Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Pengetahuan

Sebuah penelitian dari Pakistan menyatakan bahwa terbukti edukasi yang baik dapat mengubah perilaku penderita DM dan akan dapat mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga penderita tersebut dapat hidup lebih berkualitas Upadhyay, 2007. Dari fakta tersebut dapat timbul suatu pertanyaan, bagaimana gambaran pengetahuan penderita DM tipe 2 terhadap penyakit DM tipe 2 di Indonesia khususnya di Medan. Sampai saat ini belum terdapat data-data yang menggambarkan sejauh mana pengetahuan penderita DM tipe 2 terhadap penyakit dan pengeloaan DM tipe 2. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan penderita DM tipe 2 terhadap penyakit dan pengeloaan DM tipe 2 di Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah bagi peneliti adalah bagaimana gambaran pengetahuan penderita DM tipe 2 terhadap penyakit dan pengelolaan DM tipe 2 ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan penderita DM tipe 2 terhadap penyakit dan pengelolaan DM tipe 2

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengetahuan penderita DM tipe 2 tersebut termasuk kategori baik, sedang atau kurang. 2. Mengetahui distribusi proporsi pengetahuan penderita DM berdasarkan sosiodemografi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan riwayat penyakit DM-nya lama menderita DM dan KGD pertama terdiagnosa DM Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai: 1. Memberikan informasi bagi institusi kesehatan dan lembaga-lembaga perkumpulan penderita DM tentang gambaran pengetahuan penderita DM tipe 2 terhadap penyakit yang dideritanya serta pengelolaannya. 2. Memberikan masukan kepada dokter dalam hal penambahan edukasi pada penderita DM tipe 2. 3. Memberikan kontribusi bagi para tenaga kesehatan dalam hal menyusun perencanaan upaya kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas penanganan terhadap penderita diabetes sehingga nantinya akan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. 4. Dapat menjadi data sekunder untuk penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil ingin tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indra penglihatan, oendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni Notoatmodjo, 2007 : a. Kesadaran awareness, keadaan saat orang tersebut menyadari atau mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek. b. Merasa tertarik interest terhadap stimulus atau objek tersebut. Dalam hal ini sikap subjek sudah mulai terbentuk. c. Menimbang-nimbang evaluation terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Uji coba trial, keadaan saat subjek mulai mencoba melakukan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adopsi adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Roger menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long lasting. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut tidak akan berlangsung lama Notoatmodjo, 2007. Universitas Sumatera Utara Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni Notoatmodjo, 2007: 1. Tahu know Tahu merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap suatu yang spesfik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu ‘tahu’ ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan. 2. Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tenteng objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah pahamterhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi lain. 4. Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan. 5. Sintesis synthesis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemapuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Universitas Sumatera Utara Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas Notoatmojo, 2007. 2.2. Diabetes Melitus Tipe 2 DM Tipe 2 2.2.1. Definisi