1
Adhi Octarini Hasanah, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS
KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Menurut Wahyana dalam Trianto, 2010, hlm. 136 menyatakan bahwa
“IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam.” Dalam proses pembelajaran, pengembangan potensi-potensi siswa
harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, salah satunya dalam pembelajaran IPA. Pendidikan IPA di sekolah dasar sangatlah penting
untuk kemajuan bangsa dan perlu diajarkan sejak usia sekolah dasar. Proses pembelajaran IPA di sekolah dasar lebih menekankan pada
pengalaman belajar untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar dan berorientasi pada siswa. Oleh karena itu mata
pelajaran IPA dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan, diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitarnya. Mata pelajaran IPA di SDMI bertujuan “agar peserta
didik memiliki kemampuan dalam mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi
antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.” Mulyasa 2008, hlm. 111.
Mulyasa 2008, hlm. 111 menyatakan bahwa “Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah scientific inquiry untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.” Dalam
hal ini, pembelajaran IPA dengan menggunakan model inkuiri sangat cocok dikarenakan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan
berpusat pada siswa student centered juga diikutsertakan dalam setiap pembelajaran.
Adhi Octarini Hasanah, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS
KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Barlia 2009, hlm. 27 menyatakan bahwa “Penerapan inkuiri di
dalam kurikulum bertujuan agar peserta didik terbiasa mengerjakan sesuatu atas dasar pengetahuan ilmiah dan dengan cara-
cara ilmiah.” Sehingga dapat menjadi petunjuk bagi mereka di dalam berinteraksi
dengan lingkungan alamiah dan dengan yang lainnya. Inkuiri merupakan salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh dan
dikenal dengan nama belajar penemuan oleh Jerome Bruner 1966. “Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian
pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasi
l yang paling baik” Dahar 2011, hlm. 80. Hasil observasi dilapangan pada tanggal 25 Februari 2015 di SD
Dalembalar 2 menunjukkan masih banyak pelaksanaan pembelajaran IPA yang berpusat kepada guru dan lebih cenderung pada metode ceramah,
sehingga siswa beranggapan bahwa IPA merupakan pelajaran yang kurang menarik dan dalam proses pembelajaran siswa tidak menemukan sendiri
konsep awal pada materi yang sedang diajarkan, serta guru kurang mempersiapkan pembelajaran dengan baik, khususnya pada materi gerak
benda guru kurang memberikan percobaan-percobaan pada materi tersebut, sehingga siswa mengalami kesulitan ketika diberikan tes awal
dan hasilnya masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 63. Hal ini dikarenakan siswa tidak memahami secara detail proses dari gerak
benda tersebut. Seharusnya dalam hal ini, guru menganalisi terlebih dahulu materi yang akan disampaikan pada buku teks siswa, membuat desain
pembelajaran yang menarik, serta memikirkan bagaimana respon siswa ketika materi gerak benda diajarkan. Adapun dalam kurikulum KTSP
standar kompetensi pada Bab Energi dan Perubahannya, di kelas III semester 2 adalah memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya
dengan energi dan sumber energi. Sedangkan kompetensi dasar yang harus ditempuh peserta didik adalah menyimpulkan hasil pengamatan bahwa
gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran.
Adhi Octarini Hasanah, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS
KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk menganalisis dua buku teks yang dijadikan perbandingan. Buku pertama yang digunakan adalah buku
teks Bse kelas III semester 2 dengan judul “Ilmu Pengetahuan Alam dan
Lingkunganku”. Dalam buku teks tersebut, peneliti menemukan beberapa kesulitan yaitu dalam penjelasan tentang gerak benda hanya dipaparkan
sedikit dan gambar yang diberikan tidak begitu jelas. Sehingga membuat siswa kebingungan. Lain halnya pada bagian faktor-faktor yang
mempengaruhi gerak benda hanya diberikan percobaannya saja tanpa diberikan penjelasan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gerak
benda. Selanjutnya buku kedua yang berjudul “Sains Untuk Sekolah Dasar
Kelas III” pengarang Hartono pada materi gerak benda di semester 2, dikarenakan terdapat beberapa hal kesulitan dalam buku teks tersebut,
peneliti tidak menemukan penjelasan atau pengertian untuk mengawali gerak bendanya terlebih dahulu.
Maka atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan model pembelajaran inkuiri dalam studi Implementasi DDR Didactictical
Design Research dalam Penelitian Tindakan Kelas PTK dengan judul penelitian
“Desain Pembelajaran Gerak Benda Berbasis Model Inkuiri Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas III Sekolah
Dasar ”
B. Rumusan Masalah