Komplikasi Prognosis Prognosis baik bila dilakukan diagnosis dini sebelum ruptur, dan diberi

Massa apendiks terjadi bila terjadi apendisitis gangrenosa atau mikroperforata ditutupi atau dibungkus oleh omentum dan atau lekuk usus halus. Pada massa periapendikular yang pendidingannya belum sempurna, dapat terjadi penyebaran pus keseluruh rongga peritoneum jika perforata diikuti peritonitis purulenta generalisata. Oleh karena itu, massa periapendikular yang masih bebas disarankan segera dioperasi untuk mencegah penyulit tersebut. Selain itu, operasi lebih mudah. Pada anak, dipersiapkan untuk operasi dalam waktu 2-3 hari saja. Bila sudah tidak ada demam, massa periapendikular hilang, dan leukosit normal, penderita boleh pulang dan apendiktomi elektif dapat dikerjakan 2-3 bulan kemudian agar perdarahan akibat perlengketan dapat ditekan sekecil mungkin. Bila terjadi perforata, akan terbentuk abses apendiks. Hal ini ditandai dengan kenaikan suhu dan frekuensi nadi, bertambahnya nyeri, dan teraba pembengkakan massa, serta bertambahnya angka leukosit Pieter, 2005. Terapi sementara untuk 8-12 minggu adalah konservatif saja. Pada anak kecil, wanita hamil, dan penderita umur lanjut, jika secara konservatif tidak membaik atau berkembang menjadi abses, dianjurkan operasi secepatnya Pieter, 2005.

2.3.8. Komplikasi

Komplikasi apendisitis terjadi pada 25-30 anak dengan apendisitis, terutama komplikasi yang dengan perforata Hartman, 2000. Menurut Smeltzer dan Bare 2002, komplikasi potensial setelah apendiktomi antara lain: 1. Peritonitis Observasi terhadap nyeri tekan abdomen, demam, muntah, kekakuan abdomen, dan takikardia. Lakukan penghisapan nasogastrik konstan. Perbaiki dehidrasi sesuai program. Berikan preparat antibiotik sesuai program. 2. Abses pelvis atau lumbal Evaluasi adanya anoreksi, menggigil, demam, dan diaforesis. Observasi adanya diare, yang dapat menunjukkan abses pelvis, siapkan pasien untuk pemeriksaan rektal. Siapkan pasien untuk prosedur drainase operatif. Universitas Sumatera Utara 3. Abses Subfrenik abses dibawah diafragma Kaji pasien terhadap adanya menggigil, demam, diaforesis. Siapkan untuk pemeriksaan sinar-x. Siapkan drainase bedah terhadap abses. 4. Ileus Kaji bising usus. Lakukan intubasi dan pengisapan nasogastrik. Ganti cairan dan elektrolit dengan rute intravena sesuai program. Siapkan untuk pembedahan, bila diagnosis ileus mekanis ditegakkan.

2.3.9. Prognosis Prognosis baik bila dilakukan diagnosis dini sebelum ruptur, dan diberi

antibiotik yang lebih baik. Apendisitis akut tanpa perforata memiliki mortalitas sekitar 0,1, dan mencapai 15 pada orang tua dengan perforata. Umumnya, mortalitas berhubungan dengan sepsis, emboli paru, ataupun aspirasi Schwartz, 2000. Universitas Sumatera Utara Kejadian Apendisitis perforata pada Anak umur 0 – 14 tahun BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2. Defenisi Operasional

Sesuai dengan kerangka penelitian, maka yang menjadi definisi operasional sebagai berikut : a. Apendisitis perforata merupakan peradangan dinding apendiks yang disertai perforata. Informasi mengenai hal ini diperoleh dari penjelasan pada rekam medis penderita yang didiagnosis apendisitis perforata. b. Gambaran merupakan hal – hal yang berkaitan dengan penyebab pelaksanaan suatu kejadian. Informasi mengenai hal ini dapat diperoleh dari penjelasan pada rekam medis. c. Karakteristik penderita dapat menjadi salah satu gambaran terjadinya apendisitis perforata. Pada penelitian ini, karakteristik penderita berupa umur dan jenis kelamin. Karakteristik penderita didapat dari data rekam medis penderita apendisitis perforata. Gambaran: 1. Berdasarkan karakteristik 2. Berdasarkan manifestasi klinis 3. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium 4. Berdasarkan pemeriksaan radiologi Universitas Sumatera Utara