menjadi objek penelitian dan menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun
fenomena tertentu bungin, 2007:68. Arikunto 2000:2008 menyatakan bahwa “penelitian deskriptif
merupakan penelitian non hipotesis dalam langkah penelitian ini tidak perlu merumuskan hipotesis”. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, artinya hasil
penelitian dirumuskan setelah semua data dianalisis. Pendekatan deskriptif digunakan dalam penelitian ini karena semata-mata hanya memberi gambaran
yang tepat dari pokok perhatian yaitu mendeskripsikan studi tentang balap liar di kalangan remaja.
Menurut Sutopo 2002:50-54, data yang diperlukan dalam penelitian kualitatif dapat diperoleh melalui narasumber informan, peristiwa atau aktivitas,
tempat atau lokaso, benda, beragam gambar dan rekaman, serta dokumen arsip. Adapun jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah narasumber
dan informan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian tentang “Balap Liar Di Kalangan Remaja Kota Medan”, di pilih berdasarkan tujuan dari penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan di
jalan gagak hitam ringroad Kecamatan Medan Selayang. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah dengan pertimbangan pertama, jarak tempuh rumah dan
tempat penelitian penulis sangat dekat sehingga mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data yang diinginkan dan peneliti cukup tahu kondisi balap liar di
ringroad. Kedua, peneliti ingin melihat atau mengkaji lebih dalam lagi tentang balap liar yang semakin banyak terjadi di kalangan remaja.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subyek penelitian. Salah satu ciri dan karakteristik dari penelitian sosial adalah
menggunakan apa yang disebut “unit of analisys”. Ada dua unit analisis penelitian ini yaitu joki dan mekanik.
Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan, sehingga mudah ditafsirkan Nasution, 2008:148. Adapun yang menjadi unit analisis dan objek
kajian dalam penelitian ini adalah remaja yang melakukan balap liar.
3.3.2 Informan
Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana langkah yang ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat
diperolehnya. Karena itu di dalam penelitian kualitatif yang paling penting adalah peneliti “menemukan” informan dan peneliti “mendapatkan” informan.
Menentukan informan bias dilakukan oleh peneliti apabila peneliti memahami masalah umum penelitian serta memahami pula anatomi masyarakat di mana
penelitian dilaksanakan. Namun apabila peneliti belum memahami anatomi masyarakat tempat penelitian, maka peneliti berupaya agar tetap mendapatkan
informan penelitian Bungin,2007:107. Berdasarkan dengan tujuan penelitian kualitatif, maka dalam prosedur
sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci key informan atau situasi sosial tertentu yang syarat yang syarat informasi sesuai
dengan fokus penelitian. Untuk memilih sampel lebih tepat dilakukan secara sengaja puposive sampling yang dimana jumlah sampel informan bias sedikit,
Universitas Sumatera Utara
juga bias banyak, terutama tergantung dari tepat atau tidaknya pemilihan informan dan kompleksitas dan keragaman yang diteliti bungin, 2007:53. Adapun yang
menjadi informan sebagai sumber informasi untuk memperoleh data dari penelitian ini adalah :
1. Remaja yang mengikuti balap liar dan hobi mengikuti balap liar
2. Orangtua dari anak yang mengikuti balap liar
3. Masyarakat di sekitar arena balap liar
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian melalui observasi dan wawancara. Oleh karena itu untuk
mendapatkan data primer dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara penelitian lapangan yaitu :
1. Observasi partisipan
Dalam observasi partisipan ini, peneliti adalah bagian dari keadaan alamiah, tempat dilakukannya observasi. Prosedur dapat
dikembangkan dalam beberapa cara. Seorang peneliti dapat menjadi anggota dari sebuah kelompok khusus atau organisasi dan menetapkan
untuk mengamati kelompok itu dengan menggunakan satu atau beberapa cara. Atau dapat pula peneliti melakukan kerja sama dengan
sebuah kelompok dalam tujuannya mengamati kelompok dengan beberapa cara. Tanpa melihat bagaimana peneliti bias menjadi bagian
dari lingkungannya, maka yang terpenting partisipan aktif sebagai bagian yang menyeluruh yang diperlukan dalam pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini Black, 2009:289. Adapun yang menjadi bahan observasi partisipan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung
kepada remaja yang melakukan balap liar. 2.
Wawancara mendalam Wawancara mendalam merupakan wawancara yang dilakukan secara
lebih dekat dengan responden agar peneliti dapat bekerja sama dengan baik dengan responden. Wawancara terhadap informan ditujukan
untuk memperoleh data dan informasi secara lengkap tentang balap liar di kalangan remaja.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Data ini diambil dari sumber lain atau instansi lain
yang berkaitan dengan penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaam dan pencatatan
dokumen, yaitu pengumpulan data yang berasal dari buku-buku yang sesuai dengan objek kajian penelitian serta materi-materi yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian. Dalam melaksanakan studi pustaka, peneliti melakukan
penelusuran sumber-sumber tulisan dari buku, majalah, dokumentasi, jurnal, peraturan-peraturan, sumber elektronik, sumber online, dan
sebagainya. Metode peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai teori-teori dan kajian yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Interprestasi Data
Interprestasi data merupakan suatu tahap pengolahan data, setelah data terkumpul dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar, foto, dan
sebagainya. Maka akan dilakukan pengolahan, analisis, dan penafsiran data yang diperlukan dari lapangan tadi berupa hasil observasi dan hasil
wawancara. Kemudian peneliti akan menyederhanakan dan mengedit agar lebih mudah dipahami. Data yang telah terkumpul kemudian akan disusun
lagi sedemikian rupa kemudian data tersebut akan diinterprestasikan secara kualitatif.
Hal ini dilakukan agar peneliti lebih jelas memperoleh hasil yang lebih mendalam dan meluas sesuai teori yang relevan. Pada akhirnya peneliti akan menyusun
sebagai laporan akhir penelitian ini. Proses ini sudah dilakukan sejak proposal penelitian dibuat, hingga akhir penelitian. Akan menjadi sebuah laporan penelitian
yang memiliki ciri kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1 Deskripsi Kecamatan Medan Selayang
Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di bagian Barat Daya Wilayah Kota Medan memiliki luas ±23,89 km² atau
4,38 dari seluruh luas wilayah Kota Medan dan berada pada ketinggian 26-50 meter diatas permukaan diatas laut. Kecamatan Medan Selayang merupakan
pecahan dari Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan. Sebelum menjadi kecamatan defenitif terlebih dahulu melalui proses
Kecamatan perwakilan sesuai dengan Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor: 138402K1991 tentang penetapan dan perubahan 10
sepuluh perwakilan kecamatan yang merupakan pemekaran wilayah Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan dengan nama “Perwakilan
Kecamatan Medan Selayang” dengan 5 kelurahan. Dan kantor masih menyewa bangunan rumah berukuran 6 x 12 m di jalan Kelurahan PB Selayang II.
Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 1991 tentang Pembentukan beberapa Kecamatan di Sumatera Utara
termasuk 8 delapan Kecamatan pemekaran di Kota Medan secara resmi Perwakilian Kecamatan Medan Selayang menjadi Kecamatan Definitif yaitu
Kecamatan Medan Selayang. Adapun kantornya telah menempati bangunan 396 m² dan dibangun atas bantuan partisipasi pihak ketigamasyarakat.
Universitas Sumatera Utara