Kesimpulan Program KB .1 Sejarah Program KB di Indonesia

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari hasil penelitian mengenai pengaruh pengetahuan, pengalaman, nilai anak dan dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur PUS di Desa Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2013, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari 93 responden, sebanyak 64 responden 68,8 diketahui tidak menggunakan alat kontrasepsi dan 29 31,2 responden menggunakan alat kontrasepsi. 2. Hasil analisis regresi logistik berganda menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel nilai ekonomis anak dan dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi pada PUS. 3. Tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel pengetahuan dan pengalaman terhadap penggunaan alat kontrasepsi pada PUS.

6.2 Saran

1. Disarankan adanya penyuluhan bagi suami karena dukungan suami besar pengaruhnya terhadap penggunaan alat kontrasepsi melalui kegiatan rutin yang dilakukan seperti pengajian bapak-bapak setiap hari jumat yang dapat mengubah paradigma suami terhadap efek samping dari alat kontrasepsi. 2. Perlunya mengubah pola pikir masyarakat melalui pemberdayaan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam kegiatan rutin di masyarakat seperti Universitas Sumatera Utara pengajian ibu dan bapak serta pekan jumat dengan tujuan untuk memperbaiki pandangan masyarakat yang salah tentang nilai ekonomis anak, karena sebagian besar responden di Desa Secanggang masih memiliki anggapan bahwa anak adalah sumber utama pendapatan bagi keluarga sehingga setiap keluarga berusaha untuk memiliki anak yang banyak. 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang penggunaan alat kontrasepsi di Desa Secanggang dengan variabel yang belum diteliti pada penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program KB 2.1.1 Sejarah Program KB di Indonesia Sesungguhnya keluarga berencana bukanlah hal baru, karena menurut catatan- catatan dan tulisan-tulisan yang berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno, Tiongkok Kuno dan India, hal ini telah mulai dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi pada waktu itu cara-cara yang dipakai masih kuno dan primitif. Di Indonesia sejak zaman dahulu telah dipakai obat dan jamu yang dimaksudkan untuk mencegah kehamilan. Di Irian Jaya telah lama dikenal ramuan dari daunan yang khasiatnya dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat hindu Bali sejak dahulu hanya ada nama untuk empat orang anak, kemungkinan suatu cara ini untuk menganjurkan supaya pasangan suami istri mengatur kelahiran anaknya hanya sampai empat saja Arum, 2008. Di Indonesia keluarga berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat. Pada tanggal 23 Desember 1957 mereka mendirikan wadah dengan nama Perkumpulan Keluarga Berencana Nasional PKBI yang bergerak secara silent operation membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela, jadi di Indonesia PKBI adalah pelopor gerakan Keluarga Berencana Nasional. Untuk menunjang dalam rangka mencapai tujuan berdasarkan hasil penandatanganan Deklarasi Kependudukan PBB 1967 oleh beberapa Kepala Negara Universitas Sumatera Utara Indonesia, maka dibentuklah suatu lembaga program keluarga berencana dan di masukkan dalam program pemerintah berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 26 tahun 1968 yang dinamai Lembaga Keluarga Berencana Nasional LKBN sebagai lembaga semi pemerintah. Pada tahun 1970, LKBN ditingkatkan menjadi badan pemerintah melalui Keputusan Presiden No. 8 tahun 1970 dan diberi nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN yang bertanggung jawab kepada presiden dan bertugas mengkoordinasikan perencanaan dan pengawasan serta penilaian pelaksanaan program keluarga berencana Arum, 2008. BKKBN yang semula memiliki kepanjangan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional telah berubah namanya menjadi BkkbN Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional sesuai revisi Undang-Undang KB nomor 10 tahun 1992 menjadi Undang-Undang KB nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan keluarga. BkkbN di tingkat provinsi bernama BkkB provinsi dan di kabupatenkota bernama BkkbN daerah yang antara lain memiliki tugas dan wewenang dalam pengendalian penduduk, peningkatan kualitas dan mobilitas penduduk BkkbN, 2011.

2.1.2 Pengertian Program KB

Pengertian Keluarga Berencana KB menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah keluarga berencana merupakan upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan dan mengatur kehamilan melalui Universitas Sumatera Utara promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

2.1.3 Visi Program KB

Visi program KB Nasional adalah penduduk tumbuh seimbang tahun 2015. Visi tersebut mengacu kepada fokus pembangungan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN tahun 2005-2025 serta visi dan misi presiden yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJMN tahun 2010-2014 BkkbN, 2011.

2.1.4 Misi Program KB

Berdasarkan visi tersebut di atas, misi pembangunan kependudukan dan keluarga berencana diarahkan untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera BkkbN, 2011.

2.1.5 Tujuan Program KB

Ada 2 tujuan dalam Program KB Nasional, yaitu : 1. Mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional dan daerah yang berwawasan kependudukan. 2. Mewujudkan penduduk tumbuh seimbang melalui pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera BkkbN, 2011. Universitas Sumatera Utara

2.1.6 Sasaran KB Nasional Adapun yang menjadi sasaran gerakan KB adalah Pasangan usia subur PUS

yaitu pasangan suami istri yang hidup bersama dimana istrinya berusia 15-44 tahun yang harus dimotivasi terus-menerus, Non PUS anak sekolah, orang yang belum menikah, pasangan di atas 44 tahun, dan tokoh masyarakat, Institusional berbagai organisasi, lembaga masyarakat, pemerintah dan swasta. Dalam operasionalnya program Keluarga Berencana Nasional dapat dirumuskan dalam strategi yaitu : a. Mendorong pasangan usia subur PUS yaitu istri yang belum berusia 30 tahun dan anaknya baru satu orang agar merasa cukup memiliki 2 orang anak saja. b. Membantu PUS yang berusia lebih dari 30 tahun dan anaknya lebih dari tiga orang agar tidak menambah anak lagi Ritonga, 2003.

2.2 Kontrasepsi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Kondom dan Dukungan Sosial Terhadap Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan

1 68 145

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan Upaya Mengurangi Premenstrual Syndrome di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe Tahun 2013

1 92 159

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Yang Belum Menikah Tentang Tradisi Badapu Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2013

1 43 116

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA PASANGAN USIA SUBUR

0 5 19

Pengaruh Pengetahuan, Pengan, Nilai Anak dan Dukungan Suami Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 0 17

Pengaruh Pengetahuan, Pengan, Nilai Anak dan Dukungan Suami Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 0 2

Pengaruh Pengetahuan, Pengan, Nilai Anak dan Dukungan Suami Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 0 9

Pengaruh Pengetahuan, Pengan, Nilai Anak dan Dukungan Suami Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 0 16

Pengaruh Pengetahuan, Pengan, Nilai Anak dan Dukungan Suami Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 0 5

Pengaruh Pengetahuan, Pengan, Nilai Anak dan Dukungan Suami Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 0 21