PROLOG gerhana kembar, prolog jakarta,1960 Tataran Denotatif

Universitas Sumatera Utara bagaimana penulis merepresentasikan makna lesbianisme dalam pesan novel tersebut. Dalam analisis yang dilakukan oleh peneliti, peneliti akan mencari literatur- literatur, buku, bahkan akan melakukan pembandingan dengan novel yang lain dengan kasus yang sama untuk membantu peneliti untuk bisa melihat secara luas makna yang seharusnya disajikan oleh peneliti dalam rangka melihat tanda-tanda yang digunakan dalam analisis yang dilakukan oleh peneliti.

4.2 Pembahasan

Dalam pembahasan, peneliti melakukan penelitian pada bab yang berhubungan dengan Naskah Gerhana Kembar yang ditemukan oleh Lendy, akan ada 12 Bab yang akan diteliti penambahan prolog dan lampiran yang hilang. Penelitian akan menggunakan semiologi Roland Barthes yaitu signifikasi dua tahap dari tataran pertama denotatif dan tataran kedua konotatif dan dalam hal ini tidak akan mengindahkan peran pembaca dalam hasil yang akan diperoleh dan akan menyertakan Mitos yang merujuk pada tataran kedua atau konotatif. Peneliti akan melihat bagaimana pesan yang dipaparkan oleh penulis untuk mempengaruhi pembaca dalam merepresentasikan mengenai lesbianisme tersebut.

1. PROLOG gerhana kembar, prolog jakarta,1960 Tataran Denotatif

“... Fola merengut. “jadi kenapa saya tidak pernah melihat anda disini?” Halaman 16 “Henrietta.” Perempuan itu mengangkat matanya, menatap Fola. Fola balas menatap Henrietta. Perempuan berambut pendek modis. Matanya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara besar seperti jendela dunia, memandang Fola dengan tatapannya yang bening. Dia mengenakan kemeja wanita dan rok yang panjangnya selutut. “Jangan beranda-anda. Panggil saja namaku.” Henrietta, singkatnya. Dalam dialog tersebut di atas, terjadi proses komunikasi antarpribadi antara Henrietta dan Fola. Proses komunikasi tersebut membuat perkenalan di antara mereka berakhir dengan sedikit keakraban. Tataran Konotatif Dalam paragraf ini penulis menekankan fokus perhatian pada Henrietta sebagai objek yang memberikan perhatian pada Fola. Menatap Mata Fola.. pertemuan pertama merupakan kesan pertama yang didapat dalam sebuah perkenalan. Namun ketika kata menatap mata di utarakan dalam kalimat itu penulis sedang menekankan bahwa Henrietta sedang berusaha membangun hubungan yang lebih intim daripada sekedar hanya sebagai perkenalan saja, ada penekanan yang berbeda yang diutarakan pada kalimat tersebut. Memandang Fola dengan tatapan yang bening.. ada perhatian khusus yang diberikan Henrietta ketika dia berkenalan dengan Fola. “jangan beranda-anda. Panggil saja namaku. Henrietta, singkatnya kalimat ini akhirnya memperlihatkan bahwa Henrietta menunjukkan kesungguhannya untuk memandang perkenalan tersebut tidak hanya sebagai perkenalan biasa namun ada keinginan untuk membangun hubungan yang lebih dalam lagi. Mitos Panggilan dengan nama bisa dikatakan sebagai suatu hubungan yang tidak dibatasi dengan apa pun, baik status, usia dan lainnya namun dapat diartikan sebagai seorang teman atau sahabat yang memiliki hubungan yang dekat. Sehingga ketika seseorang memiliki hubungan, dan jika penggunaan nama yang digunakan maka batasan-batasan tersebut akan hilang, akhirnya nilai-nilai dari persahabatan lebih gampang terjalin. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 17 Henrietta berpaling kearah Fola seolah-olah ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi. Dia malah mengulurkan tangannya. “kita belum berjabat tangan tadi. Bukankah kalau berkenalan perlu berjabat tangan? Namaku Henrietta.” Dalam percakapan yang dilakukan oleh Fola dan Henrietta ada tersirat komunikasi non-verbal yang akhirnya bisa dilihat dengan sebuah makna perkenalan yang lebih intim. Tataran Konotatif Dari paragraf ini penulis memperlihatkan kesungguhan Henrietta akan hubungan yang akan dijalinnya dengan Fola. Henrietta berpaling kearah Fola seolah-olah ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi. Terlihat ada keragu-raguan akan suatu tindakan, hal ini memperlihatkan kegugupan seseorang ketika menghadapi sesuatu. Adalah suatu hal yang janggal jika ditelisik lebih dalam lagi bahwa tidak ada alasan bagi Henrietta untuk gugup dalam hal ini, namun disini penulis memperlihatkan akan keinginan yang ingin dicapai Henrietta, hingga dalam kalimat selanjutnya Henrietta mengulang perkenalan yang sebelumnya sudah dilakukannya, ada penekanan hubungan yang ingin dijalin Henrietta dalam hal ini. Mitos Berjabat tangan adalah ungkapan keinginan seseorang untuk dapat mengenal orang lain lebih dekat lagi. Dan jabat tangan juga dibagi kedalam beberapa hal, jabat tangan erat artinya keinginan untuk memiliki hubungan yang sangat erat atau orang yang menjabat dengan erat adalah tipe orang yang bersahabat. Jabat tangan seadanya, ada keinginan untuk berkenalan tapi tidak ingin terlibat terlalu dalam akan hubungan yang sedang dijalin sekedar hanya mengenal orang itu. Dalam hal ini Henrietta bisa dipastikan ingin mengenal Fola lebih jauh dan akrab lagi hingga akhirnya ia ingin mengulangi perkenalan yang sudah dilakukan dengan harus berjabat tangan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 17 Fola bergerak-gerak tak yakin akan apa yang didengarnya tepat. Dia belum pernah berada dalam situasi seperti ini biasanya yang tertarik mengenal guru lebih dekat dan akrab adalah orang tua murid khususnya ibu. Terjadi komunikasi non-verbal dalam kalimat diatas, Fola memberikan syarat dan tanda akan jalinan komunikasi yang mereka sudah lakukan sebelumnya. Tataran Konotatif Dalam paragraf tersebut terlihat kegugupan dari Fola dengan perlakuan khusus yang diberikan Henrietta kepadanya, kalimat tersebut juga menegaskan bahwa Fola tersanjung dengan perlakuan Henrietta hal itu terlihat dari bagaimana pembandingan sikap yang dilakukan Henrietta kepadanya. Mitos Fola bergerak-gerak.. ketika seseorang bergerak-gerak dengan suatu alasan yang tidak pasti, bisa dipastikan bahwa seseorang itu sedang tidak mengerti akan apa yang sedang dihadapinya, berada dalam keadaan yang tidak nyaman, gugup dan cenderung akan terbawa kearah salah tingkah, atau sedang ingin memastikan sesuatu. Tataran Denotatif Halaman 18 Tatapannya tajam kepada Fola, memberi waktu bagi Fola menyambut uluran tangannya. Menyambut uluran persahabatan dan hubungan lain yang kelak tumbuh diantara mereka. Henrietta menggunakan bahasa tubuh melalui tatapan mata untuk menunjukkan sesuatu kepada Fola akan keseriusan hubungan yang ia ingin ciptakan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Konotatif Tatapan dari Henrietta membuat Fola akhirnya gugup dan tidak tau harus berbuat apa. Dalam kalimat ini penulis juga menegaskan adanya keterikatan emosional yang terjalin antara Henrietta dengan Fola, hal ini dipertegas oleh penulis dengan pandangan kedepan akan hubungan yang akan terjalin antara mereka berdua. Mitos Tatapan tajam adalah ungkapan yang diberikan seseorang, jika orang itu memiliki maksud, keingintahuan lebih, rasa penasaran, dan juga menaruh kepercayaan akan orang yang ditatapnya. TIGA Gerhana Kembar, bab 1 1960 Tataran Denotatif Halaman 49-50 Henrietta bertanya “apakah kau masih tinggal di sekolah? ... Kau akan pulang?.. Dimana Rumahmu? Mari pulang bersamaku. Terjadi komunikasi antar pribadi atau komunikasi tatap muka antara Fola dan Henrietta untuk menciptakan hubungan yang lebih baik dan pengenalan yang lebih intim. Tataran Konotatif Kalimat tersebut adalah kalimat yang diungkapkan Henrietta setelah berkenalan dengan Fola, pada setiap kalimat yang diungkapkan oleh Henrietta merupakan kalimat-kalimat yang menunjukkan perhatiannya dan ketertarikannya kepada Fola. Menurut Publilus Syrus kita tertarik pada orang lain tak kala orang lain tertarik pada kita Dale Carnegie, 110. Hal ini mungkin menjadi cara yang dilakukan oleh Henrietta untuk berusaha menarik minat Fola dalam proses pendekatan yang sedang dia lakukan. Henrietta menunjukkan ketertarikan yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mendalam kepada Fola dan berusaha membuat Fola nyaman akan sikap yang ia tunjukkan. Mitos Pertanyaan yang dilontarkan seseorang X dengan bertubi-tubi kepada orang lainY dan pertanyaan itu adalah sebuah pertanyaan dimana fokusnya adalah Y maka bisa dipastikan bahwa si X memiliki ketertarikan terhadap si Y atau ingin membuat si Y tertarik pada si X. Karena pada dasarnya orang cenderung sangat suka jika membicarakan dirinya sendiri kepada orang lain. Tataran Denotatif Halaman 50-51 Fola mengabaikan segalanya, tatapannya hanya terpaku pada Henrietta, sementara pikirannya mengembara. Sejujurnya tidak ada perasaan aneh yang mengganjal ketika bersama-sama dengan perempuan itu.. Henrietta justru membuatnya merasa nyaman. Tatapan perempuan itu terlihat tulus dan jujur... Dia tidak mau membiarkan Henrietta lama menunggunya.. Terjadi komunikasi intrapersonal dalam diri Fola dalam memandang hubungan yang sedang ia jalin bersama Henrietta. Akhirnya bisa terlihat bagaimana penulis menampilkan sosok dari Fola dengan lebih baik. Tataran Konotatif Dalam hal ini Fola masih terlihat polos memandang sikap yang ditunjukkan oleh Henrietta, berdasarkan perilaku sosial hal itu merupakan sesuatu yang perlu dipertanyakan mengenai sikap yang ditunjukkan oleh seorang perempuan kepada perempuan lainnya, namun hal ini tidak diperlihatkan oleh penulis, yang ada adalah bahwa Fola memandang sikap yang ditunjukkan oleh Henrietta adalah sikap yang tulus. Sepertinya cara Henrietta untuk mempengaruhi Fola dengan cara berusaha terlihat tertarik kepadanya terlah berhasil. Karena dari sikap Fola tidak menunjukkan keraguannya akan sikap yang ditunjukkan oleh Henrietta bahkan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Fola menunjukkan Respect yang besar akan kehadiran Henrietta sehingga dia berusaha semaksimal mungkin tidak membuat Henrietta merasa tidak nyaman Dia tidak mau membiarkan Henrietta lama menunggunya. Mitos Ketika seseorang terpaku terhadap orang lain, ada alasan dibalik keterpakuan. Alasan ketika seseorang terpaku adalah kagum, terkejut, dan penasaran. Jika diperhatikan dari kalimat yang ditulis oleh si Penulis Fola bisa dikatakan kagum terhadap Henrietta. Tataran Denotatif Halaman 51 Tatapannya terpaku pada Fola. Ada sesuatu yang menarik tentang perempuan ini, Henrietta tidak dapat menjabarkan perasaanya .... Henrietta menyadari dirinya menatap rambut itu dengan penuh kekaguman. Sedetik kemudian, ia memalingkan wajah untuk menjernihkan pandangannya. Komunikasi intrapribadi terjadi didalam diri Henrietta dalam menyimak dan memperhatikan Fola. Proses yang membuat seseorang dapat memikirkan sesuatu lebih baik dan lebih dalam lagi. Bisa dikatakan bahwa Henrietta sedang bermain dengan fikirannya sendiri dalam mengagumi Fola. Tataran Konotatif Terpaku.. sikap yang ditunjukkan Henrietta adalah keadaan dimana dia memiliki ketertarikan luar biasa hingga membuatnya tidak dapat berbuat apa-apa dengan apa yang dilihatnya. Dalam paragraf ini ada kejanggalan yang terlihat ketika penulis menuliskan bahwa Henrietta tidak dapat menjabarkan perasaannya, suatu hal yang tidak seharusnya terjadi antara dua orang perempuan. Menjabarkan perasaan, keadaan dimana ada kekaguman luar biasa atau perasaan yang tidak terkendalikan yang ada di dalam dirinya. Kalimat selanjutnya memperlihatkan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara perhatian Henrietta yang tertuju pada setiap apa yang Fola lakukan dan apa yang ada di dalam diri Fola. Hingga rambut pun dijadikan objek kekaguman bagi Henrietta, hal ini biasanya terjadi pada seorang lelaki yang sedang menyukai perempuan. Kekaguman terhadap mata, bibir, dagu termasuk rambut. Karena bagi seorang lelaki rambut adalah keindahan bagi seorang wanita, wajar jika itu adalah salah satu objek yang dikagumi oleh seorang lelaki. Mitos Penulis disini memilih rambut jadi objek yang dikagumi oleh Henrietta. Kemungkinan karena rambut adalah mahkota bagi seorang perempuan, bagian yang sangat menarik perhatian lawan jenis. Salah satu bagian vital yang membuat wanita semakin menarik. Tataran Denotatif Halaman 52 Mereka saling memandang untuk pertama kalinya dibawah guyuran hujan. Ada sesuatu yang mengguncang hati Fola; mengguncangnya sehingga membuatnya takut. Tapi keadaan itu justru meningkatkan rasa nyaman yang tidak terhingga. Henrietta balas menatap Fola, merasakan daya tarik kuat yang menyeretnya ke pusaran utama perempuan itu. Bagaimana menggambarkan kedalaman cara memandang mereka dengan tepat? Ada pengharapan, kehati-hatian, rasa malu-malu, penasaran, takjub, serta kewaspadaan teraduk menjadi satu. Fola dan Henrietta menunjukkan gaya bahasa dan tingkah laku, seperti tatapan mata, gestur tubuh dan lainnya untuk menunjukkan perasaan yang mereka sedang rasakan satu dengan yang lainnya. Tataran Konotatif Setiap kalimat yang dituturkan penulis menggambarkan keadaan hati seorang Fola, mengguncangnya penulis memperlihatkan keikutsertaan Fola akan perasaan yang aneh yang seharusnya tidak diperuntukkan bagi seorang perempuan, dalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara hal ini seorang Fola masih sadar bahwa perasaan yang dimilikinya sudah berbeda dan seharusnya tidak terjadi, itu yang membuat Fola akhirnya takut, namun ia tidak dapat memungkiri perasaan nyaman yang ada di dalam dirinya. Penulis disini menunjukkan feedback yang baik yang diberikan Fola kepada Henrietta, sehingga Henrietta dapat merasakan ketertarikan yang sama yang diberikan Fola. Keinginan, perasaan damai, keutuhan rasa ada di dalam diri mereka “serta kewaspadaan teraduk menjadi satu”. Hal ini menunjukkan bahwa mereka berdua paham akan kondisi dan posisi yang sedang mereka hadapi. Seharusnya mereka tidak perlu waspada jika mereka hanya ingin menjalin suatu persahabatan, namun keadaan yang mereka sedang jalani ada suatu perasaan yang lebih yang sedang mereka jalin dalam hubungan mereka. Tataran Denotatif Halaman 52-53 Tangannya digenggam erat-erat oleh Henrietta. Fola berusaha menenangkan fikirannya selama berlari, tapi jantungnya malah berdebar dua kali lebih kuat. Fola sangat menyukai sentuhan tangan itu. Henrietta menggenggam tangan Fola karna harus berlari agar tidak ada yang tertinggal, jantungnya berdebar efek dari mereka harus berlari dan Fola suka dengan sentuhan dari tangan Henrietta. Pesan dari komunikasi nonverbal yang sedang dilakukan oleh Fola dan Henrietta menciptakan suatu hubungan yang lebih dalam lagi hingga sampai kedalam perasaan mereka masing-masing. Dari pemaparan nonverbal itu penulis menunjukkan komunikasi nonverbal lebih memperlihatkan hubungan yang lebih intim terjadi daripada komunikasi verbal. Tataran Konotatif Dalam hal ini perasaan Fola sudah mulai ia pastikan tidak sama hanya dengan sekedar kata persahabatan. Dan menikmati kenyamanan yang ia rasakan terhadap Henrietta, ada dorongan untuk bisa menyatakan ungkapan perasaan yang ia rasakan. “pada dasarnya setiap orang menyukai yang namanya dengan sentuhan, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara karna sentuhan adalah bentuk rasa sayang seseorang. Namun, hal ini tidaklah sesederhana itu, penulis menuturkan keadaan yang tidak sekedar menyukai sentuhan tapi memiliki harapan yang lebih dari sentuhan yang ia rasakan. Mitos Ketika jantung berdebar dua kali lebih cepat dari yang seharusnya ada beberapa kemungkinan yang sedang terjadi, yang pertama adalah karena Fola sedang berlari maka hal itu adalah hal yang biasa terjadi pada jantung karena jantung harus memompa darah lebih cepat dari yang seharusnya karena dalam keadaan lelah, yang kedua adalah jika dalam keadaan terkejut, yang ketiga adalah dalam keadaan jatuh cinta memiliki perasaan lebih pada seseorang hal inilah yang terjadi pada Fola saat itu, yang keempat perasaan takut atau was-was. Tataran Denotatif Halaman 53 Fola mengamati Henrietta yang mengibas-ibaskan tangan ke bajunya... pemandangan itu membuat Fola berdiri kaku dengan perasaan bergejolak. Sejak kapan tindakan sederhana yang remeh seperti itu menarik perhatian Fola? Penulis memperlihatkan komunikasi nonverbal dari perasaan yang membuatnya kaku antara Henrietta dan Fola untuk menciptakan ketertarikan antara satu dengan yang laiinya. Tataran Konotatif Ketika seseorang memiliki perasaan yang lebih kepada orang lain, maka orang itu akan menyukai hal-hal kecil bahkan sepele sekalipun dari orang yang disukainya. Kalimat ini menegaskan keberadaan posisi perasaan yang dimiliki Fola saat itu. Perasaan bergejolak dan tindakan sederhana yang menarik perhatian, ada perasaan yang lebih antara Fola dan Henrietta. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 54 Fola telah lupa apa yang mereka bicarakan. Yang teringat adalah betapa lembutnya kulit Henrietta saat bersentuhan dengan kulitnya. Yang teringat adalah tawa manis Henrietta yang terdengar sangat merdu di telinganya. Penulis menuliskan terjadi komunikasi intrapersonal dari Fola untuk menciptakan kenyamanan dalam dirinya mengenai Henrietta dari setiap kejadian yang sudah mereka jalani bersama. Tataran Konotatif Ingatan akan suatu peristiwa adalah suatu hal yang wajar di dalam diri seseorang, namun disini penulis menunjukkan kondisi yang berbeda dalam ingatan Fola, ikatan emosional yang menjadi pacuan utama yang ada di dalam dirinya dan menjadi kenyamanan tersendiri di dalam ingatan Fola. Dari sini bisa dilihat bahwa Fola sudah memiliki ikatan emosional dan perasaan yang lebih kepada Henrietta. Tataran Denotatif Halaman 56-57 Bibir Fola tersenyum. Dia tidak dapat menahan diri untuk tidak tersenyum. Tentu saja Fola tidak keberatan menghabiskan hari Sabtu-nya dengan berbelanja. Bukan hanya tidak keberatan, Fola juga tidak sabar menanti hari sabtu tiba. ... Fola sengaja berdandan, mengenakan baju cantik model you can see; untungnya sudah selesai dijahit minggu lalu sehingga bisa dipakai untuk acara hari ini. sejenak mata mereka bertabrakan. Pandangan mata Henrietta menyampaikan seribu pesan yang sangat sulit dibingkai dengan kata-kata. Fola merasa tatapan itu bukan hanya sekedar menatap tapi menembusnya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Bahasa tubuh Fola menunjukkan ketertarikannya yang mendalam kepada Henrietta, ditambah dengan pemaparan yang dilakukan oleh penulis dari respon bahasa tubuh dari Fola. Tataran Konotatif Kalimat awal yang dituturkan penulis, bahwa tidak ada keengganan yang direspon oleh Fola ketika diajak oleh Henrietta, namun ada perasaan sukacita yang mendalam. Hal itu adalah bentuk dari ikatan yang semakin mendalam yang ia rasakan terhadap Henrietta, menjadikan hari kebersamaan adalah suatu hal yang sangat istimewa dengan orang yang istimewa. Fola sengaja berdandan ini adalah suatu hal yang sedikit aneh yang terjadi antara dua orang wanita, dimana ia ingin menonjolkan kecantikannya pada seorang wanita, bukan dengan harapan persaingan namun ketertarikan yang ingin diciptakan. Sejenak mata mereka bertabrakan bisa dikatakan bahwa antara Henrietta dan Fola sudah saling memperhatikan satu dengan lainnya sehingga hal itu bisa terjadi. Tidak bisa dipungkiri dari hal ini bisa dilihat perhatian yang mendalam dan hubungan timbal balik yang mereka ciptakan di dalam diri mereka masing-masing. Mitos Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan mata bertabrakan yaitu, ketidaksengajaan, dua orang yang sudah saling memperhatikan sehingga satu waktu mata mereka bisa bertabrakan, bentuk kecurigaan seseorang tidak bisa dipungkiri ketika seseorang sedang mencurigai orang lain hal yang paling sering dilihat adalah mata dari orang itu. Tataran Denotatif Halaman 59 Fola ingin Henrietta tidak hanya menepuk punggung tangannya, tapi juga menyentuh dan menggenggam tangannya seperti ketika mereka berlari di bawah hujan. ... rasanya sungguh hangat diperlakukan seperti putri. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dari kalimat diatas Fola menyadari bahwa bahasa tubuh dari Henrietta sebelumnya menciptakan kenyamanan dalam dirinya dan akhirnya Fola menghendaki Henrietta bisa menunjukkan perasaannya dengan bahasa tubuh dari Henrietta lebih dalam lagi. Tataran Konotatif Sikap yang ditunjukkan Henrietta adalah sikap perhatian yang penuh kasih sayang. Dia memperlakukan Fola seperti seorang putri. Dari kalimat ini sudah bisa diprediksikan penempatan sosok dari kedua wanita itu dalam hal suatu hubungan. Pelindung dan penerima lindungan, Pemimpin dan penolong, penyentuh dan suka sentuhan. Henrietta sebagai sosok Pria dan Fola sebagai sosok wanita dalam suatu hubungan yang “normal”. EMPAT Gerhana Kembar, bab 2 1961 Tataran Denotatif Halaman 62-63 Henrietta, Perempuan yang berdiri di depanya maju dua langkah, masuk ke ruang kelas. Dia memandang sekelilingnya. “warnanya sudah kusam. Diding kelas sudah perlu di cat baru. ... kasihan murid-muridmu belajar dalam ruangan yang muram seperti ini. ... Fola menertawakan ucapan Henrietta” sejak kapan kau perhatian kepada murid-muridku? “sejak ada ibu guru cantik yang mengajar di ruangan kelas ini” Penulis mencoba memaparkan situasi yang sedang terjadi dengan pemaparan komunikasi antar personal dalam diri mereka masing-masing. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Konotatif Dalam kalimat yang pertama terlihat bahwa Henrietta memperhatikan sesuatu yang menjadi pekerjaan Fola dan kesenangan Fola. Kalimat selanjutnya, ada pujian “gombal” yang diutarakannya mengenai wanita cantik. Peran dari Henrietta semakin dipertegas disini dalam hubungan yang sedang mereka jalin, bahkan kata-kata dan perlakuan yang ia tunjukkan untuk Fola. Peran sebagai seorang yang memperhatikan dan melindungi seorang wanita cantik. Tataran Denotatif Halaman 66 Mereka berdua berdiri berimpitan. Nafas Henrietta menggelitik tengkuk Fola. Tangannya kokoh memegangi tangan Fola. Sentuhan Henrietta pada kulit tangannya diam-diam membuat Fola senang. Dia membiarkan Henrietta menuntunnya melakukan gerakan berulang-ulang yang sebenarnya sangat mudah. Bau cat memenuhi paru-paru Fola, tapi aneh, dia tak merasakannya sebagai suatu hal yang mengganggu. … aku membayangkan mengecat pelangi kata Henrietta di telinga Fola. … udara yang mengalir dari mulut Henrietta terasa hangat dan nyaman. Penulis memparkan kondisi dan perasaan dari kedua insan tersebu dengan bahasa tubuh mereka masing-masing. Ada terjadi komunikasi non-verbal yang mereka ciptakan dalam penuturan tersebut. Tataran Konotatif Tengkuk adalah bagian sensitif bagi perempuan apalagi harus disentuh. Namun paparan dari penulis dengan menggunakan kata mengelitik bukan menunjukkan ketidaksetjuan Fola akan tindakan yang dilakukan oleh Henrietta namun kata itu lebih menunjukkan gairah yang menyenangkan yang ia rasakan dan dapatkan. Fola merasakan kenyamanan penuh dengan setiap tindakan yang dilakukan Henrietta terhadapnya, sampai-sampai kenyamanannya dapat menutupi rasa yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mengganggu akan cat yang sedang digunakan. Tindakan Henrietta membisikkan sesuatu ketelinga adalah isyarat sentuhan yang lebih dalam dari ikatan emosional yang sudah terjalin antara mereka. Mitos Bagi wanita tengkuk dan belakang telinga adalah bagian yang sangat sensitif terhadap sentuhan. Dalam suatu “hubungan” antara pria dan wanita bagian ini adalah bagian yang akan membuat wanita merasa sangat nyaman dan agresif. Tataran Denotatif Halaman 67-68 … kau manis kalau sedang digoda seperti itu. … Henrietta tak berhenti memandangi Fola. … alis Fola bergerak naik, merasa jengah dengan hujan tatapan Henrietta. Jantungnya melompat-lompat tak terkendali menunjukkan rasa senang yang sangat aneh. Penulis memperlihatkan bagaimana komunikasi non verbal yang ditunjukkan oleh Fola akhirnya dapat mengindikasikan perasaannya kepada Henrietta yang sudah berbeda. Tataran Konotatif Sikap yang dilakukan oleh Henrietta menunjukkan perasaan mendalam terhadap Fola. Memandangi berarti Henrietta cukup lama memandang Fola dan memperhatikan dengan perhatian yang penuh dan dalam, hingga membuat Fola jengah, namun tindakan yang dilakukan Henrietta membuat Fola merasakan perasaan senang yang berbeda. kata aneh disini menunjukkan bahwa sebenarnya Fola masih ragu dengan apa yang sedang ia rasakan kepada Henrietta yang notabenenya Henrietta adalah seorang wanita, namun dia juga tidak dapat memungkiri perasaan yang ia rasakan kepada Henrietta. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 68 Wajah Henrietta bergerak kedepan. Matanya memberikan isyarat sesuatu kepada Fola. Sekejap mata Fola menutup, memejam dengan waswas. Lima detik berlalu. Tidak ada kejadian apa-apa. Di depannya, Henrietta menunggu Fola membuka mata, membiarkan kebimbangan hatinya mereda. Kembali disini penulis memperlihatkan bagaimana komunikasi nonverbal dapat memberikan pesan kepada orang lain yang melihatnya dari bahasa tubuh yang mereka tunjukkan Tataran Konotatif Dari paragraf sebelumnya bisa dilihat bahwa masih ada keraguan di hati Fola dengan apa yang sedang ia kerjakan dan ia rasakan. Namun perasaannya menutupi keraguan itu. Isyarat yang diberikan oleh Henrietta disambut baik oleh Fola sekejap mata Fola menutup ketika ada isyarat yang diberikan dihadapan seseorang dan yang menjadi objek menutup mata itu adalah isyarat pasrah dari objek tersebut. Fola sedang mempercayai sepenuhnya Henrietta dengan menutup mata, ada harapan Fola dari Henrietta apakah itu sentuhan, ciuman atau apa pun itu yang pasti dia dalam keadaan pasrah. Mitos Mata merupakan salah satu dari kelima indra yang sangat unik. Mata dapat memberikan jawaban akan suatu pertanyaan, mata dapat memberikan jawaban akan suatu kebohongan dari mata seseorang dapat melihat ketulusan hati seseorang. Sehingga Penulis seringkali membuat mata sebagai objek dalam sebuah hubungan kalimat yang akan memberikan suatu makna yang berbeda dalam hubungan yang ada. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 70 Lalu tiba-tiba, Henrietta mengulurkan tangan ke depan, melingkarkan tangannya tepat pada bahu Fola, memeluknya erat, dan mencium rambut Fola tepat di ubu-ubun. Ini lebih berupa gerakan spontan daripada ciuman lembut penuh kasih sayang. Fola menggeliat keras berusaha menjauh, tapi Henrietta tidak ingin berhenti. Malah bibir Henrietta bertubi-tubi menjelajahi telinga, tulang pipi, dan akhirnya sangat dekat dengan sudut bibir Fola. Ketika Fola nyaris berteriak untuk mengakhiri serbuan ini, gerakan Henrietta melambat. Dengan lembut Henrietta mengusapkan bibirnya pada ujung bibir Fola, menciumnya dengan ringan dan santai. Setelah itu dia melepaskan Fola dan membiarkan Fola berputar untuk mundur tiga langkah menjauhinya. … napas Fola sedikit bergemuruh bukan karena ketakutan, tapi karena gairah aneh yang tidak dapat ia mengerti. Paparan diatas bisa dilihat bagaimana Henrietta memperlihatkan perasaannya kepada Fola dengan bahasa tubuh yang ia tunjukkan kepada Fola. Tataran Konotatif Ada gairah yang membuat Henrietta tidak dapat menahan dirinya untuk menunjukkan perasaannya yang sesungguhnya kepada Fola. Feedback yang baik dari Fola, keseriusan Fola akan hubungan mereka sebelumnya membuat Henrietta menunjukkan apa rasa yang sebenarnya yang sedang ia rasakan kepada Fola. Dan Henrietta mengungkapkannya dengan ungkapan kasih sayang dengan bahasa tubuh dan sentuhan kasih sayang yang bisa diartikan semua orang yang merasakannya termasuk Fola. Sampai pada saat itu penulis masih memperlihatkan ketidakmengertian Fola akan perasaannya dan apa yang sedang terjadi saat itu. Fola masih merasakan keenganan dan keanehan dari hubungan yang sedang ia jalani. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 71 “aku tahu,” bisik Fola lirih. “ini.. ini salah. Kau..” Ucapan Fola membingungkan dirinya sendiri. Seharusnya dia berlari meninggalkan kelas ini dan segera memutuskan hubungan dengan Henrietta. Seharusnya dia memaki Henrietta, menudingnya memanfaatkan dirinya untuk kepuasan pribadi yang sesat. Seharusnya dia menampar Henrietta mengatakan apa yang dia lakukan adalah dosa. Tapi Fola tidak melakukan apa-apa. Dia malah menerawang, memandangi deretan perdu bunga di birai jendela. Kalimat yang akhirnya terlontar keluar dari bibir Fola tadi pun keluar tanpa dibarengi air muka penyesalan atau kesungguhan rasa bersalah. Komunikasi intrapersonal dalam diri Fola menunjukkan bagaimana ia menanggapi Henrietta akan apa yang dilakukan Henrietta padanya. Tataran Konotatif Ada perasaan bersalah yang sangat besar dalam diri Fola dengan keadaan dan kondisi yang sudah ia jalani. Fola merasakan bahwa apa yang ia lakukan adalah suatu hal yang salah. Penulis menunjukkan bahwa dasarnya Fola adalah seorang wanita yang normal dan tidak memiliki penyimpangan akan suatu hal. Dari setiap pemikiran dan kalimat yang ia lontarkan menunjukkan bahwa ia tidak pernah setuju dengan kondisi yang dilakukan oleh Henrietta, hanya saja dia tidak dapat menahan perasaan yang bergejolak dihatinya dengan setiap perhatian yang diberikan Henrietta kepadanya. Dalam setiap kalimat yang dipaparkan penulis ada rasa bimbang dalam diri Fola atas semua hal yang ia lakukan kata seharusnya,seharusnya,seharusnya adalah gambaran dimana Fola juga tidak mengerti akan apa yang ingin dia lakukan dan apa yang sedang dia rasakan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 72 “Maafkan aku,” bisiknya. “Aku sunguh-sungguh menyukaimu.. aku kira.. aku kira.. kau pun.. menyukaiku dengan rasa yang.. sama. Fola tergagap. “tidak, bukan seperti itu. Aku menyukaimu tapi.. “pulanglah,” sergah Henrietta sambil memunggungi Fola. Tangannya melambai seakan tidak pernah ada kejadian apa-apa di antara mereka. … “Tunggu Jangan begitu Kau tidak mengerti.. Fola membutuhkan jeda untuk menenangkan diri. … keheningan yang begitu lantang sehingga ingin sekali rasanya Fola menjerit sekeras-kerasnya. Komunikasi antarpersonal antara Fola dan Henrietta memeberikan satu kesimpulan dalam hubungan mereka atas apa yang sudah mereka jalani selama ini. Tataran Konotatif Ketika Henrietta mengungkapkan perasaannya, penulis sedang menegaskan bahwa sejak awal perkenalan Fola dan Henrietta, Henrietta sudah paham dan tau kearah mana ia akan melanjutkan hubungannya dengan Fola, dan itulah sebabnya ia memperlakukan Fola dengan sangat istimewa. Disisi lain Fola merasakan suatu hal yang tidak ia mengerti apakah perasaan bersalah akan hubungan atau rasa bersalah akan kata-kata yang ia ucapkan kepada Henrietta. ingin sekali rasanya Fola menjerit sekeras-kerasnya dari kalimat ini penulis lebih menunjukkan rasa bersalah akan apa yang sudah ia katakan, karena dia merasakan bahwa Henrietta sebagai sosok yang berbeda dan sebenarnya Fola juga sudah memilki perasaan yang berbeda dengan dia yaitu “perasaan yang sama”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara TUJUH Gerhana Kembar, bab 3 maret 1963 Tataran Denotatif Halaman 107 … erwin meremas bahu Fola tapi istrinya mendorong tangan itu menjauh. “jangan menyuruhku tenang atau jangan marah-marah. Aku sudah capek diatur-atur sama mama sedari dulu.” Dan aku juga tidak bahagia dengan pernikahan ini. tapi kalimat itu tidak diucapkan Fola keras-keras. Dia menyimpannya dalam hati. Perpaduan antara komunikasi verbal, nonverbal dan komunikasi intrapersonal antara Fola dan Henrietta dapat dilihat dari percakapan yang mereka lakukan bagaimana Fola menunjukkan kekesalannya kepada Erwin. Tataran Konotatif Disini Fola sudah menjadi istri dari seorang dokter tampan Erwin, namun sebenarnya Fola tidak bahagia dengan pernikahannya ditambah lagi ibu erwin yang kurang respect pada Fola. Ketidakharmonisan hubungan Fola dan mertuanya membuat dia seringkali “menyesali” keberadaanya sebagai istri dari Erwin. Dia tidak pernah mengungkapkan ketidakbahagiaan dalam pernikahannya dia menyimpan dalam hati. Orang yang menyimpan ketidaksukaannya akan sesuatu dalam hatinya dalam waktu lama membuat seseorang itu akan sangat kurang menikmati perjalanan hidupnya. Hal itulah yang ditunjukkan penulis mengenai kondisi Fola dalam mahligai Rumah Tangganya, ketidakharmonisan dan ketidakbahagiaan dalam hatinya. Tataran Denotatif Halaman 111 … Fola merapatkan bibirnya, tanda menyembunyikan kegelisahannya. Sejak menikah dengan Erwin, Dia merasa kehilangan sesuatu. Sesutau entah apa. Fola berusaha mencari tau, tapi sampai sekarang dia tidak dapat menemukan apa yang salah dengan dirinya. Rentetan peristiwa Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara hubungan buruk dengan mertuanya membuatnya semakin dilanda emosi tinggi. Penulis menunjukkan bahasa tubuh dari Fola akan apa yang ia rasakan selama ini dengan Erwin. Dan akhirnya komunikasi intrapersonal dalam dirinya menyadarkan Fola akan apa yang sebenarnya ia rasakan dalam pernikahnnya. Tataran Konotatif Ada sesuatu yang kurang yang dirasakan oleh Fola di dalam dirinya meskipun dia sudah menikah dengan Erwin. Ada kegelisahan yang mendalam akan hubungan suami istri yang sedang dia jalani. Dia merasa kehilangan sesuatu penulis disini menunjukkan kehampaan yang dirasakan oleh Fola di dalam hidupnya. Karena kehampaan yang paling menyedihkan adalah ketika kita tidak tau apa yang menjadi kegelisahan dan kekosongan dalam diri kita. Ketidaktauan itu membuat jiwa bertanya-tanya dan tidak ada yang mampu menjawab. Itulah kekosongan yang paling luar biasa yang terjadi di dalam hidup seseorang, dan hal itulah yang dirasakan oleh Fola. Dalam pernikahannya pun tidak mampu menutupi kekosongan itu karna banyak peristiwa buruk yang terjadi di dalam kehidupannya. Sehingga jiwa akan mencari ruang dan tempat berdiam kedalam kehampaan yang sudah ada. Fola tidak merasakan kebahagiaan dalam hidupnya dan dengan pernikahannya dengan Erwin, karena sebenarnya masih ada yang mengganjal dihatinya. Mitos Ketika seseorang merasa kehilangan sesuatu dalam dirinya, artinya dia sebagai subjek yang kehilanganpun tidak tau apa yang hilang di dalam dirinya. Hal ini bisa diartikan bahwa sesuatu itu adalah hal yang mengisi ruang dalam dirinya. Jika ruang itu tidak di isi maka kehampaan akan terjadi dalam diri orang itu, ketidaknyamanan, bahkan bisa masuk ketahap putus asa. