Variabel Penelitian Populasi dan Sampel Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING CWPT TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3. 1. Kerangka Eksperimen Adapun langkah-langkah metode kuasi eksperimen adalah sebagai berikut: 1 Mengujikan soal pre test kepada peserta didik di kelas treatment dan kelas kontrol. 2 Hasil dari pre test dari kelas treatment dan kelas kontrol diujikan dengan uji beda yaitu uji-t. untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan yang signifikan. 3 Setelah teruji kelas treatment dan kelas kontrol memiliki tidak memiliki perbedaan, maka dilakukan proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran masing-masing kelas. Bila hasil tes uji beda menyatakan ada perbedaan maka eksperimen tidak bisa dilanjutkan. 4 Setelah kelas treatment dan kelas kontrol diberikan perlakuan metode pembelajaran. Langkah selanjutnya melakukan mengujikan post test. 5 Hasil dari post test kelas treatment dan kelas kontrol diujikan kembali dengan pengujian uji beda uji-t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan. 6 Selanjutnya melakukan uji beda antara hasil pre-test dengan post post pada masing-masing kelas. 7 Selanjutnya melakukan perhitungan skor gain pre test dan post test pada masing-masing kelas. 8 Langkah terakhir, hasil perhitungan gain di kelas eksperimen dan kelas kontrol diujikan dengan uji beda untuk mengetahui bahwa proses bermakna secara signifikan dapat tidaknya meningkatkan hasil belajar.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu varibel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode Classwide Peer Tutoring , sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik ranah kognitif. Adapun objek yang diteliti adalah peserta didik Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung. Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING CWPT TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen diberikan treatment dengan Metode CWPT, sedangkan kelas kontrol dengan Metode RPT. Selanjutnya hasil belajar peserta didik antara ke dua kelas tersebut dibandingkan.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X Program Studi Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung, yaitu Kelas X AP 1, X AP 2, X AP 3. Sedangkan sampel yang digunakan adalah Kelas X AP 1 dengan Kelas X AP 2. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik nonprobability, yaitu berdasarkan pertimbangan peneliti. Adapun alasan peneliti memilih Kelas X AP 1 dan Kelas X AP 2 karena kedua kelas diampu oleh guru yang sama, yaitu Ibu Mitya.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data untuk mendukung penelitiannya. Dalam memilih teknik pengumpulan data tentu saja disesuaikan dengan jenis penelitian yang dipilih digunakan. Dalam rangka mengumpulan data, peneliti dapat menggunakan metode non tes dan tes. Adapun dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan metode non tes berupa wawancara dan metode tes untuk mengumpulkan data.

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Menurut Gulo 2002:123 instrument penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode tes dan non tes. Instrumen untuk metode non tes wawancara adalah pedoman wawancara yang terdiri dari tujuh pertanyaan yang Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING CWPT TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diajukan kepada peserta didik. Sedangkan intrumen penelitian yang peneliti gunakan untuk metode tes adalah instrumen berbentuk tes. Menurut Bruce Djaali dan Muljono, 2007:6 menyatakan bahwa: Tes dapat digunakan untuk mengukur banyaknya pengetahuan yang diperloleh individu dari bahan pelajaran yang terbatas pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang banyak dipergunakan dalam dunia pendidikan. Instrumen tes dibuat setelah peneliti mempelajari terlebih dahulu Kompetensi Dasar Menjelaskan Tentang Komunikasi Lisan. Dalam penelitian, peneliti membuat instrument tes berupa soal dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 40 soal. Setelah instrument tes dibuat, kemudian instrumen tes tersebut di uji coba terhadap peserta didik Kelas X di SMK Profita Bandung untuk mengetahui apakah intrumen tersebut layak digunakan sebagai alat pengambilan data. Setelah diketahui bahwa instrument tes tersebut layak untuk digunakan, maka instrument tes tersebut diberikan kepada peserta didik kelas X dikelas kontrol dan kelas eksperimen. Berupa tes awal pretest dan tes akhir postest. Di bawah ini merupakan langkah-langkah untuk menganalisis instrumen berbentuk tes:

3.4.1.1 Uji Validitas Instrumen

Instrument yang akan digunakan untuk penelitian terlebih dahulu harus melalui tahap diuji validitas, agar instrument dapat mengukur sesuai dengan kenyataannya atau mengukur yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono 2004:109 suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat mengukut apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas yang dilakukan peneliti diuji dengan bantuan software Microsoft Excel 2010 dan nilai validitas instrumen menggunakan koefsien Product Moment dari Person. Di bawah ini merupakan rumus dari perhitungan koefsien Product Moment: � = n ∑ xy − ∑ x . ∑ y √{n. ∑ x − ∑ x }. {n. ∑ y − ∑ y } Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING CWPT TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Uno 2012:108 Keterangan : � : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dan variabel yang dikorelasikan x : Skors tiap items x y : Skors tiap items y N : Jumlah responden uji coba Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka nilai � dibandingkan dengan nilai � �� . Nilai � �� diperoleh dari tabel statistika Critical Value of The r Product Moment dengan harga r pada taraf signifikan ∝ = 95 dan taraf kebebasan db=n-2. Suatu butir soal dikatakan valid jika � � �� .

