commit to user
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen Isjoni 2009:15. Menurut Slavin 2008: 4 pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam
metode pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerja sama siswa dalam kelompok. Siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang dimiliki dan dapat mengatasai kesenjangan dalam pemahaman di antara siswa.
Lie 2000 menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan, pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau
sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan Isjoni, 2009: 23.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen itu adalah: saling
ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial
yang secara sengaja diajarkan Sugiyanto, 2008: 38. Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar
kelompok. Ada prinsip dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya
dengan pembelajaran biasa. Lie 2008: 31 mengemukakan bahwa untuk
mencapai hasil yang maksimal, terdapat lima prinsip pembelajaran kooperatif
commit to user
yang harus diterapkan yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar
anggota, dan evaluasi proses kelompok. Trianto 2007: 49-51 mengemukakan bahwa terdapat empat pendekatan
yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
diantaranya yaitu STAD Student Teams Achievement Divisions, Jigsaw, Investigasi Kelompok Teams Games Tournaments atau TGT, dan pendekatan
struktural yang meliputi Think Pair Share TPS dan Numbered Head Together NHT. Perbedaan empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif tersebut
dapat dilihat pada Tabel 1.
commit to user
Tabel 1. Perbedaan Empat Model Pembelajaran Kooperatif
STAD Jigsaw
Investigasi Kelompok
Pendekatan Struktural
Tujuan Kognitif
Informasi akademik
sederhana Informasi
akademik sederhana
Informasi akademik tingkat
tinggi dan keterampilan
inkuiri Informasi
akademik sederhana
Tujuan sosial Kerja kelompok dan kerjasama
Kerja kelompok dan
kerjasama Kerjasama dalam
kelompok kompleks
Informasi akademik
sederhana Struktur tim
Kelompok belajar heterogen
dengan 4 -5 orang anggota
Kelompok belajar
heterogen dengan 5-6
orang anggota menggunakan
pola kelompok ‘asal’ dan
kelompok ‘ahli’
Kelompok belajar heterogen dengan
5-6 anggota homogen
Bervariasi, berdua, bertiga
atau 4-6 anggota
kelompok
Pemilihan topik
Biasanya guru Biasanya guru
Biasanya siswa Biasanya guru
Tugas utama Siswa dapat
menggunakan lembar kegiatan
dan saling membantu untuk
menuntaskan materi belajarnya
Siswa mempelajari
materi dalam kelompok
‘ahli’ kemudian
membantu anggota
kelompok asal dalam
mempelajari materi itu
Siswa menyelesaiakan
inkuiri kompleks Siswa
mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan secara sosial
dan kognitif
Penilaian Tes mingguan
Bervariasi, dapat berupa
tes mingguan Menyelesaikan
proyek dan menulis laporan,
dapat menggunakan tes
essay Bervariasi
Pengakuan Lembar
pengetahuan dan publikasi lainnya
Publikasi lain Lembar pengakuan
dan publikasi lainnya
Bervariasi
commit to user
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode pembelajaran lain, diantaranya adalah: meningkatkan
kesetiakawanan, saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, memudahkan penyesuaian diri, menghilangkan sifat egois, rasa saling percaya,
meningkatkan kemampuan memandang masalah, meningkatkan menggunakan ide, meningkatkan kegemaran berteman Sugiyanto, 2008: 41-42 .
2. Pembelajaran Kooperatif