BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Apendisitis akut merupakan keadaan yang sering terjadi dan membutuhkan operasi kegawatan perut pada anak. Diagnosis apendisitis akut sulit
pada anak, tetapi dapat memberikan angka perforata 30-60. Lima puluh persen anak dengan apendisitis perforata diketahui oleh dokter sebelum didiagnosis.
Risiko untuk perforata terbanyak pada umur 1-4 tahun 70-75 dan terendah pada remaja 30-40 Hartman, 2000.
Individu memiliki risiko sekitar 7 untuk apendisitis selama hidup mereka. Insidensi apendisitis akut di negara maju lebih tinggi daripada di negara
berkembang. Walaupun alasan untuk perbedaan ini tidak diketahui, faktor risiko yang potensial adalah diet rendah serat dan tinggi gula, riwayat keluarga, serta
infeksi Mazziotti, 2008. Sekitar 80.000 anak pernah menderita apendisitis di Amerika Serikat
setiap tahun, di mana terjadi 4 per 1000 anak di bawah 14 tahun. Kejadian apendisitis meningkat dengan bertambahnya umur, memuncak pada remaja, dan
jarang terjadi pada anak kurang dari 1 tahun Hartman, 2000. Berdasarkan World Health Organization 2002, angka mortalitas akibat
apendisitis adalah 21.000 jiwa, di mana populasi laki-laki lebih banyak dibangdingkan perempuan. Angka mortalitas apendisitis sekitar 12.000 jiwa pada
laki-laki dan pada perempuan sekitar 10.000 jiwa. Menurut Craig 2010, apendisitis perforata sering terjadi pada umur di
bawah 18 tahun ataupun di atas 50 tahun. Insidensi apendisitis pada laki-laki lebih besar 1,4 kali dari perempuan. Rasio laki-laki dan wanita sekitar 2:1.
Apendisitis akut merupakan infeksi bakteria. Banyak hal dapat sebagai faktor pencetusnya, diantaranya sumbatan lumen apendiks, hiperplasia jaringan
limf, fekalit faex = tinja, lithos = batu, tumor apendiks, dan berupa erosi mukosa oleh cacing askaris dan E.histolytica. Penelitian epidemiologi menunjukkan peran
Universitas Sumatera Utara
kebiasaan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi menaikkan tekanan intrasekal, menyebabkan sumbatan
fungsional apendiks, dan meningkatkan pertumbuhan flora kolon. Semuanya ini akan mempermudah timbulnya apendisitis akut Pieter, 2005.
Untuk kejadian apendisitis di Indonesia khususnya di Medan, penulis tidak menemui referensi valid yang menyatakan jumlah maupun perbandingan
penderita apendisitis, terkhusus apendsitis perforata di kelompok umur 0 tahun sampai 14 tahun.
1.2. Rumusan Masalah