commit to user
9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Kebijakan Publik Di Bidang Perbankan
a. Ruang Lingkup Kebijakan Publik di Bidang Perbankan
Belum terdapat pembagian ruang lingkup kebijakan perbankan secara pasti, namun secara garis besar, kebijakan di bidang perbankan
meliputi sebagai berikut: 1 Stabilitas Perbankan Nasional
Terdapat beberapa faktor yang diperlukan untuk terciptanya stabilitas sistem perbankan nasional, yakni
8
: a Lembaga keuangan yang dikelola secara sehat dan efisien
b Pengawasan yang baik dan dapat mencegah terjadinya keguncangan dan kehancuran lembaga keuangan.
c Sistem pembayaran yang andal d Mempunyai kelengkapan kelembagaan keuangan semacam
financial safety net e Mempunyai bank sentral yang independen, yang tugas dan
wewenangnya bebas intervensi dari pemerintah, lembaga politik, dan kekuatan modal swasta.
8
Krisna Wijaya, Analisis Kebijakan Perbankan Nasional, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta. 2010. Hal xiii-xiv.
commit to user
10
2 Masalah Pengaturan Suku Bunga
9
Akhirnya telah dihasilkan kesepakatan mengenai penurunan suku bunga antara 15 bank beberapa waktu yang lalu. Pada intinya,
mereka bersepakat bahwa untuk sementara pemberian suku bunga untuk deposito dibatasi maksimum sampai dengan 8 . Alasan
kesepakatan tersebut didasari atas kepentingan bersama utamanya untuk menghindari persaingan yang tidak sehat.
3 Jejaring Pengaman dan Prinsip Kehati-hatian
10
a Penjaminan Simpanan Sesuai mandat UU No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
Penjamin Simpanan LPS, terhitung mulai tanggal 22 Maret 2007, julmah
maksimum simpanan
yang dijamin
hanya Rp
100.000.000,00 per nasabahbank. Penerapan kebijakan tersebut didasari pertimbangan bahwa tujuan dari pendirian sebuah
lembaga penjamin deposit insurance corporation adalah untuk melindungi sebagian besar penyimpan.
Pengertian dari “sebagian besar penyimpan“ yang dianut berdasarkan UU LPS adalah atas dasar kepemilikan simpanan
masyarakat yang terbesar porsinya. Kepemilikan tersebut adalah berdasarkan jumlah rekening yang ada dalam sistem perbankan.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh LPS, jumlah penyimpan yang meiliki simpanan sampai dengan Rp
100.000.000,00 adalah 98,26 untuk bank umum dan 99,02
9
Krisna Wijaya, Analisis Kebijakan Perbankan Nasional, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta. 2010. Hal 94.
10
Ibid ., Hal 140.
commit to user
11
untuk bank perkreditan rakyat BPR. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penjaminan yang dilakukan oleh LPS telah
memenuhi atas keberpihakan kepada penyimpan terbesar. b Prinsip Kehati-hatian
Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Undang-undang Perbankan, Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya
berdasarkan prinsip atas asas demokrasi ekonomi dengan menggunakan
prinsip kehati-hatian.
Prinsip kehati-hatian
perbankan merupakan prinsip yang diterapkan bank dalam menjalankan kegiatan usahanya agar senantiasa sesuai dengan
ketentuan-ketentuan perbankan yang berlaku guna menghindari penyimpangan praktik perbankan yang tidak sehat dan untuk
meminimalisasi kerugian yang terjadi pada bank. Misalnya, tentang prinsip kehati-hatian dalam perkreditan,
antara lain tentang jumlah maksimum fasilitas kredit yang dapat diberikan dikaitkan dengan jumlah keseluruhan kredit bank dalam
kaitannya dengan KPPM, kaitannya dengan BMPK dan tata cara penilaian Kualitas Aktiva Produktif.
b. Peranan Regulasi Dalam Penyelesaian Krisis Perbankan