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 113 Fola memaksakan diri tersenyum. Dia tidak dapat menghentikan hantaman kegelisahan yang terus menerus memilin jantungnya. Dibunuhnya perasaan itu. Bodoh, apalagi yang kurang? Dia menikah dengan suami yang pandai, lembut, dan cerdas, dokter yang disegani. Lelaki yang tampan. Kurang apalagi? Sambil menekan perasaan anehnya, Fola berjalan menuju pintu. Dia melambai kepada Erwin. Komunikasi intrapersonal kembali terlihat dari kalimat diatas bagaimana Fola menyimpan banyak hal dalam dirinya akan hubungan yang ia jalin dengan Erwin. Tataran Konotatif Dalam setiap kalimat yang dipaparkan sipenulis adalah bahwa Fola sebenarnya tidak pernah merasakan kebahagiaan dalam pernikahanya. Setiap kalimat yang sedang diucapkan oleh Fola adalah pembenaran diri baginya untuk bisa bertahan dalam zona nyaman yang sedang membantunya dibelakang. Namun Fola sama sekali tidak dapat memungkiri perasaanya yang kosong dengan kondisi-kondisi yang ada yang sedang dia hadapi. Kurang apalagi? Sebenarnya ketika seseorang melakukan pembenaran seperti yang dilakukan oleh Fola, itu adalah tembok pertahanan untuk membuat Fola tetap nyaman dengan kondisi yang ada. Tataran Denotatif Halaman 113-114 Fola tidak tahu sudah berapa lama dia berjalan, ketika seseorang berjalan dari arah berlawanan datang begitu saja. “Fola? ... Kerutan kecil tampak diujung mata perempuan itu dan membuat Fola berfikir sudah berapa lama dia merindukan kerutan itu hadir di depannya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Fola tidak bisa mengalihkan pandangannya dari perempuan itu. Perasaan damai yang menjalari seluruh tubuhnya membuat Foa merasa nyaman. Komunikasi nonverbal yang diperlihatkan oleh Fola dapat ditangkap dan menunjukkan bagaimana ia memiliki perasaan yang lebih terhadap Henrietta. Tataran Konotatif Dari kalimat diatas penulis menuliskan betapa Fola sangat mengenal sosok yang ditemuinya dijalan tersebut, ditunjukkan ketika ungkapan “kerutan kecil yang tampak diujung matanya” Fola sangat bisa mengingat dan memperhatikan bahkan hal terkecil yang ada pada sosok tersebut. Kerinduan mendalam, kenyamanan yang tidak terhingga bahkan hanya ketika ia bisa melihat sosok itu didepannya. Ikatan emosional mereka berdua masih terjalin erat meskipun sudah beberapa tahun tidak ada komunikasi. Tataran Denotatif Halaman 114 Henrietta pasti menebak dari pakaian yang dikenakan Fola; gaun hamil sederhana dengan sandal. Rambut yang disisir sekenanya. Ya Tuhan, Fola ingin sekali berlari ke dalam rumah dan merapikan penampilannya sekarang juga. Komunikasi intrapersonal dalam diri Fola terjadi ketika ia menyadari keberadaan dirinya, dan akhirnya bagaiaman ia dapat menanggapi dirinya. Tataran Konotatif Fola terlihat tidak percaya diri dengan penampilan yang hanya sekenanya di hadapan Henrietta. Perempuan memang sangat ingin menampilkan tampilan yang menarik pada semua orang, namun pada kalimat ini terlihat bahwa Fola bukan hanya sekedar ingin terlihat cantik dihapan Henrietta sebagai perempuan biasa, tapi ada rasa malu yang sangat luar biasa karena dia tidak ingin terlihat “jelek” dihapan seseorang yang spesial di dalam hatinya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 117 Saat Fola hendak mengeluarkan kunci pagar, tak sengaja bahunya bersentuhan dengan bahu Henrietta. Fola merasakan getaran ini, tapi rasanya getaran itu datang dari relung terdalam dirinya. ... “Kau tinggal di sini sendirian?” “sendirian?” Fola terkekeh, berusaha terlihat tenang “ Aku selalu mengharapkan hal itu” ... “Erwin nama suamimu?” Fola mengangguk malas Komunikasi nonverbal dari Fola memperlihatkan bahwa ia memiliki perasaan lebih terhadap Fola dan bagaimana komunikasi itu memberikan efek terhadap dirinya dan perasaannya. Tataran Konotatif Ada perasaan yang disimpan oleh Fola terhadap Henrietta, sentuhan adalah sesuatu yang wajar diantara perempuan, karena sentuhan adalah ungkapan persahabatan diantara perempuan. Namun, ketika Fola merasakan suatu getaran yang berbeda ketika bersentuhan dengan Henrietta, dari hal itu terlihat bahwa ada ikatan emosional antara Fola dan Henrietta lebih dari sekedar ungkapan teman, ada perasaan yang disimpan Fola kepada Henrietta. Dalam paragraf berikutnya, ungkapan dari Fola “aku selalu mengharapkan hal itu dia sama sekali tidak menikmati perkawinannya dengan Erwin. Biasanya semua istri pasti akan sangat senang menceritakan kehidupan keluarganya lebih lagi Erwin adalah suami yang baik, namun berbeda dengan Fola, dia sama sekali terlihat tidak antusias menceritakan kehidupan Rumah Tangganya kepada Henrietta. Fola terlihat tidak menikmati pernikahannya dengan Erwin. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 118 Ragu-ragu Fola duduk di kursi piano. Henrietta berdiri persis dibelakangnya. Dia merasa malu, tapi juga bergairah secara bersamaan. Bayi yang berada di dalam perutnya tiba-tiba melonjak. Jantung Fola memukul-mukul dada. Seluruh jemarinya mengepal erat, seakan-akan tak dapat diluruskan. Keberadaan Henrietta membuat respon yang berbeda dari dalam diri Fola. Terjadi komunikasi nonverbal bahasa tubuh dalam diri Fola. Tataran Konotatif Malu dan bergairah perasaan seseorang yang bertemu dengan “artis” kesayangannya. Ada perasaan yang memuncak ketika bertemu dengan seseorang yang sangat dikagumi. Hal itu dirasakan Fola ketika bertemu dengan Henrietta ada perasaan yang sangat bergejolak di dalam dirinya, sehingga merasakan getaran yang luar biasa. ketika kita bertemu dengan seseorang dan merasakan getaran dalam diri kita, itu adalah bahagian yang luar biasa bagi orang itu. Tataran Denotatif Halaman 119 “ Kenapa malah diam saja?” wangi tubuh Henrietta semakin meracuni indra penciuman Fola. Jika dia bergerak sedikit saja, punggungnya akan bersinggungan dengan panggul Henrietta. Bau-bauan juga ditampilkan penulis disini, dimana terjadi psikologi komunikasi antara Fola dan Henrietta. Terlihat bagaimana Fola masih bisa mengingat wangi parfum dari Henrietta. Tataran Konotatif “wangi tubuh” adalah tanda dari seseorang atau keunikan dari seseorang. Dari kalimat meracuni indra bisa dipastikan bahwa Fola masih mengingat wangi tubuh dari Henrietta sehingga penulis tidak lagi memaparkan bau tubuh dari Henrietta Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara yang akhirnya meracuni penciuman Fola. Kalimat tersebut lebih kepada penegasan bahwa Fola sangat menikmati bau tubuh dari Henrietta dan mengenal bau tubuh itu. DELAPAN Gerhana Kembar, bab 4 April 1963 Tataran Denotatif Halaman 125 Henrietta menepuk punggung Fola. “ Tidak, ambillah buatmu. Aku sungguh-sungguh memberikan pisau itu untukmu”. Fola menoleh. Wajah Henrietta terbingkai di matanya dengan sempurna. ... dengan susah payah Fola berusaha menahan debaran jantungnya. Komunikasi verbal yang terjadi antara Fola dan Henrietta membuat Fola semakin merasakan kedekatan dan ikatan yang lebih mendalam diantara mereka berdua. Tataran Konotatif Jika dilihat lebih dalam lagi kalimat diatas terlihat sangat monoton, kaku dan formal. Ada batasan diantara mereka berdua sehingga membuat mereka terlihat sangat kaku. Terbingkai sempurna tatapan ketulusan yang diberikan Fola kepada Henrietta, ada keindahan yang dipancarkan Henrietta sehingga Fola mampu merasakan getaran yang berbeda saat ia menatap Henrietta. Sama seperti yang sudah dijelaskan diatas, getaran jantung yang berlebihan tidak datang begitu saja ada latar yang dialami oleh seseorang sehingga ada debaran jantung yang berbeda dari biasanya, mungkinkah itu karena kecapean, terkejut, penasaran, cinta. Dan yang ditunjukkan Fola adalah perasaan yang ada untuk Henrietta hingga akhirnya getaran itu singgah di dalam dirinya ketika berhadapan dengan Henrietta. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 126 Mereka berpandangan untuk waktu yang lama. Mata Henrietta berbinar seperti obor dalam kegelapan. “ Aku senang bertemu denganmu lagi.” Tiba-tiba Fola tersadar tentang keberadaan mereka berdua. Mereka duduk sangat dekat di ranjang. Tidak ada orang lain dikamar ini. Komunikasi nonverbal kedekatan membuat Fola dan Henrietta merasakan hubungan yang lebih spesial terjadi diantara mereka berdua. Tataran Konotatif Sebenarnya tidak ada yang harus dipermasalahkan ketika dua perempuan duduk berdekatan, tapi penulis menggambarkan perbedaan diantara kedua wanita ini. penulis menggambarkan seolah-olah ketika mereka berdekatan itu adalah hal yang tidak wajar, karena sebenarnya ada hubungan yang tidak wajar diantara mereka berdua. Tataran Denotatif Halaman 126 Mengapa Fola merasakan getaran yang kini ia rasakan? Apakah getaran ini berbeda dengan rasa yang dia curahkan untuk Erwin, suaminya? Fola merasakan luapan perasaan ini, luapan perasaan janggal yang mengembus bagai angin puting beliung dari dalam dirinya. Respon dari bahasa tubuh yang didapati oleh Fola berbeda dengan apa yang ia dapati dari Erwin hal ini menunjukkan bahwa perasaan Fola kepada Henrietta lebih besar daripada kepada Erwin. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Konotatif Kalimat yang hampir sama seperti ini sudah berulang-ulang dituliskan oleh penulis, dengan seolah-olah sampai batas saat ini Fola belum mengerti pasti apa yang ia rasakan, padahal tanpa ia sadari ia seringkali memikirkan Henrietta dengan perasaan yang berbeda dari yang seharusnya dirasakan oleh seorang wanita kepada wanita lain Mitos Getaran adalah suatu pertanda pernyataan lebih dari seseorang apakah itu kasih sayang, kekaguman, rasa respect yang tinggi pada orang lain. Kata getaran lebih cenderung dihubungkan dengan perasaan positif terhadap orang lain. Tataran Denotatif Halaman 127 Henrietta mengusapkan bibirnya dengan lembut ke bibir Fola. Sama seperti dulu, hanya saja kali ini Fola sungguh mendamba. Ia mendekatkan dirinya pada Henrietta. Tubuh itu terasa mungil dan kecil, berbeda ketika dia bersentuhan dengan lelaki. Henrietta memeluknya erat-erat seakan Fola barang yang sangat berharga. Komunikasi verbal ciuman yang diberikan Henrietta pada Fola memberikan pesan bahwa ia mencintai Fola. Tataran Konotatif Sudah ada perkembangan hubungan yang mereka jalin berdasarkan bahasa tubuh yang mereka tunjukkan satu dengan yang lainnya. Hubungan yang dijalin dimana seharusnya hubungan ini terjadi antara lelaki dan wanita. Fola sudah memberikan respons positif dari apa yang selama ini dia fikirkan mengenai Henrietta, bahkan dia sadar dengan sesadar-sadarnya akan apa yang dia sedang rasakan. Ada keinginan yang mendalam yang ingin diperoleh dari Henrietta dengan semua hal yang mereka kerjakan, keinginan yang lebih, perasaan yang lebih dan hubungan yang lebih intim. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 127 Mereka bergenggaman selama beberapa menit. “kau gemetaran”. “ aku gemetar karena terlalu bahagia”. Henrietta mengangkat tangan Fola lalu menciumnya. Itu membuat Fola merasa sangat dihargai, seakan dia adalah seorang putri, bukan sekedar perempuan hamil berperut gendut dan berpenampilan tak menarik. Bahasa tubuh yang diperlihatkan oleh Henrietta terhadap Fola membuat Fola merasakan kenyamanan yang lebih terhadap Henrietta. Dan bagaimana Henrietta memberikan pesan melalui bahasa verbal yang menarik. Tataran Konotatif Jika dilihat dari beberapa kasus yang telah dibahas sebelum-sebelumnya, sebenarnya Fola adalah sosok yang masih “kebingungan” dengan semua hal yang sedang dia jalani, namun perhatian dan cara Henrietta memperlakukan Fola lah yang akhirnya membuat Fola merasakan perlakuan yang berbeda yang memang di damba oleh semua wanita. Perasaan yang akhirnya timbul, tidak bisa diidentifikasikan dengan pembawaan yang sudah ada sejak Fola lahir. Perlakuan itu yang seringkali akhirnya membuat Fola memberikan hatinya untuk Henrietta. Tataran Denotatif Halaman 128 “ Benarkah kau bahagia?” Fola mengangguk. Belum pernah dia merasakan kedamaian tumbuh perlahan-lahan dalam dirinya. Dia meringkuk tubuhnya, dekat dengan dada Henrietta, seakan-akan dirinya bayi mungil. Henrietta mendorong Fola dengan lembut, melepaskan diri dari pelukan. “Jangan,” Bisiknya lemah. Fola mengerutkan kening. Dari matanya terpancar sinar sakit hati karena penolakan. “Mengapa?” tanyanya. “ Aku pernah berjanji. Aku tidak akan menyakiti hati seseorang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara lagi dengan cinta yang tidak mempunyai tempat dimana pun. Kurasa sekarang pun kita harus berpisah.” Fola berputar, merengkuh Henrietta. “Jangan,” bisiknya. “ jangan lagi lari dariku” Dari setiap pemaparan komunikasi nonverbal yang ditunjukkan oleh Fola memperlihatkan dia sudah memberikan hatinya untuk Henrietta. Tataran Konotatif Jika dikaji lebih dalam lagi pertanyaan yang diajukan oleh Henrietta adalah sebuah pertanyaan “menjebak”, yaitu pertanyaan untuk meyakinkan dirinya bahwa Fola sudah berada dalam “genggamannya” keinginan untuk menciptakan ruang pada dirinya sendiri bahwa Fola bersungguh-sungguh mencintainya. Pertanyaan yang membuat Henrietta ingin yakin bahwa dia dibutuhkan oleh Fola. Kemudian Henrietta mengukuhkannya dengan pernyataan tidak ingin menyakiti orang lain sebenarnya Henrietta juga tidak akan sanggup untuk melepas Fola begitu saja, namun ia ingin meyakinkan dirinya bahwa dia sudah mendapatkan Fola dan ingin Fola sendiri yang menunjukkan ketergantungannya kepada Henrietta. Hingga akhirnya tujuan dari Henrietta dapat terpenuhi kalimat “ jangan lagi lari dariku” kata “lagi” disini menegaskan bahwa ketika Henriettea pergi pada saat pertemuan pertama ada penyesalan dalam diri Fola akan kepergian dari Henrietta tersebut. Tataran Denotatif Halaman 128 Henrietta mendekatkan wajahnya sehingga pipi mereka bersentuhan, nyaman dan hangat seperti air laut. Bibir Fola mengecap rasa asin, dan dia tahu ada air mata di kedua pipi mereka. Dia tidak tahu siapa yang lebih dulu merasakan kolam kepedihan yang membelenggu hati. Fola hanya ingin menyerahkan seluruh jiwanya kepada Henrietta, hal yang dulu tidak ia lakukan, dan sekarang entah bagaimana, dia ingin menyatukan hatinya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dengan hati perempuan ini. Henrietta merenggangkan pelukan dan mencium mata Fola. Dia membelai pipi perempuan itu, menghapus air mata yang meleleh turun. Dari setiap tindakan dan bahasa tubuh yang dilakukan oleh Fola dan Henrietta ada indikasi yang menunjukkan rasa dan keinginan yang mendalam dari keduanya akan hubungan yang sedang mereka jalani. Tataran Konotatif Ada dua arti dari air mata yaitu kesedihan dan kebahagiaan. Dan air mata yang mereka tunjukkan lebih cenderung keperaasaan bersalah daripada kebahagiaan, namun perasaan itu ditutupi dengan hasrat yang mendalam akan rasa yang ada di dalam diri mereka. terkadang penulis seringkali mengungkapkan sesuatu yang berbeda dari yang seharusnya di ungkapkan. Misalnya ada kolam kepedihan namun diikuti dengan ingin menyerahkan seluruh jiwanya kepada Henrietta,disini terlihat bahwa penulis sedang menekankan arti dari sebuah kata dan perasaan cinta yang tidak bisa difikirkan bahkan diungkapkan dengan kata-kata dengan sebuah realita akan perasaan bersalah dengan suatu jalinan yang sedang dijalani. Mitos Air mata adalah simbol dari kebahagiaan, kesenangan, terharu, kesedihan, ungkapan rasa sayang. SEPULUH Gerhana Kembar, bab 5 april 1963 Tataran Denotatif Halaman 143 ... Nyonya sedang tidak ada dirumah “ kemana Nyonya pergi?” “ke rumah sakit” Henrietta terlonjak. Matanya membelalak. “ke rumah sakit?” “ada apa? Apakah Nyonya sakit? Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Mengapa Nyonya berada di Rumah sakti? Tanya Henrietta cepat. Napasnya menderu. Cuping hidungnya kembang kempis. Ketika setiap pertanyaan dari Henrietta ia lontarkan dia menunjukkan bahasa tubuh yang sangat khawatir akan kondisi dari Fola. Tataran Konotatif Dibeberapa bagian yang sudah dibahas sebelumnya penulis seringkali menunjukkan kalimat-kalimat dimana kita sebagai pembaca novel ini akan mengerti peran dari Fola dan Henrietta dalam sebuah hubungan. Peran sebagai “pria” dan peran sebagai “wanita”. Dalam bagian ini pun bisa dilihat peran Henrietta. Setiap kalimat yang dipaparkan jika hanya dilihat sekilas tidak menggambarkan sesuatu yang aneh karena setiap orang akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Henrietta. Namun dengan latar belakang dan cerita yang sebelumnya bisa dilihat lebih dalam lagi bahwa penulis disini sangat menekankan peran dari Henrietta sebagai seorang “pelindung” bagi Fola. DUA BELAS gerhana kembar, bab 6 1964 Tataran Denotatif Halaman 168 Henrietta menoleh ke arah Fola, membiarkan lengan mereka beradu. Fola mencari tangan Henrietta yang tidak menggendong Eliza. Jemari mereka saling terkait. Mereka berpegangan tangan.. Fola menatap Henrietta dengan muram. “ Seandainya aku dapat berada di sana.” Henrietta tak mampu menjawab dengan tangkas. “ sebenarnya,” bisiknya mengaku, “ aku ingin sekali jika kau dapat pergi bersamaku.” Komunikasi yang terjadi diantara mereka membuat mereka mengetahui perasaan mereka satu dengan yang lainnya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Konotatif Dalam kalimat ini penulis sudah mulai menekankan hubungan yang lebih intim diantara mereka dengan mengerti satu dengan yang lain dengan perasaan yang sama. Meskipun dalam setiap kalimat penulis berusaha menampilkan keresahan antara mereka berdua. Keresahan akan keingianan untuk bersama namun sulit untuk mewujudnyatakan karena ada jurang yang tidak berjembatan yang memisahkan mereka. Tataran Denotatif Halaman 169 Fola berbalik, menatap Henrietta. Bertumpu pada sikunya “ Kau rela terbang jauh mencari diriku?” Henrietta membungkuk ke depan, meraih Eliza, menciumnya lembut. Lalu lengannya menarik Fola, mencium pipi perempuan itu ringan. Setiap bahasa nonverbal yang ditunjukkan oleh Henrietta mengindikasikan perasaannya yang mendalam terhadap Fola. Tataran Konotatif Meskipun dalam paragraf-paragraf sebelumya penulis sudah memperlihatkan kesadaran dari Fola dan Henrietta akan perasaan yang sama dalam hubungan mereka, namun dalam banyak kalimat penulis juga menampilkan bahwa mereka berdua masih berusaha mencaritahu akan perasaan mereka. keresahan mereka akan kepercayaan dari keduanya tentang cinta yang sudah mereka jalin. “ Kau rela terbang jauh mencari diriku?” dari kalimat ini ada dua indikator yang Fola sedang ungkapkan, yang pertama adalah menguji dan yang kedua adalah keresahan. Namun yang paling jelas adalah keresahan akan cinta itu, tidak bisa dipungkiri bahwa ketakutan yang mereka jalani membuat mereka sering ragu apakah cinta mereka akan bertahan dengan goncangan yang datang dari luar. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 170 Henrietta mengusap bibir Fola. “ Aku tidak ingin mendengar sesuatu yang buruk. Jika aku berada di ketinggian langit menembus awan, aku selalu membayangkan seperti inilah dunia di bawahku. Biru menenangkan, hening, dan tak rumit. ... aku bertanya-tanya terus dengan penuh harap, sampai terbentuk dalam ingatanku tentang apa rasanya menjalani hidup normal.. “ dengan normal.” Decak Fola sendu. “seperti pasangan lainnya, “balas Henrietta. “ Betapa menyenangkan.” “ pasti menyenangkan.” Fola tersenyum. Komunikasi antapersonal diantara mereka menciptakan suatu tukar pikiran akan rasa dan keinginan mereka akan masa depan yang akan mereka jalani. Tataran Konotatif Kalau dilihat pernyataannya sekilas percakapan mereka berdua dalam setiap kalimat diatas adalah pernyataan sederhana yang tidak punya arti lebih. Namun Biru menenangkan, hening, dan tak rumit ada harapan yang diinginkan dari Henrietta. Biru adalah warna ketenangan. Ada harapan yang lebih dari Henrietta akan penerimaan terhadap hubungan mereka berdua dari lingkungan mereka. Penulis jelas menggambarkan bahwa mereka sama sekali tidak mendamba perubahan dalam diri mereka atau “ketidaknormalan” yang sedang mereka jalani namun mendamba bahwa apa yang sedang mereka jalani tidak dipandang dunia sebagai sesuatu yang salah, karena mereka saling mencintai. Tataran Denotatif Halaman 174 Henrietta menarik napas dalam-dalam, lalu mengulurkan tangan ke bahu Fola. Disentuhnya bahu itu hati-hati. “ Ayo, masuk. Aku senang kau datang.” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tangan mereka bersentuhan sejenak, mengalirkan sentakan listrik di seluruh tubuh Fola. Dia langsung mundur, tak sanggup berbicara. Henrietta tidak menanggapi reaksi Fola, masih asyik membelai-belai bayinya. Fola memejamkan mata, takut membiarkan dirinya memeluk Henrietta. Pemaparan yang ditunjukkan penulis diatas membuat setiap orang yang merasakan bahwa ikatan emosional dari mereka berdua terjalin dari bagaimana bahasa nonverbal dari mereka menghasilkan efek yang berbeda dari seharusnya. Tataran Konotatif Penulis kembali menunjukkan sikap kekakuan pertemuan antara Fola dan Henrietta. Ketika beberapa lama tidak bertemu, jantung yang berdegup lebih cepat dari yang seharusnya. Terkadang penulis lebih menunjukkan kekakuan dari Fola dibandingkan Henrietta padahal sebenarnya dalam hal ini Henrietta lah yang memiliki peran yang sangat aktif dengan keberadaan hubungan mereka. Henrietta mengambil andil lebih besar akan hubungan yang mereka jalin. Dari pemaparan yang ditunjukkan penulis dengan lebih menonjolkan perasaan, sikap dan bahasa tubuh dari Fola bisa disimpulkan bahwa sebenarnya penulis sedang ingin memperlihatkan bagaimana sebenarnya perasaan Fola dengan segala keraguan dan kegelisahan yang ada bahkan ketika dia tidak mampu menahan rasa yang bergejolak dalam dirinya. Penulis memperlihatkan kekakuan yang dirasakan Fola akan hubungan dari mereka, berbeda dengan Henrietta penulis sangat jarang memperlihatkan sikap Henrietta kepada Fola, hal ini menunjukkan seolah-olah Henrietta sudah terbiasa dan nyaman dengan kondisi yang sedang ia jalani dengan Fola, meskipun terkadang ada juga pemaparan akan ketakutan dari Henrietta namun tidak sebanding dengan apa yang dipaparkan mengenai Fola. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Mitos Sentakan listrik adalah ungkapan terhadap dua orang atau lebih yang telah memiliki keterikatan emosional antara satu dengan yang lain. dan hal ini paling sering terjadi antara pria dan wanita yang sedang menjalin hubungan asmara. Tataran Denotatif Halaman 176 Bagi Fola, Henrietta adalah perempuan paling sempurna yang merampas perhatiannya. ... Bagaimana kabarmu?” kabar seperti apa yang hendak dia ceritakan kepada Henrietta? Pikir Fola mengejutkan dirinya sendiri. Dia perempuan bersuami yang mempunyai anak. Henrietta juga perempuan sama seperti dirinya. Dalam Fisik dan segala hal, Fola sama dengan Henrietta, tapi mengapa dia merasa mereka bagaikan tarian siang dan malam yang saling menggenapi dalam lingkaran kehidupan? Komunikasi intrapersonal dalam diri Fola terjadi untuk menjawab pertanyaan dari Henrietta, bagaimana Fola bermain kata-kata dengan dirinya sendiri. Tataran Konotatif Sebenarnya sampai pada tahap ini penulis masih menunjukkan ketidakmengertian Fola akan semua hal yang sedang dia jalani, ketika dia merasakan kekacauan- kekacauan yang terjadi di benaknya dengan semua hal yang sedang terjadi. Penulis melukiskan bahwa Fola adalah sosok yang tidak egois dan selalu mencoba untuk memikirkan orang lain yang ada disekitarnya mencoba menekan dan bertahan pada posisi dimana dia tidak harus menyakiti orang lain. Fola cenderung memikirkan orang lain yang ada disekitarnya dengan segala hubungan yang harus ia jalani. Namun Fola tidak bisa memungkiri keadaan yang sedang terjadi padanya dan perasaan yang ada di dalam dirinya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara TIGA BELAS Gerhana Kembar Bab 7 1963 Tataran Denotatif Halaman 180 ... Beberapa belas menit berlalu dalam keheningan. Keheningan yang membuat suasana nyaman. Henrietta bersedia menukarkan apa saja dalam hidupnya untuk sekali mendapatkan suasana seperti ini. Dia duduk terpaku, tak bergerak menatap Fola dan bayinya. Tataran Konotatif Perasaan puas dalam diri Henrietta dimana ada keinginan untuk memiliki Fola untuk dirinya saja, kepuasaan yang ia dapatkan jika hanya bersama dengan Fola. Sosok Henrietta di gambarkan lebih bebas oleh penulis karena tidak perlu terlalu memikirkan orang lain dalam perjalanan hubungan yang sedang ia jalani. Tataran Denotatif Halaman 181 ... Dia langsung terlelap tidur sedetik ketika kepalanya menyentuh bantal. Rasanya dia baru tertidur beberapa saat ketika ada tekanan lembut di bibirnya. Seketika itu juga, kantuk yang menguasai dirinya langsung lenyap. Mulanya dia tidak sadar berada dimana, tapi karena gerakan bibir itu semakin bertautan di bibirnya, kini Fola ingat dimana dirinya berada. Di pondokan kamar Henrietta. Tubuh perempuan itu berada di sampingnya, seperti guling yang siap dipeluk. Bahasa nonverbal yang diperlihatkan bisa diterjamahkan kedalam hubungan yang lebih intim didalam diri mereka masing-masing. Tataran Konotatif Paragraf ini paragraf yang pertama kalinya memaparkan secara lebih intim hubungan yang seharusnya dilakukan oleh wanita dan pria yang disetujui oleh Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kedua belah pihak. Keagresifan Henrietta akan hubungan fisik lebih ditonjolkan oleh penulis. Dan jika diperhatikan lebih lanjut perasaan bersalah lebih cenderung singgah dalam benak Fola daripada Henrietta. Tataran Denotatif Halaman 182 Dia mencondongkan wajahnya ke arah hidung Henrietta, lalu perlahan- lahan menciumnya. Ini baru baginya, memulai lebih dulu. Fola merasa takut dan berdebar-debar setiap kali berdekatan dengan Henrietta, apalagi menciumnya. Henrietta mengambil tangan Fola dengan lembut dan meletakkan tangan itu di dadanya. Pipi Fola merona merah. Ini dada yang berbeda dari dada biasa dia sentuh. Dada Erwin datar dan keras, tapi dada Henrietta terasa kenyal dan lembut. Fola merasakan detak jantunng Henrietta yang berdegup keras. Hubungan percintaan yang dilakukan oleh sesama jenis ini menunjukkan gerak isyarat, bahasa tubuh, sentuhan dalam setiap hubungan yang mereka coba jalin. Tataran Konotatif Respon Fola dengan sentuhan fisik yang dimulai oleh Henrietta baik dan akhirnya respon itu ditindaklanjuti dengan tindakan memulai duluan. Dan kembali lagi dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh mereka berdua penulis selalu cenderung dan condong memperlihatkan respon, pemikiran dan perasaan Fola akan apa yang mereka lakukan. Sebenarnya akhirnya bisa dilihat ketertekanan Fola dengan semua yang dilakukannya meskipun akhirnya dia tidak sanggup melawan hasratnya untuk bisa bersama-sama dengan Henrietta. Perasaannya seringkali membunuh ketidakmengertiannya. Tataran Denotatif Halaman 183 “Jika kau mati lebih dulu daripada aku, “ Bisik Henrietta pelan. “Hantuilah hidupku. Aku tidak keberatan.” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Jantung Fola berdebar-debar liar; pipinya terasa panas membara. Dada mereka berdempetan rapat, sehingga semakin terasa kelembutan yang ditimbulkannya. Henrietta memainkan rambut Fola yang terurai di bantal. Lalu tangan satunya tanpa sengaja menyentuh payudara Fola. Mata Fola membelalak, lalu kepalanya menggeleng. “ Henrietta,” Bisiknya ragu-ragu. “ aku.. eh, sedang menyusui.” Penulis lebih menonjolkan bahasa nonverbal dalam hubungan antara Fola dan Henrietta tersebut diatas. Tataran Konotatif Hubungan fisik yang lebih intim sudah terjalin dalam paragraf ini, Henrietta tetap mengambil bagian yang lebih dominan dalam hubungan yang mereka jalin. Tidak ada keraguan, kontroversi fikiran, atau kekakuan. Berbeda dengan Fola dia menikmati apa yang sedang dia lakukan namun hatinya tetap seringkali merasakan pergejolakan yang terkadang ia pun tidak dapat mengerti akan apa yang sedang dia fikirkan. Ada keragu-raguan, ketidaknyamanan meskipun dia mulai menikmati apa yang dia lakukan. Jelas terlihat bahwa Fola tetap melihat sudut pandang yang lain ketika ia melakukan hubungan fisik yang sedang dia lakukan, ketertekanan dalam banyak sisi, sedangkan Henrietta berbeda dengan Fola ia menikmati hubungan dan rasa yang ia sedang jalani. Tataran Denotatif Halaman 183-184 Wajah Fola memerah, malu-malu. Dia pasrah. Lagi pula, Henrietta sudah melihat sebagian dadanya ketika dia menyusui Eliza tadi. Tidak ada bedanya dilihat sekarang maupun tadi. Henrietta membuka kancing blus Fola satu per satu. Gerakannya sangat lambat dan lembut, seakan-akan apa yang dilakukannya adalah bagian terpenting di dunia ini. “ kau gemetaran.” “aku belum pernah melakukan hal ini” “aku juga”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Henrietta menekankan tubuhnya penuh-penuh kepada Fola. Fola menutup mata. Dia membiarkan tangannya melakukan gerakan berdasarkan naluri. Dia membiarkan pinggulnya terangkat, mulutnya mendesah dan seluruh tubuhnya bereaksi terhadap semua sentuhan itu. Dia membiarkan air matanya menggenang, lalu mengalir turun di pipinya. Dia membiarkan tubuhnya menyerah sepenuhnya kepada Henrietta dalam suatu kepasrahan yang indah. Penulis lebih memperlihatkan komunikasi nonverbal dalam setiap paparan diatas dan bagaimana mereka menunjukkan cinta mereka dari setiap gerakan yang mereka lakukan dalam hubugan intim tersebut. Tataran Konotatif Hubungan fisik yang seharusnya dilakukan oleh lelaki dan wanita akhirnya dilakukan oleh Fola dan Henrietta dalam sentuhan yang sama. Jika dilihat dalam setiap kalimat yang dipaparkan oleh penulis Henrietta adalah sosok yang mengambil bagian yang sangat banyak dalam hubungan yang mereka jalin. Henrietta mengambil posisi dominan dan mengambil alih seluruh bagian dalam hubungan tersebut, seolah-olah dia sudah mengerti dengan baik bagaimana seharusnya tindakan yang harus diambil. Sedangkan Fola mengambil alih sebagai objek dari Henrietta meskipun dia tetap saja menikmati apa yang dilakukan oleh Henrietta. Kalimat Dia membiarkan air matanya menggenang, lalu mengalir turun di pipinya bisa saja memperlihatkan kebahagian akan rasa yang dia rasakan, namun juga bisa berarti kepasrahan dalam rasa bersalah yang selama ini ia rasakan namun ia tak mampu membendung hasratnya kepada Henrietta. Tataran Denotatif Halaman 184 Henrietta merapatkan tubuhnya pada tubuh Fola sehingga tubuh mereka seakan-akan terpilin, menjadi satu bagian dan tak terpisahkan. Angin berembus lembut meniup pori-pori tubuh Fola. Dia merasa tubuhnya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara meledak. Bagaikan bom yang meledak dalam hutan rimba. Ini adalah tarian, walaupun tidak dilakukan sepasang perempuan dan lelaki, ini tetap disebut tarian. Penampilan dari bahasa nonverbal dalam kalimat diatas memperlihatkan bagaimana mereka menunjukkan cinta mereka antara satu dengan yang lainnya. Tataran Konotatif Dalam setiap kalimat, Henrietta tetap mengambil posisi dominan dalam hubungan fisik yang mereka jalin. Dan tidak dapat dipungkiri “Dia merasa tubuhnya meledak” Tingkat orgasme yang sama Fola rasakan ketika dia berhubungan dengan seorang wanita. Ia merasakan sentuhan rasa gejolak yang sama, yang seharusnya ia rasakan ketika dia berhubungan dengan lelaki. Dalam hal ini penulis menunjukkan bahwa para lesbian juga bisa menikmati hubungan seks mereka dalam tingkat emosional yang sama, sama seperti hubungan seorang laki-laki dan wanita. Tataran Denotatif Halaman 184-185 Setelah selesai, Henrietta bergelung disampingnya, mengusap pipi Fola yang lembab oleh air mata. Fola mendorong jari Henrietta dari pipinya. “mengapa”? tanya Henrietta sendu, merasakan perubahan dalam diri Fola. “tidak apa-apa,” bisik Fola. Dalam hati, dia ingin mengatakan bahwa dia punya sejuta apa-apa yang dapat diutarakan dari dalam dirinya. Dia merasa bersalah, sangat bersalah sehingga seluruh tubuh dan jiwanya sakit. “Fola” bisik Henrietta serak. “jangan merasa bersalah.” Fola ingin memercayai apa yang dikatakan Henrietta, tapi hatinya tetap mengatakan dia bersalah. Dosanya bukan sekedar berkhianat kepada suaminya, tapi dosanya yang terutama adalah mencintai orang lain-dalam hal ini perempuan-lebih besar daripada pasangannya sendiri. Itu berarti untuk Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pertama kalinya, Fola