Perilaku Aman Safety Behaviour

1. Perilaku Tertutup covert behavior Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup covert . Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuankesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2. Perilaku Terbuka overt behavior Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek practice , yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

2.4 Perilaku Aman Safety Behaviour

Pada awal tahun 1980 muncul pandangan baru tentang kesehatan dan keselamatan kerja yaitu Safety Behavior. Perilaku aman menurut Heirinch 1980 adalah tindakan atau perbuatan sari seseorang atau beberapa orang karyawan yang memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap karyawan, sedangkan menurut Bird dan Germain 1990 perilaku aman adalah perilaku yang tidak dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau insiden. Perbedaan perilaku aman dan perilaku kesehatan dan keselamatan kerja K3 yaitu perilaku aman hanya berfokus pada keselamatannya saja sedangkan perilaku K3 tidak hanya pada keselamatan tetapi juga pada kesehatan kerjanya. Perilaku aman safety behaviour merupakan pendekatan yang didesain untuk meningkatkan performa keselamatan kerja secara langsung sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan Wirth et al. 2008. Perilaku aman di pengaruhi oleh sikap Universitas Sumatera Utara attitutes terhadap keselamatan seperti bekerja sesuai prosedur, memakai peralatan keselamatan dan mampu menangani dan mengendalikan resiko yang ditemukan. Perilaku aman Safety behaviour dalam APA dictionary of psychology 2007 didefenisikan sebagai suatu perilaku yang dilakukan dengan ketertarikan individu dalam usaha untuk memperkecil atau mencegah suatu bencana yang ditakutkan. Menurut Neal dan Griffin 2004 ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku aman yaitu : a. Faktor-faktor yang berasal dari dalam individu, seperti komitmen, perbedaan individu misalnya ketelitian, kepribadian misalnya karakter yang dimiliki bersifat permanen atau orang tersebut mempunyai kecenderungan celaka. b. Lingkungan kerja, seperti iklim keselamatan dan faktor organisasional misalnya supervisi dan desain pekerjaan. Berdasarkan tugas dan konteks dari kinerja ada dua tipe dari perilaku aman, yaitu compliance dan participation. Safety compilence merujuk pada aktivitas- aktivitas inti yang seharusnya ditunjukkan oleh individu untuk memperbaiki keselamatan di tempat kerja. Perilaku-perilaku ini yaitu mengikuti prosedur standar kerja dan menggunakan APD alat pelindung diri. Safety participation menjelaskan perilaku-perilaku yang secara langsung tidak berkontribusi pada perilaku keselamatan individu namun dapat membangun lingkungan yang mendukung keselamatan kerja. Perilaku-perilaku ini seperti berpartisipasi menjadi sukarelawan dalam kegiatan keselamatan kerja, membantu rekan kerja dalam isu-isu yang terkait keselamatan Universitas Sumatera Utara kerja, dan menghadiri pertemuan-pertemuan tentang keselamatan kerja Borman and Motowidlo, 1993 dalam Neal dan Griffin, 2006. Dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 di suatu industri diharapkan akan terwujud suatu perilaku aman pekerja dalam bekerja. Mengenai indikator secara jelas dalam melakukan perilaku aman mengacu kepada Undang- Undang No.1 Tahun 1970 mengenai “Keselamatan Kerja” pasal 12 tentang kewajiban dan atau hak tenaga kerja, untuk : 1. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan kerja. 2. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. 3. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. 4. Meminta pada pengawas agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan. 5. Menyatakan keberatan bekerja pada pekerjaan yang syarat K3 serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya, kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh peawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Frank E Bird dan Germain 1990 dalam teori Loss Causation Model menyatakan bahwa jenis-jenis perilaku aman, meliputi : a. Melakukan pekerjaan sesuai wewenang yang diberikan. b. Berhasil memberikan peringatan terhadap adanya bahaya. Universitas Sumatera Utara c. Berhasil menggunakan area kerja dan orang-orang disekitarnya. d. Bekerja sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan. e. Menjaga alat pengaman agar tetap berfungsi. f. Tidak menghilangkan alat pengaman keselamatan. g. Menggunakan peralatan yang seharusnya. h. Menggunakan peralatan yang sesuai. i. Menggunakan APD dengan benar. j. Pengisian alat atau mesin yang sesuai dengan aturan yang berlaku. k. Penempatan material atau alat-alat sesuai dengan tempatnya dan cara. mengangkat yang benar. l. Memperbaiki peralatan dalam kondisi alat yang telah dimatikan. m. Tindak bersenda gurau atau bercanda ketika bekerja. Adapun jenis-jenis perilaku aman menurut Heirinch 1980 terdiri dari : a. Mengoperasikan peralatan dengan kecepatan yang sesuai. b. Mengoperasikan peralatan yang memang haknya. c. Menggunakan peralatan yang sesuai. d. Menggunakan peralatan yang benar. e. Menjaga peralatan keselamatan tetap berfungsi. f. Berhasil memperingatkan karyawan lain yang bekerja tidak aman. g. Menggunakan personal protective equipment PPE dengan benar. h. Mengangkat dengan beban yang seharusanya dan menempatkannya di tempat yang seharusanya. Universitas Sumatera Utara i. Mengambil benda dengan posisi yang benar. j. Cara mengangkat material atau alat dengan benar. k. Displin dalam pekerjaan. l. Memperbaiki peralatan dalam keadaan mati.

2.5 Iklim Organisasi