Melaksanakan pengawasan terhadap masyarakat. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

16. Bagaimana koordinasi yang dilakukan untuk pembinaan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban ? Jawab : “kalau untuk penentuan dengan dinas mana berkoordinasi, itu ditentukan dari Perda. Sudah ada memang aturannya. Contohnya saat menertibkan PKL, diperlukan lah koordinasi dari Polisi, dalam hal ini bantuan dari Polisi diperlukan untuk mencegah dan menghambat terjadinya bentrok saat anggota Satpol-PP melakukan penertiban. Contoh lainnya, bantuan dari Dinas Tata Ruang dan lingkungan mengenai bangunan-bangunan yang tidak memiliki IMB izin mendirikan bangunan.” 17. Menurut bapak, dengan adanya koordinasi dengan dinas-dinas lain maka pembinaan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban lebih cepat tercapai atau malah mengahambat prosesnya? Jawab : “ya tentu saja sangat membantu, seperti yang sudah jelaskan tadi.” 18. Jadi upaya apa yang tepat untuk menertibkan Pkl ini , Pak ? Jawab : “upaya yang tepat untuk mengatasinya yaitu dengan melakukan kerjasama antara pemerintah dengan dinas-dinas terkait, selain itu kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat juga penting sekali. Selain menjalin hubungan kerjasama, seharusnya dibuat sosialisasi terhadap masyarakat.”

6. Melaksanakan pengawasan terhadap masyarakat.

Untuk mengawasi tindakan masyarakat yang melanggar Peraturan Daerah. Maka peneliti mengajukan pertanyaan kepada Bapak Julham Situmorang dengan pertanyaan: 19. Bagaimana tindakan pengawasan yang sudah dilakukan oleh anggota Satpol- PP dalam mengawasi tindakan masyarakat yang melanggar Perda ? Jawab : “contoh tindaan pengawasan yang dilakukan oleh Satpol-PP adalah kasus masyarakat yang mendirikan bangunan dilahan yang seharusnya masyarakat gunakan sebagai jalan,oleh sebab itu, bangunan ini menggangu jalan masyarakat didaerah itu. Dalam hal ini Satpol-PP juga berkoordinasi dengan Dinas Tata Ruang dan Lingkungan dalam masalah IMB.” 20. Bagaimana prosedur SOP standar operasional kerja dari Satpol-PP dalam melakukan penertiban ? Jawab : “prosedur kerja dari Satpol- PP yang pertama diawali dengan peringatan lisan, kedua yaitu memberikan tegoran I jika langkah pertama tidak berhasil, ketiga yaitu memberikan tegoran II dan setelah seminggu setelah teguran II tidak berhasil juga, maka Satpol-PP akan membongkar sendiri selama 3x24 jam.” 21. Jadi penilaian Bapak sendiri terhadap kinerja dari anggota Satpol terutama dalam menertibkan pedagang kaki lima bagaimana Pak ? Jawab :“menurut saya belum mencapai 100. Karena memang kita memiliki banyak kekurangan. Walaupunsetiap hari seluruh anggota bekerja, tetapi dikarenakan prasarana dan jumlah personil yang belum memadai serta kesadaran dari masyarakat yang masih rendah, inilah mengakibatkan kinerja dari anggota Satpol-PP belum efektif.”

7. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kantor Satpol-PP menjalanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota dan tetap didasarkan oleh tugas dan fungsinya. Maka peneliti mengajukan pertanyaan kepada Bapak Drs. Julham Situmorang dengan pertanyaan : 22. Apa Tugas lain yang dimaksud itu yang bagaimana , Pak ? Jawab : ”tugas lain itu merupakan tugas yang diberikan oleh walikota, maksudnya tugas diluar dari tugas dari Satpol-PP yang semestinya. Akan tetapi tidak menyalahi dari tugas dan tanggung jawab dari Satpol-PP. ” 23. Seperti apa prosedurnya , Pak ? Jawab : “kalau prosedurnya yang pertama seali pastilah dari atasan, yaitu Walikota, kemudian diturunkan ke Sekda, selanjutnya kepada Assisten I assisten adm.pemerintah dan kesejahteraan rakyat, dan kemudian sampailah kepada kantor Satpol-PP” 24. Salah satu tugas lain yang sudah pernah diterima oleh Kantor Satpol-PP apa , Pak ? Jawab : ”Tugas lain yang pernah kami jalankan terakhir kali kurang lebih lima tahun yang lalu sewaktu Walikota yang sebelumnya. Tugas lain yang pernah dilaksanakan yaitu pada saat permasalahan pemindahan sekolah SMAN.4 Pematangsiantar. Pada saat itu Bapak Walikota menugaskan kantor Satpol-PP untuk melakukan penjagaan di malam hari karena pada saat itu terjadi bentrok.” B. Hasil wawancara dengan Kepala dan Anggota Seksi Operasional dan Penertiban Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Satpol-PP 1. Melaksanakan tugas operasional sesuai pedoman dan petunjuk teknisoperasional penertiban Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota. Sebagai seksi operasional dan penertiban, maka anggota Satpol-PP yang termasuk dalam seksi ini bertugas untuk melaksanakn tugas-tugas sebagaimana yang sudah seharusnya dilaksanakan sebagai anggota seksi operasional dan penertiban. Maka peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Operasional dan Penertiban yaitu Bapak A.Sinaga dan dua orang anggota dari seksi Operasional dan Penertiban, yaitu Bapak Silalahi dan Bapak Simamora dengan pertanyaan : 1. Apa saja yang menjadi tugas pokok dari Satpol-PP ? Jawab : “yang pertama pengamanan unjuk rasa, kedua penertiban pedagang kaki lima pkl,ketiga penjaman objek vital,keempat penagamanan acara-acara event tertentu,kelima pengamanan dan pengawalan. Dan kelima program inilah yang menjadi tugas pokok bagi bidang operasional dan penertiban” Pertanyaan yang serupa juga peneliti tanyakan kepada Bapak Silalahi : “Ya, ada lima yang menjadi program dari seksi operasional dan penertiban ini, yaitu penertiban pkl, penertiban unjuk rasa, pengamanan gedung-gedungrumah dinas, pengamanan keramaian saat ada acara besar di kota Pematangsiantar, pengamanan dan pengawalan WalikotaSekda” Begitu juga dengan Bapak Simamora yang menjadi salah satu anggota dari seksi operasional dan penertiban ini : “penegakan dan pengawasan Perda, penjagaan keamanan dan ketertiban masyarakat, pengawalan pejabat, pengamanan asset daerah.” 2. Pada saat kapan dilakukan penyusunan dari program kegiatan dan kerja dari Kantor Satpol PP ? Jawab : “biasanya penyusunan program kegiatan dilakukan bulan agustus atau oktober. Kegiatan untuk tahun depan,biasanya disusun pada tahun ini.” Pertanyaan yang sama juga peneliti tanyakan kepada Bapak Silalahi : “bulan agustus, kadang bulan oktober. Rencana kerja untuk tahun depan,disusun di tahun ini ” Begitu juga dengan Bapak Simamora yang menjadi salah satu anggota dari seksi operasional dan penertiban ini : “akhir tahun, yaitu dibulan agustus atau oktober” 3. Jadi bagaimana untuk prosedur kerja kelapangan ? Jawab : “prosedurnya diawali dengan perintah tugas dari atasan, dan bagian tata usaha akan mengeluarkan surat perintah kerja kepada bagian operasional dan penertiban.” Pertanyaan yang sama juga peneliti tanyakan kepada Bapak Silalahi : “dari atasan,kemudian pengeluaran surat perintah tugas, setelah itulah boleh terjun kelapangan.” Begitu juga dengan Bapak Simamora yang merupakan anggota dari seksi operasional dan penertiban ini : “harus dimulai dari perintah atasan, dan setelah surat perintah keluar, barulah anggota boleh terjun kelapangan” 4. Kalau untuk Pasar Dwikora kapan terakhir dilakukan penertiban ? Jawab : “awal tahun 2014” Pertanyaan yang sama juga peneliti tanyakan kepada Bapak Silalahi : “awal tahun 2014 terakhir kali dilakukan penertiban di Pasar Dwikora” Begitu juga dengan Bapak Simamora yang merupakan anggota dari seksi operasional dan penertiban ini : “kalau tidak salah pada akhir tahun 2014, dan di tahun 2015 ini belum ada dilakukan ” 2. Mengawasi pelaksanaan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Peraturan Perundang-undangan lainnya. Seksi Operasional dan Penertiban bertugas untuk mengawasi pelaksanan dari Perda, Peraturan Walikota dan Peraturan perundang-undangan lainnya. Maka peneliti mengajukan pertanyaan dengan pertanyaan : 5. