Variabel input Fungsi keanggotaan fuzzy menggunakan two point crossover

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan Penulis membangun program pembangkit fungsi keanggotaan fuzzy menggunakan

Algoritma Genetika dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Studio 2010. Pada penelitian ini, akan ditampilkan hasil fungsi keanggotaan yang dibangkitkan dengan menggunakan algoritma genetika dengan mengamati perbedaan fungsi keanggotaan yang dibangkitkan dengan menggunakan perkawinan metode crossover two point dan crossover min max aritmatika. Adapun uji coba yang dilakukan menggunakan komputer dengan spesifikasi hardware sebagai berikut : 1. Prosesor Dual Core 1.86 GHz 2. RAM, 2 GB 3. Aplikasi Visual Studio 2010 4. OS Win XP

4.2 Hasil Uji Coba Pembangkit fungsi keanggotaan fuzzy menggunakan algoritma genetika pada tahapan

proses penyelesaiannya terdiri dari beberapa tahapan dan salah satunya yaitu perkawinan, pada system ini terdiri dari 2 metode perkawinan yaitu two point crossover dan min-max aritmatika crossover. Pada hasil uji coba akan ditampilkan hasil fungsi keanggotaan yang terbentuk dengan menggunakan kedua metode tersebut dengan menggunakan input data sama yaitu terdiri dari 4 variabel, variabel produktifitas 20-70, hubungan sosial 30-90, aksessibilitas 45-85 dan keterisoalasian 12-80.

4.2.1 Variabel input

Berikut ini adalah nilai yang disetting pada aplikasi tahap awal yaitu nilai alpha, E koefisien mutasi sedangkan input variabel terdiri dari data yang dibangkitkan secara acak: Universita Sumatera Utara E = 6 Derajat Keanggotaan = 0,1 - 0,9 Jumlah data = 30 Data Uji coba : Bilangan random : Variabel Produktifitas = 23, 29, 26, 50, 53, 33, 60, 62,67, 73, 43, 70, 43, 44, 55, 56, 60,61, 33 , 34, 47,48, 50, 53, 35, 38, 37, 55, 56, 67 Variabel Hubungan Sosial = 30, 34, 38, 43, 32, 89, 88, 56, 60, 90, 88, 87, 70, 76, 75, 74, 73, 60, 62, 63, 65, 78, 90, 56,60,56,67,78,89,80,70 Variabel Aksesibilitas = 40, 55, 56, 76, 80, 78, 67, 76, 46, 83, 78, 68, 58, 48, 82, 65, 67, 68, 45, 48, 46, 56, 55 , 54, 52, 53, 50, 60, 77, 78 Variabel keterisolasian = 12, 20, 22, 21, 45, 56, 43, 44, 56, 67, 65, 78, 77, 75, 74, 34, 45, 33, 45, 55, 67, 34, 32, 35, 67, 46, 67, 43, 46, 47 Kemudian masing-masing variabel melewati tahap pra proses yaitu pembentukan grafik segitiga, yang mana dalam pembentukan grafik segitiga melewati tahap pembentukan interval grafik dan pembentukan daerah batasan . Hasil tahap pra proses dapat dilihat digambar 4.1 berikut ini : Universita Sumatera Utara Gambar 4.1 Pembentukan grafik segitiga Pada gambar grafik segitiga terlihat bahwa hubungan sosial dan keterisolasian terbagi menjadi 4 daerah lingustik sedangkan variabel produktifitas dan aksesibilitas terbagi menjadi 3 bagian lingustik dalam bentuk segitiga, selanjutnya dilakukan proses pembentukan grafik fungsi keanggotaan dengan menggunakan algoritma genetika.

