Pendapat tersebut didukung hasil penelitian Snyder et al. 2008 yang menjelaskan bahwa iklim keselamatan kerja adalah persepsi pekerja terhadap praktek
keselamatan, peraturan, dan prosedur sehingga mereka bertindak aman dalam lingkungan kerja. Persepsi ini akan mempengaruhi perilaku pekerja. Dengan
demikian perusahaan harus berusaha menciptakan suasana kerja atau iklim keselamatan melalui sistem manajemen yang baik agar nantinya menghasilkan
perilaku kerja aman. Di dalam membahas iklim keselamatan kerja dapat diilustrasikan, bahwa
seperti apapun canggihnya program keselamatan kerja yang ada akan menjadi tidak efektif kecuali di dalam organisasi sudah terbentuk persepsi dari pekerja bahwa iklim
organisasi telah mendukung secara penuh usaha-usaha keselamatan kerja. Jika manajer menunjukkan melalui perilaku yang aman safety behavior bahwa mereka
benar-benar mengerti dan menerapan konsep dan praktek-praktek keselamatan kerja, hal ini akan tergambarkan di dalam perilaku yang aman yang ditunjukkan pekerjanya.
Bila mana manajemen hanya memberikan tidak lebih dari sekadar lip service untuk keselamatan kerja, gagal menggunakan perlengkapan keselamatan kerja tetapi mereka
mengharapkan pekerja menggunakannya, atau membolehkan poor housekeeping dan praktek-praktek kerja yang tidak aman, maka pekerja akan memiliki sikap yang
bertentangan dengan keselamatan kerja Winarsunu, 2008.
2.6.2 Dimensi Iklim Keselamatan Kerja Safety Climate
Iklim keselamatan kerja terdiri atas 8 dimensi, yaitu : pelatihan keselamatan kerja, sikap manajemen, pertimbangan perilaku keselamatan kerja pada saat promosi,
Universitas Sumatera Utara
level resiko di tempat kerja, status dari personil keselamatan kerja, tahapan pekerjaan, efek perilaku keselamatan kerja dalam status sosial dan status komite keselamatan
kerja. Namun diimensi iklim keselamatan kerja ini semakin meluas seiring berkembangnya penelitian Zohar, 1980 dalam Cheng-chia, Yi-Shun, Sue-Ting, Suh-
er, Mei-Fei, 2009. Beberapa peneliti telah mencoba untuk mengidentifikasi fitur-fitur umum
terutama mengenai dimensi. Clarke 1999 telah melakukan studi tentang iklim
keselamatan kerja dan menemukan variasi dimensi iklim keselamatan kerja. Lima dimensi umum yang diidentifikasi yaitu ;
1. Manajemen keselamatan 2. Tanggung jawab dan keterlibatan pekerja
3. Tugas lingkungan kerja 4. Sikap manajemen
5. Tindakan manajemen. Kemudian disusul oleh sebuah survei yang dilakukan oleh Flin et al. 2000,
enam dimensi dipakai dalam kuesioner iklim keselamatan kerja. Enam dimensi tersebut yaitu :
1. Manajemen pengawasan 2. Sistem keselamatan
3. Risiko 4. Pekerjaan
5. Kompetensi
Universitas Sumatera Utara
6. Prosedurperaturan. Dalam sebuah penelitian serupa, Guldenmund 2010 mengidentifikasi enam
dimensi yang tercantum di bawah ini yaitu : 1. Manajemen
2. Risiko 3. Peraturan keselamatan
4. Prosedur 5. Pelatihan
6. Pekerjaan Adapun dimensi-dimensi iklim keselamatan, menurut Lu dan Tsai 2007
terbagi dalam enam dimensi, yaitu : 1. Praktek keselamatan kerja manajemen
2. Praktek keselamatan kerja atasan 3. Sikap keselamatan kerja
4. Pelatihan keselamatan kerja 5. Keselamatan kerja
6. Praktek keselamatan rekan kerja Menurut Lin et al, 2008 iklim keselamatan kerja dibagi menjadi tujuh
dimensi, yakni : 1. Kesadaran dan kompetensi kselamatan kerja
2. Komunikasi keselamatan kerja 3. Lingkungan organisasi
Universitas Sumatera Utara
4. Dukungan manajemen 5. Pertimbangan resiko
6. Peringatan keselamatan kerja 7. Pelatihan keselamatan keja
Dalam dunia keselamatan kerja saat ini, iklim keselamatan kerja yang baik merupakan hal yang sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman
karena 88 kecelakaan kerja berawal dari perilaku tidak aman, dan perilaku tidak aman berawal dari persepsi pekerja, namun sangatlah sulit untuk dapat mengukur
iklim keselamatan kerja karena penelitian yang mendalaminya masih minim. Berawal dari hal tersebut, peneliti keselamatan kerja dari wilayah Nordik
Swedia,Finlandia, Denmark, Norwegia dan Islandia, melakukan sebuah penelitian untuk dapat membuat sebuah alat pengukur iklim keselamatan kerja. Mereka
kemudian merumuskan sebuah kuesioner yang bernama “ The Nordic Safety Climate Questionnaire
” NOSACQ-50. NOSACQ-50 terdiri dari 7 dimensi pertanyaan di
mana setiap bagiannya mewakili unsur dari iklim keselamaan kerja: 1. Prioritas keselamatan kerja manajemen, komitmen dan kompetensi
2. Kewenangan keselamatan kerja dari manajemen 3. Keadilan terhadap keselamatan kerja dari manajemen
4. Komitmen keselamatan kerja dari para karyawan 5. Prioritas keselamatan kerja dari karyawan dan sikap tidak mau ambil risiko
keselamatan kerja
Universitas Sumatera Utara
6. Komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja termasuk percaya terhadap komptensi keselamatan kerja dari rekan kerja
7. Kepercayaan pekerja terhadap sistem keselamatan kerja
2.7 Operasi Rig Rig Operation 2.7.1 Rig