Landasan Teori Analisis Komparatif Tingkat Pendapatan Dan Produksi Petani Tri (Tebu Rakyat Intensifikasi) Sistem Tanam Awal Dan Sistem Keprasan Di Desa Kwala Begumit Dengan Desa Kwala Bingei Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat

Karena dalam sistem TRI petani menjadi pengusaha manajer dan wiraswasta dalam usahatani tebu, maka petani sekaligus menghadapi berbagai masalah yang berhubungan dengan usaha memperoleh sarana-sarana produksi yang diperlukan yaitu bibit, pupuk, obat-obatan anti hama dan penyakit, biaya sarana produksi tersebut, modal dari lembaga-lembaga perkreditan yang ada baik di bank-bank Pemerintah maupun lembaga-lembaga kredit swasta. Perbedaan yang terdapat antara sewa tanah dan TRI adalah bahwa dalam sistem TRI lebih banyak pihak yang terlibat, seperti sektor swasta menjadi lebih penting dalam peranannya melakukan berbagai proses. Hal yang paling menarik dari sistem TRI itu adalah bertambah besarnya peran pemerintah dalam penyampaian dan penerangan peraturan pemerintah mengenai penyelenggaraan sistem TRI. Seharusnya pekerjaan pabrik gula menjadi lebih ringan karena tugasnya semata-mata hanya menggiling, namun pada kenyataannya justru sebaliknya pabrik gula menjadi bagian dari pemerintah yang mempunyai tugas memberikan pengarahan, membina petani, dan menjadi anggota terpenting pemerintah yang berhubungan dengan TRI. Mubyarto, 1984.

2.2 Landasan Teori

Soekartawi 1995, menjelaskan dalam bukunya bahwa Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh pendapatan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki yang dikuasai sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran output yang melebihi masukan input. Dalam Universitas Sumatera Utara melakukan analisis usahatani ini, seseorang dapat melakukannya menurut kepentingan untuk apa analisis usahatani yang dilakukannya. Soekartawi,dkk 1984 juga menjelaskan karena ilmu usahatani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh dan memadukan sumberdaya lahan, kerja, modal dan waktu pengelolaan yang terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin induknya ialah ilmu ekonomi. Hal yang diperhatikan dalam usahatani diantaranya adalah biaya. Tjakrawiralaksana dan Cuhaya 1983 berpendapat, bahwa biaya adalah semua pengeluaran, dinyatakan dengan uang, yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk dalam satu periode produksi, disebut pula ongkos-ongkos yang merupakan nilai dari seluruh pengorbanan unsur produksi atau input. Adapun yang termasuk biaya ialah sarana produksi, lahan, biaya dari alat-alat produksi, tenaga kerja dan biaya-biaya lain, termasuk sewa alat dan hewan penarik. Teori biaya tradisional menganalisa biaya dalam kerangka waktu yang berbeda yaitu dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek terdapat biaya tetap. Sedangkan dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel seperti halnya semua faktor juga variabel dalam kerangka waktu ini. Biaya tetap didefenisikan sebagai biaya yang jumlahnya tidak tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang dilaksanakan. Bahkan bila untuk sementara produksi dihentikan biaya tetap ini harus dibayar dalam jumlah yang sama, yaitu termasuk dalam biaya tetap ini adalah misalnya gaji tenaga administratif, penyusutan mesin, gedung dan alat-alat lain dan keuntungan normal yang diperhitungkan sebagai persentase tertentu dari faktor produksi tetap. Jelas bahwa sifat tetapnya biaya tetap ini akan berubah dalam jangka panjang. Tenaga administratif dapat Universitas Sumatera Utara ditambah atau dikurangi dalam jangka panjang. Akan tetapi dalam jangka pendek perubahan ini tidak mungkin. Biaya variabel dapat didefenisikan sebagai biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produk yang dihasilkan. Makin besar kuantitas produksi, makin besar pula jumlah biaya variabel. Yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung dan biaya eksploitasi dalam rangka pemanfaatan faktor tetap misalnya bahan bakar minyak, kerusakan kecil-kecil dan biaya perawatan lain. Biaya ini mempunyai hubungan langsung dengan kuantitas produksi. Secara matematis biaya dapat ditulis : TC = FC + VC Dimana : TC = Total Biaya FC = Biaya Tetap VC = Biaya tidak tetap Sudarsono, 1995. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut : TR = Y . Py Dimana : TR = Total Penerimaan Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py = Harga Y Universitas Sumatera Utara Menurut Iskandar Putong 2005, yang dimaksud dengan produksi atau memproduksi adalah suatu usaha atau kegiatan yang menambah kegunaan nilai guna suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dalam bentuk semula. Produktivitas berkenaan dengan perbandingan hasil produksi dengan input. Sedangkan pendapatan usahatani dapat kita hitung dengan mengurangi nilai output total penerimaan dengan nilai total input biaya. Sisa itu kita namakan pendapatan pengelola atau management income. Jadi pendapatan itu jumlah yang tersisa setelah biaya, yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang benar- benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari penerimaan. Singkatnya adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya Persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut : Pd = TR – TC Dimana : Pd = Pendapatan usahatani TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya Soekartawi, 1990. Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Pemikiran