34 distribusikan oleh perbankan untuk ke sembilan sektor ekonomi, di masing-
masing kabupaten yang di layani perbankan di Sumatera Utara. Jika ditemukan gambaran adanya kesenjangan atau gap dari kedua indikator
LQ dengan rata-rata share distribusi kredit yang diperbandingkan tersebut, berupa kesenjangan kredit positif atau negatif yang cukup signifikan, maka dapat
dikatakan bahwa peran perbankan dalam menjalankan fungsi kreditnya secara relatif belum efektif atau optimal. Diartikan sebagai kondisi kesenjangan kredit
positif bilamana kredit yang didistribusikan perbankan untuk suatu sektor ekonomi adalah berlebih sehingga telah terjadi pemborosan dana kredit.
Sedangkan, diartikan sebagai kondisi kesenjangan kredit negatif, jika suatu sektor ekonomi misalnya mengalami kekurangan pendistribusian kredit perbankan.
Sehingga keputusan untuk mengatakan bahwa peran perbankan telah efektif atau optimal secara relatif, dapat terjadi jika tidak terdapat kesenjangan secara
signifikan antara indikator LQ dengan indikator share distribusi kredit untuk setiap sektor ekonomi tertentu dalam suatu daerah kajian.
3.4 Teknik Analisis Data
Spesifikasi penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif analitis. Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan untuk mengukur yang cermat
terhadap penemuan sosial tertentu serta memberikan gambaran mengenai gejala yang menjadi pokok permasalahan yang dibahas sedangkan penelitian yang
bersifat analitis bertujuan menganalisis masalah yang timbul dalam penelitian. Analisis data yang digunakan adalah upaya yang dilakukan dengan cara
menganalisamemeriksa data, mengorganisasikan data, memilih dan memilahnya
Universitas Sumatera Utara
35 menjadi sesuatu yang dapat diolah, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting berdasarkan kebutuhan dalam penelitian dan memutuskan apa yang dapat dipublikasikan. Langkah analisis data akan melalui beberapa tahap
yaitu: pengumpulan data, mengelompokkannya, memilih dan memilah data, lalu kemudian menganalisanya. Analisa data ini berupa hasil pengamatan penulis dari
rangkaian hasil penelitian yang muaranya untuk menjawab rumusan masalah.
3.5 Defenisi Operasional
Beberapa definisi yang digunakan untuk kepentingan penelitian ini memiliki konsep dan definisi sebagai berikut :
1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas
Dasar Harga Konstan merupakan nilai produksi barang dan jasa akhir dalam suatu waktu kurun waktu tertentu dalam hal ini kurun waktu tahun 2011-
2015. Dinamakan bruto karena memasukkan komponen penyusutan. Disebut domestik karena menyangkut batas wilayah dalam hal ini batas wilayah
Sumatera Utara. Disebut Konstan karena harga yang digunakan mengacu pada tahun 2011
– 2015 dan dinamakan berlaku karena menggunakan harga tahun berjalan tahun sesuai dengan referensi waktu yang diinginkan. PDRB
juga sering disebut dengan NTB Nilai Tambah Bruto. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku digunakan untuk menghitung kontribusi sektor ekonomi setiap
tahunnya yang dibandingkan total PDRB masing-masing tahun analisis. 2.
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Produk Domestik regional Bruto PDRB per kapita menggambarkan besarnya nilai tambah domestik regional
bruto per penduduk di Sumatera Utara, pada analisis ini digunakan
Universitas Sumatera Utara
36 pendekatan PDRB atas dasar harga konstan. Nilai PDRB per kapita ini
diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB atas dasar harga konstan di sumatera Utara pada jangka waktu satu tahun, dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun yang berada dalam wilayah sumatera Utara 3.
Sektor Ekonomi menyatakan lapangan usaha pembentuk PDRB sektoral di wilayah Sumatera Utara. Berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia
KLUI 1990 lapangan usahasektor ekonomi terbagi menjadi sembilan sektor yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor bank dan lembaga keuangan lainnya
dan sektor jasa lainnya. 4.
Sektor dan subsektor ekonomi potensial merupakan sektor dan subsektor ekonomi yang memiliki satu atau gabungan kriteria seperti keunggulan
kompetitif, keunggulan komparatif, spesialisasi jika dibandingkan dengan sektor dan subsektor ekonomi yang sama pada wilayah lainnya.
5. Keunggulan Kompetitif berarti kemampuan daya saing kegiatan ekonomi
yang lebih besar di Sumatera Utara terhadap kegiatan ekonomi yang sama di daerah lainnya. Keunggulan kompetitif juga merupakan cermin dari
keunggulan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara terhadap wilayah lainnya yang dijadikan “benchmark”.
6. Keunggulan komparatif mengacu pada kegiatan ekonomi Sumatera Utara
yang menurut perbandingan lebih menguntungkan bagi perekonomian di Sumater Utara. Perbandingan tersebut merupakan perbandingan kontribusi
Universitas Sumatera Utara
37 nilai tambah bruto suatu sektorsubsektor ekonomi Sumatera Utara yang lebih
besar dibandingkan dengan daerah lainnya. 7.
Spesialisasi mengacu kepada sektor ekonomi di Sumatera Utara, dimana dikatakan memiliki spesialisasi jika wilayah seperti Sumatera Utara
mengembangkan suatu sektor ekonomi sehingga pertumbuhan maupun andil sektor tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama pada
daerah lainnya, spesialisasi juga tercipta akibat potensi sumber daya alam yang besar maupun peran permintaan pasar yang besar terhadap output-output
lokal.
Universitas Sumatera Utara
38
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis
4.1.1 Sekilas Sumatera Utara
Secara administratif Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 23 Kabupaten dan 7 Kota, ibukota dari provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan. Luas
wilayahnya adalah 71.680,68 Km2, sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau - pulau Batu, serta
beberapa pulau kecil, baik di bagian Barat maupun bagian Timur pantai Pulau
Sumatera.WWW.Kadin Indonesia, 12 Maret 2016.
Sumatera Utara memiliki komoditi unggulan di sektor pertanian. Untuk sektor pertanian komoditi unggulannya meliputi sub sektor tanaman perkebunan
dengan komoditi kelapa sawit, karet kakao, kopi dan markisa, sub sektor tanaman bahan makanan dengan komoditi jagung, sub sektor peternakan dengan komoditi
kerbau, sub sektor perikanan meliputi budidaya tambak udang dan perikanan tangkap. sementara komoditi penunjang dari sub sektor perikanan dengan
komoditi meliputi budidaya laut, budidaya kolam dan budidaya tambak. Untuk sektor jasa komoditi yang diunggulkan adalah bidang pariwisata, dengan wisata
alam yang terkenal Danau Toba dan Pulau Samosir. 4.1.2. Kondisi Perekonomian
Struktur perekonomian Sumatera Utara dapat dilihat dari besarnya peranan masing-masing Sektor terhadap pembentukan PDRB, PDRB yang digunakan
adalah PDRB atas dasar harga berlaku. Secara umum, struktur perekonomian
Universitas Sumatera Utara