Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

commit to user 28

B. Kerangka Berpikir

Sesuai judul penelitian ini, yaitu “Zending : Kristenisasi di Margorejo Kecamatan Dukuh Seti, Kabupaten Pati Pada Tahun 1852- 1942”, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut: Keterangan: Agama Kristen pertama kali masuk ke Indonesia di bawa oleh orang-orang Nestorian, namun sejak beberapa abad sejak kedatangannya segera mengalami penurunan dan akhirnya agama tersebut hilang akibat berbagai hambatan yang terjadi pada masa itu. Agama Kristen masuk kembali ke nusantara dibawa oleh misionaris Katolik dari Portugis. Seiring dengan perkembangan jaman, kolonialisme Belanda berkuasa di Indonesia, dan melakukan tindakan represif terhadap perkembangan Agama Kristen Katolik. Agama yang diijinkan untuk berkembang adalah Agama Kristen Protestan. Perlindungan dan ijin mengembangkan Agama Kristen Protestan dilakukan oleh Belanda dengan membuat peraturan resmi mengenai pelaksanaan penyebaran agama yakni dengan Staatblad Van Netherland Indie 1854. Peraturan tersebut mengatur, mengawasi dan memberikan perlindungan pada Zending untuk mengadakan Kristenisasi di Hindia Belanda. Kolonialisme Staatbladen Van Netherlandsch Indie 1854 Kristenisasi Sekolah Zending Desa Margorejo Rumah Sakit Gereja commit to user 29 Peraturan tersebut didukung oleh perkembangan Zending di luar negeri, yang nantinya mengirimkan utusan-utusannya untuk melaksanakan misi penyebaran Agama Kristen Protestan di Hindia Belanda. Kegiatan Zending di Hindia Belanda dapat berjalan lancar karena dukungan dan perlindungan dari Pemerintah Hindia Belanda. Melalui para zendeling yang bekerja di Hindia Belanda untuk menyebarkan Agama Kristen Protestan, maka dapat dikatakan bahwa proses Kristenisasi di Indonesia dimulai sejak itu. Usaha Kristenisasi yang berkembang melibatkan lebih banyak zendeling, baik oleh lembaga pekabaran Injil resmi utusan pemerintah maupun yang berdiri secara mandiri. Kristenisasi di Hindia Belanda mulai berkembang dan menyebar ke wilayah yang lebih luas, bahkan di daerah pedalaman. Salah satu wilayah Kristenisasi adalah Kabupaten Pati. Usaha pertama yang dilakukan oleh Zending untuk melaksanakan misinya adalah dengan mendirikan sekolah-sekolah bagi pribumi. Usaha mendirikan sekolah ini berjalan dengan baik sehingga menghasilkan para petobat baru untuk masuk Agama Kristen Protestan. Semakin hari pekerjaan para Zending membuahkan hasil yang baik, sehingga jemaat yang dibina menjadi semakin banyak. Oleh karena berbagai pertimbangan, maka dicetuskanlah ide untuk membuat sebuah tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan semua jemaat hasil penginjilan. Pada tanggal 3 Januari 1881, Pieter Jansz selaku penaggung jawab kegiatan Zending di daerah Muria, mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk menyewa sebuah tanah di kawasan Desa Puncel, di Distrik Margotahu. Enam bulan kemudian berdasarkan persetujuan Gubernur tertanggal 13 Agustus 1881 no. 29 keluarlah besluit no. 37 tertanggal 21 September 1881, disusul dengan surat tanda hak akte nomor 5 tertanggal 13 November 1881 yang isinya menyetujui permohonan Pieter jansz untuk membuka tanah sewa jangka panjang di tempat yang di kehendaki. Desa persil khusus untu jemaat binaan Zending tersebut dinamakan Desa Margorejo. Di desa inilah Zending dapat membina dan mengembangkan jemaat binaannya dengan baik. Sekolah-sekolah yang mereka dirikan dapat berkembang commit to user 30 dengan baik. Untuk menunjang kegiatan penginjilan dan pemeliharaan jemaat, didirikanlah poliklinik dan rumah sakit untuk melayani kesehatan para jemaat. Di desa inilah Zending yang dipimpin oleh Pieter Jansz dapat mengadakan baptisan pertama dan membentuk suatu komunitas Kristen. Dalam perkembangannya, jemaat tersebut terus berkembang baik dalam hal jumlah maupun kualitas iman mereka, sehingga suatu saat menjadi jemaat dan gereja yang berdiri sendiri, lepas dari naungan Zending Belanda tersebut. commit to user 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN