BAB V PEMBAHASAN
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel nilai ekonomis anak dan dukungan
suami memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan alat kontrasepsi, sedangkan variabel pengetahuan dan pengalaman tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap penggunaan alat kontrasepsi di Desa Secanggang.
5.1 Variabel yang Memengaruhi Penggunaan Alat Kontrasepsi Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang
memengaruhi Pasangan Usia Subur PUS terhadap penggunaan alat kontrasepsi di Desa Secanggang yaitu variabel nilai anak dan dukungan suami.
5.1.1 Variabel Nilai Ekonomis Anak
Hasil uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel nilai ekonomis anak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan alat
kontrasepsi ρ=0,0010,05. Hal ini menunjukkan bahwa akan terjadi penurunan penggunaan alat kontrasepsi jika disertai dengan peningkatan nilai ekonomis anak.
Menurut Arnold dan Fawcett sebagaimana yang dikutip oleh Sulubara 2012, dengan memiliki anak, orang tua akan memperoleh hal-hal yang menguntungkan atau
hal-hal yang merugikan. Nilai anak yang menguntungkan yaitu salah satunya memberikan manfaat ekonomi dan dapat membantu ekonomi orang tuanya dengan
bekerja di sawah. Nilai anak dari segi ekonomis yaitu anak dipandang sebagai benda investasi, sumber tenaga kerja dan sebagai sumber penghasilan rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga 2012 bahwa nilai ekonomis anak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keikutsertaan
wanita PUS dalam program KB di Kecamatan Siantar Timur. Adanya pengaruh tersebut menandakan bahwa semakin baik kondisi sosial ekonomi masyarakat Siantar
Timur maka semakin rendah keinginan ber KB. Persepsi tentang nilai ekonomis anak berhubungan dengan status sosial
ekonomi dalam penerimaan program KB. Pada kelompok pasangan suami isteri yang memiliki kestabilan ekonomi yang lebih tinggi, lebih besar niatnya menggunakan alat
kontrasepsi. Hal ini disebabkan karena ketergantungan ekonomi mereka pada anak lebih rendah sehingga mereka menganggap bahwa manfaat penggunaan kontrasepsi
cukup besar. Pasangan suami isteri yang memiliki kestabilan ekonomi yang rendah lebih
kecil niatnya untuk menggunakan kontrasepsi. Hal ini disebabkan oleh tingkat kestabilan ekonomi rumah tangga mereka rendah, sehingga ketergantungan ekonomi
mereka pada anak cukup tinggi. Mereka menganggap bahwa anak adalah salah satu sumber utama pendapatan dan karena itu nilai ekonomi anak bagi mereka cukup
besar. Pandangan ini yang menyebabkan mereka kurang menerima manfaat penggunaan alat kontrasepsi Effendi, 1989.
Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden bersuku Melayu yaitu 82,8 . Mereka masih beranggapan bahwa anak merupakan anugerah dari Tuhan sehingga
kita tidak boleh menghalangi kehadirannya dengan menggunakan alat kontrasepsi. Apabila kita menggunakan alat kontrasepsi, sama dengan kita membunuh rejeki yang
dititipkan Tuhan kepada kita. Responden menyatakan tidak perlu takut dengan
Universitas Sumatera Utara
banyak anak, sebab rezeki untuk makan telah diatur oleh Tuhan kepada masing- masing anak
.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, penggunaan alat kontrasepsi yang rendah diduga adanya nilai anak yang kuat bagi orangtua di Desa Secanggang. Anak
dinilai dari lima pilar nilai anak, kelima pilar itu adalah nilai anak berdasarkan aset, investasi, penghibur, musibah dan agama. Nilai anak berdasarkan aset artinya anak
yang banyak akan dijadikan tenaga kerja yang mampu membantu pekerjaan orang tua baik di sawah maupun di rumah. Nilai anak berdasarkan investasi artinya anak yang
banyak akan dijadikan jaminan bagi orang tua untuk kehidupannya di hari tua. Nilai anak berdasarkan penghibur artinya anak dijadikan hiburan orangtua
yang paling dekat dengannya, dengan mengurusi anaknya, melihatnya sehat-sehat, membuat orang tua bahagia. Nilai anak berdasarkan musibah artinya, dengan
menyekolahkan anak juga mengeluarkan biaya yang tinggi sehingga terkadang ada rasa beban di pikiran orang tua dan menganggap bahwa anak adalah musibah, ada
sebagian responden yang menyatakan bahwa banyak anak banyak resiko dan tidak ingin memiliki anak yang banyak. Nilai anak berdasarkan agama adalah anak
merupakan harta orang tua yang paling berharga, anaklah yang akan mendoakan orang tua kelak agar orang tua diterima Tuhan di tempat yang sebaik-baiknya.
Sebanyak 30 responden 32,3 tidak setuju dengan nilai ekonomi sebab, mereka berpandangan bahwa banyak anak belum tentu banyak rejeki, mengingat
beban kehidupan yang tinggi di zaman sekarang, terutama untuk pendidikannya. Anak dapat membantu orang tua dalam mencari nafkah juga 19 20,4 responden
Universitas Sumatera Utara
tidak setuju, sebab ada sebagian anak dari responden yang masih kecil, jadi belum bisa diharapkan untuk membantu orang tua. Begitu juga kaitannya dengan pernyataan
anak adalah jaminan hidup di masa tua, sebanyak 10 responden 10,8 tidak setuju dengan pernyataan ini sebab belum percaya dengan nasib anaknya di masa yang akan
datang.
5.1.2 Variabel Dukungan Suami