3.4.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Sugiyono 2013:364 menyatakan bahwa suatu data dinyatakan reliable apabila:i dua peneliti atau lebih dalam obyek yang sama, ii atau peneliti yang sama dalam waktu yang berbeda, iii atau sekelompok data bila dipecah ketiga- tiganya akan menghasilkan data yang sama. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Semiawan 2010:136 menyatakan bahwa “Reliabilitas menunjuk kepada tingkat konsistensi bila penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti yang lain atau oleh p eneliti yang sama tapi tempat yang berbeda.“ Peneliti menggunakan rumus koefisien alpha α dari cronbach untuk menguji reliabilitas instrumen. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: � = [ � � − ] [ − ∑ � � ] Sumber: Somantri Muhidin, 2011:48 Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING CWPT TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan : : Realibilitas tes secara keseluruhan k : Jumlah butir instrumen ∑ σ b : Jumlah varians butir σ t : Varians total

3.4.1.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Tingkat kesukaran soal dapat dilihat dari jawaban yang diberikan oleh peserta didik pada setiap soal. Dari jawaban tesebut, pendidik dapat melihat apakah suatu soal termasuk kedalam kategori mudah, sedang, ataupun sulit. Adapaun untuk menguji tingkat kesukaran instrumen peneliti menggunakan rumus dibawah ini: P = � � Sumber: Arikunto 2006:100 Keterangan : P : Indeks Kesukaran B : Banyak peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar Js : jumlah seluruh peserta didik peserta tes Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan mudah, sedang, atau sukar, peneliti menggunakan kriteria yang tercantum pada Tabel 3.2. Tabel 3. 1. Tingkat Kesukaran No. Rentang Nilai tingkat kesukaran Klasifikasi 1 0,70-1,00 Mudah 2 0,30-0,70 Sedang 3 0,00-0,30 Sukar Sumber: Arikunto2006:100 Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING CWPT TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.1.4 Daya Pembeda Instrumen

Berdasarkan perhitungan daya pembeda instrument atau soal, pendidik dapat mengukur kemampuan peserta didik. Sehingga nantinya, pendidik dapat mengetahui mana peserta didik yang berkemampuan tinggi dan mana saja peserta didik yang berkemampuan rendah. Adapaun untuk mengetahui daya pembeda peneliti menggunakan rumus sebagai berikut: D = � � + � � = � − � � Sumber: Arikunto 2006:100 Keterangan : D : Daya pembeda � : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar � : Hanyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar � : Hanyaknya peserta kelompok atas � : Banyaknya peserta kelompok bawah � : Proporsi kelompok atas yang menjawab benar � � : Proporsi kelompok bawah yang menjawab salah Tabel 3. 2. Klasifikasi Daya Pembeda No Rentang Nilai D Klasifikasi 1 0,00-0,19 Jelek 2 0,20-0,39 Cukup 3 0,40-0,69 Baik 4 0,70-1,00 Baik Sekali 5 Negatif Tidak Baik Sumber: Arikunto 2001:218 Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING CWPT TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA: Studi Kuasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Tentang Komunikasi Kantor Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Program Keahlian Administrasi Per

0 0 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE LEARNING TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI : Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK W

0 0 59

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK DENGAN ADVANCE ORGANIZER DALAM RANGKA MENCAPAI HASIL BELAJAR KEARSIPAN : Studi pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Sistem Kearsipan di Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandu

0 0 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Sangkuriang 1 Cimahi Tahun

0 2 51

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK : Studi Quasi Eksperimen Pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen dan Dokumentasi Kearsipan Di Kelas X Program Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Kota

0 1 70

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 201

0 1 53

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas XI di SMK Pasundan 1 Bandung Tahun A

0 2 55

PENGGUNAAN METODE SIMULASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASIBELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR: Studi Kuasi Eksperimen Pada Kompetensi Dasar Melakukan Penggandaan Dokumen Kelas X Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi Tahun Ajaran 2

0 0 51

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung)

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung)

1 2 13