Ekstraksi Fraksinasi Ekstaksi Cair-Cair

8 dengan kebanyakan triterpen dan sterol memberikan warna hijau-biru Harborne, 1987. Steroid pada umumnya berupa alkohol dengan gugus hidroksil pada C 3 sehingga steroid sering juga disebut sterol Robinson, 1995. Gambar struktur dasar dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Struktur dasarsteroid Robinson, 1995

2.3. Ekstraksi

Ekstraksi adalah penyarian komponen aktif dari suatu jaringan tumbuhan atau hewan dengan menggunakan pelarut yang cocok Handa, 2008. Beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut Depkes, 2000 yaitu: 1. Cara dingin a. Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kalipengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu terus menerus.Remaserasi berarti dilakukan penyarian berulang dan seterusnya. b. Perkolasi Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalubarusampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses perkolasi terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap maserasi antara, Universitas Sumatera Utara 9 tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1 –5 kali bahan. 2. Cara panas a. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. b. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 –50 o C. c. Sokletasi Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan alat soklet dengan pelarut yang selalu baru sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. d. Infundasi Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas mendidih, temperatur terukur 96 –98 o C selama waktu tertentu 15 –20 menit. e. Dekoktasi Dekoktasi adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30 menit dan temperatur sampai titik didih air.

2.4. Fraksinasi Ekstaksi Cair-Cair

Ekstraksi cair-cair merupakan suatu teknik yang mana suatu larutan dibuat bersentuhan biasanya dalam air dengan suatu pelarut kedua biasanya pelarut Universitas Sumatera Utara 10 organik, yang tidak tercampurkan. Pada proses ini terjadi pemisahan satu atau lebih zat terlarut solute kedalam pelarut yang kedua Basset, 1994. Pemisahan yang dilakukan bersifat sederhana, bersih, cepat dan mudah, yang dapat dilakukan dengan cara mengocok-ngocok dalam sebuah corong pisah selama beberapa menit Basset, 1994. Analit-analit yang mudah terekstraksi dalam pelarut organik adalah molekul-molekul netral yang berikatan secara kovalen dengan substituent yang bersifat nonpolar atau agak polar. Senyawa- senyawa yang mudah mengalami ionisasi dan senyawa polar lainnya akan tertahan dalam fase air Rohman, 2007. Pelarut yang dipilih untuk ekstraksi pelarut ialah pelarut yang mempunyai kelarutan yang rendah dalam air, dapat menguap sehingga memudahkan penghilangan pelarut organik setelah dilakukan ekstraksi dan mempunyai kemurnian yang tinggi untuk meminimalkan adanya kontaminasi sampel Rohman, 2007.

2.5. Bakteri

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Rumput Laut Coklat (Sargassum Polycystum C.Agardh) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus

5 45 83

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceplukan (Physalis minima L.) Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae, Escherichia coli Dan Salmonella typhimurium

21 148 72

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Daun Kecapi (Sandoricum koetjape Merr.) Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Penyakit Kulit Secara In Vitro

2 46 111

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas (pluchea Indica L.) Terhadap Staphylococcus Aureus, Bacillus Subtilis, Dan Pseudomonas Aeruginosa - Ubaya Repository

0 0 1

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi-Fraksi Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Terhadap Bakteri Escherichia colidan Bacillus subtilis

0 0 15

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi-Fraksi Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Terhadap Bakteri Escherichia colidan Bacillus subtilis

0 0 2

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi-Fraksi Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Terhadap Bakteri Escherichia colidan Bacillus subtilis

0 0 3

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi-Fraksi Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Terhadap Bakteri Escherichia colidan Bacillus subtilis

0 0 14

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi-Fraksi Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Terhadap Bakteri Escherichia colidan Bacillus subtilis

0 0 3

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi-Fraksi Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Terhadap Bakteri Escherichia colidan Bacillus subtilis

0 0 21