mementingkan dirinya sendiri diatas kepentingan semua orang, dan tak terkecuali kebahagiaan bayinya. Sikap, bahasa tubuh yang ditunjukkan oleh Fola memperlihatkan bahwa ia merasa bersalah dengan segala hal yang ia telah lakukan dengan Henrietta. Tataran Konotatif Fola digambarkan seorang sosok yang sangat mementingkan orang lain diatas kepentingan dirinya sendiri. Dan hal ini juga tetap berlaku dalam hubungannya dengan Henrietta, ia tidak dapat memungkiri perasaan bersalahnya dengan semua hal yang ia lakukan bersama Henrietta. Perasaan bersalah ini adalah tindaklanjut dari keraguan Fola selama ini akan semua hal yang ia rasakan, lakukan dan nikmati dengan Henrietta. Ia tetap menganggap dirinya adalah seorang yang sudah tidak normal atau menyimpang dari yang seharusnya. Penulis seringkali menggambarkan sosok Fola yang sebenarnya adalah wanita normal yang hanya saja salah bertemu dengan Henrietta yang memiliki sikap manis dan pelindung bagi Fola. Dan sejak awal, Henrietta memang sudah memiliki perasaan kepada Fola sehingga ia dengan mudah saja dapat menebak dan melakukan apa saja untuk kesenangan seorang Fola agar bisa mendapatkannya. Keraguan Fola ini tetap saja membentengi dirinya untuk tidak merasa bersalah, ia tetap saja merasa bahwa apa yang mereka lakukan adalah suatu kesalahan besar yang seharusnya tidak mereka lakukan. Tataran Denotatif Halaman 188 Ketika malamnya Fola melihat Erwin, hatinya seperti tertusuk-tusuk duri. Lelaki ini, yang menjadi suaminya, tampak santai dan biasa-biasa saja. Dia menghabiskan makan malamnya tanpa banyak rewel. Sambil menyeruput tehnya, Erwin duduk di ruang tengah, dengan buku kedokteran terbentang di pangkuannya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Komunikasi intrapersonal dalam diri Fola menunjukkan dia merasa tertekan dengan segala hal yang sudah ia lakukan dibelakang Erwin. Tataran Konotatif Penggambaran sosok Fola kembali dipaparkan dalam paragraf ini, perasaan bersalah dan rasa yang salah yang ia rasakan kepada Henrietta. Fola merasa berhianat kepada suaminya. Seorang lesbi yang mempunyai rasa yang lebih kepada orang lain namun tetap memikirkan perasaan orang lain, untuk tidak mengecewakan orang yang dikasihinya meskipun dia harus mengorbankan perasaan pribadinya. Penulis menekankan bahwa sosok Fola bukanlah sosok yang selama ini digambarkan dalam kehipan nyata, ia tetap saja tidak bisa memikirkan dirinya sendiri dan mengorbankan kepentingan orang lain. Tataran Denotatif Halaman 189,190, 192, 194 “ Fola ingat bagaimana ibunya dulu mati-matian memperkenalkan dirinya dengan Erwin. ... “Ibu panggil Fola putus asa. “ saya tidak ingin dijodohkan.” “ini bukan penjodohan Seru ibu. “ Berapa kali ibu harus mengatakan itu? Ibu hanya menganjurkan kau mencoba menimbang-nimbang lelaki ini. Ibu mengenal keluarga Erwin. ... Ternyata ibu menderita infeksi liver. Umurnya mungkin tidak lama lagi, demikian kata dokter menghakimi hidup seseorang. ... “saya akan menikah dengan Erwin.” Komunikasi antarpersonal antara Fola dan ibunya menyimpulkan satu putusan yang membuat Fola menikah dengan Erwin. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Konotatif Fola tidak bisa memungkiri bahwa ia tidak pernah mencintai Erwin, namun untuk kebahagiaan ibunya untuk yang terakhir kalinya ia akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Erwin. Kembali disini Fola adalah sosok yang sangat santun, bertanggungjawab dan sangat mencintai orang-orang yang ada disekelilingnya. Bahkan ia melakukan sesuatu yang akan membuatnya kehilangan kebahagiaannya seumur hidup dengan menikah dengan seseorang yang tidak dicintainya, dan kembali lagi kali ini karena orang yang sangat dikasihiya. “ibunya” Tataran Denotatif Halaman 195 Aku memang perempuan yang pantas menyandang gelar sebagai orang paling pengecut sedunia. Kau tahu, hari ini aku membaca tulisan tentang homoseksual di koran dan aku sangat takut untuk melihat artikel itu, bahkan meliriknya pun aku tak berani. Seakan-akan ada sejuta orang berada di belakang punggungku, mengetahui apa yang kubaca dan kurasa. Aku merinding. Padahal perasaan yang kumiliki kepadamu begitu manis dan sangat indah. Membaca kata homoseksual membuatku bingung pada rasa yang kumiliki kepadamu. Bersamamu aku belum pernah merasakan hal yang begitu alamiah dan benar. Sangat, sangat, sangat benar. Media memberikan gambaran akan diri Fola saat itu, dan media itu berhasil untuk memberikan gambaran kepada Fola akan homoseksual hingga Fola merasa tertekan dengan kenyataan yang ia hadapi. Tataran Konotatif Tulisan ini adalah tulisan Fola, sampai akhirnya dia degan sendirinya menyatakan dia adalah seorang wanita yang tidak normal yang mencintai seorang wanita. Rasa takut yang ia rasakan kembali dipaparkan, takut akan orang-orang disekelilingnya, rasa bersalah dengan dirinya sendiri, rasa bersalah karena tidak mampu mengungkapkan identitas yang sebenarnya, rasa kecewa karena tidak mampu Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara bersama orang yang ia cintai. Namun semua itu tetap tidak dapat membuat dia merasakan bahwa bukan hanya Henrietta dapat mengisi ruang kosong dalam dirinya Bersamamu aku belum pernah merasakan hal yang begitu alamiah dan benar. Mitos Homoseksual adalah orang yang memiliki penyimpangan dan berbahaya karena menyalahi aturan agama, adat dan budaya. Homoseksual diidentikkan orang yang egois yang akan berusaha melakukan apapun untuk dapat mencapai hasrat dirinya dan biasanya homoseksual akan dijauhi dan diasingkan dari masyarakat. Dan para homoseksual cenderung mencari komunitas dan cenderung tertekan dalam kehidupannya. LIMA BELAS Gerhana Kembar, Bab 8 1969 Tataran Denotatif Halaman 215 ... “kita akan menjadi kakek dan nenek jika anak kita telah tumbuh dewasa. Fola menoleh ke arah Eliza yang masih menggerak-gerakkan kakinya dengan penuh semangat. Ucapan Erwin membuatnya semakin tidak nyaman. Terkadang pada saat-saat seperti ini, Fola bertanya-tanya apakah dia bisa bertahan bersama Erwin sampai kakek nenek. Bagaimana rasanya menjadi kakek nenek bersama Erwin? Fola menutup mata, membayangkan satu gambaran yang berbeda dari yang dia harapkan di sudut hatinya yang terdalam. Komunikasi antarpersonal antara Erwin dan Fola terjadi dalam kalimat diatas yang memperlihatkan keinginan Erwin untuk tetap bersama-sama dengan Fola namun efek komunikasi itu berbeda kepada Fola. Fola tidak menginginkan apa yang diinginkan oleh Erwin. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Konotatif Fola tidak pernah menikmati kebersamaanya dengan Erwin sehingga ketika dia harus memikirkan harus tua bersama Erwin pun dia tidak dapat membayangkannya, karena ia sama sekali tidak pernah mencintai Erwin. Erwin adalah sosok yang datang ke kehidupan Fola setelah Fola bertemu dengan Henrietta. Dan penulis sama sekali tidak pernah menunjukkan indikasi bahwa Fola adalah Lesbian sejak awal, namun penulis selalu menunjukkan ketidakmengertian Fola dengan rasa yang ia miliki bersama Henrietta. Namun hati Fola sudah diikat dengan baik oleh Henrietta dengan segala hal yang ia berikan kepada Fola. Sehingga ketika Erwin seorang lelaki yang sempurna pun hadir tidak mampu membuat Fola melupakan Henrietta. Tataran Denotatif Halaman 216 Fola ingat lagi perkataan Erwin. Erwin menginginkan kebersamaan sampai usia tua. Betapa sedihnya membayangkan hal itu. Padahal tadi Fola sedang berusaha menguatkan hatinya untuk mengatakan satu kebenaran kepada suaminya. Satu kebenaran yang sederhana. Tentang apa yang menjadi perasaan dan keinginannya. Fola ingin bercerai dengan Erwin Dia ingin mengatakan terus terang bahwa dia tidak dapat mencintai Erwin, sekuat apa pun usahanya untuk belajar menyayanginya sebagai seorang istri. Komunikasi intrapersonal dalam diri Fola membuat dia merasakan ketertekanan akan rasa yang sedang ia hadapi dan membuat dia merasa bersalah akan setiap hal yang ia lakukan. Tataran Konotatif Pada paragraf ini kembali penulis menguji Fola dengan segala hal yang ia inginkan. Dia sangat ingin bercerai dengan Erwin karena dia tidak pernah bahagia hidup bersama Erwin. Namun kembali ia tidak mampu melakukan hal itu karena dia tau dia akan menyakiti Erwin yang menginginkannya dengan sangat. Fola Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara seringkali dihadapkan dengan kondisi yang memaksanya untuk membuang keinginananya untuk bahagia bersama dengan Henrietta. Tataran Denotatif Halaman 217 Seminggu yang lalu.. ... Fola terdiam sesaat. “Apakah kau percaya padaku?” “percaya apa?” “Percaya aku mencitaimu. “ Fola mengambil tangan Henrietta, membelai punggung tangannya. Dia menekankan kelima jari itu kedadanya erat-erat sehingga Henrietta dapat merasakan detak jantung Fola di ujung jari- jarinya. Mata Henrietta meredup. Dia menggeleng, lalu mengangguk. Menggeleng lagi, lalu mengangguk. Fola menarik tangan Henrietta seakan menyelamatkannya agar tidak jatuh melayang. “kalau begitu, mari aku buktikan dari sini. “Fola mendekatkan diri ke telinga Henrietta dan berbisik, “ aku akan mengajukan perceraian dengan Erwin. Fola membungkukkan tubuhnya terlalu dekat dengan Henrietta dan membisikkan kata-kata tersebut. Kata-katanya membuat Henrietta terpengarah. Dia mendorong Fola. “Demi Tuhan Fola Kau tidak perlu melakukan hal seperti itu” Fola menatap Henrietta lurus-lurus. “Kau tidak menginginkanku?” “menginginkanmu? Ya ampun, kau tidak tau betapa keras aku menginginkanmu. Setiap menit, setiap hari Henrietta gagap. “ aku rasa kita layak mendapat kesempatan untuk hidup bahagia bersama orang yang kita cintai sampai selamanya” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pemaparan dari tuturan dan gerak isyarat yang Henrietta dan Fola tunjukkan adalah untuk melihat sejauh mana sebenarnya hubungan dan kepercayaan yang sedang mereka jalin dalam hubungan mereka. Tataran Konotatif Dari setiap kalimat yang dipaparkan diatas terlihat emosi yang sangat mendalam dari Fola. Jika diperhatikan dengan lebih dalam semua hal yang diucapkan oleh Fola adalah pertahanannya tentang rasa yang ia miliki kepada Henrietta, emosi ingin segera mengakhiri kesakitan yang ia rasakan dengan perasaan bersalah yang sama. Emosional akan keinginannya untuk memiliki Henrietta, seolah-olah dia bisa memungkiri pribadinya yang sangat tidak ingin menyakiti orang lain. emosi sesaat ingin menunjukkan bahwa ia tidak selemah yang ia tunjukkan selama ini memiliki hubungan dengan Henrietta. Dan Henrietta diperlihatkan sangat mengerti akan hal itu. Fola hanya emosi sesaat dengan segala ketertekanan yang ada padanya saat itu. Ia hanya ingin bersembunyi dibalik emosinya akan segala hal yang ia inginkan dan harapkan akan hubungannya dengan Henrietta. Tataran Denotatif Halaman 219, 220 ... Aku ingin mengaku dosa.” “mengaku dosa?” Di gereja.” “dosa... “ Bibir Henrietta kelu. “Dosa atas hubungan zina ini” Henrietta menoleh pada Fola dan bergumam, “ Aku tidak tahu..” “Dosa atas kegilaan pikiran dan perasaanku terhadap-mu.” “lalu mengapa...” “Dosa karena aku menempatkan kebahagiaanku paling tinggi di atas kebahagiaan orang lain.” “Demi Tuhan, Fola..” “Dosa karena aku mencintai seseorang yang berkelamin sama denganku.” “ Fola Kau..” “Dosa karena aku sangat..sangat.. “ Nafas Fola tercekik Air matanya menggenang, lalu dia tersedak. Dia menangkup wajahnya di telapak tangan, lalu menangis tersedu-sedu sampai tubuhnya berguncang- guncang. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Mendadak sedu-sedan Fola berhenti. Dia menoleh ke arah Henrietta. Matanya sembab dan pipinya merona merah. Fola menatap Henrietta sehingga wajahnya sejajar dengan kepala Henrietta.. “ karena aku sangat mencintaimu, “bisiknya lirih. Dari setiap ungkapan verbal Fola dan dari komunikasi nonverbal yang sedang ia tunjukkan ada pesan bahwa ia merasakan ketertekanan yang luar biasa dan perasaan bersalah didalam dirinya. Tataran Konotatif Fola sangat tertekan dengan semua hal yang ia rasakan. Fola sangat mengerti bahwa semua hal yang mereka kerjakan dan lakukan selama ini adalah suatu dosa dan kesalahan yang sangat besar yang ia kerjakan selama ia hidup. Ia sangat tertekan dengan apa yang ia rasakan. Tertekan karena ia menjadi pribadi yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Dan sangat sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah kesalahan terbesar, namun tertekan karena kesalahan itu adalah kebahagiaan nyata yang ia rasakan dalam hidupnya. Tataran Denotatif Halaman 224,225 Susie memandang Henrietta lama sekali. Mata coklatnya menggelap dan kedalamannya nyaris tak terukur. “aku tidak menyangka.” “aku juga tidak pernah menyangka.” Mata Susie melebar. “ kau bisa mengehentikannya kapan saja kau mau. ... “kenapa kau menyayangi dia, dan membiarkan dia menyayangimu? Bukan sebaliknya, mendorongnya kembali kepada istrinya?” “yang kukatakan tadi itu benar, Sus.” Mata Henrietta menyipit. “Aku membiarkan dia menyayangiku. Itu karena dia tidak sungguh-sungguh mencintai.. “ Henrietta menelan ludah, melemaskan lidahnya mengucapkan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kata yang berbeda dengan yang dia maksud. ..”Eh, istrinya.” Kau buat bersama-sama orang yang telah menikah?” Henrietta mendongak, menatap wajah Susie dengan tenang. “Aku mencintainya. Sesederhana itu.” Susie terpukau oleh air muka sahabatnya yang penuh keyakinan. “Kalau kau mencintainya,” katanya, “Biarkan dia pergi. “itu sulit.” Susi mengulurkan tangan dan meremas bahu sahabatnya. “Sebenarnya,” katanya “sesederhana itu.” Komunikasi interpersonal terjadi antara Henrietta dan susie untuk membahasa mengenai hubungan antara Fola dan Henrietta, komunikasi ini berefek Henrietta bingung dan tidak tau berbuat apa akan perasaan yang sedang ia jalani. Konotatif Dalam paragraf ini untuk pertama kalinya penulis menunjukkan ketertekanan Henrietta akan hubungan yang ia jalani bersama Fola, ada perasaan bersalah dalam dirinya akan semua hal yang sudah terjadi akan hubungan mereka. cinta yang sudah semakin dalam yang mereka rasakan dalam diri mereka. Dia merasa bersalah namun sama seperti Fola rasa bersalahnya tidak dapat menutupi rasa cinta dan perasaannya kepada Henrietta. Henrietta juga membuat pembenaran untuk bisa melegakan dan mendukung keinginannya tetap bisa bersama-sama dengan Fola meskipun hal itu tidak berarti apa-apa, namun paling tidak dia merasakan kelegaan meskipun hanya sekejap. TUJUH BELAS Gerhana Kembar, bab 9 1969 Tataran Denotatif Halaman 242 Kita akan membakar jembatan itu, Henrietta persis mengatakannya di depan wajahnya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara ... tapi entah mengapa, tatapan Eliza ketika menangis muncul dalam bayangannya, walaupun Fola berusaha keras memikirkan wajah Henrietta. Fola berusaha menenangkan hatinya, membayangkan hidup baru yag akan direngkuhnya bersama Henrietta. Inilah kesempatan. Kesempatan yang selalu di diidam-idamkannya. Fola mendesah. Kepalanya sakit, berdenyut- denyut. Aneh, semakin dia berusaha keras memikirkan Henrietta, semakin asing rasanya pikiran itu. Yang berputar-putar di kepalanya adalah hidup yang kini dilakoninya. Eliza berada di sumber kehidupan itu sendiri. Fola merenungkan kebahagiaannya bersama Henrietta, tapi dia sulit membayangkan hal itu tanpa kehadiran Eliza. Bahasa tubuh dari Eliza membuat Fola tidak sanggun untuk mengambil keputusan untuk bisa meninggalkan Eliza dan pergi berasama dengan Henrietta, ada naluri keibuan yang ia tunjukkan dalam bahasa verbal maupun non-verbalnya. Tataran Konotatif Disini kembali diperlihatkan sosok dari seorang Fola, ia sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan keinginannya untuk tidak melukai orang lain meskipun dia harus terluka akan hal itu. Keinginannya untuk hidup bersama Henrietta sangat sulit dibayangkannya karena keberadaan Eliza. Penulis sangat memperlihatkan sosok ibu dalam diri Fola, bahwa anak adalah harta paling berharga yang ia miliki. Fola sangat tidak bisa memikirkan kehilangan Henrietta namun ia juga sangat tidak ingin melukai Eliza. Tidak ada sama sekali keegoisan dalam diri Fola dalam melakoni setiap hidup yang ia jalani. Mitos Jembatan dalam arti yang biasa adalah penghubung antara satu jalan terhadap jalan lain dimana ada pemisah dari kedua jalan itu. Dalam hal ini penulis mengungkapkan kata jurang dimana jurang pemisah diantara mereka adalah orang-orang disekitar mereka, keinginan mereka untuk bisa membahagiakan orang lain. membakar jembatan artinya mereka ingin mementingkan perasaan mereka sendiri. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 244,245 Ini keputusan yang sulit. Di balik kamar ada gadis ciliknya yang tertidur lelap dan di sana dipekarangan belakang, ada perempuan yang dicintainya lebih dari jiwanya. ... “ Maafkan aku, “Bisik Fola dengan sedih. “Maafkan aku karena terlalu mencitainya.” “itukah ucapan cintamu kepada Eliza?” “ Aku sangat mencintainya Henrietta. Sangat mencintainya sampai hatiku sakit. Salahkah ini?” Cinta tidak pernah salah. Cinta adalah hal terbenar yang ada dalam hidup manusia.” “ lalu mengapa rasanya sakit jika cinta adalah hal yang benar dalam hidup?” ... Fola ingin minta maaf. Dia ingin mengatakan bahwa dia juga sangat mencintai Henrietta. Dia ingin mengatakan bahwa hatinya hancur berkeping-keping saat mengambil keputusan ini. Terjadi komunikasi interpersonal antara Fola dan Henrietta dalam menyelesaikan hubungan yang sedang bergejolak diantara mereka. Tataran Konotatif Naluri seorang ibu sangat besar dalam diri Fola hingga dia akhirnya memutuskan untuk memilih Eliza daripada harus pergi dengan Henrietta ke paris. Penggambaran Fola lebih sering ditonjolkan dalam tulisan ini, karakter, sifat- sifatnya dan segala hal yang ada dalam diri seorang wanita yang berperan sebagai seorang wanita, istri dan ibu. Penggambaran dan lakon yang dipaparkan adalah lakon dari sosok-sosok itu, hingga akhirnya penggambaran akan hasratnya dan cintanya kepada Henrietta seringkali tertutupi akan sosok yang melekat dalam diri Fola. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 247 “ Aku ingin minum.” “aku siapkan teh hangat.” “tidak, “bisik Henrietta. “ aku tidak butuh teh hangat. Aku butuh minuman keras untuk melenyapkan rasa sakit ini.” “ tidak ada minuman apa pun yang dapat menjadi obat untuk melawan rasa sakit ini, “ kata Fola terpatah-patah. “Selamat tinggal, “Bisik Henrietta susah payah. Tapi tidak, dia juga tidak terluka. Semakin besar rasa cintanya kepada Fola, semakin membara cinta itu. Semakin dia resapi sakitnya, semakin hilang rasa sakit itu. Ada isyarat yang coba ditampilkan oleh penulis dengan menggunakan minuman keras untuk menenangkan fikiran, minuman kerasa yang notabenenya bukan mengurangi rasa sakit namun hanya membuat fikiran tidak dapat berproses dengan baik. Tataran Konotatif Bisik Henrietta susah payah. Tapi tidak, dia juga tidak terluka. Semakin besar rasa cintanya kepada Fola, semakin membara cinta itu. Semakin dia resapi sakitnya, semakin hilang rasa sakit itu. Kalimat ini lebih ditujukan kepada ketulusan akan cinta seseorang, pengorbanan, keinginan akan rasa, menahan kesakitan akan cinta yang tidak dapat dipungkiri. Henrietta tidak dapat memungkiri cintanya kepada Fola dengan semua yang sudah mereka jalani. Sakit luar biasa yang ia rasakan karena harus kehilangan orang yang paling berharga dalam hidupnya. Mitos Minuman keras dipercaya dapat menenangkan fikiran orang yang sedang mengalami keterguncangan, keinginanan untuk mendapatkan ketenangan, rasa nyaman. Meskipun hal itu hanya bersifat sementara namun seringkali orang lain menggunakan wadah itu. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 250 Fola mempunyai kehilangan ganda. Kehilangan pertama adalah kekasihnya. Sekuat apa pun tangannya meraih, Henrietta tidak dapat direngkuh. Kehilangan kedua adalah kehilangan dirinya. Fola sadar, dia harus berdamai dengan hatinya sebelum dia benar-benar dapat mencerna semua ini. “kau tidak sakit, Fola” dia berkata keras kepada dirinya sendiri. “Kau sehat seratus persen, jiwa raga. Mencintai Henrietta seperti perempuan lain mencintai kekasih lelakinya. Kau sehat, ingatlah hal itu. Jangan abaikan kekuatan cinta dari Yang Maha Cinta. Cinta adalah anugerah, dia tak mengenal jenis kelamin. Kau sehat, jangan membenci dirimu lagi. Kau normal, dan selamanya normal Terjadi komunikasi intrapersonal dalam diri Fola untuk bisa menahan dirinya akan perasaan bersalah akan semua tindakan yang ia lakukan. komunikasi intrapersonal untuk bisa mendapat kelegaan dari pembenaran yang ia lakukan terhadap dirinya. Tataran Konotatif Tidak bisa dipungkiri bahwa Fola sangat tertekan dengan semua hal yang sedang dia jalani. Dia tertekan dengan perasaan yang “salah” dalam pemikiran orang banyak, namun dia merasakan cinta yang tulus dalam hal itu. Status tidak normal dalam fikirannya membuat dia tidak mampu untuk menutupi kesedihannya. Pembenaran-pembenaran yang ia lakukan pun tidak dapat membuat dia merasa menerima dirinya sendiri. Dalam hal ini perasaan sakit terbesar yang dialami oleh Fola adalah perasaan bersalah yang sangat amat dalam dengan semua keputusan yang ia ambil. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara DUA PULUH Gerhana Kembar, Bab 10 1979 Tataran Denotatif Halaman 285 Dan sekarang, sepucuk surat tiba. Dari nama yang pernah hadir dihatinya, dan ternyata masih berada di sana. Nama yang terus menerus menggemakan kehadirannya sepanjang tahun, sepanjang musim. Nama yang membuat hatinya berbunga-bunga dan tertusuk pada saat yang bersamaan. Media yang digunakan untuk mengungkapkan kerinduan adalah surat, yang membuat mereka tidak berhenti berkomunikasi. Tataran Konotatif Cinta sejati yang terjalin antara dua orang wanita, perasaan yang tetap ia rasakan dalam setiap perjalanan hidupnya. Sosok Fola yang sangat setia mendamba seorang Henrietta sepanjang hidupnya. Ikatan yang kuat antara dia dan Henrietta sehingga meskipun setelah sekian lama dia tidak bertemu dengan Henrietta dia tetap menjaga cintanya kepada Henrietta. Tataran Denotatif Halaman 288 Ke manakah waktu berlari? Sepuluh tahun waktu berlalu bagaikan kedipan mata. Sayatan demi sayatan kepedihan dalam hatinya yang dari dulu berusaha Fola sembuhkan perlahan-lahan menganga lagi. Tidak, luka itu tidak pernah benar-benar kering. Luka itu selalu menganga berdarah, dan tidak tersembuhkan. Komunikasi intrapersonal dalam diri Fola dan bagaimana ia merasakan kepedihan hatinya akan setiap rasa yang ia sedang rasakan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Konotatif Fola senantiasa tidak bisa melupakan segalanya mengenai Henrietta, luka yang ditorehkan dalam hubungan mereka tidak pernah benar-benar sembuh. Fola memendam semua perasaan yang ia rasakan terhadap Henrietta. Ia tetap mencintai Henrietta. Fola tidak pernah benar-benar bisa melupakan Henrietta sekuat apapun dia berusaha untuk melupakannya dengan berusaha untuk menikmati setiap kehidupan yang sedang dia jalani. Namun dia tidak pernah bisa memungkiri bahwa hati dan cintanya sepenuhnya adalah untuk Henrietta. Tataran Denotatif Halaman 288 Fola mendesah. Sepuluh tahun lamanya Fola melupakan kebahagiaannya sendiri demi kebahagiaan orang lain. sepuluh tahun dia menyapu mimpi dan harapannya seperti kumpulan debu ke pojok kamar agar tak terlihat. Sepuluh tahun dia berdiri di belakang layar demi kelangsungan drama kehidupan orang-orang yang yang sangat dicintainya. Ada pesan tertulis dalam diri Fola ketika kalimat tersebut dipaparkan. Penulis menunjukkan keinginan besar Fola untuk bisa bersama-sama dengan Henrietta. Tataran Konotatif Dalam kalimat ini penulis kembali menekankan karakter dari seorang Fola. Fola yang mengindahkan kebahagiaannya untuk membahagiakan orang –orang yang ada disekelilingnya. “menyapu mimpi dan harapannya seperti kumpulan debu ke pojok kamar agar tak terlihat” kalimat ini memperlihatkan bahwa Fola membuang egonya dan menyimpannya dalam-dalam, ia bahkan memendam segala hal yang membuatnya bahagia untuk tidak melukai orang lain. “drama” kata ini merupakan lakon dalam sebuah pertunjukkan seni, dan dia memakai kata ini dalam akhir kalimatnya, artinya bahwa Fola hanya membuat realita kehidupannya sebagai sebuah pertunjukan atau hanya sebuah mimpi, bukan suatu kenyataan yang harus dihadapi dan dinikmati. Dari hal itu bisa dilihat bahwa Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara sedikitpun Fola tidak pernah ingin mengubah kenyataan bahwa dia mencintai seseorang yang sama dengan dia. Tidak ada usaha yang ditunjukkan Fola untuk benar-benar dapat mencintai kehidupannya, ia hanya bersembunyi dibalik kepura- puraan yang menyakiti dirinya sendiri. Tataran Denotatif Halaman 289 Dia membulatkan tekad. Dia akan mengatakan kepada Erwin bahwa dia akan meninggalkan lelaki itu untuk selama-lamanya. Berhenti berbohong, berhenti menyakiti semua orang. Berhenti menjadi sosok lain. Berhenti berpura-pura. Sekarang saatnya untuk menjemput kebahagiaannya. Memikirkan dirinya sendiri. Dirinya seorang Fola damayanti. Komunikasi intrapersonal terjadi dalam diri Fola untuk dapat memikirkan sesuatu dengan baik dan memutuskannya dalam kehidupannya. Tataran Konotatif Ini adalah salah satu kalimat yang diungkapkan Fola untuk mengungkapkan kebenaran tentang hidupnya. Ada beberapa kali Fola mengungkapkan kata-kata ini sebelumnya, namun ini adalah kalimat peneguhan yang benar-benar ingin diungkapkannya dengan nyata kepada orang-orang yang ada disekitanya terkhusus kepada Erwin. Sampai pada tahap ini Fola sama sekali masih menginginkan kebersamaannya dengan Henrietta dan ingin meninggalkan lakon hidup yang sedang ia jalani saat itu. Dari kalimat itu ada bentuk ketertekanan yang dirasakan oleh Fola Dia membulatkan tekad, berhenti berbohong, berhenti berpura-pura, jika diperhatikan lebih dalam lagi kalimat ini adalah bentuk kalimat pemberontakan yang muncul dari hati dan ingin segera diselesaikan segera. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 291-292 Aku.. Erwin tersendat, “.. aku sakit..” sakit apa? Kanker bisik Erwin parau. Fola berdiri tegak lurus, telinganya tidak sanggup mencerna apa yang didengarnya. .. paru-paru stadium tiga..” Terdengar suara isak melompat keluar dari mulut Fola. Isak itu disusul lolongan yang keras dan kering. Fola menggelungkan tubuhnya, menangis tersedu-sedu. Menangis karena hatinya sakit. Menangis untuk keadaan yang tidak dapat diaturnya. Menangis karena ketidakmampuan dirinya mengubah takdir. Komunikasi interpersonal antara Erwin dan Fola untuk mengkomunikasikan sesuatu hal dalam hubungan yang mereka jalin. Tataran Konotatif Kalimat ini adalah, jawaban dari keinginan Fola untuk berkata jujur kepada Erwin bahwa ia ingin pergi dan meninggalkan Erwin, meskipun dia belum sempat mengungkapkan itu kepada Erwin sebelum Erwin mengatakan mengenai penyakitnya. Terdengar suara isak melompat keluar ada kesedihan luar biasa dalam diri Fola, ada dua hal yang disesali oleh Fola disini, yang pertama adalah karena dia sedih Erwin sedang menghadapi mautnya, dan yang kedua adalah bahwa sekali lagi dia tidak dapat berkata jujur kepada Erwin mengenai keinginannya untuk menggapai kebahagiaannya. Namun dalam hal ini dengan ketika disusul kalimat Menangis untuk keadaan yang tidak dapat diaturnya. Menangis karena ketidakmampuan dirinya mengubah takdir, penulis cenderung mengungkapkan bahwa Fola sangat tidak dapat menerima bahwa ia tidak dapat segera mengakhiri penderitaanya dengan perasaan yang sudah dipendamnya sekian lama. Ia sangat sedih karena harus memendam lagi kesakitan yang ia rasakan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Denotatif Halaman 293 Henrietta Kekasih Sepuluh bulan telah berlalu semenjak suratmu ku terima. Maafkan aku, Henrietta, karena aku bersikap sangat jahat denganmu. ... Henrietta, Erwin meninggal seminggu lalu. Saat suratmu tiba, dia sedang menghadapi mautnya. Kanker paru-paru. Bagaimana caranya meninggalkan seseorang yang sedang sekarat? Aku tidak dapat melakukannya. Bagaimanapun Erwin adalah lelaki yang hidup serumah bersamaku. Jiwa kemanusiaanku selalu menang melawan keinginanku semata. Aku merawat Erwin sampai dia menghembuskan napas terakhirnya di pelukanku. Kali ini terjadi hubungan komunikasi melalui media yaitu surat, penulis juga memperlihatkan bagaimana media juga bisa berperan penting dalam komunikasi jarak jauh yang akhirnya dapat menciptakan suasana yang semakin erat. Tataran Konotatif Setelah kematian Erwin Fola kembali menjalin hubungan dengan Henrietta, disini penulis juga kembali menonjolkan sikap dari Fola dengan cara hidupnya dan kerendahan hatinya menghadapi segala situasi yang dihadapi. Sikap tidak egois, dan tetap melihat lingkungan sekitar bahkan orang-orang yang dikasihinya mengenai keinginannya dan kebahagiaannya. Tataran Denotatif Halaman 294 Kini aku telah bebas. Kita dapat bersama-sama selamanya. Terbanglah kemari, pilotku, jemputlah aku. Kita akan menyulam masa tua, hanya kita Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara berdua. Apakah rencana ini cukup menyenangkan hatimu? Aku menunggu kabarmu selanjutnya. Tanpa terasa satu tetes air mata bergulir turun di pipinya. Dua puluh tahun dia menunggu. Dua puluh tahun sejak pertama kali dia berkenalan dengan Fola. Dua puluh tahun menanggung rasa sakit dan cinta ini. Komunikasi interpersonal adanra Fola dan Henrietta, dan bagaimana bahasa tubuh yang mereka perlihatkan akhirnya dapat menunjukkan kesungguhan mereka yang sebenarnya. Tataran Konotatif Dalam kalimat tersebut seolah-olah Fola senang dengan kematian Erwin, namun sebenarnya penulis cenderung ingin menunjukkan bahwa Fola benar-benar mencintai Henrietta dengan segala kekurangan dan kelebihan bahkan ketika dia pun harus menunggu kesempatan yang ada begitu lama. Tanpa terasa satu tetes air mata ketika seseorang bahagia sampai meneteskan air mata itu adalah kebahagiaan terdahsyat yang terjadi. Hal ini adalah moment yang ditunggu- tunggu oleh Fola agar dia bisa bersama Henrietta dan merajuk mimpi bersama dengan kekasihnya itu. DUA PULUH SATU gerhana kembar, bab 11 1980 Tataran Denotatif Halaman 302-303 Aku tidak sabar membayangkan penerbanganku ke Paris. Kapan kau akan berangkat? Seminggu setelah kepulanganmu. Asyik, gumam Henrietta. Aku akan menunggumu di Airport. Kepergianku ini sudah lama kunanti- nantikan.. kata Fola. Suaranya terputus. Fola menghela nafas. Dia terdiam beberapa jeda, dan melanjutkan “seumur hidupku”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Komunikasi interpersonal terjadi untuk menekankan dan membentuk hubungan yang lebih intim diantara Fola dan Henrietta. Tataran Konotatif Dalam beberapa kesempatan selain mengungkapkan keraguan Fola akan hubungan yang mereka jalin, penulis juga seringkali memperlihatkan keinganan dan kerinduan yang mendalam dari Fola mengenai keinginannya untuk bisa bersama dengan Henrietta. Ungkapan kesediaanya untuk melakukan apa saja demi kebersamaan mereka. Terlihat suatu hal yang berlawanan yang seringkali penulis ungkapkan mengenai Fola, keraguan dan ketulusan cinta. Penulis seringkali menampilkan ketidakstabilan Fola akan setiap rasa yang ia sedang jalani. Ketakutan dan cintanya, keresahan akan hubungan dan ketakutannya kehilangan Henrietta, perasaan bersalah mengenai hubungannya dan keinginannya untuk bisa bersama Henrietta. Ada ketidakseimbangan makna yang diungkapkan penulis mengenai Fola, dari hal itu penulis menunjukkan bahwa Fola adalah sosok yang bisa dikatakan “termakan” perasaan akan cinta, bukan merupakan karakater “bawaan” lesbian sejak lahir. Tataran Denotatif Halaman 306-307 Eliza? Suara bisikan lirih terlompat keluar. Perasaan nyeri membuatnya terpaku ditempat, tak bergerak. Apakah ini mimpi, satu lagi mimpi yang menghantui hidupnya tanpa akhir? Fola berdiri tegak berusaha keras agar tidak jatuh pingsan di tengah hiruk pikuk stasiun kereta api. “sudah berapa bulan sayang?” Fola tersedak dengan suaranya sendiri. Dia berusaha keras menjaga nadanya. Tangis Eliza meledak keras. “Tujuh bulan mam” Suasana yang digambarkan oleh penulis melalui bahasa tubuh setiap orang yang ada didalam cerita tersebut dapat membuat pembaca mengerti bagaimana kondisi yang sedang terjadi pada saat itu. Komunikasi intrapersonal dalam diri Fola pun Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara terjadi yang ditunjukkan dengan bagaiman akhirnya dia bisa menahan dirinya untuk tidak marah kepada Eliza. Tataran Konotatif Eliza hamil, Apakah ini mimpi, satu lagi mimpi yang menghantui hidupnya tanpa akhir? Akhirnya ada satu hal lagi yang menghambat dirinya untuk mencapai kebahagiaan itu yaitu putri tunggalnya. Melihat karakter dari Fola, dia tidak akan bisa meninggalkan Eliza dalam kondisi hamil, dan akhirnya Fola menyerah dengan keadaan yang tidak bisa dihentikan dengan segala kondisi yang ada. Mitos ketika seseorang tersedak tanpa dibarengi dengan makanan maka bisa dipastikan bahwa ada perasaan bergejolak yang ingin diungkapkan namun harus ditahan dengan sangat sehingga membuat orang itu akan tersedak. Tataran Denotatif Halaman 308 Entah sudah berapa lama Henrietta duduk di sini. Pesawat yang ditunggunya telah mendarat sejak tiga jam yang lalu, tapi orang yang ingin disambutnya tidak tampak dimana-mana. Dia menghapus keringat di dahinya untuk keseratus kalinya. Henrietta berdiri. Dia memasukkan novel dan koran ke dalam tasanya, lalu berjalan perlahan-lahan meninggalkan bangku. Meninggalkan seberkas harapan yang tadi menyinari hatinya di pojok itu dan setangkai mawar putih yang tergeletak dilantai. Terlihat pesan yang disampaikan dalam paparan diatas melalui setiap bahasa nonverbal yang dilakukan oleh Henrietta, sehingga pembaca akan paham apa yang dirasakan oleh Henrietta. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tataran Konotatif Henrietta menunggu kedatangan Fola untuk sama-sama berangkat ke paris untuk menjemput keinginannya namun Fola tidak akan pernah datang karena dia harus menjaga Eliza yang sedang hamil. Hal ini tidak pernah diketahui oleh Henrietta. Menariknya dalam situasi ini, penulis sama sekali tidak menunjukkan usaha Henrietta untuk mencari tau keadaan Fola kenapa akhirnya tidak menemuinya dibandara saat itu. Penulis hanya menunjukkan kepasrahaan dari Henrietta dengan segala kondisi yang ia hadapi. Dari paparan penulis itu bisa dilihat berbagai kemungkinan yang ingin ditunjukkan penulis dengan sikap Henrietta yaitu yang pertama adalah: Henrietta tidak ingin ketinggalan pesawat karena dia harus segera kembali keparis. Yang kedua adalah: Henrietta harus segera berangkat karena ada tugas yang sedang menunggunya di Paris. Yang ketiga adalah: Henrietta takut akan kondisi-kondisi penolakan yang akan dihadapinya atau bisa dikatakan dia takut terluka terlalu dalam dengan segala kondisi yang ia hadapi jika ia mencari Fola. Yang keempat adalah: dia memberikan kebebasan kepada Fola akan pilihan hidup yang ia inginkan dan dia tidak mau terluka lagi dengan keputusan Fola. Dari segala kemungkinan itu peneliti melihat bahwa kemungkinan satu dan dua bukanlah tipe dari seseorang yang mencintai orang lain, dia pasti akan mencari Fola jika hanya itu alasannya. Namun kemungkinan besar yang ingin penulis ceritakan adalah kemungkinan ketiga dan keempat, ketakutan Henrietta akan penolakan dan rasa sakit yang terulang kembali untuk kesekian kalinya akan setiap keputusan-keputusan yang Fola ambil dalam hubungan mereka DUA PULUH TIGA pertemuan Fola dan Henrietta Tataran Denotatif Halaman 336 Dia menengadah susah payah, menatap mata selina. Perempuan ini mencintainya, hanya dirinya, selama bertahun-tahun sejak dunia lebih Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara muda dari sekarang. “sungguh. Aku tidak berbohong kepadamu” selina maju beberapa sentimeter, menarik lembut kedua sudut pipi Diana hingga wajah mereka berdekatan. Pelan-pelan selina mencium Diana dengan cara yang sama seperti puluhan tahun yang lalu; ciuman yang tidak menyisakan keraguan sedikitpun. Air mata diana menggenang. Selina menghapus air mata itu dengan jarinya setelah ciuman mereka berakhir. Komunikasi nonverbal melalui tatapan dan sentuhan dapat dilihat terjadi antara Selinda dan Diana dalam hubungan percintaan mereka. Tataran Konotatif Diana Fola, selina Henrietta kehidupan yang bukan berdasarkan cerita dari Gerhana kembar diary Fola yang ditemukan oleh lendy namun kehidupan nyata setelah Fola dan Henrietta dipertemukan oleh Lendy setelah sekian lama. Masih tersirat cinta yang tulus diantara Fola dan Henrietta meskipun sudah puluhan tahun berpisah namun cinta mereka masih melekat. Penulis menunjukkan bahwa cinta diantara dua wanita pun sangat sejati meskipun sudah banyak hal yang sudah mereka lewati dengan segala “ketidakadilan” yang mereka rasakan akan hidup mereka. Tataran Denotatif Halaman 337 Pernah berfikir kita akan berakhir seperti ini? aku selalu berharap.. kita akan berakhir seperti ini, “ desah diana susah payah. ‘”tapi tidak terlalu tua. Selina menelan napas, menyisir rambut Diana. Mungkin memang Tuhan memberikan dua akhir bagi kita berdua. “aku mencintaimu” aku sangat mencintaimu. Ini hatiku, gumam diana berusaha keras. Dia tersenyum dan menangis secara bersamaan. Rawatlah dia.. baik-baik. mereka berciuman lama dngaan hangat. Lembut dan penuh kerinduan. Ciuman yang sangat dalam. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara “jangan ada penyesalan akan masa lalu, tidak ada penyesalan. Kita hanya tidak dapat mencegah terjadinya hal-hal diluar kehendak kita. Terjadi komunikasi antarpersonal antara Diana dan Selina dalam akhir hubungan mereka, bahasa nonverbal juga ditunjukkan untuk melihat pesan cinta yang ingin ditunjukkan oleh Diana dan Selina Tataran Konotatif Akhir dari perjalanan panjang Henrietta dan Fola, pertemuan di penghujung yang tidak berujung. Penulis masih menyiratkan cinta yang tulus diantara kedua wanita itu. Penulis juga memperlihatkan kesetiaan dari Henrietta tidak ada tanda-tanda bahwa dia memiliki keluarga, atau kekasih yang lain. Henrietta hanya memberikan hatinya untuk Fola. Bahkan kesakitan-kesakitan yang mereka rasakan tetap mereka simpan bahkan sama sekali mereka tidak ingin melupakan apa yang terjadi diantara mereka meskipun itu sangat menyakitkan diri mereka sendiri. Ada cinta yang tulus dan sejati yang ada didalam diri mereka. LAMPIRAN akhir yang hilang Lampiran ini adalah tulisan yang ditulis oleh Lendy cucu dari Fola, karena lampiran dari cerita cinta Fola dan Henrietta tidak diselesaikan oleh Fola hingga kematiannya. Lendy mengakhiri lampiran ini dengan sesuatu yang berbeda dengan kenyataan yang seharusnya. Lendy mengubah takdir dari akhir cerita cinta ini bahwa Fola dan Henrietta akhirnya bisa hidup bersama. Tataran Konotatif Dari lampiran ini penulis menunjukkan bahwa Lendy memberikan dukungan akan apa yang dilakukan oleh Fola dan Henrietta dengan akhir cerita cinta yang membuat mereka merasakan bahwa cinta itu tidak bisa dibatasi dengan hal apa saja. Cinta adalah sesuatu yang tidak pernah salah, karena cinta adalah anugerah dari Tuhan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Representasi Lesbianisme dalam Novel Gerhana Kembar Menggunakan Semiotika Roland Barthes BAB Makna Denotatif Makna Konotatif Mitos P R O L O G 1 “jangan beranda-anda. Panggil saja namaku”. 2 “kita belum berjabat tangan tadi. Bukankah kalau berkenalan perlu berjabat tangan? 3 biasanya yang tertarik mengenal guru lebih dekat dan akrab adalah orang tua murid khususnya ibu 4 Menyambut uluran persahabatan dan hubungan lain yang kelak tumbuh diantara mereka 1 Ketika seseorang mengijinkan untuk memanggilnya dengan sebutan nama berarti dia menginginkan hubungan yang lebih dekat dengan kita 2 Ketika Henrietta ingin Fola memanggil dia dengan namanya dia juga ingin agar hubungan perkenalan mereka bisa dikatakan resmi dan mengulanginya dengan melakukan jabat tangan. 3 Ketika Henrietta tertarik berbincang-bincang dengan Fola sebenarnya disini Fola sudah mulai merasakan aura ketertarikan Henrietta kepada dia. 4 Dalam kalimat ini, penulis menjelaskan suatu hal yang berbeda ketika akan ada suatu hubungan yang lain diantara mereka, namun penulis menunjukkan bahasa yang bisa diimplikasikan suatu hubungan yang berbeda. Ketika seseorang memberikan perhatian yang lebih kepada kita maka otomatis kita akan memberikan respon yang positif pada orang itu, karena tidak ada satu orang pun didunia ini yang tidak suka diperhatikan, meskipun kadar setiap orang berbeda-beda 3 1 Kau akan pulang?.. Dimana Rumahmu? 1 Ada perhatian yang lebih yang ditunjukkan Henrietta kepada Fola, sikap Henrietta yang pelindungan dan ingin menunjukkan perhatiannya kepada Fola. 2 Fola sudah mulai merasakan kenyamanan ketika bersama dengan Henrietta, kenyamanan dalam tingkat yang bisa dikatakan berbeda dari kenyamanan seorang sahabat. Perhatian akan menciptakan rasa nyaman kepada kedua belah pihak baik bagi orang yang memberi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Mari pulang bersamaku. 2 Henrietta justru membuatnya merasa nyaman 3 Tatapannya terpaku pada Fola. Ada sesuatu yang menarik tentang perempuan ini, Henrietta tidak dapat menjabarkan perasaanya 4 Henrietta balas menatap Fola, merasakan daya tarik kuat yang menyeretnya ke pusaran utama perempuan itu 5 Fola sangat menyukai sentuhan tangan itu 6 Yang teringat adalah betapa lembutnya kulit Henrietta saat bersentuhan dengan kulitnya 7 Fola merasa tatapan itu bukan hanya sekedar menatap tapi menembusnya 8 rasanya sungguh hangat diperlakukan seperti putri 3 Penulis disini sudah mulai menjabarkan secara jelas bagaimana sebenarnya Henrietta dari perkenalan pertama sudah menunjukkan tanda-tanda yang berbeda dengan ketertarikannya pada Fola. 4 Ada sentuhan secara emosional yang dirasakan oleh Henrietta ketika dihadapkan dengan Fola. 5 Disini terlihat bahwa Fola mulai menikmatinya kenyamanannya dengan Henrietta. 6 Kembali ditunjukkan Fola sudah terikat secara emosional dengan Henrietta, ketika sentuhan yang ia rasakan dari Henrietta merupakan suatu hal yang istimewa dalam dirinya. 7 “menembusnya” artinya ada perasaan mendalam yang Fola rasakan ketika Henrietta menatapnya. 8 Akhirnya penulis menunjukkan sisi kewanitaan dari Fola, ingin diperhatikan dan diperlakukan istimewa dan hal itu didapatkan Fola dari Henrietta. perhatian dan bagi orang yang diberi perhatian. Dan kenyamanan itu akan membentuk keterikatan secara emosional hal ini tidak berlaku hanya bagi sepasang kekasih, bagi sahabat juga ini merupakan suatu hal yang lazim terjadi. 4 1 ... Fola menertawakan ucapan Henrietta” sejak kapan kau perhatian kepada murid-muridku? “sejak ada ibu guru cantik yang mengajar di ruangan 1 Henrietta menunjukkan rasa “kagum” yang dimilikinya kepada Fola dengan mulai menggoda Fola. 2 Penulis menunjukkan ada respon positif yang ditunjukkan Fola kepada Henrietta, dan bukan hanya respon tapi ada kenyamanan yang diperoleh Fola Penulis seringkali menyinggung- nyinggung kata sentuhan dalam hubungan yang Fola Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kelas ini” 2 Sentuhan Henrietta pada kulit tangannya diam-diam membuat Fola senang. 3 … Henrietta tak berhenti memandangi Fola. 4 bibir Henrietta bertubi-tubi menjelajahi telinga, tulang pipi, dan akhirnya sangat dekat dengan sudut bibir Fola. Ketika Fola nyaris berteriak untuk mengakhiri serbuan ini, gerakan Henrietta melambat. Dengan lembut Henrietta mengusapkan bibirnya pada ujung bibir Fola, menciumnya dengan ringan dan santai. 5 “aku tahu,” bisik Fola lirih. “ini.. ini salah. Kau..” 6 “Maafkan aku,” bisiknya. “Aku sunguh-sungguh menyukaimu.. aku kira.. aku kira.. kau pun.. menyukaiku dengan rasa yang.. sama. Fola tergagap. “tidak, bukan seperti itu. Aku menyukaimu tapi.. terhadap Henrietta, terlihat ketika ia merasa senang dengan sentuhan yang diberikan Oleh Henrietta. 3 Memandangi artinya terus-menerus diulang secara kontiniu. Disini terlihat bahwa ada kekaguman dari Henrietta kepada Fola. 4 Sentuhan fisik yang dilakukan Henrietta kepada Fola seolah yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan menunjukkan bahwa Henrietta memiliki perasaan yang sangat khusus kepada Fola hingga akhirnya respon yang ia gunakan untuk menunjukkan rasa itu adalah dengan memberikan sentuhan fisik secara lebih personal. 5 Ada rasa bersalah dalam batin Fola dengan tindakan dan perasaan yang ada dalam dirinya dan Henrietta. 6 Henrietta adalah seorang lesbian wanita yang mencintai sesama wanita, dimana ia merasa bahwa Fola sudah memiliki perasaan yang sama kepada dia. dan henrietta jalin. Karena sentuhan adalah salah satu bentuk ungkapan sayang seseorang kepada orang lain. Mata dapat memberikan jawaban akan rasa seseorang. 7 1 Aku sudah capek diatur-atur sama mama sedari dulu.” Dan aku juga tidak 1 Disini terlihat bahwa Fola tidak pernah mencintai Erwin yang adalah suaminya, bukan hanya karena hubungannya dengan mertuanya yang tidak baik, namun ia memang Wanita= cinta terakhir Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara bahagia dengan pernikahan ini. tapi kalimat itu tidak diucapkan Fola keras- keras 2 Rentetan peristiwa hubungan buruk dengan mertuanya membuatnya semakin dilanda emosi tinggi. 3 Fola memaksakan diri tersenyum 4 Perasaan damai yang menjalari seluruh tubuhnya membuat Foa merasa nyaman. 5 Ragu-ragu Fola duduk di kursi piano. Henrietta berdiri persis dibelakangnya. Dia merasa malu, tapi juga bergairah secara bersamaan. tidak punya perasaan kepada Erwin. 2 Hubungan yang tidak baik dengan mertuanya membuat Fola menjadi tertekan sebagai seorang istri ditambah lagi ia tidak pernah mencitai Erwin. 3 “memaksakan” tidak adanya ketulusan dari hati. Perasaan Fola terhadap erwin membuat dia seringkali berpura-pura dengan setiap kondisi yang ia alami bersama erwin 4 Perasaan ini didapatinya ketika ia kembali bertemu dengan Henrietta, bisa juga akhirnya diambil kesimpulan bagaimana akhirnya Fola sedikitpun tidak pernah mencoba mencintai Erwin, karena hatinya masih terpaut dengan Henrietta. 5 Secara emosional Fola merasakan semangat yang sanga menggebu-gebu ketika ia bertemu dengan Henrietta kembali. Pria = cinta pertama. Maksudnya adalah, wanita akan mencintai seseorang yang hidup bersamanya meskipun awalnya dia tidak pernah mencintai lelaki itu, berbeda dengan pria, pria akan tetap mengingat dan bisa dikatakan mencintai wanita yang pertama kali membuat dia jatuh cinta. hal ini tidak terjadi pada Fola 8 1 Wajah Henrietta terbingkai di matanya dengan sempurna. ... dengan susah payah Fola berusaha menahan debaran jantungnya. 2 Mereka berpandangan untuk waktu yang lama. 3 Mengapa Fola merasakan getaran 1 “terbingkai” artinya ada keindahan yang didapatkan Fola ketika ia memandang Henrietta, dijadikan sebagai suatu hal yang istimewa dalam diri Fola. Merasakan sesuatu yang berbeda dengan segala sesuatu yang ia sudah lewati selama ini. 2 “berpandangan” kata ini menunjukkan kata saling, dimana terlihat jelas bahwa Fola dan Henrietta memiliki keterikatan dan ketertarikan antara satu dengan yang Ikatan emosional membuat dua pribadi atau lebih akan membuat kesalingtergantungan antara satu dengan yang lainnya, pengharapan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara yang kini ia rasakan 4 Henrietta mengusapkan bibirnya dengan lembut ke bibir Fola. 5 Henrietta mengangkat tangan Fola lalu menciumnya. “ jangan lagi lari dariku” lainnya. 3 “getaran” adalah suatu rasa yang dirasakan oleh seseorang ketika dia memiliki rasa yang lebih dengan orang itu, ada ikatan emosional yang terjalin diantara mereka. 4 Sentuhan yang sebenarnya dilakukan oleh seorang pria dan wanita. Namun Fola dan Henrietta melakukannya dengan keinginan dan rasa yang sama. 5 Disini ditunjukkan kembali bagian apa yang diambil Fola dalam hubungan yang mereka jalin. Henrietta selalu memperalakukan Fola sebagai suatu yang istimewa. Dan dia juga selalu terlihat melindungi Fola. 6 Kata “lagi” artinya Fola tidak ingin kejadian lalu yang membuat mereka terpisah terulang lagi. Ia tidak ingin melakukan kesalahan yang sama ketika akhirnya mereka berpisah. yang lebih dari masing- masing pribadi. 10 1. Apakah Nyonya sakit?Mengapa Nyonya berada di Rumah sakti? Tanya Henrietta cepat. 1 Perasaan khawatir, resah takut akan kondisi seseorang yang disayangi adalah suatu hal yang biasa, meskipun dalam kasus ini melibatkan dua orang wanita yang saling mencitai. Henrietta mengkhawatirkan Fola. Cinta dan sayang akan membuat 3x atau bahkan lebih perasaan resah terhadap seseorang yang disayang itu. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 12 1. Jemari mereka saling terkait. Mereka berpegangan tangan.. 2. Lalu lengannya menarik Fola, mencium pipi perempuan itu ringan. 3. Henrietta mengusap bibir Fola 4. Tangan mereka bersentuhan sejenak, mengalirkan sentakan listrik di seluruh tubuh Fola. Bagi Fola, Henrietta adalah perempuan paling sempurna yang merampas perhatiannya. 1. Hubungan secara nyata sudah diperlihatkan oleh Fola dan Henrietta, mereka sama-sama sudah paham akan hubungan yang mereka jalin. 2. Cara-cara yang ditunjukkan oleh Fola dan Henrietta sudah merupakan hubungan dari sepasang kekasih yang sedang keasmaran. 3. Penulis seringkali memperlihatkan Henrietta sebagai seorang yang “aktif” dan Fola “penerima pasif dalam hubungan mereka. pelindungan dan penerima lindungan itu” 4. “mengalirkan sentakan listrik” hal ini biasanya terjadi hubungan antara pria dan wanita, namun penulis menunjukkan bahwa hal ini bisa juga terjadi antara wanita dengan wanita yang memiliki perasaan cinta. “sentakan listrik” akan terjadi antara sepasang kekasih yang saling mencintai karena memiliki hormon... dan ikatan emosional yang kuat. 13 1. Dia duduk terpaku, tak bergerak menatap Fola dan bayinya. 