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan ? Jawab : “bentuk pengawasan dan pengamanan dilakukan dengan cara kekeluargaan, yaitu tanpa tindakan anarkis. Oleh sebab itu, tempat yang dilarang untuk digunakan berdagang dijaga terlebih dahulu sebelum PKL menempati tempat ini untuk dijadikan tempat berjualan. Satpol-PP menjaga ketertiban dan kebersihan, sementara dalam mengamankan PKL tidak terlepas dari masalah HAM. Oleh karenanya anggota Satpol-PP sering mengalami dilemma.” Pertanyaan yang sama juga peneliti tanyakan kepada Bapak Silalahi : “dalam melakukan pengawasan, diharapkan adanya kerjasama dengan dinas-dinas yang lain. Karena hanya Satpol-PP saja yang bekerja tanpa adanya kerjasama dari dinas-dinas lain, masalah PKL ini tidak akan tuntas.” Begitu juga dengan Bapak Simamora yang merupakan anggota seksi operasional dan penertiban : “contohnya ada pedagang yang membangun tempat dagangannya ditempat yang tidak seharusnya. Maka anggota Satpol-PP harus terlebih dahulu melakukan tindakan kekeluargaan, hal ini diharapkan untuk menjauhi segala bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi. Dan Satpol-PP menghindarkan segala bentuk tidak anarkis.” 6. Seperti apa standar operasional kerja SOP penertiban ? Jawab : “untuk SOP nya diawali dengan kalau ada sesuatu yang menyalahi, maka dilakukan pendekatan secara lisan kepada PKL tersebut, yaitu pendekatan secara kekeluargaan, kalau hal ini tidak berjalan dengan baik maka masuklah Tegoran I untuk membongkar sendiri, yang kedua kalau tidak dilaksanakan dalam tempo seminggu maka dikeluarkan tegoran II dan isinya tetap untuk membongkar sendiri, selanjutnya minimal tujuh hari maka diberikan tegoran keIII agar mereka membongkar sendiri, kalau tetap tidak dibongkar,maka Satpol-PP akan membongkar 3x24 jam.” Pertanyaan yang sama juga peneliti tanyakan kepada Bapak Silalahi : “kalau untuk SOP pembongkaran bangunan, Satpol hanya sebagai pengeksekusi, yang memegang tim yaitu Dinas Tata Ruang dan LingkunganTarukim. Dan dalam hal ini Satpol hanya bisa menerima perintah dar dinas terkait, setelah itu dibuat suatu tim,maka Satpol hanya sebagian dari tim. Oleh sebab itu, Satpol tidak dapat langsung melakukan pembongkaran bangunan sebelum ada perintah dari Tarukim.” Begitu juga dengan Bapak Simamora yang merupakan anggota seksi operasional dan penertiban : “prosedur Sop ini yang pertama diawali dengan pendekatan secara kekeluargaan, kalau cara ini tidak berhasil maka dikeluarkan surat peringatan I, jika tidak berhasil maka dikeluarkan peringatan II, dan kalau hal itu tidak berhasil maka dikeluarkan surat peringatan III, yaitu untuk membongkar selama 3x24 jam.” 7. Berapa jumlah anggota yang dibutuhkan untuk terjun langsung kelapangan ? Jawab : “tergantung jenis kegiatannya. Kalau kegiatan dalam jangkauan besar, maka dibutuhkan banyak anggota Satpol. Dan kalau jangkauan yang besar,maka seluruh anggota diturunkan kelapangan. Kecuali Seksi TU dan Seksi Pengawalan. Karena kedua seksi ini sudah berbeda tugasnya.” Pertanyaan yang sama juga peneliti tanyakan kepada Bapak Silalahi : “biasanya sekitar 15-20 orang yang ditugaskan.” Begitu juga dengan Bapak Simamora yang merupakan anggota seksi operasional dan penertiban : “tergantung jenis kegiatan nya. Kalau kegiatan yang besar maka banyak jugalah jumlah anggota yang dibutuhkan, kalau kegiatan yang skala kecil, maka jumlah anggota yang dibutuhkan juga sedikit dan tergantung tingkat keramaian dari kegiatan tersebut.” 8. Bagaimana tanggapan anda terhadap kinerja Satpol-PP dalam menertibkan pedagang kaki lima ini ? Jawab : “jelas masih kurang efektif dikarenakan masih banyak kendala yang dihadapi seperti yang saya jelaskan tadi.” Pertanyaan yang sama juga peneliti tanyakan kepada Bapak Silalahi : “masih mencapai 80-90 persen saja” Begitu juga dengan Bapak Simamora yang merupakan anggota seksi operasional dan penertiban : “kurang efektif karena dalam menertibkan PKL masih banyak kendala yang dihadapi, kendalanya yang pertama masih adanya campur tangan dari pejabat daerah, adanya bantuan-bantuan dari preman setempat, selanjutnya kendala dana, sarana yang masih minim di kantor Satpol-PP,seringkali terjadi keributan saat dilakukan penertiban, tingkat kesadaran dari PKL masih kurang karena para pedagang egois, maksudnya mengesampingkan Perda demi kepentingan diri sendiri, masalah dilema yang dihadapi oleh anggota Satpol-PP yang terkadang tidak tega untuk memaksa tertib para PKL.”

3. Menyusun rencana dan program kegiatan pembinaan ketentraman dan ketertiban.