Pendidikan Kader Posyandu Lansia Pengetahuan Kader Posyandu Lansia

58 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Faktor Predisposing Predisposisi 5.1.1 Umur Kader Posyandu Lansia Dari hasil penelitian yang telah disajikan diketahui bahwa umur kader posyandu lansia responden bervariasi. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan pada tabel 4.1 bahwa sebagian besar responden pada kelompok umur diatas 22 tahun sebesar 44 orang 97,8, sedangkan kelompok umur yang paling sedikit adalah 22 tahun sebanyak 1 orang 2,2. Seperti yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi 2001 bahwa daya ingat seseorang salah satunya dipengaruhi oleh umur. Hal ini sejalan dengan penelitian Pangaribuan 2013 yang dilakukan pada kader posyandu lansia di wilayah Puskesmas Simalingkar Kota Medan menunjukkan bahwa ada pengaruh umur kader terhadap kinerja kader posyandu, dimana kader yang umurnya di atas 28 tahun mempunyai kinerja baik dibandingkan yang berumur di bawah 28 tahun.

5.1.2 Pendidikan Kader Posyandu Lansia

Dalam penelitian ini sebagian responden memiliki tingkat pendidikan paling banyak adalah Pendidikan Tinggi Lulus SMA dan Akademi sebanyak 39 orang 86,7 dan responden yang Pendidikan Rendah Tidak tamat SD,SD,SLTP sebanyak 6 orang 13,3. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sudah baik. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi dan pengetahuan atas keluasan wawasan seseorang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan Universitas Sumatera Utara cenderung untuk mendapatkan informasi lebih banyak, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang diterimanya Sudijono 2006. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah atau tidak seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya Fauzi A,2011.

5.1.3 Pengetahuan Kader Posyandu Lansia

Pengetahuan responden dalam penelitian ini terkait dengan pengetahuan tentang posyandu lansia, manfaat posyandu lansia, jenis kegiatan posyandu lansia, tujuan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, tujuan pengukuran tekanan darah pada lansia, makanan tambahan untuk lansia, pelaksanaan posyandu lansia, penyuluhan lansia, KMS lansia, cara agar lansia mengikuti posyandu lansia. Klasifikasi kategori pengetahuan menurut Arikunto 2002 dikatakan baik apabila nilai yang diperoleh 17 dari total nilai 22, pengetahuan sedang apabila nilai yang diperoleh 12-17 dari total nilai 22 dan pengetahuan kurang apabila nilai yang diperoleh 12 dari total nilai 22. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden dalam kategori baik sebanyak 44 orang 97,8, dalam kategori sedang sebanyak 1 orang 2,2 dan dalam kategori kurang tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden sudah baik, karena ada yang menjadi sumber informasi responden terhadap kegiatan posyandu lansia. Adapun yang menjadi sumber informasi bagi responden terhadap kegiatan posyandu lansia Universitas Sumatera Utara yaitu petugas puskesmas, bidan desa, TV, media cetak, radio dan lain-lainnya internet, teman, keluarga dan tetangga. Seperti halnya teori belajar yang dikemukakan oleh Bandura dalam Chandra 2012, menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu pribadi individu dan lingkungan. Didalam faktor pribadi individu terdapat faktor kognitif, faktor-faktor tersebut tidak harus memiliki kekuatan atau kontribusi yang sama, tetapi biasanya yang paling berpengaruh terhadap perilaku individu adalah aspek kognitif yang dimiliki individu tersebut.

5.1.4 Sikap Kader Posyandu Lansia