2. Rasanya dia baru tertidur beberapa saat ketika ada tekanan lembut di bibirnya. 3. Dia mencondongkan wajahnya ke arah hidung Henrietta, lalu perlahan-lahan menciumnya. 4. Dada mereka berdempetan rapat, 1. Kembali Penulis menunjukkan Henrietta kembali memberikan rangsangan kepada Fola dengan sebuah tatapan ketulusan dari dirinya. 2. Henrietta mencium bibir Fola, sesuatu yang tidak wajar dilakukan oleh sesama wanita. 3. Akhirnya Fola memberikan respon dan akhirnya dia menjadi “aktif” dalam hubungan kali ini, ia akhirnya yang memulai sentuhan-sentuhan. 4. Hubungan fisik yang dilakukan oleh lesbian dalam cara menunjukkan cinta mereka. Perasaan bersalah yang ada didalam diri seseorang ketika melakukan sesuatu yang salah ada kerja dari hati nurani, karena hati nurani adalah bagian yang tidak pernah salah dalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara sehingga semakin terasa kelembutan yang ditimbulkannya. 5. Henrietta menekankan tubuhnya penuh- penuh kepada Fola. Fola menutup mata. Dia membiarkan tangannya melakukan gerakan berdasarkan naluri. Dia membiarkan pinggulnya terangkat, mulutnya mendesah dan seluruh tubuhnya bereaksi terhadap semua sentuhan itu. 6. Henrietta merapatkan tubuhnya pada tubuh Fola sehingga tubuh mereka seakan-akan terpilin, menjadi satu bagian dan tak terpisahkan. 7. “Fola” bisik Henrietta serak. “jangan merasa bersalah.” Fola ingin memercayai apa yang dikatakan Henrietta, tapi hatinya tetap mengatakan dia bersalah 8. Ketika malamnya Fola melihat Erwin, hatinya seperti tertusuk-tusuk duri. 9. Fola ingat bagaimana ibunya dulu mati-matian memperkenalkan dirinya dengan Erwin. 10. Kau tahu, hari ini aku membaca tulisan tentang homoseksual di koran 5. Hubungan fisik yang mereka lakukan memeberikan rangsangan yang “terlihat” sama dengan sepasanga kekasih antara wanita dan pria. “melakukan gerakan berdasarka naluri” artinya mereka juga melakukannya dengan dasar cinta yang membuat mereka merasakan getaran yang menyenangkan dalam hubungan yang sedang mereka jalin. 6. Hubungan fisik Disini penulis kembali menuturkan dasar dari seorang Fola, ada perasaan bersalah yang ia rasakan ketika melakukan hal itu dengan Henrietta, terlihat bahwa Fola sebenarnya tidak sepenuhnya memiliki dasar sebagai seorang lesbian didukung dengan ketakutan dan pernyataan bersalah yang sering ia rasakan. 8. Hati nurani Fola seringkali digambarkan merasakan sesuatu hal yang salah dalam hubungan yang sedang ia jalin dengan Henrietta. 9. Fola tidak mencintai Erwin karena ia menikahinya untuk menyenangkan hati ibunya. 10. Ada perasaan takut dalam diri Fola dengan keadaan yang ia rasakan. Perasaan bersalah dengan semua hal yang sudah ia lakukan dengan Henrietta, hidup tertekan dengan tuntutan perasaan dan lingkungannya. hidup manusia. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dan aku sangat takut untuk melihat artikel itu, bahkan meliriknya pun aku tak berani. 15 1. Fola bertanya-tanya apakah dia bisa bertahan bersama Erwin sampai kakek nenek 2. Fola ingin bercerai dengan Erwin Dia ingin mengatakan terus terang bahwa dia tidak dapat mencintai Erwin 3. ... Aku ingin mengaku dosa.” “mengaku dosa?” Di gereja.” “dosa... “Dosa atas hubungan zina ini” 4. Susie memandang Henrietta lama sekali. Mata coklatnya menggelap dan kedalamannya nyaris tak terukur. “aku tidak menyangka.” “aku juga tidak pernah menyangka.” Mata Susie melebar. “ kau bisa mengehentikannya kapan saja kau mau. 1. Meskipun Fola sudah bertahun-tahun bersama dengan Erwin sebagai suami-istri namun terlihat bahwa Fola tidak pernah benar-benar mencintai Erwin sebagai suaminya. Bahkan ia sama sekali tidak punya impian hidup lama bersama dengan Erwin. 2. Cinta Fola kepada Henrietta membuat Fola ingin memutuskan hubungannya dengan Erwin. 3. Kembali lagi terlihat rasa bersalah yang mendalam yang dirasakan oleh Fola akan hal yang ia lakukan. penulis seringkali menggambarkan kondisi hati Fola yang sebenarnya tidak damai dengan apa yang ia lakukan bersama Henrietta. 4. Kasus ini adalah kasus pertama yang diperlihatkan penulis bahwa Henrietta juga merasakan resah dengan hubungan yang ia jalin dengan Fola, namun dengan kasus berbeda dimana disini Henrietta resah akan hubungan mereka bukan karena merasa bersalah menjadi seoran lesbian namun resah karena tidak bisa mendapatkan Fola seutuhnya karena terhalangi dengan keberadaan Erwin suami Fola. Sama dengan hati nurani kegelisahan akan singgah kedalam setiap hati manusia jika apa yang dilakukannya adalah sesuatu hal yang salah. Hati nurani akan mendorong manusia merasa gelisah tapi terkadang adalah hanya bagaimana manusia itu merespon rasa gelisah itu 17 1. ... tapi entah mengapa, tatapan Eliza 1. Naluri seorang ibu digambarkan penulis sangat jelas dalam diri Fola, ketika ia ingin memutuskan untuk pergi Seorang ibu akan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara ketika menangis muncul dalam bayangannya, walaupun Fola berusaha keras memikirkan wajah Henrietta. ... 2. “Maafkan aku, “Bisik Fola dengan sedih. “Maafkan aku karena terlalu mencitainya.” “itukah ucapan cintamu kepada Eliza?” “ Aku sangat mencintainya Henrietta. Sangat mencintainya sampai hatiku sakit 3. Mencintai Henrietta seperti perempuan lain mencintai kekasih lelakinya. Kau sehat, ingatlah hal itu. Jangan abaikan kekuatan cinta dari Yang Maha Cinta. Cinta adalah anugerah, dia tak mengenal jenis kelamin. namun keibuannya membuat dia merasa sangat bersalah. 2. Penggambaran penulis terhadap Fola sangat menarik, ia adalah sosok yang rendah hati, tidak mementingkan diri sendiri dan yang paling pasti adalah sosok keibuannya ketika ia diperhadapkan dengan situasi yang sulit. 3. Sebenarnya ungkapan yang diungkapkan oleh Fola adalah ungkapan pembenaran karena sadar akan kesalahan yang ia lakukan. mengorbankan apa saja untuk membahagiakan anaknya, meskipun itu adalah kebahagiaannya sendiri. Darah yang mengalir dalam diri si anak yang membuat ibu dapat merasakan kepedihan yang mendalam di dalam diri si anak. Ada ikatan emosional yang sangat dalam di dalam diri seorang ibu terhdapa anaknya. 20 1. Nama yang membuat hatinya berbunga-bunga dan tertusuk pada saat yang bersamaan. 2. Sepuluh tahun lamanya Fola melupakan kebahagiaannya sendiri demi kebahagiaan orang lain. 3. Dia akan mengatakan kepada Erwin bahwa dia akan meninggalkan lelaki itu untuk selama-lamanya. 1. Perasaan Fola masih sama ketika ia memutuskan untuk memilih Eliza dari pada Henrietta, perasaan cinta dan sayang yang masih ia simpan meskipun sudah cukup lama tidak bertemu dengan Henrietta. 2. Pemaparan mengenai sosok Fola yang mau mengorbankan perasaannya untuk orang-orang disekelilingnya. 3. Sejak bertahun-tahun setelah ia pernah ingin menceraikan Erwin Fola tetap belum bahagian dengan pernikahannya, rasa yang ia miliki kepada Henrietta sangat besar. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4. Henrietta, Erwin meninggal seminggu lalu. Saat suratmu tiba, dia sedang menghadapi mautnya. Kanker paru- paru. Bagaimana caranya meninggalkan seseorang yang sedang sekarat? Aku tidak dapat melakukannya 5. Kini aku telah bebas. Kita dapat bersama-sama selamanya. 4. Fola yang memikirkan perasaan orang-orang yang ada disekelilingnya. 5. Keinginan Fola untuk bersama dengan Henrietta tetap ada tertanam didalam dirinya, dan ia ingin mewujudkannya. 21 1. Kepergianku ini sudah lama kunanti- nantikan.. kata Fola. “seumur hidupku”. 2. Fola berdiri tegak berusaha keras agar tidak jatuh pingsan di tengah hiruk pikuk stasiun kereta api. “sudah berapa bulan sayang?” 1. Rasa yang dimiliki Fola kepada Henrietta sangat dalam, meskipun ia pernah bersuami namun ia tidak pernah menikmati dan merasakan kebahagiaan dalam mahligai rumah tangganya. 2. Keinginan Fola untuk pergi dengan Henrietta kembali harus tertunda. Sosok Fola yang sangat memikirkan perasaan orang lain dan hidup Eliza. - 23 1. Perempuan ini mencintainya, hanya dirinya, selama bertahun-tahun sejak dunia lebih muda dari sekarang 2. Pelan-pelan selina mencium Diana dengan cara yang sama seperti puluhan tahun yang lalu. 3. Selina menelan napas, menyisir rambut Diana. Mungkin memang Tuhan 1. Pengambaran cinta dari Henrietta dan Fola yang berlangsung sangat lama dan bisa dikatakan abadi. 2. Rasa cinta dari kedua insan ini tidak pudar dimakan oleh jaman. Hubungan fisik masih mereka rasakan sebagai suatu keindahan dalam hubungan mereka. 3. Selina Henrietta dan Diana Fola. “aku mencintaimu” aku sangat mencintaimu. Pernyataan cinta dari Fola dan Henrietta dipenghujung akhir hidup Fola adalah bagian dimana penulis menunjukkan bahwa lesbian adalah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara memberikan dua akhir bagi kita berdua. “aku mencintaimu” aku sangat mencintaimu. manusia yang memiliki hati nurani yang sama dengan kebanyakan orang. Ada cinta sejati dalam cinta yang tidak biasa itu. L A M P I R A N Lampiran yang hilang ini adalah bukan bagian dari perjalanan cinta dari Henrietta dan Fola, namun bagian ini adalah bagian dimana lendy menuliskan akhir cerita cinta dari Fola dan Henrietta. Karena dalam naskah Gerhana kembar akhir cerita belum ditulis oleh Fola. Dalam bagian ini digambarkan Fola akhirnya bertemu dengan Henrietta dan membina satu hubungan keluarga, kisah cinta dan membangun kehidupan yang baru. Dalam lampiran ini terlihat bahwa Lendy yang adalah cucu Fola memberikan dukungan akan hubungan yang dijalin oleh Fola dan Henrietta selama hidup mereka. penulis menunjukkan bahwa Lendy Pro dengan cinta sesama jenis dengan dasar rasa cinta yang mendalam. Dan menutupi keberadaan kesalahan dalam hubungan itu, ada dukungan secara langsung yang diungkapkan dalam lampiran ini. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dari pemaparan representasi lesbianisme dalam pesan novel yang telah dilakukan diatas melalui teori semiotika Roland Barthes dengan menggunakan signifikasi dua tahap, yaitu tataran denotatif dan tataran konotatif dalam hal ini peneliti juga tidak mengabaikan peran dari peneliti sehingga membentuk suatu makna dari sistem kebudayaan peneliti yang dilihat dari Mitos yang ditunjukkan dalam pembahasan tersebut. Melalui analisis semiotika Roland Barthes peneliti dapat melihat lebih dalam lagi makna-makna dan pesan yang dipaparkan oleh penulis dari novel Gerhana Kembar tersebut. Peneliti menggunakan tataran denotatif menjadi acuan untuk pembahasan mendalam untuk menelaah tataran konotatif, dan peneliti akhirnya bisa melihat pesan yang ingin ditunjukkan oleh penulis dari tataran denotatifnya. Melalui tataran konotatif akhirnya peneliti lebih memahami pesan dari isi novel tersebut. Pesan yang terkandung dalam pemaparan yang digunakan oleh penulis untuk menggambarkan lesbianisme tersebut adalah bagaimana ia mendeskripsikannya melalui komunikasi yang dilakukan oleh kedua insan tersebut. 1. Komunikasi intrapersonal: komunikasi ini digunakan penulis untuk menyampaikan pesan dalam bentuk pengolahan sendiri oleh objek yang sedang berkomunikasi. Dalam pembahasan diatas Fola adalah objek yang paling sering menggunakan komunikasi ini, dimana dalam komunikasi ini Fola menunjukkan bagaimana ia mencoba menggambarkan kebingungannya akan perasaan yang ia hadapi, bagaimana ia merasakan perasaan bersalah dalam dirinya sendiri, perasaan tertekan, bagaimana melalui komunikasi ini penulis menggambarkan sosok Fola yang tidak egois dan memikirkan orang-orang sekitarnya. Melalui komunikasi interpersonal ini pesan yang disampaikan oleh penulis akhirnya mampu ditangkap dengan baik oleh pembaca. 2. Komunikasi antarpersonal: komunikasi ini digunakan penulis untuk menunjukkan bagaimana Fola dan Henrietta membentuk suatu komunikasi dalam hubungan mereka dalam mengungkapkan perasaan mereka masing-masing. Dalam komunikasi ini pesan disampaikan secara langsung oleh komunikator kepada komunikan. Dalam komunikasi ini penafsiran akan pesan itu sendiri tidak terlalu Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara besar karena pengungkapan bahasa yang digunakan lebih sederhana dan to the point. Pesan yang disampaikan penulis dalam komunikasi ini lebih kepada pengakuan diri mereka satu dengan yang lainnya dan bagaimana mereka mencoba menciptakan kepercayaan dalam diri mereka pribadi lepas pribadi sebagai satu pasang kekasih. 3. Komunikasi verbal: adalah bagaimana mereka mengungkapkan sesuatu secara langsung. Dari komunikasi ini pesan yang coba disampaikan oleh penulis adalah bagaimana mereka memberikan ungkapan atas keberadaan diri mereka masing- masing. Komunikasi verbal ini tidak lepas dengan komunikasi antarpersonal, karena komunikasi antarpersonal menggunakan bahasa verbal. 4. Komunikasi nonverbal: komunikasi ini adalah komunikasi yang paling banyak digunakan oleh penulis atas pesan yang direpresentasikan dalam hubungan Fola dan Henrietta. Hampir 75 komunikasi nonverbal digunakan oleh penulis untuk memperlihatkan bagaimana penciptaan bentuk hubungan dua kekasih sejenis ini. komunikasi nonverbal ini adalah acuan penting yang digunakan oleh peneliti untuk mengklasifikasikan perasaan, kerinduan, ikatan emosional, respon jiwa akan sentuhan. Dan dari komunikasi nonverbal inilah peneliti dapat melihat pengklasifiksian sosok diantara mereka. Siapa yang mengambil peran sebagai “pria” dan siapa yang berperan sebagai “wanita”. Komunikasi nonverbal ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, gaya berjalan, gerak isyarat dari hal-hal inilah akhirnya peneliti dapat melihat bahwa Fola mengambil peran sebagai wanita dan Henrietta sebagai pria. Salah satu contohnya adalah bagaimana Fola ingin diperlakukan manja oleh Henrietta dan bagaimana Henrietta menunjukkan sikap ingin melindungi Fola. 5. Media: media juga digunakan oleh penulis untuk pengungkapan dari cinta Fola dan Henrietta, bagaimana Fola menuliskan naskah gerhana kembar bukti perasaannya kepada Henrietta, surat cinta mereka untuk tetap bisa berkomunikasi. 6. Bahasa adalah bagian terpenting dalam suatu wacana. Bahasa yang digunakan oleh penulis tidak sekedar pengungkapan nyata maksud dari penulis, namun ada banyak pemaparan yang mengharuskan peneliti melihat lebih dalam lagi makna yang dikehendaki dari penulis. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Bahasa yang digunakan oleh penulis disini adalah bagaimana penulis berusaha menampilkan melalui bahasa yang digunakan ia mencoba menciptakan suatu kebenaran bahwa lesbian bukanlah sosok yang perlu dijauhi dengan segala hal yang terjadi dalam diri mereka. Melalui bahasa yang digunakannya ia ingin membentuk satu pola dalam paparannya tentang kehidupan lesbian itu sendiri. Penulis juga mencoba membuat penciptaan bentuk atas diri mereka. 7. Mitos yang dipahami oleh peneliti dijadikan penulis sebagai dasar untuk mengembangkan pesan-pesan yang ingin dipaparkan oleh penulis dalam novel tersebut. Mitos digunakan sebagai acuan untuk dapat melihat secara lebih mendalam bagaimana kebudayaan dari penulis dalam memaparkan cerita mengenai lesbianisme dalam novel tersebut. Mitos adalah bagian penting yang diperhatikan oleh peneliti untuk melihat sejauh mana penulis menggunakan mitos- mitos yang ada untuk menggambarkan objek yang sedang diteliti. Melalui pembahasan yang sudah dipaparkan peneliti melihat bahwa mitos yang digunakan oleh peneliti untuk mengukuhkan pesan yang sudah dipaparkan sebelumnya. Mitos digunakan untuk mendukung bagian-bagian penting yang memerlukan penekanan, meskipun dari beberapa analisis ada bagian-bagian yang dipahami peneliti sebagai mitos tidak menjadi kebenaran yang utuh bagi penulis. Dalam menganalisis setiap tanda-tanda dengan menggunakan teori Roland Barthes peneliti menggunakan paradigma interpretif dimana peneliti dalam melakukan penelitiaanya paham bahwa setiap pembahasan dan penerjemahan tanda-tanda dalam setiap analisa yang dilakukan tergantung pada lingkungan yang mempengaruhi peneliti dalam bersikap dan mengambil keputusan akan makna yang dipilih dalam menggambarkan situasi dan pesan yang disampaikan oleh penulis dalam novel Gerhana Kembar tersebut. Sehingga setiap pemaknaan pesan dalam pembahasan adalah bagaimana peneliti melihat hal tersebut adalah sebuah kebenaran yang dipahami secara menyeluruh. Sehingga ketika ada wacana yang dilihat, peneliti tidak melihat hal tersebut hanya sebagai sebuah data saja tapi harus dipahami lebih dalam lagi untuk mencari tau apa makna yang sebenarnya sedang diinginkan oleh penulis untuk dipahami oleh pembaca. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN