Objek Pajak Penghasilan pasal 21

tentag Penetuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penetuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran , Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak. 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-254PMK.032008 tentang Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan. 5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31PJ2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 57PJ2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 2126.

B. Objek Pajak Penghasilan pasal 21

Dalam perpajakan, yang dimaksud dengan objek pajak yaitu apa yang dikenakan pajak. Mengingat penting dan strategisnya objek pajak karena menyangkut dikenakan atau tidak dikenakan pajak atas objek dimaksud, sehingga dalam undang – undang perpajakan kita selalu dengan tegas dinyatakan apa yang menjadi objek setiap jenis pajak. Untuk itu, Pasal 4 ayat 1 dan ayat 2 Undang – Undang Pajak Penghasilan telah memberikan penegasan mengenai objek Pajak Penghasilan yaitu penghasilan. Pengertian penghasilan menurut undang –undang PPh adalah “setiap tambahan Universitas Sumatera Utara kemampuan ekonomis yang di terima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun”. Dari mekanisme aliran pertambahan kemampuan ekonomis, penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak dapat dikategorikan atas 4 empat sumber, adalah sebagai berikut: 1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari pekerjaan berdasarkan hubungan kerja dan pekerjaan bebas. 2. Penghasilan dari usaha dan kegiatan. 3. Penghasilan dari modal. 4. Penghasilan lain – lain, seperti: hadiah, pembebasan utang dan sebagainya. Berdasarkan keempat kategori tersebut di atas, dapat diberikan uraian mengenai objek PPh, sebagai berikut : 1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang – undang PPh. 2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan 3. Laba usaha. 4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk hal – hal berikut ini : Universitas Sumatera Utara a Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal. b Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, anggota yang diperoleh perseroan, perkutuan, dan badan lainnya. c Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau penggambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun. d Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus atau derajat, dan badan keagamaan badan pendidikan badan social termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak – pihak yang bersangkutan. e Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambungan, tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan. 5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak. 6. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang. Universitas Sumatera Utara 7. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi. 8. Royalti 9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. 10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala. 11. Keuntungan karena pembebasan utang. 12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing. 13. Selisih lebih karena selisih kurs mata uang asing. 14. Premi asuransi. 15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri atas Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, sepanjang iuran tersebut ditentukan berdasarkan volume kegiatan usaha ataupekerjaan bebas anggotanya. 16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak. 17. Penghasilan dari usaha yang berbasis syariah. 18. Imbalan bunga sebagaimana yang diatur dalam undang – undang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. 19. Surplus Bank Indonesia. Di samping penghasilan dari selisih lebih karena penilaian kembali di atas, sesuai Pasal 4 ayat 2 Undang – Undang PPh terdapat beberapa jenis Universitas Sumatera Utara penghasilan yang pengenaannya dilakukan secara final yakni atas hal – hal berikut ini: 1. Bunga deposito dan tabungan – tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi. 2. Penghasilan berupa hadiah undian. 3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivative yang diperdagangkan di bursa dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang di terima oleh perusahaan modal ventura. 4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah atau bangunan usaha jasa konstruksi dan jasa real estat dan persewaan tanah dan bangunan. 5. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah. Dalam peraturan Pajak Penghasilan terdapat penghasilan yang tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan, sehingga atas penghasilan tersebut tidak dikenakan PPh. Berdasarkan Pasal 4 ayat 3 Undang – Undang PPh, penghasilan yang tidak termasuk sebagai objek PPh sebagai berikut : a. Sumbangan atau bantuan termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh Universitas Sumatera Utara penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi penduduk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah. b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan social termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil yang ketentuannya di atur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak – pihak yang bersangkutan. c. Warisan. d. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyetoran modal. e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma perhitungan khusus deemed profit sebagaimana yang diatur dalam Pasal 15. Universitas Sumatera Utara f. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa. g. Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara BUMN, atau badan usaha milik daerah BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia. h. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh oemberi kerja maupun pegawai. i. Penghasilan dari modal yag ditanamkan oleh dana pensiun dalam bidang – bidang tertentu yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. j. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham – saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatannya di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut sebagai berikut :  Merupakan perusahaan kecil, menengah atau yang menjalankan kegiatan dalam sector – sector usaha yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Universitas Sumatera Utara  Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia Dengan penegasan atas penghasilan yang tidak termasuk sebagai objek PPh tersebut, para Wajib Pajak dapat menyesuaikan perhitungan dalam laporan laba-rugi, sehingga terdapat kesesuaian antara laporan Wajib Pajak dengan instansi perpajakan.

C. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21