patra Tani Kecamatan Muara Belida dan di Desa Tanah Abang Kecamatan Semende Darat Laut. - Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Perkebunan Tepat Guna Dialokasikan anggaran sebesar Rp.159.080.900,- untuk membiayai pertemuan koordinasi petugas tingkat kecamatan dan petugas Pengamat Hama Penyakit PHP dan tersedianya cadangan Rodentisidaracun tikus sebanyak 1.000 kg insektisida di 22 Kecamatan. - Pengadaan Sarana Prasarana Teknologi Tepat Guna Dialokasikan anggaran sebesar Rp. 1.252.826.050,- untuk membiayai : a. Hand Traktor sebanyak 20 unit yang dialokasikan di 13 Kecamatan yaitu Kecamatan Semendo Darat Laut Desa Penindaian, Desa Pulau Panggung, Desa Tanah Abang Kecamatan Semendo Darat Ulu Desa Danau Gerak, Tanjung LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 99 Tiga dan Pajar Bulan, Kecamatan Semendo Darat Tengah Desa Rekimai Jaya dan Gunung Agung, Kecamatan Tanjung Agung Desa Lubuk Nipis, Kecamatan Lawang Kidul Desa Bedeng Kresek, Kecamatan Muara Enim, Kecamatan Ujan Mas Desa Guci, Pinang Belarik, Tanjung Raman, Kecamatan Lembak Desa Talang Nangka, Kecamatan Rambang Dangku Desa Banu Ayu, Kecamatan Lubai Desa Pagar Agung, Kecamatan Sungai Rotan Desa Suka Cinta, Kecamatan Gelumbang Desa Segayam dan Kecamatan Muara Belida Desa Gedung Buruk. b. Power Threser sebanyak 7 unit yang dialokasikan di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Semende Darat Tengah Desa Tanjung Raya dan Batu Surau, Kecamatan Semende Darat Laut Desa Perapau dan Muara Dua, Kecamatan Tanjung Agung Desa Bedegung, Suka Raja dan Lesung Batu c. Pompa air sebanyak 5 unit yang dialokasikan di 4 Kecamatan Semende Darat Ulu Desa Tanjung Tiga dan Desa Pajar Bulan, Kecamatan Ujan Mas Desa Pinang Belarik, Kecamatan Lembak Desa Talang Nangka, dan Kecamatan Gelumbang Desa Segayam. - Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian Dialokasikan anggaran sebesar RP. 759.234.500,- untuk membiayai pembelian : a. Alat Penggiling Padi RMU sebanyak 4 unit yang dialokasikan di Desa Tanjung Karangan Kecamatan Tanjung Agung, Desa Gunung Agung Kecamatan Semende Darat Tengah, Desa Tanjung Baru dan Desa PatraTani Kecamatan Muara Belida masing-masing sebanyak 1 unit, b. Terpal jemur sebanyak 100 lembar yang dialokasikan di 7 kecamatan yaitu Kecamatan Semende Darat Tengah, Tanjung LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 100 Agung, Ujan Mas, Lembak, Lubai dan Muara Belida. Grafik III Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Muara Enim Tahun 2011, 2012 dan 2013 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 2011 2012 2013 Produksi Padi ton Luas Panen Produksi

b. Jagung

Pada tabel 1 diatas, produksi jagung tahun 2012 sebanyak 2.399,59 sedangkan untuk tahun 2013 sebanyak 2.405,26 ton. Hal ini berarti ada peningkatan produksi sebesar 5,67 ton dari tahun sebelumnya. Peningkatan produksi jagung ini karena adanya dukungan program dan kegiatan sebagai berikut : Dana APBN Untuk kegiatan pengembangan komoditi jagung yang dana bersumber dari APBN berupa SL-PTT Komoditas Jagung seluas 1.000 ha tidak dapat terlaksana dikarenakan benih bersubsidi tidak tersedia dari PSO Public Servic Obligation yang ditunjuk. Namun untuk kegiatan pengadaan benih jagung untuk pendampingan kegiatan SL- PTT Jagung tahun 2014 seluas 750 ha akan diadakan pengadaan benihnya yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Muara Enim. Dana APBD Untuk kegiatan pengembangan komoditi jagung yang dana bersumber dari APBD berupa kegiatan Pengembangan Cadangan Pangan Daerah dialokasikan dana sebesar Rp. 901.858.000,- dengan realisasi sebasar Rp. 812.853.700,- atau setara dengan 90,13 persen LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 101 untuk membiayai pengembangan : a. Jagung Hibrida seluas 107 Ha yang dialokasikan di Desa Rekimai Jaya kecamatan Semende Darat Tengah, Desa Menanti Selatan Kecamatan Kelekar, Desa siku, Muara Niru, Baturaja Kecamatan Rambang Dangku b. Jagung Manis seluas 50 H yang dialokasikan di Desa Muara Dua Kecamatan Semende Darat Laut, selanjutnya Desa Datar Lebar, Desa Tanjung Tiga dan Desa Segamit Kecamatan Semende Darat Ulu, Desa Tebing Abang Kecamatan Semende Darat Tengah, serta Desa Kuripan Selatan dan Pangkalan Babat Kecamatan Rambang Dangku.

