BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian untuk bahan kajianasesmen ini dilaksanakan pada Bangunan Gedung Unit Gawat Darurat UGD dan Administrasi di Rumah Sakit Umum Daerah RSUD
Banyudono, Kabupaten Boyolali yang terletak di Jalan Raya Kartosuro-Boyolali KM.10, Desa Kuwiran, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali.
Sumber: www.boyolali.goi.id, 2009 Gambar 3.1. Peta Kabupaten Boyolali
Sumber: Survei Penelitian, 2009 Gambar 3.2. Lokasi Gedung UGD dan Administrasi
Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Banyudono, Kabupaten Boyolali
3.2. Data Umum Bangunan
a. Nama Bangunan : Gedung UGD dan Administrasi Rumah Sakit Umum
Daerah RSUD Banyudono, Kabupaten Boyolali 45
b. Alamat Lokasi : Jalan Raya Kartosuro-Boyolali KM.10, Desa Kuwiran,
Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali c. Fungsi
: Gedung Perkantoran dan UGD untuk Rumah Sakit d. Luas Bangunan
: 382 m2 e. Jumlah Lantai
: 2 dua lantai f. Tanah Dasar
: Tanah Keras g. Wilayah Gempa
: Wilayah 3 tiga h. Pemilik
: Badan Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Banyudono
g. Tahun Pembangunan : Lantai Satu dibangun tahun 2006
Lantai Dua dibangun tahun 2008 h. Perencana
: Lantai Satu oleh CV. Mandiri Cipta Yasa Lantai Dua oleh CV. Titis Engineering Consultant
3.3. Alur Penelitian
Tahapan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian lapangan dan pengujian di Laboratorium Bahan Bangunan Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan menggunakan standart pengujian menurut ASTM. Dalam rangka evaluasi kelaikan struktur bangunan Gedung UGD dan Administrasi di
Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Banyudono, Kabupaten Boyolali ini dilakukan beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Pengamatan secara visual Visual Check, baik dengan mata telanjang maupun dengan bantuan kamera dan pemeriksaaan kerusakaannya, khususnya retak-retak. Investigasi cacat
struktur yang lain seperti keropos, berlobang, mengelupas dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan terutama terhadap komponen yang berfungsi memikul beban-beban, baik beban
vertical maupun beban horizontal. Hasil dari kegiatan ini berupa penggambaran pola-pola keretakan pada elemen balok
struktur “Crack Pattern”. Selanjutnya gambar pola-pola keretakan ini dibahas lebih mendalam pada bab IV dan lampiran.
2. Pemeriksaan gambar-gambar yang ada. Dikarenakan pada kasus ini tidak ada dokumen “as built drawing” yang bisa didapatkan, maka digunakan gambar perencanaan untuk
dibandingkan dengan kondisi eksisting lapangan dan sebagai bahan masukaninput dalam evaluasi struktur.
3. Pengujian mutu bahan dengan cara non destructive test. Untuk pengujian beton digunakan alat Schmidt Rebound Hammer dan Ultrasonic Pulse Velocitymeter UPV. Pengujian
jumlah dan diameter baja tulangan terpasang dengan menggunakan alat Rebar Locator. Uji tarik baja tulangan terpasang dengan menggunakan Universal Testing Machine UTM
di laboratorium. Pengukuran lebar retak struktur beton dengan menggunakan alat microcrackmeter
. 4. Pengukuran geometri struktur bangunan dengan menggunakan alat Theodolith dan Water
pass . Kegiatan pengukuran ini berupa pengamatan atas dimensi struktur beton bertulang
yang terpasang dilapangan. Berkenaan tidak tersedia gambar kerja di lapangan, maka untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang kondisi eksisting struktur, dilakukan
pengukuran langsung dilapangan. Hasil dari kegiatan ini berupa hasil pengukuran secara kuantitatif nilai lendutan
maksimum elemen balok struktur yang ada Deflection Check dan Geodetic Data, berupa denah struktur, panjang bentang balok, , dimensi balok, dimensi kolom, deformasi elemen
kolom struktur terkait dengan tinggi antar tingkat story drift-nya dan nilai kerataan plat lantai dua.
Khusus untuk Geotechnic Data hanya diperoleh melalui studi wawancara dengan stakeholder yang terlibat dalam pengerjaan galian pondasi bangunan dan studi banding
hasil sondir dan pengujian tanah suatu kegiatan proyek yang masih berada dalam satu karakteristik lempeng tanah yang hampir sama dengan lokasi bangunan.
5. Analisis struktur dalam rangka evaluasi kelaikan struktur yang didasarkan pada ukuran dan kondisi eksisting yang ada, untuk mendapatkan gaya-gaya dalam akibat berbagai
kombinasi pembebanan. Alat yang digunakan adalah computer yang telah dilengkapi dengan software analisis struktur dalam bentuk program SAP2000.
Pada tahap kegiatan ini dilakukan analisis terhadap perencanaan mengacu pada gambar- gambar bestek perencanaan dan analisis terhadap pelaksanaan dikarenakan tidak
ditemukan adanya dokumen “as built drawing”, maka digunakan data condition drawing dan hasil data pengujian lapangan maupun laboratorium yang didapatkan pada tahapan
kegiatan sebelumnya. Dari hasil analisis struktur ini akan dilakukan control kekuatan elemen kolom, balok, dan
plat lantai yang berfungsi sebagai rangka pemikul beban-beban yang bekerja.
6. Rekomendasi penanganan agar bangunan secara structural bisa berfungsi dan bisa diteruskan pembangunan dan penggunaannya.
Untuk memudahkan dalam langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dibuat diagram alur penelitian sebagai berikut:
Mulai
Kunjungan Lapangan dan Pengamatan Visual
Pengumpulan Data I.
Field Investigation 1.1.
Visual Check 1.2.
Deflection Check 1.3.
Crack Pattern II.
Geotechnic Data III.
Material Quality IV.
Geodetic Data TØ WP
Preliminary Assessment
Data Gambar Data Bahan
Data Beban
Asesmen
Evaluasi Terhadap Perencanaan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan
Kesimpulan
Rekomendasi
Gambar 3.3. Diagram Alur Penelitian
3.4. Peralatan Penelitian