4.2.2 Fungsi keanggotaan fuzzy menggunakan two point crossover

Pada tahap proses di inputkan nilai mutasi dan nilai alpha target kemudian inputkan jumlah itrasi yang akan dilakukan, berikut adalah nilai yang diinputkan pada tahap proses yaitu : Alpha =0,2 dan Mutasi E = 5 Pada tahap pertama dilakukan pembentukan grafik fungsi keanggotaan dengan membangkitkan fungsi keanggotaan pada 50 generasi kemudian akan dibandingkan dengan membangkitkan fungsi keanggotaan pada generasi yang ke 100. Universita Sumatera Utara Berikut merupakan hasil pengujian diambil pada Generasi ke-1 Tabel 4.1 Kromosom dan nilai Fitness pada generasi ke-1 Populasi 1 Variabel Produktifitas Nilai Fitness C1 = 11,5,11,5,34,5,11, Fitnes = 2,42 C2 = 57,15,56,27,24,3, Fitnes = -1,73 C3 = 28,21,28,28,12,36, Fitnes = -0,84 C4 = 52,13,43,2,29,33, Fitnes = -1,21 C5 = 49,4,43,36,29,6, Fitnes = -1,05 C6 = 30,5,40,19,1,45, Fitnes = -1,52 C7 = 53,17,14,11,4,47, Fitnes = -2,59 C8 = 7,1,18,40,35,14, Fitnes = 1,47 C9 = 44,36,56,37,34,12, Fitnes = -0,53 C10 = 44,10,44,48,3,12, Fitnes = -2,16 Max Fitnes = 2,42 Populasi 2 Hubungan Sosial Nilai Fitness C1=13,5,13,5,40,5,13,5,67 Fitnes = 6,45 C2 = 89,34,70,81,89,31,33,14, Fitnes = -4,49 C3 = 33,66,54,86,36,66,13,87, Fitnes = -1,6 C4 = 86,45,24,14,44,45,80,83, Fitnes = -0,48 C5 = 13,82,47,46,54,79,2,8, Fitnes = -0,88 C6 = 23,3,23,66,5,24,7,92, Fitnes = -1,28 C7 = 31,43,84,5,5,4,24,83, Fitnes = -0,56 C8 = 6,77,24,26,53,84,69,43, Fitnes = 5,06 C9 = 47,81,67,7,78,81,53,47, Fitnes = 0,48 C10 = 64,45,63,33,42,40,81,62, Fitnes = 1,36 Tabel 4.1 Kromosom dan nilai Fitness pada generasi ke-1 lanjutan Populasi 3Aksesibilitas Nilai Fitness C1 = 13,5,13,5,40,5,13,5 Fitnes = 2,7 C2 = 27,18,55,0,39,54, Fitnes = 0,6 C3 = 56,6,41,42,28,51, Fitnes = -1,4 C4 = 39,50,35,23,20,53, Fitnes = -0,95 C5 = 13,12,36,0,10,32, Fitnes = -0,15 C6 = 60,26,25,38,25,61, Fitnes = -1,75 Universita Sumatera Utara C7 = 29,43,65,40,59,20, Fitnes = 1,5 C8 = 5,49,59,48,2,42, Fitnes = -0,15 C9 = 31,14,30,55,62,64, Fitnes = 1,55 C10 = 65,22,3,45,15,46, Fitnes = -2,5 Max Fitnes = 2,7 Populasi 4 Keterisolasian Nilai Fitness C1 = 13,13,39,13,65,13,91,13, Fitnes = 6,9 C2 = 11,36,11,31,11,17,38,23, Fitnes = 2,4 C3 = 65,64,17,71,72,90,78,20, Fitnes = 1,16 C4 = 23,51,82,44,13,82,49,85, Fitnes = 2,31 C5 = 2,5,42,39,54,3,77,68, Fitnes = 6,67 C6 = 37,25,42,43,15,67,54,62, Fitnes = 1,51 C7 = 26,71,82,68,1,59,2,84, Fitnes = -2,13 C8 = 7,67,6,44,70,67,48,20, Fitnes = 3,64 C9 = 77,17,28,5,65,89,59,61, Fitnes = -1,6 C10 = 78,39,34,46,47,34,4,47, Fitnes = -6,56 Max Fitnes = 6,9 Tabel diatas merupakan representasi kromosom grafik fungsi segitiga yang kemudian dibangkitkan sebanyak 10 set kromosom yang baru secara acak, Kemudian kromosom tersebut dihitung nilai fitnessnya, untuk kemudian dipilih berdasarkan ranking nilai fitness yang tertinggi dan akan dilakukan cross over. Selanjutnya setelah melewati proses cross over dan mutasi maka akan menghasilkan grafik fungsi keanggotaan sebagai berikut :

a. Crossover two point 50 generasi.