c. Kedelai

Pada tabel 1 diatas, produksi kedelei tahun 2012 sebanyak 773,25 ton sedangkan untuk tahun 2013 sebanyak 194,42 ton. Hal ini berarti terjadi penurunan produksi sebesar 578,83 ton dari tahun sebelumnya. Adapun program dan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan komoditi kedelei adalah sebagai berikut : Dana APBN Untuk kegiatan pengembangan komoditi kedelei yang dana bersumber dari APBN berupa Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Pada kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi dengan Pagu Anggaran sebesar Rp.486.750.000,- yang terdiri dari kegiatan SLPTT komoditas aneka kacang dan umbi sebesar Rp. 460.850.000,- bansos kepada masyarakat Rp. 458.150.000,- seluas 500 Ha dan kegiatan laporan pelaksanaan SLPTT sebesar Rp.25.900.000,- tidak dapat terealisasi, hal ini disebabkan belanja bantuan sosial kepada masyarakat tidak dapat direalisasikan karena benih kedelai bersubsidi tidak tersedia dari PSO Public Service Obligation yang ditunjuk oleh pemerintah. LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 102 Namun untuk kegiatan pengadaan benih kedelei untuk pendampingan kegiatan SL-PTT kedelei tahun 2014 seluas 250 ha akan diadakan pengadaan benihnya yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Muara Enim. Dana APBD Untuk kegiatan pengembangan komoditi jagung yang dana bersumber dari APBD berupa kegiatan Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering dialokasikan anggaran sebesar Rp.298.780.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 290.775.000,- atau setara dengan 97,32 persen untuk membiayai pengembangan komoditi Kacang Kedelai sebanyak 1.600 kg untuk 40 ha yang dialokasikan di Desa Pandan dan Desa Sedupi kecamatan Tanah Abang masing- masing seluas 20 Ha 800 Kg.

1.2 Karet, Kelapa Sawit, Kopi A. Peningkatan produktivitas tanaman perkebunan

1. Program Peningkatan Produktivitas Tanaman Perkebunan : Dari beberapa kegiatan pada sub sektor perkebunan yang merupakan sub sektor unggulan Kabupaten Muara Enim adalah komoditas tanaman karet, kelapa sawit dan kopi yang tergambar pada tabel berikut ini : Tabel 2 Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Karet, Kelapa Sawit dan Kopi Di Kabupaten Muara Enim Tahun 2011 sd 2013 No KOMODITI Luas Areal Ha Produksi Ton 2011 2012 2013 2011 2012 2013 1 Karet 220.256 220.256 220.256 399.680 399.680 399.831 2 Kelapa sawit 25.107 25.107 25.107 421.040 421.040 421.240 3 Kopi 23.501 23.501 23.501 25.132 25.132 25.139 Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 103

a. Komoditi Karet :

Pada tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa produksi karet pada tahun 2012 sebanyak 399.680 Ton dengan persentase 1,08 sedangkan untuk Tahun 2013 sebanyak 399.831 Ton dengan persentase 1,09 dengan luas areal yang sama, terdapat peningkatan produksi yang signifikan yaitu 0.01 dari tahun 2012, ini dikarenakan meningkatnya program peremajaan kebun karet

b. Komoditi Kelapa Sawit :

Pada tabel diatas, produksi kelapa sawit pada tahun 2012 sebanyak 421.040 ton dengan luas areal perkebunan 25.107 Ha sedangkan untuk tahun 2013 sebanyak 421.240 ton, adanya peningkatan produktivitas komoditi kelapa sawit yaitu sebesar 0,01 dari tahun 2012. Peningkatan produktivitas kelapa sawit dikarenakan adanya kegiatan peremajaan lahan.

c. Komoditi Kopi :

Pada tabel diatas, untuk produksi kopi pada tahun 2012 mencapai 25.132 ton dengan areal seluas 23.501 Ha dengan persentase sebesar 1,08, sedangkan pada tahun 2013 mencapai 25.139 ton dengan persentase sebesar 1,09. Adanya peningkatan produksi kopi dikarenakan pada tahun 2013 prioritas kegiatan pada peningkatan produktivitas komiditi tanaman kopi. 2. Program Peningkatan Pemasaran HasilProduksi Pertanian Perkebunan : Program yang dilaksanakan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi PertanianPerkebunan dengan kegiatan Promosi atas hasil produksi pertanianperkebunan unggulan daerah dialokasikan anggaran sebesar Rp. 301.818.000,- terealisasi Rp.284.524.200,- atau 94,27, yang digunakan untuk membiayai Promosi Atas Hasil Produksi Perkebunan, baik tingkat regional maupun nasional. Kegiatan promosi yang diikuti pada tahun 2013 yaitu Pameran Agro and Food di Jakarta pada bulan April 2013, Pekan Daerah Di Kabupaten Lahat LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 104 pada bulan April 2013, Pameran South Sumatera di Palembang pada bulan Mei 2013, Belitung Fair di Kabupaten Belitung pada bulan Juni 2013, Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia di Provinsi Sumatera Barat pada bulan Oktober 2013, dan Pameran Muara Enim Expo di Kabupaten Muara Enim pada bulan November 2013 . Peningkatan pembangunan perkebunan Program yang dilaksanakan adalah Program Peningkatan Produksi PertanianPerkebunan dengan kegiatan penyediaan sarana produksi pertanian perkebunan dengan alokasi anggaran tahun 2013 sebesar Rp. 958.746.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 931.238.500,- atau 97,13. Kegiatan yang dilaksanakan untuk peningkatan produksi pertanian perkebunan yaitu: 1. Pembuatan jalan produksi di desa Tapus Kecamatan Lembak sepanjang 2 KM; 2. Pembuatan jalan produksi di desa Muara Emil Kecamatan Tanjung Agung sepanjang 2 KM; Peningkatan pengembangan hasil unggul perkebunan. Program yang dilaksanakan adalah Program Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan dengan kegiatan Pengembangan Bibit Unggul Pertanian Perkebunan dialokasikan anggaran sebesar Rp.3.597.576.000,- terealisasi Rp.3.196.966.250,- atau 88,86 untuk membiayai : A. Pemeliharaan pembibitan karet lanjutan seluas 10 Ha di Desa Lembak Kecamatan Lembak; B. Pemeliharaan pembibitan karet lanjutan seluas 5 Ha menjadi 4 Ha di Desa Pagar Gunung Kecamatan Lubai 1 Ha, Desa Palempang Kecamatan Kelekar 2 Ha, dan Desa Air Itam Kecamatan Penukal 1 Ha. C. Pebuatan pembibitan karet 20 Ha lanjutan di Desa Lembak Kecamatan Lembak 10Ha dan Desa Lubuk Enau Kecamatan Lembak 10 Ha LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 105 D. Pembuatan pembibitan karet desa seluas 10 Ha menjadi 8 Ha lanjutan di Desa Air Itam Kecamatan Penukal 1 Ha, Desa Karta Mulya Kecamatan Gelumbang 1 Ha, Desa Prabumenang Kecamatan Lubai 1 Ha, Desa Lembak Kecamatan Lembak 1 Ha, Desa Talang Ubi selatan Kecamatan Talang Ubi 1Ha, Desa Harapan Jaya Kecamatan Tanah Abang 1Ha Desa Suka Jadi Kecamatan Sungai Rotan 0,5 Ha, Desa Raja Kecamatan Tanah Abang 0,5 Ha, Desa Ujan Mas Lama Kecamatan Ujan Mas 1 Ha. E. Pemeliharaan kebun entres karet 4 Ha d Desa Tanjung Terang Kecamatan Gunung Megang; F. Pemeliharaan peremajaan kopi seluas 50 Ha di Desa Tanjung Agung Kecamatan Semendo Darat Ulu seluas 25 Ha dan di Desa Muara Dua Kecamatan Semendo Darat Ulu seluas 25 Ha; G. Pembuatan pembibitan kopi di Desa Lubuk Enau Kecamatan Lembak seluas 1 Ha; H. Pemeliharaan demplot peremajaan kopi di desa Babatan Kecamatan Semendo Darat Laut seluas 3 Ha; I. Pembuatan pembibitan kakao di Desa Lubuk Enau Kecamatan Lembak seluas 1 Ha; J. Peremajaan karet 159 Ha di Desa Pagar Agung Kecamatan Semendo Darat Laut seluas 75 Ha, Desa Tanjung Karangan Kecamatan Tanjung Agung seluas 25 Ha, Desa Lebak Budi Kecamatan Tanjung Agung seluas 25 Ha, Desa Tanjung Agung seluas 25 Ha, dan Desa Paya Bakal Kecamatan Gelumbang seluas 9 Ha. K. Peremajaan kebun kopi seluas 60 Ha, di Desa Datar Lebar Kecamatan Semendo Darat Ulu seluas 30 Ha dan Desa Cahaya Alam Kecamatan Semendo Darat Laut seluas 30 Ha.

B. Penyelenggaraan Tugas Pembantuan a.