155
mempunyai  penghasilan  atau  mempunyai  aset  sebesar  Rp1miliar?  Pasti bukan  dari  kelompok  yang  sangat  kaya.  Apabila  dijumlahkan
13.000+91.000+129.000,  mereka  yang  membayar  tebusan  antara Rp1.000.000,00  sampai  dengan  Rp100.000.000,00  adalah  proporsi  terbesar
dari segmentasi wajib pajak yang ikut dalam tax amnesty. Dengan demikian, dari angka jumlah wajib pajak ini saja, terlihat jelas bahwa yang paling banyak
menikmati  atau  memanfaatkan  tax  amnesty  adalah  wajib  pajak  pribadi  yang asetnya  relatif  kecil,  bukan  yang  besar.  Adapaun  yang  besar,  yang  di  atas
Rp100.000.000.000,00  hanya 32 orang. Rp50 miliar sampai Rp100 miliar=71 orang.  Bahkan  yang  lebih  dari  Rp100.000.000,00  hanya  47.000,  dari  total
semua angka tersebut.
Pada  gambar  berikutnya  menunjukkan  adanya  antrian  masyarakat berpartisipasi di dalam program tax amnesty yang sebagian besar pembayar
tax amnesty adalah yang membayar tebusan antara Rp1.000.000,00 sampai dengan  maksimum  Rp100.000.000,00.  Dari  gambar  tersebut  terlihat
bagaimana orang berkumpul, tidak pernah di dalam sejarah Indonesia, orang berkumpul  begitu  banyak  bersama-sama  datang  ke  kantor  pajak  untuk
melakukan, melaksanakan kewajibannya di dalam pembayaran pajak, kecuali yang terjadi ketika tax amnesty, kita menyaksikannya di dalam beberapa bulan
lalu.
2.  Yustinus Prastowo, SE, M.Hum, M.A 1.0  PENDAHULUAN
1.1. Kinerja Penerimaan Pajak Indonesia
Dalam  beberapa  tahun  terakhir,  kinerja  penerimaan  pajak  Indonesia  belum memuaskan.  Tercatat  bahwa  dalam  satu  dekade  kecuali  2008,  Direktorat
Jenderal Pajak DJP selalu gagal mencapai target penerimaan pajak. Dengan melihat  rasio  penerimaan  pajak  berbanding  Produk  Domestik  Bruto  PDB,
Indonesia masih berada di bawah negara lain dengan angka 12-13. Capaian ini  masih  di  bawah  Filipina  14,  Malaysia  16,  Thailand  17,  Korea
Selatan  25,  Afrika  Selatan  27,  dan  Brasil  34,  atau  rerata  negara berpenghaslan menengah-bawah 17.
Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id
156
34 27
25 16             17
14 12
Filipina          Malaysia       Thailand        Korea              Afrika            Brasil        Indonesia Selatan             Selatan
Perbandingan Tax Ratio Negara-Negara di Dunia
Sumber: data.worldbank.org, bps.go.id, LKPP 2003-2014
Kondisi tersebut diperparah dengan target yang melonjak drastis pada tahun 2015.  Hasilnya,  penerimaan  pajak  tahun  tersebut  hanya  mencapai  Rp  1.060
triliun atau 82 dari target. Meski demikian, target penerimaan pajak di APBN- P 2016 dinaikkan lagi sebesar 4.7 dari target APBN-P 2015 menjadi Rp1.355
triliun.  Sayangnya,  pada  tahun  2016  ini  kinerja  penerimaan  pajak  tidak  lebih baik  dari  tahun  sebelumnya.  Hingga  bulan  September  2016,  realisasi
penerimaan  pajak  masih  berkutat  di  angka  Rp  792,4triliun,  atau  sedikit  lebih tinggi dari realisasi tahun 2015 sebesar Rp 686,2 triliun. Dengan melihat fakta
tersebut,  target  pajak  tahun  2016  pun  sulit  tercapai  tanpa  perbaikan fundamental yang berkelanjutan.
Target dan realisasi penerimaan pajak, 2006-2015
Sumber:NK APBN-P, siaran pers Menkeu, diolah
Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id
157
Rendahnya  kinerja  pemungutan  pajak  juga  ditunjukkan  dengan  kemampuan memungut  potensi  yang  ada  tax coverage ratio  yang  masih  berada  pada
angka  59.4  Bahkan  jika  diukur  dengan  tax buoyancy ratio perbandingan antara  pertumbuhan  penerimaan  pajak  terhadap  pertumbuhan  ekonomi,
kemampuan memungut potensi pajak lebih rendah atau setidaknya mengalami stagnasi.  Artinya,  pertumbuhan  ekonomi  yang  seharusnya  menciptakan
potensi pajak baru pada praktiknya belum dapat dipungut secara optimal.
Tax Buoyancy Ratio Indonesia Tahun 2006 – 2015
Sumber: NK APBN 2006-2015, data diolah
Pada  tahun  2015  hanya  10,8  juta  wajib  pajak  menyampaikan  SPT  dari  18,4 juta  wajib  pajak  tedaftar  yang  wajib  menyampaikan  SPT.5    Lebih  lanjut,
kepatuhan  yang  rendah  juga  diperparah  dengan  perilaku  Wajib  Pajak  yang seringkali  melakukan  praktik  penghindaran  pajak  dengan  menggunakan
skema transfer pricing dan agressive tax planning. Hal tersebut mencerminkan lemahnya  administrasi  pajak  dalam  menghadapi  penghindaran  pajak  yang
agresif dan penegakan hukum yang belum efektif.
Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id
158
Kepatuhan Penyampaian SPT tahunan PPh tahun 2011 s.d. 2015
Sumber: Dashboard Kepatuhan DJP per 31 Desember 2014  Artikel Refleksi Tingkat Kepatuhan WP 2015, pajak.go.id.
Di sisi lain, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jumlah harta milik orang Indonesia -khususnya di luar negeri- yang belum dipajaki masih sangat besar.
Tax Justice Network
TJN  pada  tahun  2010  melaporkan  bahwa  harta keuangan warganegara Indonesia yang berada di Negara Tax Haven suaka
pajak mencapai USD 331 miliar. Data dari Global Financial Integrity GFI juga
tak  kalah  mencengangkan.  Dalam  kurun  2004-2013,  aliran  dana  ilegal  dari Indonesia mencapai USD 188 miliar. Selain itu, mengacu pada laporan Bank
Indonesia terkait Posisi Investasi Internasional Indonesia pada triwulan I 2016 dinyatakan  bahwa  posisi  Aset  Finansial  Luar  Negeri  AFLN  pada  akhir
triwulan I 2016 adalah sebesar USD 214,6 miliar atau sekitar Rp 2.800 triliun. Data ini belum termasuk aset-aset WNI yang dimiliki melalui Special Purpose
Vehiclen  dan  ditempatkan  di  luar  negeri  yang  menjadi  bagian  dari  kegiatan ekonomi  bawah  tanah  dari  WNI.  Lebih  lanjut,  skandal  Panama Papers
membongkar  1.038  wajib  pajak  asal  Indonesia  yang  memiliki  harta  di  tax
haven .  Walaupun  meyimpan  harta  di  tax  haven  tidak    selalu    berarti
menghindari  atau  menggelapkan  pajak,  setidaknya  hasil  penelusuran  DJP menunjukkan bahwa dari angka tersebut, hanya delapan puluh delapan wajib
pajak yang tidak bermasalah.
Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id
159
Data  di  atas  menggambarkan  banyaknya  wajib  pajak  dan  harta  yang  belum masuk ke dalam sistem perpajakan. Pemerintah perlu melakukan upaya untuk
memperluas  basis  data  dan  mendapatkan  tambahan  penerimaan  pajak dengan menjaring wajib pajak dan harta yang belum terdaftar tersebut. Di sisi
lain,  besarnya  jumlah  harta  yang  tersimpan  di  luar  negeri  juga menggambarkan banyaknya harta yang dapat direpatriasi ke dalam instrumen
investasi di dalam negeri untuk membiayai sektor-sektor produktif.
1.2. Struktur Penerimaan Pajak yang Tidak Adil